You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AMPUTASI KARENA PENYAKIT VASKULER KELOMPOK 4

AMPUTASI Amputasi : Tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh. Indikasi Kelainan vaskular (PVD, DM, CVI,dll).

sukar menjadi ketoasidosis Pengobatan tidak harus dengan insulin Onset lambat Biasanya gemuk/tidak gemuk Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun

Trauma (kecelakaan, thermal injury, tumor, infeksi, gangguan metabolisme, dan kelainan kongenital). Diabetes Mellitus DM : hiperglikemia dan gg. metabolisme (karbohidrat, lemak dan protein) karena kekurangan hormon insulin komplikasi metabolik akut & komplikasi vaskuler jangka panjang mikroangiopati dan makroangiopati. Diabetes Melitus Tipe 1 Mudah menjadi ketoasidosis Pengobatan harus dengan insulin Onset akut Biasanya kurus Biasannya terjadi pada umur yang masih muda Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4 Didapatkan antibodi sel islet 10% ada riwayat diabetes pada keluarga 30-50% kembar identik terkena

Tidak Berhubungan dengan HLADR3 dan DR4 Tidak didapatkan antibodi sel islet 30% ada riwayat diabetes pada keluarga 100% kembar identik terkena

Keterkaitan Diabetes Melitus dengan Amputasi Faktor yg mempengaruhi resiko Amputasi pd pasien DM : Kadar triglycerides Jenis Kelamin Kadar gula darah dan tekanan darah sistole Gangguan mikrovaskular seperti neuropathy, retinopathy, dan nephropathy Tipe Diabetes Mellitus Tingkat pengetahuan dan komitmen staf kesehatan dan penderita Diabetes Mellitus mengenai cara perawatan ulcus.

Diabetes Melitus Tipe 2

Posisi tempat tinggal dari pusat kota Asuransi Infeksi Penyakit gagal jantung dan Dialisis Intervensi: Model Amputasi ekstremitas bawah pada pasien Diabetes Mellitus

lesi. Bila balon dikembangkan maka arteri akan terbuka. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS Ny. X 65 tahun TB 150 cm BB 35 kg mengalami diabetes mellitus tipe 1. Ny.X mengalami ulkus diabetikum stage IV pada ekstremitas kiri bawah dan tidak bisa disembuhkan daam 8 bulan sehingga kakinya diamputasi sejak 2 hari yang lalu. Menurut hasil pemeriksaan didapatkan WPK lebih dari 3 detik , kulit pasien terlihat pucat, elastisitas menurun, dan teraba dingin. Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun. Sekarang Ny X tidak mau dikunjungi selain dari keluarga terdekatnya karena merasa malu setelah kehilangan kakinya. Ny X dulunya jarang berolahraga dan suka merokok. TTV suhu : 35c, TD : 90/60, HR : 58 , RR: 22.

Treatment untuk Meminimalkan Tindakan Amputasi PEMBERIAN TERAPI BONE MARROW MESENCHYMAL STEM CELL ATAU BONE MARROW-DERIVED MONONUCLEAR CELLS BMMSCs terapi mungkin ditoleransi lebih baik dan lebih efektif daripada BMMNCs untuk meningkatkan perfusi ekstremitas bawah, dan mempercepat penyembuhan ulkus kaki pada pasien diabetes dengan CLI.

PENGKAJIAN Identitas penderita Nama: Ny X Umur: 65 tahun Status Perkawinan: Menikah Keluhan Utama : Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. Riwayat kesehatan sekarang

PERCUTANEUS ANGIOPLASTY TREATMENT (PTA) Angioplasty transluminal perkutan adalah memasukkan balon angioplasty dengan kawat penuntun halus yang sebelumnya dimasukkan dalam arteri dan melewati

Luka sudah 8 bulan yang lalu tidak kunjung sembuh. Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit DM tipe 1 aktual, potensial, dan kemungkinan Diagnosa 1 Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer NOC: Perfusi Jaringan: Perifer: Tingkat pengaliran darah melalui pembuluh kecil ekstremitas dan memelihara fungsi jaringan. Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal Kriteria Hasil : Menunjukkan Perfusi Jaringan: Perifer, ditandai dengan indikator sebagai berikut (nilainya 1-5: ektrem, berat, sedang, ringan, atau tidak terganggu). 1. Tingkat sensasi normal 2. Warna kulit normal 3. Suhu ekstremitas hangat 4. Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi NIC 1. Perawatan Sirkulasi: peningkatan sirkulasi arteri dan vena. Aktivitas keperawatan: Lakukan penilaian sirkulasi perifer yang komprehensif

Pantau status cairan, meliputi asupan dan haluaran. Evaluasi edema dan nadi perifer. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen.

