You are on page 1of 26

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu Bagaimana Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: : Deskriptif : Ibu Nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan. : Cara Memandikan Neonatus 0-7 hari. : BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan. : Maret Mei 2008. : berdasarkan pra suvey ternyata banyak ibu nifas yang belum memandikan bayinya. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari terhadap Ibu Nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan.

C. Sifat Penelitian Subjek Penelitian Objek Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Alasan Penelitian D.

. . . . . .

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah, menambah pengetahuan dan wawasan penulis. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimumkan pelayanan kepada ibu nifas dan neonatus. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang. 4. Bagi Iptek (Depkes) Sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh kualitas manusia sejak masih dalam kandungan hingga usia balita, yang merupakan masa kritis bagi kehidupan dari pertumbuhan dan perkembangan manusia. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, perlu ditekankan dalam upaya pembinaan kesehatan prenatal termasuk perawatan bayi baru lahir. Agar kualitas manusia dapat tercapai perlu diberikan pelayanan kesehatan sejak masa hamil dan saat persalinan, sehingga ibu dan bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat. Pemantauan janin dalam kandungan dilaksanakan selama proses kehamilan sampai berlangsungnya persalinan

dan dilanjutkan dengan perawatan bayi sejak lahirnya kepala bayi dari jalan lahir (Depkes RI, 2000). Peran, tugas dan tanggung jawab orang tua dimulai sejak masa kehamilan dan semakin bertambah saat bayi dilahirkan yaitu merawat dan mengasuh bayi. Pada periode awal, orangtua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya, bahwa bayi merupakan pribadi yang belum matang, tidak berdaya dan memiliki sifat tergantung, sehingga perlu perlindungan, perawatan, dan sosialisasi yang ditandai dengan masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuhnya (Bobak, 2005). Perawatan yang diperlukan oleh bayi sangat membawa perubahan dalam kehidupan ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain. Pada saat-saat yang tidak dapat ditentukan, bayi menuntut diberi minum, diganti popok dan menangis. Akan tetapi sulit membedakan, terutama dalam minggu-minggu pertama antara tangisan lapar, ketidaksukaan dan tangisan memanggil ibu. Dalam menghadapi masalah ini orang tua, sering kali kurang mengetahui dan memahami tentang kebutuhan bayi, sehingga orang tua akan merasa bahwa tuntutan bayi terlalu berlebihan (M. Damanik Sylviati, 1997). Bagi Ibu yang merawat bayi pada bulan pertama sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah, betapa tidak; mulai lepasnya tali pusat sampai menjaga kebersihan tubuh bayinya, memang awalnya merasa gamang, mengingat yang dihadapi adalah bayi yang masih kecil yang nampak tak berdaya dan sangat membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Dengan bekal pengetahuan suami dan intuisi seorang ibu, dalam memandikan bayi usia neonatal dini akan terasa dengan baik dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Keadaan tersebut betul terjadi bagi yang sudah mengalami atau berpengalaman tetapi ibu yang baru pertama hamil akan terjadi justru sebaliknya (Depkes RI, 2000). Merawat bayi sehari-hari merupakan tugas yang harus dikuasai dan mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan dalam ketrampilan

merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi yang terpenting didalamnya mencegah komplikasi akibat perawatan yang kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa lemak tubuh serta keringat, merangsang peredaran darah dan memberi rasa segar dan nyaman (Bobak, 2005). Memandikan bayi merupakan suatu upaya ibu untuk melakukan kontak dengan bayi, hal ini merupakan salah satu proses Bounding Attachment yang erat hubungannya dengan proses tumbuh kembang bayi karena bayi dan ibu membentuk ikatan batin satu dengan yang lain. Idealnya bayi mengembangkan ikatan yang baik diasuh dengan kemampuan cepat tanggap (respon) yang tinggi dipihak ibu. Hubungan pasangan ibu dan bayi merupakan determinan penting pada kesejahteraan masa anakanak kelak. Ikatan batin anak paling mudah dimunculkan melalui kepekaan pengaruh yang dapat didefinisikan sebagai terpenuhinya kebutuhan emosi, cepat tanggap dan stimulasi yang tepat dan konsisten dari waktu-kewaktu (Mirian Stoppard, 1999). Menurut Wendy Rose Neile (1999) kebanyakan ibu merasa ngeri dan takut memandikan sendiri bayinya, apalagi bila bayi itu baru berumur beberapa hari saja dan akan meminta bantuan kepada orang lain. Ibu primipara menjadi hawatir dan takut kalau nantinya ada salah pada anak mereka dan akan menjadi bahaya fisik pada bayi. Namun dalam perawatan bayi tidak cukup hanya mandi saja tetapi masih memerlukan yang lain misalnya perawatan tali pusat, kebersihan kulit, kebersihan kepala dan lobang termasuk lipatan tubuh yang sering sebagai tempat kotoran (najis) Semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bayi diharapkan berkembang sebagaimana mestinya diperlukan rangsangan dari berbagai bagian tubuh. Terdapat keyakinan yang kuat bahwa rangsangan dini membantu bayi untuk berkembang tetapi kenyataannya masih didapatkannya ibu-ibu yang belum mampu merawat bayinya sendiri dan merasa takut serta menyerahkan perawatan pada orang lain sehingga menimbulkan gangguan psikologis pada bayi dan akan mempengaruhi

