You are on page 1of 5

RUANG LINGKUP FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK

Anggota kelompok:
Imam Dwi Saputra Astria Primadhani Hanifiya Y.H Lusiana Ulfa H. Rizkary Roslianti Syahida Ariani P

RUANG LINGKUP FILSAFAT Filsafat dapat ditentukan ruang lingkupnya dalam 2 obyek yaitu obyek material (lapangan) dan obyek formal (sudut pandang). Obyek material filsafat adalah segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat. Menurut Prof. DR. M. J. Langeveld: Hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian secara radikal dan menurut system. Menurut Oemar Amin Hoesin: Oleh karena manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif maka ia mempunyai kecenderungan hendak berfikir tentang segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Obyek seperti ini disebut sebagai obyek material filsafat. Setelah menguraikan ruang lingkup kajian filsafat dari para ahli, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa obyek material dari filsafat itu adalah segala sesuatu (realita). Adapun mengenai obyek format filsafat, adalah bersifat non-fragmentaris , karena filsafat mencari penegrtian realita secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuansi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman manusia antara lain: etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain. Dalam hal ini pemikiran filsafat menuntut bahwa seorang ahli filsafat adalah seorang pribadi yang berkembang secara harmonis dan memiliki pengalaman secara authentik yang diperoleh dari dunia realita. Jadi obyek formal filsafat itu bersifat mengasaskan atau berprinsip dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatir prinsip-prinsip kebenaran dan ketidakbenaran. Karakteristik atau ciri-ciri pemikiran kefilsafatan antara lain: 1. pemikiran yang bebas dan sebebas-bebasnya 2. pemikiran yang rasional dan kritis 3. pemikiran yang esensial 4. pemikiran yang abstrak 5. pemikiran yang radikal 6. pemikiran yang holistik 7. pemikiran yang kontinu

8. pemikiran yang inquiry 9. pemikiran yang questioning 10. pemikiran yang analisis dan diskonstruksi 11. pemikiran spekulatif 12. pemikiran yang inventif 13. pemikiran yang sistematik Berfilsafat berarti melakukan suatu pemikiran bebas dan sebebas-bebasnya sebagai lawan dari otoriterisme, kepercayaan, agama, ideologi, dan pemikiran yang tertutup. Pendidikan dan proses pembelajaran dalam lembaga pendidikan di Indonesia belum menjamin dan memberikan kesempatan adanya kebebasan berfikir kepada peserta didik atau mahasiswa. Dengan filsafat, kita memiliki peluang atau probability untuk mengembangkan kebebasan berfikir yang seluas-luasnya.

RUANG LINGKUP PENGETAHUAN Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science yang berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. The Liang Gie 1987 memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study) , penyelidikan (inquiry), usaha menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Oleh karena itu pencarian biasa dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencangkup berbagai tindakan, pikiran, pola kerja, tata langkah dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau perkembangan pengetahuan yang ada. Metode yang berkaitan secara prosedural meliputi

pengamatan, percobaan, pengukuran, survei, deduksi, induksi, analisis dan lain-lain. Berkaitan dengan tata langkah meliputi penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil. Yang berkaitan dengan teknik meliputi daftar pertanyaan, wawancara, perhitungan, pemanasan, dan lain-lain. Dari aktifitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan yang baru atau disempurnakannya pengetahuan yang ada, sehingga kalangan ilmuwan maupun para filsuf terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis. Ruang lingkup filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai objek Filsafat mempunyai 2 objek yang disebut objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat. Objek formal filsafat adalah cara pandang tertentu tentang objek material tersebut, seperti pendekatan empiris dan eksperimen dalam ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu pengetahuan mempunyai objek yaitu penelitian, tetapi objek yang diteliti dalam ilmu pengetahuan lebih bersifat khusus tentang alam dan manusia. Objek tentang alam dan manusia tersebut disebut objek formal.

Daftar Pustaka Adib, Mohammad. 2009. Filsafat Ilmu.Surabaya: Pustaka Intelektual. Ravertz, Jerome. 2009. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers Ihsan, Fuad. 2010.Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta

You might also like