Professional Documents
Culture Documents
Matrek 6 Heat Treatment
Matrek 6 Heat Treatment
EHW 98
+ + Melt
1147 C
Melt + cementite
Austenite ( )
A3
Ac m A 1
723 C
Eutectoid Point
0.8 1.0
2.0
3.0
EHW 98
-- Ni, Mn, Co, dan Ru, Pd, Os, Ir, Pt. -- C, N, Cu, Zn, Au. -- Si, Al, Be, P, dan Ti, V, Mo, Cr. -- B, dan Ta, Nb, Zr.
-- penstabil fasa (austenite) merendahkan A1. -- penstabil fasa (ferrite) menaikkan A1. -- semual elemen paduan menggeser titik eutectoid ke kandungan karbon yang lebih rendah.
-- karbida; Cr, W, Mo, V, Ti, Nb, Zr. -- nitrida; Al dan semua elemen pembentuk karbida membentuk nitrida
EHW 98
Elemen paduan perubah ttk eutectoid Elemen paduan vs. temperatur eutectoid
EHW 98
Penstabil ferrite
Penstabil austenite
Carbon content
EHW 98
Nitrida keras
DIAGRAM TTT/CCT
EHW 98
DIAGRAM TTT/CCT
--Digunakan untuk mengetahui mikrostuktur yang terbentuk pada pendinginan non-ekuilibrium
A3 A1 A+F Austenite
Start
Temperatur C
Ms
Nose Bainite
EHW 98
Pearlit e
B s M s M f 1 sec.
B f
1 day
Hardness, HRc
EHW 98
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK 1/2 JADI AGAR LAYAK DIPROSES BERIKUTNYA. PENGERASAN : MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK JADI AGAR MEMILIKI SIFAT MEKANIS YANG OPTIMUM.
PELUNAKAN / ANNEALING
EHW 98
PERLAKUAN PELUNAKAN --Homogenising --Normalizing --Full annealing --Spherodising --Stress relieving --Process and recrystallisation annealing
EHW 98
HOMOGENIZING Pemanasan ), jauh diatas titik kritis (A3 dan pada temperatur tinggi didaerah fasa austenit ( Acm)
--Bertujuan untuk menghilangkan efek segregasi kimia akibat proses pembekuan lambat ingot/billet. --Memperbaiki mampu pengerjaan panas (hot workability).
Penuangan logam cair
Ing ot
Segregasi kimia
EHW 98
NORMALIZING Pemanasan lambat sampai dengan temperatur diatas transformasi dan diikuti oleh pendinginan udara
NORMALIZING
Pengecualian: HSS, Shock Resisting Steel, Hot Work Tool Steel Cold Work Tool Steel D & A (tdk termasuk A10), Mold Steel P4.
EHW 98
FULL ANNEALING Pemanasan sampai temperatur sedikit diatas transformasi (A3: hypoeutectoid steels dan A1: hypereutectoid steels), yang diikuti oleh pendinginan lambat didalam dapur
--Membulatkan sementit proeutectoid atau karbida lainnya sehingga memperbaiki keuletan baja. --Menghasilkan kekerasan/kekuatanpengerjaan dingin. mudah dilakukan deformasi pada yang minimum sehingga -- Menghilangkan struktur martensit pada baja paduan yang mungkin terbentuk akibat pendinginan relatif cepat melewati transformasi . --Biasanya dilakukan pada baja yang akan dipasok kepasaran
EHW 98
PERLAKUAN PELUNAKAN - DIAGRAM Fe-C Homogenisin g (H) Normalising (N) FullRecrystallisation Annealing (A) annealing Stress-relief (H) (N) Full (A) Karakteristik annealing
Temp.