perkembangan bayi karena kurangnya rangsangan dari ibunya (Elzabeth Fenwiek, 1999) Dari uraian diatas yang menguraikan begitu pentingnya tentang perawatan bayi baru lahir, berdasarkan kondisi di lapangan masih ada diantara para ibu yang belum mampu memberikan perawatan bagi bayinya yang baru lahir. Sesuai pendataan yang dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2009 di Puskesmas Pembantu Sungelebak Kecamatan didapatkan 19 orang ibu bersalin, terdiri dari 4 ibu multipara dan 15 ibu primipara. Hasil survey awal selama 1 kali 24 jam didapatkan dari 3 orang ibu nifas primipara yang melahirkan, 2 orang (66,66%) dalam merawat bayinya baik memandikan, merawat talipusat dan memberikan ASI kurang benar, sedangkan hanya 1 orang (33,3%) yang merawat bayinya secara benar. Disamping itu peneliti juga melihat bahwa ibu nifas primipara masih nampak kaku dan mempunyai rasa takut untuk memegang dan menggendong bayinya, apalagi memandikan, merawat tali pusat dan memberikan ASI. Dengan demikian dapat dipelajari bahwa masih ada para ibu belum mampu memberikan perawatan pada bayi baru lahir. Ketidakmampuan ibu merawat bayi baru lahir normal kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan, pendidikan, sosial budaya, pekerjaan, peran petugas kesehatan (perawat atau bidan), peran keluarga, motivasi dan sosial ekonomi. Pengetauan ibu nifas primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan bayinya dengan benar. Pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, keluarga atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku (Soekidjo.Notoatmodjo, 2003). Pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat persepsi dan pemahaman seseorang. Pendidikan sangat diperlukan manusia untuk mendapatkan informasi. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah pula mereka mencerna informasi dan pengetahuan yang

mereka miliki. Pada seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mampu mengatasi serta menggunakan koping yang efektif daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah. DST.................ANDA BUTUH LENGKAP SAMPAI BAB TERAKHIR DAN LAMPIRANNYA SAMPAI DATA SPSS D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir 1. Asuhan Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tindakan medis dalam kurun waktu 0 smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir adalah: a. Jagalah bayi tetap hangat dan kering b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin. Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian esensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar (85 %-90 %) persalinan adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang dilahirkan. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi, dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera Universitas Sumatera Utara

diketahui dan ditatalaksana secara adekuat dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Depkes,RI, 2004 ) 2. Pencegahan kehilangan Panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan dan kehilangan panas, jika tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi. Kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa mekanisme tersebut: a. Evaporasi Adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan. b. Konduksi Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan dingin akan cepat mengalami kehilanagan panas akibat proses konduksi. Universitas Sumatera Utara

c. Konveksi Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan. d. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat dengan benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi. 3. Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui beberapa upaya berikut ini: a. Keringkan bayi secara seksama Segera setelah lahir, segera keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Segara setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk atau kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat, kering dan bersih. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering segera setelah prosedur tersebut selesai. Universitas Sumatera Utara

