Professional Documents
Culture Documents
John French worker stress dihasilkan dari kurangnya kecocokan antara kemampuan dan bakat yang dimiliki dengan tuntutan pekerjaan dan tempat kerja. Dengan kata lain pekerja yang tidak memenuhi syarat sama sekali akan merasakan stress dalam jumlah yang sangat besar.
Lazarus worker stress sebagai hasil dari persepsi pekerja bahwa kejadian tertentu yang berhubungan dengan lingkungan itu adalah sebuah tantangan atau ancaman/gangguan.
Ketiga definisi di atas melihat worker stress sebagai interaksi antara manusia dan kejadian yang berhubungan dengan lingkungan, atau stressor. Juga menekankan adanya beberapa reaksi penting terhadap kejadian yang penuh dengan tekanan
Reaksinya bisa dalam bentuk fisiologis atau psikologis yang terjadi secara alami, atau keduanya. Karena itu worker stress didefinisikan sebagai reaksi fisiologis dan atau psikologis terhadap kejadian yang dirasa menggganggu atau mengancam.
Reaksi fisiologis terhadap stress di antaranya meningkatnya detak jantung dan pernapasan, naiknya tekanan darah, serta keringat yang bercucuran. Reaksi psikologis terhadap stress meliputi perasaan cemas, takut, frustasi, dan putus asa.
Stress memiliki aspek positif dan negatif Stress merupakan proses persepsi. Suatu kejadian yang diterima individu sebagai kejadian yang penuh tekanan mungkin tidak dianggap seperti itu oleh orang lainnya.
Terlalu banyak stress bisa menyebabkan penyakit. Penyakit yang berhubungan dengan stress antara lain bisul, hipertensi, penyakit jantung koroner, migrain, serangan asma, dan radang usus besar. Pada tingkat psikologis, stress bisa menyebabkan tekanan mental, merasa lelah, cemas dan depresi yang bisa menyebabkan berkurangnya produktivitas pekerja dan kualitas kerja.
Stress situasional bisa muncul dari seluruh aspek kehidupan kita. Stress situasional muncul dari kondisi tertentu yang ada di lingkungan pekerjaan atau dari kehidupan pribadi pekerja.
1. Work overload
dihasilkan ketika pekerjaan mensyaratkan kecepatan kerja yang berlebihan, output, atau konsentrasi
2. Underutilization
yaitu terlalu sedikit perkerjaan yang dapat dilakukan juga dapat terjadi ketika pekerja merasa bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan disiplin ilmu (pengetahuan) yang mereka miliki, keterampilan, atau kemampuan, atau ketika pekerjaan bersifat membosankan dan monoton
2. Lack of control
dimana mereka memiliki kontrol yang rendah terhadap lingkuan kerja dan terhadap perilaku kerja mereka sendiri.
Kondisi Fisik Kerja (lanjutan) Contoh lain kondisi fisik kerja penyebab stres: Pekerjaan berbahaya tingkat suara dalam lingkunagn kerja ruangan terbuka
4. Interpersonal Stress
Stress interpersonal muncul akibat adanya kesukarankesukaran dalam berhubungan secara interpersonal di tempat kerja. Biasanya hal ini berupa kesulitan-kesulitan dalam mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan dengan orang lain dalam setting perkerjaan. Misalnya memiliki bos yang keras, yang suka mengkritik dan juga suka menerapkan hukuman bisa jadi merupakan salah satui penyebab stress bagi seseorang.
5. Harassment (gangguan)
Gangguan yang merupakan pemicu stress meliputi: gangguan seksual gangguan untuk menjadi anggota suatu kelompok karena masalah gender atau ras, sering menjadi sasaran kemarahan atasan.
6. Perubahan organizational
Orang lebih memilih berkembang dengan menyesuaikan prosedur kerja yang pasti dengan struktur kerja yang pasti pula. Mereka cenderung menentang apa yang namanya perubahan. Sebagian besar dari kita lebih memilih sesuatu agar tetap stabil dan dapat dipredikisi, sehingga tidak heran apabila ada perombakan dalam perusahaan dapat menyebabkan kita stress.
