You are on page 1of 5

Metoda Penyambungan

Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagianbagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan. Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi sambungan. 1. Sambungan lipat Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksisambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. Ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya. Proses penyambungan pelat dengan metoda pelipatan ini dapat dilakukan secara manual di atas landasan-landasan pelat dan mesin- mesin pelipat.

Jenis-jenis sambungan pelat ini diantaranya: Sambungan berimpit (lap seam) Sambungan berimpit dengan solder (soldered seam) Sambungan lipat (grooved seam) Sambungan bilah (cap strip seam) Sambungan tegak (standing seam) Sambungan alas luar (lap bottom seam) Sambungan alas dalam (insert bottom seam) Sambungan alas tunggal (sigle bottom seam) Sambungan alas ganda (double bottom seam) Sambungan sudut ganda (corner double seam) Sambungan siku (elbow seam)

Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam) Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam)

2. Sambungan Keling 2.1 Sambungan Keling Biasa (Rivet) Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas. Dari metoda-metoda lain yang digunakan untuk proses penyambungan aluminium metoda riveting inilah yang sangat sesuai digunakan, dan mempunyai proses pengerjaan yang mudah dilakukan.

2.2 Paku Tembak (Blind Rivet Spesial) Rivet spesial adalah rivet yang pemasangan kepala bawahnya tidak memungkinkan menggunakan bucking bar. Penggunaan rivet jenis ini dikarnakan terlalu sulit kondisi tempat pemasangan bucking bar pada sisi shop headnya, sehingga sewaktu pembentukan kepala shopnya tidak dapat menggunakan bucking bar. Dari kenyataannya inilah diperlukan rivet spesial yang pemasangan hanya dilakukan pada salah satu sisi saja. Kekuatan rivet spesial ini tidak sepenuhnya diperlukan dan rivet tipe ini lebih ringan beratnya dari rivet-rivet yang lain. Rivet spesial diproduksi oleh pabrik dengan karakteristik tersendiri. Demikian pula untuk pemasangan dan pembongkarannya memerlukan perlatan yang khusus atau spesial. Komposisi rivet spesial ini mengandung 99,45 % aluminium murni, sehingga kekuatannya tidak menjadi faktor utama.

Pemasangan rivet spesial Prosedur awal pemasangan rivet spesial ini sama halnya dengan pemasangan rivet lainya. Tetapi pada pemasangan rivet spesial ini menggunakan alat yakni tang penembak rivet (gun rivet). Pada gambar di bawah berikut dapat dilihat pemasangan rivet ini.

Gambar Gund blind rivet

Gambar pemasangan paku tembak

Gambar Proses Pemasangan - Langkah awal pemasangan rivet ini adalah dengan mengebor terlebih dahulu kedua pelat yang akan disambung - Lobang dan penggunaan mata bor disesuaikan dengan diameter rivet yang digunakan. - Bersihkan serpihan bekas pengeboran pada pelat. - Masukan rivet diantara kedua pelat . - Tarik rivet dengan memasukan inti rivet pada penarik yang ada di gun rivet. - Penarikan dilakukan dengan menekan tangkai gun secara

berulang-ulang sampai inti rivet putus. 3. Solder / Patri Solder adalah suatu proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan panas untuk mencairkan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang disambung tidak turut mencair. Penggunaan solder dari berbagai jenis bahan, biasanya dititik beratkan pada kerapatan sambungan, bukan pada kekuatan sambungan terutama pada solder lunak. Dalam melakukan proses penyolderan ini dibutuhkan fluks yang berfungsi untuk membersihkan bahan serta sebagai unsur pemadu dan pelindung sewaktu terjadinya proses penyolderan. a. Timah solder Timah solder yang baik mempunyai komposisi 50% timah hitam (timbel) dan 50% timah putih. Ada kalanya campran tidak murni lagi karena sudah dicampur dengan Bismtuth (Bi), Aluminium (Al), dan lain sebagainya. b. Baut solder - Baut solder yang pemanas langsung, yaitu baut solder yang pemanasannya oleh alat itu sendiri. Bahan bakarnya dapat berupa gas atau cairan, misalnya gas propan,gas asitelin, bensin, dan lain lainya. Baut solder listrik termasuk baut solder pemanas sendiri. - Baut solder pemanas tidak langsung, yaitu baut solder yang harus dipanaskan oleh alat lain, misalnya kompor gas, arang kayu, dan lain sebagainya. Biasa terbuat dari tembaga atau campuran tembaga. c. Bahan pelindung Bahan pelindung dapat berupa cairan yang sering disebut air keras (asam klorida) dan dapat berupa pasta (flux). Bahan pelindung sebagai pelindung pencegah oksidasi dan juga sebagai bahan pembantu pen cairan timah. d. Bahan pembersih Untuk pembersih baut solder ( dalam keadaan panas) digunakan arpus atau dapat menggunakan campuran seng klorid dan air dengan perbandingan 1 : 6 seng klorid adalah air keras yang sudah dimatikan. e. Pemanas baut solder untuk membakar baut solde dapat digunakan arang atau kompor gas. 4. Sambungan baut dan mur Baut dan mur dapat digunakan untuk proses penyambungan antara dua bagian pelat. Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor bagian plat yang akan disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang akan digunakan. Baut, mur dan screw mempunyai ulir sebagai pengikat. Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya diantaranya: ulir segitiga, persegi, trapesium, gigi gergaji dan bulat. Bentuk bentuk ulir ini digunakan untuk berbagai keperluan. Bentuk ulir yang paling banyak digunakan adalah bentuk segitiga.

5. Sambungan las Menyambung dengan cara memanaskan logam hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik. Klasifikasi las

Jenis-jenis Sambungan Las Tipe dasar sambungan : 1. Sambungan temu (butt joint) 2. Sambungan sudut (corner joint) 3. Sambungan T (tee joint) 4. Sambungan saling tumpang (lap joint) 5. Sambungan sisi (edge joint) Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut : 1) Pertemuan pelat pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna). 2) Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi. 3) Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan 4) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat 5) Luas penampang batang baja tetap utuh karena sehingga kekuatannya utuh. Kekurangan sambungan las : 1. Tidak bisa dilepas tanpa merusak sambungan 2. Sering terdapat cacat-cacat las (cth: retak, void, porositas) > kekuatan lasan sebenarnya sulit ditentukan 3. Sering dijumpai distorsi akibat pemuaian dan penyusutan yang tidak seragam tidak dilubangi,

You might also like