c. Tutupi kepala bayi Pastikan bahwa bagian kepala bayi ditutup setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan cepat kehilangan panas tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup. d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI Memeluk bayi akan membuat bayi tetap dan merupakan upaya pencegahan kehilangan panas yang sangat baik. Dan anjurkan sesegera mungkin ibu untuk menyusui bayinya setelah lahir. 4. Memandikan Bayi Sebaiknya memandikan bayi ditunda sedikitnya dalam 6 jam setelah kelahiran bayi. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama kehidupan dapat mengarah pada kondisi hipotermi dan sangat membahayakan keselamatan bayi. Pada kebanyakan rumah sakit, tubuh bayi dibersihkan setiap hari. Tubuh bayi dibersihkan dengn menggunakan bak mandi bayi (bukan dengan menggunakan spons atau handuk kecil untuk membersihkan bayi pada boks bayi). Setelah mengamati cara memandikan bayi, ibu harus didorong untuk melakukan sendiri dan jika perlu bisa dibantu agar ibu mendapatkan kepercayaan diri sebelum dari rumah sakit bersama bayinya dengan bantuan sedikitnya satu kali. Bagi orang tua yang belum terbiasa dalam memandikan bayinya, pekerjaan ini mungkin dilakukan dengan lambat sehingga kita perlu menekankan pentingnya untuk menyiapkan segala perlengkapan terlebih dahulu sebelum bayi ditelanjangi agar bayi tidak sampai menggigil kedinginan (farrer, 1999,hlm.184). Universitas Sumatera Utara

Mandi adalah waktu yang paling menyenangkan bagi bayi. Air suam kuku di ruangan yang hangat (lebih baik dengan suhu kamar 75 80 derajat untuk bayi yang sedang dimandikan) dan sentuhan lembut anda akan membuatnya senang. Namun ada beberapa bayi yang sangat ketakutan saat mandi (Robinson, 2002,hlm.22). Kulit bayi baru lahir sangat rentan untuk mengering. Selain menyebabkan ketidaknyamanan, mandi berlebihan dapat menyebabkan dermatitis popok dan memperburuk cradle cap. Selama 24 sampai 48 jam pertama penggunaan energi diperlukan oleh bayi baru lahir untuk mempertahankan suhu selama dan setelah mandi harus dipertimbangkan keuntungan mandi. Keuntungan potensial mandi adalah mencegah penyebaran infeksi dari bayi keorang lain dengan menghilangkan cairan dan sekresi tubuh. Kewaspadaan standar harus dipraktekkan ketika memegang bayi yang masih basah dari lahir dan sebelum mandi pertama, serta ketika memegang cairan tubuh bayi (Walsh,2007,hlm.377). Bagi sebagian orangtua, memandikan bayi dirasakan lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan hanya sekedar menyekanya. Tidak ada cara yang benar atau salah dalam memandikan bayi. Dalam hal ini ada beberapa langkah atau prosedur tentang cara memandikan bayi. Sebelum memandikan bayi perlu diperhatikan: Persiapan: a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih b. Siapkan keperluan mandi seperti: 1). Pakaian bersih 2). Popok Universitas Sumatera Utara

3). Handuk 4). Sabun 5). Bak mandi berisi air hangat 6). Kasa steril c. Prosedur Memandikan Bayi 1). Mandikan bayi ditempat yang aman, tepat, serta yang memudahkan anda bergerak leluasa (tidak perlu membungkuk). 2). Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika mungkin 20oC 25oC jika tidak ada pengatur suhu ruangan, hangatkan ruangan dengan menempatkan air panas dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut. 3). Jika tali pusat atau bekas sunat masih belum sembuh, bayi tidak boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan lap atau handuk basah. 4). Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak. 5). Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi dilepaskan, seperti sabun, sampo bayi, lap pembasuh, gumpalan kapas steril untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakian bersih, salep atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat. 6). Lepaskan baju bayi secara bertahap. 7). Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga yang terkotor. 8). Sabuni tubuh bayi dengan tangan dan lap pembasuh. Gunakan lap bersih untuk membersihkannya. Universitas Sumatera Utara

9). Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo bayi, lalu basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang bola dan tinggikan sedikit. Sebelum membersihkan bagian lain, keringkan kepala bayi dengan handuk. 10).Membersihkan wajah. Basahi kapas dengan air hangat untuk membersihkan mata. Gunakan kapas berbeda untuk setiap mata. Jangan menggunakan sabun untuk membersihkan wajah. Lap perlahan dari hidung kearah luar. Pada bagian telinga, yang boleh dibersihkan hanya bagian luar. Keringkan semua bagian wajah. 11).Leher dan dada. Tidak diperlukan sabun kecuali jika sangat kotor. Bersihkan bagian lipatan lalu keringkan. 12).Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar lipatan bisa dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah disabuni dibersihkan dan dikeringkan karena bayi suka memasukan tangannya ke mulut. 13).Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan kepala yamg dimiringkan, lalu basuh punggungnya. 14).Tungkai. bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut. 15).Kemudian angkat tubuh bayi dengan menggunakan kedua tangan hati-hatilah karena tubuh bayi licin. Universitas Sumatera Utara

16).Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan bayi dengan cepat secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit. 17).Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan bayi ditempat tidur dan hangat. Dalam hal memandikan bayi keamanan dan keselamatan bayi perlu diperhatikan. Pada saat memasukkan air kebaskom mandi, awali dengan air dingin agar bagian bawah bak tidak terlalu panas. Hal ini juga mengurangi resiko luka bakar pada anak lainnya yang ingin bermain dengan air pada saat bak tersebut diisi. Bayi tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan dan harus selalu dipegang dengan baik agar kepala selalu berada diatas permukaan air. Pada saat akan menempatkan bayi di dalam baskom mandi, sanggah kepala dan leher bayi dengan lengan bawah dan pergelangan tangan nondominan, kemudin lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi. Tangan yang dominan memegang pergelang kaki untuk mengangkat bayi pada saat masuk dan keluar bak. Dudukkan bayi dengan tegak untuk membasuh punggung, topang kepala bayi dengan pergelangan tangan atau lengan bawah dari tangan dominan, kemudian kembalikan keposisi semula dengan hati-hati(Jonhson & Taylor, 2004, hlm.109). d. Waktu memandikan bayi Memandikan bayi itu mudah. Tidak ada alasan mengapa anda harus terburu-buru di pagi hari. Meskipun semua orang menyukai bayi yang bersih, bayi tidak perlu dimandikan setiap hari selama beberapa bulan pertama. Namun penting untuk melakukan apa yang disebut dengan membersihkan bagian tertentu atau mandi dengn spons setiap hari. Ini biasanya dilakukan hanya setelah bayi diberi makan atau Universitas Sumatera Utara

setelah ganti popok. Memandikan bayi dianjurkan dua atau tiga hari sekali untuk bayi yang belum merangkak atau yang lingkungannya tidak kotor. Jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa. Jika telah dilakukan pembersihan yang baik di tempat-tempat tertentu saat mengganti popok atau menyusui, sebenarnya bayi tidak perlu dimandikan setiap hari. Anda hanya perlu selalu membersihkan wajah, leher, dan bokong dengan handuk atau busa basah. Jika memungkinkan, anda boleh memandikan bayi setiap hari,terutama jika cuaca panas(Danuatmaja, 2003, hlm. 18). Tidak ada waktu yang tepat kapan bayi harus dimandikan. Namun, memandikan bayi sebelum tidur dapat membuatnay rileks sehingga memudahkannya tidur. Hindrai memandikan bayi sebelum atau sesudah makan karena perut yang tertekan akan membuatnya mumtah. Sebenarnya hanya dua hal yang perlu diperhatiakan saat merencanakan kapan waktu memandikan bayi , yaitu: 1). Sebelum menyusui biasanya lebih baik daripada sesudahnya. 2). Mandi diikuti menyusui membantu bayi tidur nyenyak. B. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (knowlegde) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu misalnya indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan bau. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber, misalnya media masa, media elektrinik, buku petunjuk, petugas kesehatan,media poster dari kerabat dan sebagainya.(Notoatmodjo,2003) Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu adalah hasil dari kenel, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003, hlm.28). Tingkat pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,termasuk kedalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikai disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Universitas Sumatera Utara

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalan suatu srtuktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lainnya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur daru subjek penelitian atau responden. Universitas Sumatera Utara