Perubahan organisasional yang biasanya menjadi stressor antara lain: adanya reorganisasi perusahaan penggabungan 2 perusahaan perubahan struktur kerja dan perubahan kebijakan perusahaan
tugas untuk membuat keputusan adanya perubahan organisasi kekuarangan dukungan baik dari atasan maupun teman tidak mampu mengontrol situasi kerja factor personal, mis orang yang memiliki kepribadian tipe A
Karakteristik lain yang tampak dapat meningkatkan perlawanan terhadap stress adalah self-efficacy, yang didefinisikan sebagai kepercayaan yang ada pada diri seseorang bahwa ia mampu melakukan sesuatu yang pada akhirnya dapat membimbingnya pada hasil yang diinginkan.
2. Self-Report Assessment
Beberapa pengukuran Self-report yang distandardisasikan: a. Stress Diagnostic Survey (SDS), mengukur persepsi pekerja pada stress dalam 15 bidang yang berhubungan dengan kerja termasuk tekanan waktu, beban kerja, ambiguitas peran, cara mengawasi. b. b. Occupational Stress Indicator (OSI). c. c. Job Stress Survey (JSS) adalah instrument yang terdiri dari 31 item untuk mengukur kekerasan dan frekuensi dengan pengalaman kerja termasuk kondisi kerja yang sangat menekan.
Job Burnout
Burnout adalah sindrom yang dihasilkan dari tekanan stress kerja yang menyebabkan penarikan diri dari organisasi. Burnout biasanya terjadi dalam 3 tahap: a. Kelelahan emosional (emotional exhaustion) disebabkan oleh tuntutan yang berlebihan pada pekerja. b. Depersonalization atau berkembangnya kesinisan, sikap mendekati orang (pekerja lain atau pelnggan) secara intensif dalam situasi kerja. c. Muncul perasaan prestasi pribadi yang rendah (low personal accomplishment).
Job Burnout
Pekerja yang mengalami burnout merasa frustasi dan helplessness. Mereka mulai percaya bahwa tujuan kerjanya gagal menghasilkan dan mereka mungkin berhenti berusaha. Dari hasil penelitian burnout sering terjadi pada orang yang berprofesi sebagai human servis seperti tenaga kesehatan (dokter, perawat, conselor), guru, pekerja sosial, dan polisi.
macamnya
istirahat sistematis meditasi biofeedback
Karena stress kerja datang dari bermacam-macam sumber organisasi, maka ada beberapa hal yang dapat digunakan organisasi untuk mengurangi situasi stressor di tempat kerja, antara lain:
Provide a Suppotive, Team Oriented Work Environment Dengan memiliki rekan kerja yang soportif dapat mereduksi stress kerja. Metaanalisys menjelaskan/mengusulkan bahwa support sosial di tempat kerja dapat mereduksi perserpsi ancaman, mengurangi kekuatan stressor dan membantu mengatasi stress kerja.
Counterproduktive work behavior (CWBs) Merupakan penyimpangan, perilaku negatif yang berbahaya bagi sebuah organisasi dan para pekerjanya
Contoh CWBs
Berkata sesuatu yang menyakitkan hati Datang terlambat tanpa ijin Mengabaikan instruksi atasan Menggunakan drug atau mengkonsumsi alkohol Mengotori lingkungan kerja Bekerja lebih lambat daripada yang seharusnya dapat dikerjakan Mengambil waktu istirahat yang lebih panjang dari yang diijinkan
Penelitian menunjukkan bahwa CWBs dapat disebabkan oleh stres, frustasi, perasaan tidak adil atau bahkan cemburu CWBs juga berhubungan dengan sifat negatif, kemarahan dan variabel kepribadian yang lain
Oleh karena itu, banyak perusahaan mengembangkan employee assistance programs ( EAPs ), yaitu program yang menyediakan konseling untuk berbagai macam masalah para pekerja. Tetapi konsentrasi utama adalah konseling untuk penyalahgunaan alkohol dan drug
Makacie
Membuat rancangan kerja, batasan dia bisa membuat rancangan kerja itu gimana, bukannya kalo kaya gitu nambah stress kan nambah tanggung jawab? Jadi job ambigu kan? Job ambiguity itu terjadi pada struktur organisasai yang seperti apa? Trus pengukuran terhadap stress kerja itu dilakukannya kapan? Orang per orang atau per divisi pengukurannya?