You are on page 1of 19

Forum.DETIk.

COM LATAR BELAKANG DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA Kasus sengketa divestasi PT Newmont Minahasa terkait dengan kewajiban divestasi yang harus dilaksanakan sesuai dengan Kontrak Karya yang ditandatangani PT Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia. Atas dasar ketentuan kontrak, dalam jangka waktu 10 tahun sejak kegiatan eksploitasi maka PT Newnmont Nusa Tenggara harus melakukan divestasi. Proses divestasi tersebut harus diselesaikan dalam jangka waktu satu (1) tahun. Persoalan timbul karena jangka waktu yang ditetapkan akan segera berakhir, namun belum dicapai kesepakatan antara PT Newmont Nusa Tenggara dengan 3 (tiga) calon investornya yaitu Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa Barat dan Pemkab Sumbawa. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk memfasilitasi negosiasi tidak tercapai. PT Newmont Nusa Tenggara mengklaim bahwa tenggat waktu penawaran saham sudah berakhir, bahkan PT Newmont ditengarai hendak mengajukan mitra strategis yaitu PT Trakindo sebagai calon investornya. Menyikapi perkembangan tersebut maka Pemerintah menetapkan pihak PT Newmont Nusa Tenggara dalam keadaan lalai default dan memberi waktu selama 180 hari untuk segera menyelesaikan penjualan sahamnya. Penetapan lalai oleh Pemerintah berpijak pada ketentuan pasal 20 ayat 1 KK yang menyatakan: Dengan tunduk??..Dalam hal perusahaan tidak memperbaiki kelalaian tersebut dalam jangka waktu yang ditetapkan di dalam pemberitahuan, maka pemerintah berhak untuk mengakhiri persetujuan ini??dst. Bila tetap tidak dilaksanakan maka terpaksa Pemerintah harus mengakhiri (terminasi) kontrak karya dengan PT Newmont Nusa Tenggara. PT Newmont Nusa Tenggara menyikapi penetapan Pemerintah tersebut dengan meminta Pemerintah mencabut kembali status lalai (default) tersebut dan tetap memberi waktu yang layak bagi PT Newmont untuk menuntaskan proses divestasi . Pihak PT Newmont Nusa Tenggara mengancam jika status lalai tersebut tidak dicabut, maka mereka akan mengajukan gugatan melalui arbitrase internasional. Pendirian pihak Newmont Minahasa Raya berdasarkan ketentuan pasal 20 ayat 3 KK yang menyatakan: Perusahaan belum dianggap lalai dalam pelaksanaan suatu ketentuan dalam persetujuan ini mengenai hal yang masih disengketakan antara ke 2 belah pihak?.dst. Menanggapi ancaman dari pihak Newmont, maka Pemerintah melalui Dirjen Minerbapabum ESDM menyatakan siap menghadapinya, dan bila perlu Pemerintah yang akan mengajukan gugatan ke arbitrase internasional. Forum.DETIk.COM

VIVANEWS.COM Pemerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Kaji Putusan Kalah Arbitrase


Newmont menyatakan akan melakukan putusan arbitrase dalam 180 setelah putusan.
Rabu, 1 April 2009, 14:20 WIB Hadi Suprapto Konsentrator Batu Hijau, Sumbawa, milik PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont ) VIVAnews Newmont Mining Corporation selaku pemegang saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) menyatakan tengah mengkaji putusan Panel Arbitrase Internasional yang memenangkan Pemerintah Indonesia dalam kasus divestasi 2006 dan 2007. Saat ini kami tengah mengkaji putusan tersebut dan berharap dapat membahas langkah ke depan dengan pemerintah guna melaksanakan putusan Panel Arbitrase, kata Presiden dan Kepala Eksekutif Korporat (CEO) Newmont Mining Corporation Richard OBrien, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews di Jakarta, Rabu 1 April 2009. Menurut dia, Newmont tetap berkomitmen melanjutkan proses divestasi sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak Karya yang ditandatangani pada 1986. Newmont hari ini mengumumkan Panel Arbitrase Internasional telah mengeluarkan putusan mengenai sengketa terkait divestasi saham Newmont Nusa Tenggara. Newmont, sebagai Pemegang Saham Asing NNT, bersama dengan Nusa Tenggara Mining Corporation, yang merupakan afiliasi Sumitomo Corporation Jepang, berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani dengan Pemerintah Republik Indonesia diharuskan menjual bagian sahamnya di NNT. Sengketa yang muncul tahun lalu ini terkait dengan bagaimana proses divestasi harus dilakukan dan Pemerintah dan PTNNT menyerahkan masalah tersebut ke Arbitrase Internasional sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Karya. Dalam putusannya, Panel Arbitrase memutuskan bahwa Kontrak Karya NNT tidak diterminasi. Panel Arbitrase memutuskan Pemegang Saham Asing NNT belum melaksanakan proses divestasi yang diharuskan untuk 2006 dan 2007. Panel memberikan waktu 180 hari sejak tanggal putusan dikeluarkan kepada para pemegang saham untuk bekerjasama dengan pemerintah untuk melepas saham di PTNNT

kepada pemerintah atau pihak yang ditunjuk, sebagaimana dijelaskan dalam Kontrak Karya untuk 2006 dan 2007. Panel Arbitrase juga menegaskan pemerintah memiliki hak untuk memperoleh penawaran terlebih dulu atas divestasi itu. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45625-newmont_kaji_putusan_kalah_arbitrase Pemerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Tak Bisa Banding