+ Fe3C Eutectoid ***
911C A 3
Austenite ( )
Ac m
A1
+ Fe3C
Temperature
723 C
**
* dapur
-***
udara * *
Ferrite ()
Rendah * Tinggi***
Hypo eutectoid
0 0.8
Hyper eutectoid
1.4 2. 0
Carbon %
EHW 98
NORMALIZING VS FULL ANNEALING Normalizing membentuk mikrostruktur lebih halus dibandingkan full annealing meskipun pemanasan dilakukan pada temperatur Heati Cooli yang lebih tinggi akibat laju pendinginan lebih ng Normalizin ng cepat Cyclnnea Cycle g A A e l c F A 3 +A c Pendinginan di dapur 1 P Pendinginan +A M udara s Ti Ti me me Tempera ture
EHW 98
ANNEALING LAINNYA
Spherodising: dilakukan untuk meningkatkan mampu-mesin (machinability) pada baja yang akan dimachining. Caranya dengan membulatkan sementit/karbida. Pemanasan dilakukan dibawah temperatur kritis A1 ( ~723C), atau sedikit diatas A1 tetapi kemudian ditahan dibawah A1. Stress-relief annealing: pemenasan s/d dibawah temperatur kritis 550-650 C baja karbon dan paduan rendah, 600-750 C baja perkakas. Bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa akibat deformasi pengerjaan dingin. Recrystallisation annealing: pemanasan s/d temperatur 600 C dibawah temperatur kritis. Bertujuan untuk membentuk butir poligon yang bebas tegangan dan mempunyai keuletan serta sifat konduktivitas baik. Dilakukan pada baja setelah deformasi pengerjaan dingin. Quench annealing: dilakukan pada baja jenis austenitk yang di homogenising atau recrystallisation annealing dimana diikuti oleh pendinginan cepat untuk menghindari terbentukya endapan karbida terutama pada batas butir. Isothermal Annealing: pendinginan cepat sampai temperatur tepat dibawah daerah transformasi, ditahan 1-2 jam, diikuti pendinginan udara.
EHW 98
PENGERASAN TERMAL
(THERMAL HARDENING)
Terdiri dari tiga tahap operasi : PEMANASAN (HEATING) Preheating (550-650 C) Final heating (900-1050 C) Soaking KUENS (QUENCHING) Pendinginan cepat oleh media pendingin (oli, air, lelehan garam, semprot gas / udara)
QUENCHING BATH
TEMPER (TEMPERING) Pemanasan kembali pada temperatur lebih rendah (150 - 600 C), sekali atau berulang
TEMPERING BATH
HEATING FURNACE
he ati ng
Holding
Baja keras dan mulai tangguh : struktur: M(temper+sterssed) + sisa + Karbida(sisa) + lainnya Temper 1
TEMPERATUR
Fin al
Ba me ja mu ai
Temper 2
g tin ea eh Pr
Baja keras tapi rapuh , struktur: M(stressed) + sisa + Karbida(sisa) + lainnya WAKTU Ketangguhan lebih baik : struktur: M(temper) + Karbida + lainnya
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui : Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume. Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur mencapai transformasi austenite. Hal-hal yang perlu dikontrol : Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan. Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.
SU SU T
TEMPERATUR
TEMPERATUR
TRANSFORMASI KE
AN KA U RM PE
I INT
MU AI
WAKTU
TAHAP AUSTENISASI
Dua hal penting: --Waktu tahan (holding time) --Temperatur austenisasi (austenitizing temperature) T,t
Waktu tahan yang benar
950 850 750 TEMPERATUR ( C) a b c d e f
TAHAP AUSTENISASI
EHW 98
TAHAP KUENS
yaitu mendinginkan baja dari temperatur austenit sampai temperatur ambien pada media tertentu yang akan menghasilkan struktur martensit
Pemilihan media kuens ditentukan oleh jenis baja/paduannya. Semakin ekstrim media kuens risiko terhadap distorsi meningkat. Perbedaan laju pendinginan antara permukaan dan bagian dalam menimbulkan profil kekerasan (tergantung ukuran perkakas dan komposisi baja).