2. Metode Mengukur Pengetahuan dapat diukur dalam bentuk kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan bentuk kualitatif yang berbentuk kata-kata. Dan kualitatif di dapat dengan menggunakan kuisioner yang dikategorikan sebagai berikut: a. Baik dengan jumlah persentase jawaban benar 76 % - 100 % adalah dari total nilai tertinggi. b. Cukup dengan jumlah persentase jawaban benar 56 % - 75 % adalah dari total nuili tertinggi c. Kurang dengan jumlah persentase jawaban benar < 56 % adalah dari total nilai tertinggi. Penelitian membuktikan bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dibandingkan dengan prilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi prilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yaitu: a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengerti terlebih dahulu terhadap stimulus atau objek. b. Interest, dimana orang telah mulai tertarik dengan stimulus. c. Evaluation, menimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana orang telah mengadopsi prilaku yang baru. e. Adaption, dimana subjek dan prilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, dan individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan terebut masyarakat,kelompok, dan induvidu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut dapat berpengaruh terhadap prilakunya. Dengan kata lain adanya pendidikan kesehaatan tersebut membawa akibat terhadap perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Memandikan Bayi 1. Pengertian Memandikan Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang dengan cara menyiram, merendam diri dalam air (Choirunisa, 2009, p.59). Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkandari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi (Huliana, 2003,p.83). Jika dimandikan lebih sering kulitnya dapat menjadi kering. Setelah mandi bayi ditaruh ditempat yang hangat, taruh bayi ditempat yang rata dan menhanangkan untuk orang tua dan bayi, alasi permukaan yang keras dengan selimut atau handuk. Jika bayi diletakkan pada permukaan diatas lantai, gunakan penikat atau pegang dengan tangan sepanjang waktu agar bayi tidak jatuh (Satyanegara surya, dkk, 2004, p.59).
2

2. Definisi Bayi Bayi merupakan makluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa, 2009, p.59). Menurut (Ana Maria Choirunisa, 2009) seorang bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1tahun, namun tidak ada batasan yang pasti, pada masa ini bayi sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. a. Refleks Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir memiliki 2 kategori refleks yaitu propioseptif (stimulus dari dalam organisme) dan ektroseptif (stimulus dari luar organisme), (Varney, 2007, p.930) 1) Refleks propiseptif Antara lain reflek motorik kasar, seperti reflek moro. Reflek ini dapat diperiksa setiap waktu. 2) Reflek ektroseptif Paling banyak ditimbulkan ketika bayi tenang dan sadar karena stimulasi oleh sentuhan sentuhan ringan. 3. Memandikan Bayi Yang Benar a. Definisi Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009, p.59).

b. Menyiapkan Keperluan Mandi Menurut (Choirunisa, Ana Maria, 2009, p.59) salah satu kebutuhan bayi antara lain memandikan bayi. Oleh karena itu memandikan bayipun ada cara yang benar. Untuk itu diperlukan perlengkapan yang sesuai agar acara memandikan bayi lancar, dan tidak tertunda yang mungkin saja menyebabkan bayi kedinginan. Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi: 1) Meja mandi khusus 2) Handuk mandi 3) Popok atau handuk bersih untuk alas mandi 4) Waslap 2 5) Kapas lembab di tempatnya 6) Kapas kering di tempatnya 7) Kapas pembersih bertangkai (Cotten bud) 8) Baby oil 9) Tempat pakaian kotor 10) Perlengkapan pakaian bayi 11) 2 waskom berisi air 12) Bak mandi bayi c. Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi adalah sebagai berikut: 1) Menutup pintu dan jendela ruangan serta membuka pakaian bayi. 2) Bayi di angkat ke meja mandi, di letakkan pada posisi yang aman (jangan risiko jatuh), dan gunakan selimut mandi.
4

3) Mata bayi dibersihkan menggunakan kapas lembab dengan cara menghapus dari bagian dalam ke arah luar. Setiap mengusap kapas harus diganti. 4) Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas harus diganti 5) Muka dilap dengan waslap, setelah itu keringkan dengan handuk. Boleh menggunakan sabun tetapi hati-hati karena sabun dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit bayi. 6) Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun kemudian bersihkan dengan waslap sampai bersih. 7) Membuka pakaian bayi kemudian tangan, badan, dan kaki disabun menggunakan waslap basah. 8) Punggung disabun dengan cara bayi ditelungkupkan atau miring dengan dada dan leher berada di atas lengan kiri serta tangan memegang lengan kanan bayi. Lalu punggung di seka dengan waslap basah sampai bersih, lihat daerah-daerah lipatan jangan ada yang tersisa. 9) Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk mencegah kontaminasi karena daerah ini paling kotor. 10) Bayi masukkan ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang kepala dan bahu kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri bayi dan tangan kanan mengangkat bokong, kepala berada di atas air.
5

11) Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan waslap yang satunya (yang belum kena sabun) dengan menggunakan tangan kanan. 12) Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak mandi. 13) Setelah itu keringkan dengan handuk, beri minyak telon, baby oil

dan talk. 14) Merawat tali pusat. 15)Memasang pakaian bayi. Waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur, karena dapat membuatnya rileks hingga memudahkan bayi tidur. Hindari memandikan bayi sebelum atau setelah makan karena perut bayi yang tertekan akan membuatnya muntah. d. Berikut ini tahapan memandikan bayi ( Menurut Priyono, 2010.p 5051) : 1) Memandikan bayi diteempat yang tepat, aman serta memudahkan ibu untuk bergerak leluasa. 2) Atur suhu ruangan sedikit hangat 3) Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan waslap 4) Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan atau perlak 5) Siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi sebelum pakaian bayi dilepas, seperti sabun, sampo bayi, waslap pembasuh, gumpalan
6

kapas untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakaian bersih dan air hangat 6) Lepaskan baju bayi secara bertahap 7) Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga terkotor. 8) Sabuni bayi dengan tangan menggunakan waslap bersih untuk membasuh bayi 9) Membersihkan kepala bayi, gunakan sabun dan sampo bayi, lalu basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang bola dan tinggikan sedikit sebelum membersihkan bagian lain keringkan kepala bayi dikeringkan terlebih dahulu dengan handuk. 10) Membersihkan wajah, basahi kapas dengan air hangat untuk membersihkan mata, gunakan kapas berbeda sekali usapan. Jangan menggunakan sabun saat membersihkan wajah lap perlahan dari arah hidung kearah luar, pada bagian telinga yang hanya boleh dibasuh adalah bagian luar kemudian keringkan semua bagian wajah 11) Leher dan dada, tidak dibutuhkan sabun kecuali jika sangat kotor, bersihkan bagian lipatan dengan menggunakan waslap 13) Membersihkan lengan, rentangkan lengan supaya lipatan bisa dibersihkan, tekan telapak tangan bayi agar kepalanya terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun pastikan tangan yang
7

disabuni dibasuh dan dikeringkan dengan bersih karena bayi masih suka memasukkan tangan ke mulut 14) Bagian punggung. Baliklah tubuh bayi dengan kepala yang di miringkan, lalu basuh punggungnya 15) Tungkai, bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut. e. Cara merawat tali pusat 1) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun. 2) Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan betul-betul. 3) Mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar tekena udara dan tutupi dengan kassa secara longgar. 4) Melipat popok di bawah sisa tali pusat.

5) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul. 6) Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat. f. Mandi berendam Mandi berendam mulai boleh dilakukan pada bayi yang tali pusatnya sudah sembuh benar, tapi tidak semua bayi senang mandi berendam, beberapa bayi tanpak ketakuatan saat tubuhnya di masukkan ke air. Maka dari itu coba tenangkan mengajaknya berbicara atau mendengarkan lagu.
8

g. Mengganti popok Pada bulan pertama kelahiran bayi, penggantian popok akan sering dilakukan hingga terkadang 1 jam sekali. Meskipuun merepotkan penggantian popok sesering mungkin akan berguna untuk menghindari gatal-gatal dan merah pada kulit bayi yang masih peka. Sedikitnya penggantian popok bayi dilakukan setiap kali habis buang air. 4. Dampak positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi Keuntungan memandikan bayi merupakan saat-saat yang menyenangkan untuk membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. Jika bayi sedang gelisah, maka mandi dengan air hangat akan menjadi akan menjadi hal yang baik untuk menenangkan dan membantnya untuk dapat tidur dengan nyaman (Iskarina,2008,p.67). Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa,2009,p.92). Memandikan bayi adalah cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan cara membersihkan tubuh mereka sendiri (Iskarina,2008,p.68). Memandikan bayi harus menggunakan air yang hangat jika menggunakan air yang dingin akan menakutkan mereka. Gunakan bak mandi yang khusus untuk memandikan bayi, selalu memegang bayi secara hati-hati karena bayi akan licin saat dibasahi sehingga ibu harus memegang bayi secara kuat tetapi harus tetap dengan kelembutan
9

