You are on page 1of 23

EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA KESEHATAN

Bahan Kuliah Ekonomi Kesehatan Semester 5 FKM UNMUL 15 Nopember 2011

Faktor faktor penyebab tingginya biaya kesehatan


Tingkat inflasi Tingkat permintaan Kemajuan teknologi Perobahan pola penyakit Perobahan pola pelayanan kesehatan Perobahan pola hubungan dokter pasien Lemahnya mekanisme pengendalian biaya

Nilai Normatif Dlm Pembangunan Kesehatan


Fungsi sistem kesehatan Stewardship (Oversight) Tujuan sistem kesehatan

Efektif Efisien Pemerataan Responsive Fair Sustainable

Responsif (Thd ekspektasi non- medis penduduk) Service delivery (program & pelkes) Fairness (berkeadilan, dalam pembiayaan) SEHAT

Pengadaan sumberdaya (investasi & training)

Adopted from WHO

Pembiayaan (collecting, pooling, purchasing)

Perbandingan Beberapa Indikator Kesehatan dan Biaya Kesehatan Antar Berbagai Negara Tetangga
Negara MMR GNP/ Kapita (US$) 3.400 1.960 820 370 1.020 220 580 Biaya Kes per kap (US$) 110 133 25 17 40 100 18 Urutan Biaya Kesehatan 93 64 138 182 124 136 154 Cakupan Asuransi/Jaminan 100% 80% 60% 16-21%

1. Malaysia 2. Thailand 3. Srilangka 4. Vietnam 5. Philipine 6. Myanmar 7. Indonesia

39 44 60 160 170 230 390

5/5/2012

www.jpkm-online.net

Indonesia Spends Less on Health as a Share of its GDP Than Other Comparable Income Countries
TOTAL HEALTH SPENDING VS INCOME, 2004

10

15

Cambodia

Viet Nam Lao People's Democratic Republic Philippines Indonesia

Samoa China Malay sia Thailand

0
10

100

250

1000 2500 GDP per capita

10000 25000

Source: World Dev elopment Indicators Note: GDP per capita in current US$; Log scale

Analysis of the Patent and Generic Drugs Split by Country, Source : EIU, Pricewaterhouse Coopers 1999
120 100 80 60 40 20 0 Hongkong Singapore Taiwan Malaysia Thailand Indonesia Patent Generic

Kesehatan Merupakan Komponen Human Development Index (HDI)


GAMBARAN BIAYA KESEHATAN DAN HDI NEGARA-NEGARA ASEAN: Negara Thailand Brunei Myanmar Malaysia Singapura Philipina Vietnam Cambodia Indonesia Laos $/Kapita 814 490 153 101 71 33 21 19 19 11 %PDB UHH 78 3.50 76 3.10 57 2.20 73 2.50 69 3.70 3.40 70 67 5.20 57 8.10 66 2.70 54 3.40 HDI 0.884 0.872 0.549 0.790 0.768 0.751 0.688 0.556 0,682 0.525 HDI-rank 28 31 131 58 74 85 109 130 112 135

Sumber : WHA Report 2003

Kesehatan harus mendapat pembiayaan yang cukup karena berkorelasi langsung

Pelayanan Kedokteran di Indonesia

Perkembangan teknologi dan subspesialisasi 1988 (33 jenis) ---> 57 Jenis (2005) Dampak (+) dan (-) Terkadang pasien bukan manusia utuh tetapi dianggap kumpulan organ (fragmentasi) Masyarakat spesialis minded Di Indonesia cenderung liberal Strukturisasi pelayanan melalui rujukan kurang berjalan Inefisiensi dan kadang-kadang mutu tidak optimal
8

Sehingga Seringkali:

Dokter kurang mempunyai cost consciousness (kesadaran biaya): - Lebih mengedepankan mutu medik dari aspek teknologi, biaya dan tuntutan pasien Pelayanan barangkali memang efektif tapi sangat mungkin tidak efisien, misalnya: - Penggunaan Antibiotika berlebihan - Penggunaan obat/prosedur mahal
9

Bagaimana Melihat Arah Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di Suatu Negara?


Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Berapa besar biaya kesehatan? (Persentase terhadap PDB atau APBN/APBD) Bagaimana mengatasi perbedaan diantara wilayah-wilayah? Dari mana sumber pembiayaan kesehatan di suatu negara? (Pajak? Asuransi kesehatan? Tunai perorangan?

Pembelanjaan kesehatan apa yang utamanya


dibiayai Pemerintah? (promotif-preventif atau kuratif-rehabilitatif?)

Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan bukan hanya memobilisasi sumber-sumber biaya dan anggaran kesehatan (collecting), akan tetapi juga bagaimana mengalokasikan (allocating), dan membelanjakan anggaran pelayanan kesehatan (purchasing))

Beban Finansial Sistem Tunai Perorangan

Di Indonesia lebih dari 60% biaya kesehatan harus ditanggung sendiri oleh tiap keluarga (out of pocket -OOP) yang sangat bersifat regresif. 10% rumah tangga termiskin harus menghabiskan 230% penghasilannya sebulan untuk membiayai sekali rawat inap anggota keluarganya. 10% terkaya hanya menghabiskan 120% penghasilan keluarga sebulan untuk membiayai satu kali rawat inap anggota keluarganya. 10% terkaya mempunyai akses rawat inap di rumah sakit yang 12 kali lebih besar dari penduduk 10% termiskin 83% rumah tangga mengalami pembayaran katastropik ketika satu anggota rumah tangga membutuhkan rawat inap (Sadikin)

Pertimbangan kebijakan

Mengupayakan adekuasi dan sustainabilitas pembiayaan kesehatan yang cukup Alokasi yang fair dalam belanja kesehatan (UKM dan UKP) Mengupayakan masyarakat terhindar dari pembelanjaan tunai perorangan (out of pocket) Menggeser pola out of pocket kepada prabayar (prepaid): - membagi resiko/tanggung renteng - meningkatkan dan memastikan akses masyarakat TERUTAMA masyarakat miskin Efektifitas dan efisiensi pembiayaan kesehatan
13

EFISIENSI
Menggunakan sumber daya yang tersedia dengan cara sebaik mungkin untuk mencapai sasaran

14

MENGAPA PEDULI EFISIENSI

Tujuan pelayanan kesehatan adalah peningkatan status kesehatan, kepuasan dan perlindungan terhadap risiko Meningkatkan efisiensi dapat membantu kita mencapai sasaran dengan lebih baik

15

EFISIENSI DAPAT DIANGGAP SEBAGAI SASARAN ANTARA

Efisiensi, bukanlah tujuan akhir melainkan jalan menuju tujuan kinerja yang lebih baik Efisiensi dapat dipengaruhi dengan perubahan kebijakan dan manajemen.

16

DUA ASPEK DARI SISTEM PELAYANAN YG EFISIEN

Efisiensi Teknis: Memproduksi luaran dengan biaya minimumbagaimana proses produksi Efisiensi Alokatif: Memproduksi keluaran yang tepat untuk mencapai sasaranapa hasil dari proses produksi

17

CONTOH EFISIENSI TEKNIS


Menggunakan obat generik yang tidak mahal dengan tepat Memelihara peralatan diagnosa agar siap untuk dipergunakan apabila diperlukan Mendistribusikan staf secara merata untuk menghindari kekurangan atau kelebihan tenaga
18

CONTOH EFISIENSI ALOKATIF

Menyediakan program efektif-biaya seperti imunisasi dan perawatan pelayanan dasar Menghindari uji diagnostik (uji laboratorium dan imaging) yang mahal namun nilai diagnostiknya kecil Meminimalisir perawatan kasus2 terminal yang heroik

19

MENGAPA SULIT MENINGKATKAN EFISIENSI?

Efisiensi teknis bergantung pada manajer yang tidak memiliki kewenangan yang memadai, keterampilan dan insentif untuk memperbaiki proses produksi Mengubah efisiensi alokatif dapat menjadi sangat sulit jika mereka yang dirugikan menolak realokasi. Pasien seringkali lebih menyukai pelayanan kesehatan biaya tinggi dan teknologi canggih ketika menghadapi risiko kematian. 20

APA YG DAPAT DILAKUKAN UTK MENINGKATKAN EFISIENSI?


Kembangkan sistem analisis biaya perluaran Pastikan para pengelola memiliki kewenangan dan keterampilan untuk meningkatkan efisiensi dan insentif untuk melakukannya (melalui mekanisme pembayaran kepada organisasi dan penghargaan kepada manajer) Tinjau kembali pola-pola pengeluaran diarahkan untuk mendanai kegiatan yang efektif-biaya
21

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI penyebaran


a. Penerapan Standar Minimal Pelayanan a.1. Standar minimal sarana a.2. Standar minimal tindakan b. Menjalin Kerja sama antar sarana yankes b.1. Kerja sama antar institusi b.2. Kerja sama sistem

TERIMAKASIH

23

You might also like