EHW 98
MEDIA KUENS Air : Murah serta sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap yang menutupi permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak seragam dipenampang permukaan yang luas. Pemanfaatannya terbatas pada industri perlakuan panas. Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membutuhkan closed system. Larutan polimer : Kemampuan pendinginan (H) diantara oli dan air. Memerlukan close control karena konsentrasinya mudah berkurang. Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan penambahan additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1. Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat bekerja pada rentang temperatur yang besar (150
MEDIA KUENS Lelehan logam : Banyak digunakan untuk kuens-interupsi (interrupted quenching), tetapi saat ini fungsinya sering digantikan oleh lelehan garam dikarenakan kemampuannya bekerja pada rentang temperatur lebih besar. Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang memiliki mampu keras tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara mengatur laju semprot udara/gas. Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi tinggi. Biasanya menggunakan water-cooled copper dies, dan kelemahannya biaya tinggi. Lainnya : Larutan garam, larutan soda, uap
Temperatur , C
15
20
Kurva pendinginan
25
Waktu (detik)
Pada prakteknya gradient temparatur atau laju pendinginan pada permukaan komponen tidak selalu seragam. Hal ini disebabkan : Kondidi internal material: pengaruhnya terhadap perpindahan panas keluar
760 C 645 C 538 C 427 C
Kondisi permukaan: pengaruhnya terhadap perpindahan panas Potensial ekstarsi panas dari media kuens Kondisi media yang teragitasi atau non-agitasi
Jadi, geometri komponen serta kondisi media 315 C kuens dapat mempengaruhi hasil kekerasan
Pengerasan termal
Mikrostruktur baja setelah dikeraskan: martensit diperkuat oleh karbida
terjadi akibatSISA AUSTENITE tinggi, dan kandungan karbon yang hadirnya elemen penstabil austenit () pada baja paduan
65 70 HRc
Penghilangan sisa austenit: --Temper Bainit, Karbida, Martensit --Subzero treatment 100% Martensit
Kekerasa n
0.7 0.8
%C
Komposisi karbon
EHW 98
BAJA SETELAH KUENS -- terdapat tegangan sisa akibat kuens -- rapuh dan mudah patah -- dimensi tidak stabil -- tidak siap digunakan -- membutuhkan perlakuan temper !
Keras d a Rapuh n
PERLAKUAN TEMPER
Pemanasan kembali setelah kuens dibawah garis A1 (160-650 C) : Mengurangi tegangan sisa akibat proses kuens. Memperbaiki ketangguhan. Dalam hal tertentu digunakan untuk meningkatkan kekerasan baja perkakas jenis pengerjaan panas dan kecepatan tinggi. Mengontrol dimensi komponen baja yang dikeraskan
Kekerasan (HRc) Ketangguhan ftlb)
as ker Ke an
Ket an anggu h
Secondary hardening
Temperatur (C)
EHW 98
(b)
(c)
Tahap 4 Pertumbuhan dan pembulatan sementit 400-700 C Adanya elemen paduan pembentuk karbida, Tahap 5 Secondary hardening, yaitu pembentukan karbida paduan 500-550C yang mengakibatkan kekerasan meningkat lagi.
EHW 98
MEKANISME TEMPER Temper 1 : sebagian sisa austenit akan bertransformasi menjadi martensit dan akan menyebabkan perubahan dimensi (transformasi lainnya, yaitu: M F+Sementit, Sisa Bainit, presipitasi karbida). Temper 2 : martensit baru yang terbentuk pada tahap tempering 1akan mengalami temper lanjut. Tegangan sisa yang masih ada akan terus tereliminasi. Temper 3 : terjadi eleminasi lanjut terhadap tegangan yang masih tersisa dan dimensi perkakas menjadi lebih stabil setelah tahap ini.
MARTEMPERING DAN AUSTEMPERING Bertujuan untuk mereduksi tegangan termal sehingga meminimumkan efek distorsi
Austenite
Core
Austenite
Core
Temperature (C)
Temperatur (C)
Pearlite
Surface
Pearlite
Surface
Ms
Bainite
Bainite
Ms
Austempering
Efek distorsi dan keretakan. Kehilangan kandungan elemen pada permukaan komponen (dekarburisasi, oksidasi). Sisa austenite. Pengkasaran dan ketidak-ragaman mikrostruktur.
EHW 98
EHW 98
1. Dimensional distortion
Terjadi akibat perubahan ukuran, tegangan sisa machining, proses perlakuan panas.
2. Shape distortion
EHW 98