untuk menjaga bayi agar tidak celaka, jatuh, tenggelam, air juga dapat masuk kedalam telinga bayi, jangan memandikan bayi terlalu lama karena dapat menyebabkan perubahan suhu tubuh bayi (hipotermi) dan air juga dapat masuk lewat hidung (Deswani,2010,p.88). B. Nifas 1. Definisi Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,2009.p2). Menurut (Sarwono,2002,p.237) masa mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. 2. Tahapan Masa Nifas Menurut (Eni Retna Ambarwati.2009,p.3) masa nifas dibagi dalam 3 tahapan diantaranya adalah : a. Puerpurium dini Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan beediri dan berjalan jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

10

b. Puerpurium intermedial Adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6 sampai 8 minggu. c. Remote puerpurium Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu ke waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu, bulanan dan tahunan. 3. Perubahan Psikologi Pada Masa Nifas Menurut (Sitti Saleha,2009,p.64) perubahan emosi psikologi masa nifas dibagi dalam beberapa fase : a. Fase Taking in Adalah Terjadi pada satu sampai dua hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami. b. Fase Taking hold Adalah periode yang berlangsung antara 3 sampai 10 hari setelah melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidak kemampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi, ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.
11

c. Fase Letting go Adalah periode menrima tanggung jawab akan peran barunya, fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, ibu mulai mengerti bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. C. Primipara Seorang primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir (Harry dan William, 2010, p.58). D. Pengetahuan 1. Definisi pengetahuan Didefinisikan sebagai hasil dari tahu setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Pengetahaun juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperbaruhi yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya (Notoatmodjo,2003,p.121).
12

2. Pentingnya Pengetahuan Pengetahaun atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseoramg (overt behavior). Penelitian Rogres (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) Awareness (kesadaran) seseorang menyadari (mengetahui) terlebih dahulu terhadap stimulus / objek. 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, sikap subyek sudah mulai timbul.

3) Evalution (menimbang - nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, sikap sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Namun, menurut penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran (Notoatmodjo,2007,p.144)
13

3. Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2003,p.122), pengetahuan yang tercakup dalam domain mempunyai 6 tingkatan, yakni : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (Comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplicatiaon) Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. d. Analisis (Analysis) Analisis dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek kedalam komponen komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. e. Sintesis Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
14

f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. E. Pendidikan 1. Definisi Pendidikan Pendidikan berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata PAIS artinya anak dan AGAIN diartikan membimbing, jadi pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada anak (Ahmadi, 2007,p.68). Menurut GBHN pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan itu dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal dunia, jadi pendidikan berlangsung seumur hidup (Uhbiyati,2007,p.75) 2. Unsur-unsur Pendidikan Unsur-unsur yang ada dalam pendidikan menurut Uhbiyati(2007,p.93): a) Komunikasi Komunikasi adalah adanya hubungan timbal balik dari anak dengan

orang tua atau pendidik atau dari orang tua yang belum dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.
15

b) Kesengajaan Komunikasi yang terjadi itu merupakan suatu proses kesengajaan perbuatan yang disadari oleh orang dewasa demi anak. c) Kewibawaan Perbuatan oarng dewasa hendaknya ada unsur wibawadalam arti diharapkan baik secara sadar atau tidak anak yang belum dewasa tadi patuh akan didikan orang dewasa. d) Normatif Adalah adanya komunikasi tadi dibatasi adanya ketentuan suatu norma baik norma adat, agama, hukum, sosial, dan atau norma pendidikan formal (Ahmadi dan Uhbiyati 2007,p.96). 3. Jenis-Jenis Pendidikan a) Menurut tingkat dan sistem prasekolah Tingkat prasekolah dan tingkat sekolah dasar, hal ini dibedakan hal ini dibedakan antara Sekolah Dasar Umum dan Sekolah Luar Biasa.dibedakan lagi antara SLS untuk anak tunanetra, SLB untuk anak tunarungu. Tingkat sekolah menengah pertama. Dibedakan menjadi SMP dan SMTP kejuruan. Tingkat Sekolah Menengah Atas. Dibedakan menjadi SMA dan SMTA Kejuruan. Tingkat perguruan tinggi, dibedakan menjadi jalur gelar S-1, S-2, S-3 dan non gelar D-1, D-2, D-3. Sistem dan tingkat
16