2. Penatalaksanaan Sensasi Perifer: Pencegahan, meminimalkan, atau rasa tidak nyaman pada pasien dengan perubahan sensasi. Aktivitas keperawatan: Pantau parestesia: kesemutan, hiperparestesia, dan hipoestesia. Periksa kulit setiap hari dari adanya perubahan integritas kulit.

Diskusikan dan identifikasi penyebab dari sensasi tidak normal atau perubahan sensasi Diagnosa 2: Nyeri berhubungan dengan insisi bedah sekunder terhadap amputasi NOC: Menunjukkan tingkat nyeri : skala 1-5 : ekstrim, berat, sedang, ringan, atau tidak ada Tujuan : nyeri hilang / berkurang Kriteria Hasil: Menyatakan nyeri hilang.

Ekspresi wajah rileks. NIC: Evaluasi nyeri : berasal dari sensasi panthom limb atau dari luka insisi. Bila terjadi nyeri panthom limb. Aktivitas Keperawatan : Beri analgesik ( kolaboratif ). Klien sering bingung membedakan nyeri insisi dengan nyeri panthom limb Mengurangi nyeri akibat nyeri panthom limb

Pelaksanaan Berpindah: Kemampuan untuk mengubah letak tubuh

Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal. NIC Terapi Aktivitas, Ambulasi: Meningkatkan dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi tubuh olunter dan autonom selama perawatan serta pemulihan dari sakit atau cedera. Aktivitas Keperawatan: Tentukan tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas sendi dan otot Dukung pasien/keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realistis Berikan penguatan positif selama aktivitas Berikan anlgesik sebelum memulai aktivitas

Diagnosa 3 Keterbatasan Mobilitas Fisik NOC:

Ambulasi: Kursi Roda: Kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kursi roda Tingkat Mobilitas: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang bermanfaat Perawatan Diri: Aktivitas Kehidupan Sehari hari ( AKS) : Kemampuan untuk melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan diri.

Susun suatu rencana spesifik :tipe alat bantu, menempatkan pasien ditempat tidur/ kursi Perubahan Posisi: Memindahkan pasien atau bagian tubuh untuk memberikan kenyamanan, menurunkan resiko kerusakan kulit, mendukung integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan. Aktivitas Keperawatan:

Atur posisi pasien dengan postur yang benar Letakkan pada posisi terapeutik ( hindari penempatan puntung amputasi pada posisi fleksi,tinggikan bagian tubuh yang terkena, jika diperlukan, imobolisasi atau sangga bagian tubuh yang terkena,jika diperlukan. Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap 2 jam sekali berdasarkan jadwal spesifik Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien Dukung latihan ROM aktif

anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien

Diagnosa 4 Gangguan Citra Tubuh 1. Citra Tubuh : Kriteria Hasil : Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri. Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki. Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secara positif. NIC: Aktivitas Keperawatan: Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaan

kesimpulan Tingginya kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus mengakibatkan darahnya lebih kental sehingga akan meningkatkan resiko terbentuknya plaque pada endotel pembuluh darah yang dapat mengakibatkan terjadinya atherosclerosis yang dapat berkembang menjadi ischemia dan berakhir pada kerusakan atau kematian jaringan. Faktor yang mempengaruhi resiko amputasi pada pasien DM adalah kadar triglycerides, jenis kelamin, kadar gula darah dan tekanan systole, gangguan mikrovaskular (neuropathy, retinopathy, nephropathy), tipe diabetes mellitus, tingkat pengetahuan dan

komitmen staf kesehatan dan penderita diabetes mellitus mengenai cara perawatan ulcer, posisi tempat tinggal dari pusat kota, asuransi, infeksi, serta penyakit gagal jantung dan dialysis. Intervensi yang dapat diberikan untuk meminimalkan tindakan amputasi adalah dengan pemberian terapi bone marrow mesenchymal stem cell atau bone marrow-derived mononuclear cells

atau dengan melakukan terapi percutaneus transluminal angioplasty. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan sesuai dengan kasus adalah Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, Nyeri berhubungan dengan insisi bedah sekunder terhadap amputasi, Keterbatasan Mobilitas Fisik, dan Gangguan Citra Tubuh.

You might also like