You are on page 1of 6

Archives: Urinalisa

Urinalisis
06 Jun Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal dan lain-lain. Sampel urin yang digunakan ada beberapa macam sesuai dengan tujuan pemeriksaan, yaitu : 1. Urin Sewaktu Urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin. 2. Urin Pagi Urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan pada siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dan baik juga untuk tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam urin. 3. Urin Postprandial Digunakan untuk pemeriksaan terhadap glukosuria; urin ini merupakan urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5-3 jam sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosuria. 4. Urin 24 jam Diperlukan untuk penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin dan untuk menafsirkan prosesproses metabolik dalam badan. Cara mengumpulkan urin 24 jam yaitu, pada jam 7 pagi penderita mengeluarkan urinnya; urin ini dibuang. Semua urin yang dikeluarkan kemudian, termasuk juga urin jam 7 pagi esok harinya, harus ditampung dalam botol urin yang tersedia dan isinya dicampur. Ada pula timed specimen jenis lain, seperti urin siang 12 jam (urin yang dikumpulkan dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam), urin malam 12 jam (urin yang dikumpulkan dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi esok harinya), urin 2 jam dan sebagainya. Adakalanya urin 24 jam itu ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Hal tersebut dilakukan pada Diabetes Mellitus untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan satu hingga santapan berikutnya. Sampel pertama ialah urin dari

makan pagi sampai makan siang; sampel kedua dari makan siang sampai makan malam dan yang ketiga dari makan malam sampai makan pagi esok harinya. 5. Urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada laki-laki Digunakan pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letaknya radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urin seorang laki-laki. Cara penampungan urin tersebut yaitu, penderita tidak boleh kencing selama beberapa jam sebelum pemeriksaan. Disediakan 3 gelas, sebaiknya gelas sedimen (sedimenteerglas), yaitu gelas yang dasarnya menyempit guna memudahkan mengendapnya sedimen dan agar sedimen itu mudah terlihat. Penderita harus mengeluarkan urinnya langsung ke dalam gelas-gelas tersebut tanpa menghentikan aliran urinnya :
y

y y

Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula-mula keluar. Urin ini berisi sel-sel dari pars anterior dan pars prostatica urethrae yang dihanyutkan oleh arus urin, meskipun ada juga sejumlah kecil sel-sel dari tempat-tempat yang lebih proximal. Ke dalam gelas kedua diamsukkan urin berikutnya, kecuali beberapa ml yang terakhir dikeluarkan; urin dalam gelas kedua mengandung unsur-unsur dari dkantong kencing. Beberapa ml urin terakhir ditampung dalam gelas ketiga; urin ini mengandung unsurunsur khusus dari pars prostatica urethrae serta getah prostat yang terperas keluar pada akhirnya berkemih.

Untuk mendapatkan urin 2 gelas, caranya sama seperti yang diterangkan tadi, dengan perbedaan : gelas ketiga ditiadakan dan ke dalam gelas pertama ditampung 50-70 ml urin. (R. Gandasoebrata, 1984). 1. Makroskopis urin a. Warna Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis, makin besar diuresis, makin muda warna urin itu. Biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. (R. Gandasoebrata, 1984). Urin normal berwarna kekuning-kuningan. Intensitas warna ini sangat bergantung pada densitasnya. Warna urin ini disebabkan oleh adanya pigmen urochrome. Pada kondisi patologis urin dapat mengandung pigmen-pigmen lain, sehingga memberikan variasi warna urin yang jelas. (Dra. Fujiati dan Drs. Eko Suhartono, 1997). b. Kejernihan

Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urin normal pun akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan: kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap. Sebab-sebab urin keruh dari mula-mula: a) Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar. Mungkin terjadi sesudah seseorang makan banyak. b) c)
y y y y y

Bakteri-bakteri Unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar Eritrosit-eritrosit yang menyebabkan urin menjadi keruh dan berwarna serupa air daging. Leukosit-leukosit. Sel-sel epitel. Chylus dan lemak. Benda-benda koloid.

Sebab-sebab urin menjadi keruh setelah dibiarkan :


y y y y

Nubecula. Urat-urat amorf yang terbentuk dalam urin asam dan dingin. Fosfat amorf dan karbonat. Zat-zat ini mengendap dalam urin lindi atau urin yang menjadi lindi. Bakteri-bakteri. (R. Gandasobrata, 1984).

2. Kimiawi urin 3. Mikroskopis urin Lazimnya unsur-unsur sedimen dibagi atas 2 golongan: yaitu organik (organized), yaitu yang berasal dari sesuatu organ atau jaringan dan yang tak organik (unorganized) yang tidak berasal dari sesuatu jaringan. Biasanya unsur organik lebih bermakna daripada yang tak organik.
y

Unsur-unsur organik

Yang termasuk unsur-unsur organik antara lain sel epitel, leukosit, eritrosit, silinder, oval fat bodies, benang lendir, silindroid, spermatozoa, potongan-potongan jaringan, parasit, bakteri.
y

Unsur-unsur tak organik

Yang termasuk unsur-unsur an organik antara lain bahan amorf, kristal, bahan lemak. Pemeriksaan sedimen urin merupakan sebagian penting dalam pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan sedimen dapat memberi data mengenai saluran kencing mulai dari ginjal sampai

kepada ujung urethra yang tak mungkin diperoleh dengan pemeriksaan lain. (R. Gandasoebrata, 1984). Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. `Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin yang merupakan hasil sisa metabolisme (soewolo, 2003). Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita) (http://medicastore.com). Dalam http://medicastore.com ini juga di paparkan bahwa darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula bowman; sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya saja beruupa protein). Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (http://wikipediaindonesia.com). Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang kotor. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang

terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. Apa saja zat-zat yang terkandung di dalam urin? Di dalam http://wikipedia.com dijelaskan bahwa urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin. Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara mikroskopik. Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).

Nah bagi Anda yang ingin mencoba melakukan urinalisis, berikut ada cara alatbahan apa saja yang dibutuhkan: Alat yang digunakan dalam praktikum kaliini adalah, sentrifugasi dan tabungnya, tabung reaksi, pipet panjang, penjepit tabung reaksi, urinometer, tabung urinalis, gelas benda, gelas penutup, mikroskop, lap flanel, kertas isap, lampu spiritus, korak api dan termometer. Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah, urine segar, larutan Bennedict, larutan NaOH 5%, larutan CuSO4 1 %, indikator universal, asam sulfosalisilat, reagen millon, kristal sodium nitroprusside, dan asam asetat.

You might also like