persekolahan di indonesia akan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan negara setiap saat. b) Menurut Tempat Berlangsungnya Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantoro pendidikan menurut tempatnya dibedakan menjadi 3: (1) Pendidikan di dalam keluaraga (2) Pendidikan di dalam sekolah (3) Pendidikan dalam masyarakat c) Menurut Cara Berlangsungnya Pendidikan Dibedakan menjadi 2: (1) Pendidikan fungsional Adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. (2) Pendidikan Internasional Adalah progam dan tujuan sudah direncanakan. d) Menurut aspek pribadi yang disentuh jadi tidak menyentuh dari seluruh kepribadian anak didik kita kenal ada pendidikan sosial, pendidikan bahasa, pendidikan kesenian, pendidikan moral, pendidikan sex dan lain-lain. e) Menurut sifatnya pendidikan dibedakan menjadi: (1) Pendidikan Informal
17

Adalah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidak sadar sepanjang hayat. (2) Pendidikan Formal Adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat. Pendidikan ini berlangsung di Sekolah.

(3) Pendidikan Non Formal Adalah yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tetapi tidak terlalu mengikuti peratuaran yang ketat. 4. Pendidikan Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Faktor perilaku ini secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Kedua upaya tersebut adalah: a) Tekanan (Enforcement) Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan atau paksaan. Upaya enforcement ini bisa dalam bentuk undang-undang atau peratauran-peraturan, intruksi-intruksi, tekanan-tekanan dan
18

sanksi-sanksi. Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku. b) Pendidikan (Education) Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi dan memberikan kesadaran. Melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi dan memberikan kesadaran. Melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Menurut Lawrence Green (1980) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor adalah: 1) Faktor predisposisi (prediposing factor) Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. 2) Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi termasuk juga fasilitas pelayanan
19

kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, Posyandu, Dokter atau Bidan Praktek Swasta. 3) Faktor Penguat (reinforcing factors) Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan (Notoatmodjo,2003,p.35). F. Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi 1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors) a. Pengetahuan Pengetahuan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan yang dapat merubah ke perilaku yang positif (Soekanto, 2009, p.5).Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri, alasan mereka adalah tidak mengerti cara

memandikan bayi dengan benar. Ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah menyerahkan bayinya kepada baby sitter atau kepada orang tua mereka, kurangnya pengetahuan ini karena latar belakang rendahnya pendidikan (Choirunisa, 2009, p.79)
20

b. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalan memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyarap dan menerima informasi kesehatan, demikian jaga orang tua atau ibu. Semakin tinggi pendidikan seseorang biasanya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah menerima informasi kesehatan. Bagi orang tua yang berpendidikan tinggi tidak begitu sulit untuk memandikan bayinya sendiri. Sebaliknya orang tua yang berpendidikan rendah akan lebih sulit untuk menerima informasi dan pengetahuan kesehatan,
21

oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih untuk dapat memahami informasi dan pengetahun tentang kesehatan. c. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang menambah pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal (Soekanto, 2009, p.7). Begitu pula ibu nifas yang dulu sudah pernah melahirkan akan lebih mudah untuk merawat dan memandikan bayinya. Berbeda dengan ibu nifas yang pertama kali melahirkan mereka akan canggung untuk merawat bayinya. 2. Faktor pendorong a. Dukungan suami atau keluarga Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal terpenting dalam proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih lemah apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan suami dan keluarga dibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar mau dan berani memandikan bayinya sendiri (Setiadi, 2008, p.35).
22

G. Kerangka Teori Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek memandikan bayi Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003, p.164). Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan dasar

2. Kepercayaan pada pengajar 3. Pendidikan Faktor Pemungkin Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas Faktor Penguat Dukungan keluara, pengetahuan, sikap dari keluarga, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat Praktek memandikan bayi
23

H. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu uraian antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,2010,p.83). Gambar 2.2 Keterangan: *Tidak diukur Variabel Independen Variabel Dependen Pendidikan Pengetahuan Praktek memandikan bayi Variabel Pengganggu 1.Pengalaman * 2.Dukungan suami atau keluarga*
24

I. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan praktek memandikan bayi pada ibu nifas primipara. 2. Ada hubungan antara pengetahuan tentang praktek memandikan bayi dengan praktek memandikan bayi pada ibu nifas primipara.

You might also like