Pemerintah menyatakan tidak ada bukti baru yang dapat membatalkan kemenangannya.
Rabu, 1 April 2009, 11:12 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) telah bersalah dan tidak dapat mengajukan banding atas putusan pengadilan arbitrase internasional. "Mereka sudah lalai melakukan kewajiban divestasi selama tiga tahun," ujar Pengacara Pemerintah Indonesia Karen Mills di Departemen Energi, Jakarta, Rabu 1 April 2009. Dia optimistis tidak ada bukti baru yang dapat membatalkan kemenangan pemerintah. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain bagi Newmont Nusa Tenggara selain melaksanakan kewajiban yang telah diputuskan dalam pengadilan arbitrase. "Jika tidak, pemutusan kontrak yang harus diterima," katanya. Pemerintah telah memenangkan Newmont Mining Corporation atas kasus divestasi saham Newmont Nusa Tenggara. Lembaga arbitrase internasional (United Nations Commission on International Trade Law) telah memberi ganjaran divestasi 17 persen atas kelalaian Newmont dalam kewajiban divestasi pada 2006 dan 2007. Sesuai perjanjian Kontrak Karya antara Newmont dan Pemerintah pada 1986, Newmont harus melakukan divestasi saham kepada Pemerintah Indonesia. Pada akhir tahun kelima setelah operasi atau tepatnya 2005, divestasi saham sekurang-kurangnya 15 persen. Pada akhir tahun keenam sekurang-kurangnya 23 persen dan pada akhir tahun ketujuh sekurang-kurangnya 30 persen. Seterusnya, hingga pada akhir tahun kesepuluh kepemilikan saham pemerintah pada Newmont Nusa Tenggara telah mencapai mayoritas, yaitu 51 persen.

VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45520-newmont_tak_bisa_banding Pemerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Harus Penuhi Putusan Arbitrase


Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro mengatakan, putusan sidang bersifat final dan mengikat.
Rabu, 1 April 2009, 10:22 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah menyatakan Sumitomo Corporation dan Newmont Mining Corporation (NMC), selaku pemilik saham PT Newmont Nusa Tenggara, harus melaksanakan semua putusan lembaga arbitrase internasional (United Nations Commission on International Trade Law/UNCITRAL). Ini menyusul kemenangan pemerintah atas kasus divestasi saham Newmont. "Keputusan sidang bersifat final dan mengikat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 1 April 2009. Sidang arbitrase sebelumnya berlangsung di Jakarta, pertengahan Desember 2008. Pemegang saham Newmont Nusa Tenggara maupun pemerintah RI, mengajukan saksi yang memperkuat gugatan masing-masing. Keputusan akhir gugatan arbitrase Selasa kemarin, 31 Maret. Dia mengatakan, kekalahan Newmont atas kelalain kewajiban divestasi sebesar 17 persen pada 2006 - 2008. Karena itu, Newmont dinyatakan default atas perjanjian itu. Divestasi harus dilakukan saat saham tidak dalam masa gadai. Menurut Purnomo, putusan lembaga arbitrase itu merintahkan Newmont Nusa Tenggara melaksaknakan Pasal 24 Poin 3 Perjanjian Kontrak Karya. Aturan itu menyatakan, pada akhir tahun kelima Newmont harus mendivestasikan sahamnya sekurang-kurangnya 15 persen. Pada akhir tahun keenam sekurang-kurangnya 23 persen dan pada akhir tahun ketujuh (2007) sekurang-kurangnya 30 persen. Dan seterusnya pada akhir tahun ke delapan dan kesembilan masing-masing 37 persen dan 44 persen. Hingga pada akhir tahun kesepuluh

kepemilikan saham nasional pada Newmont Nusa Tenggara telah mencapai mayoritas, yaitu 51 persen. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45491-newmont_harus_penuhi_putusan_arbitrase

Pemerintah Menangi Gugatan Atas Newmont


Namun, pengadilan arbitrase tidak mengabulkan seluruh gugatan yang diminta Pemerintah.
Selasa, 31 Maret 2009, 21:55 WIB Arinto Tri Wibowo, Ferial VIVAnews - Pemerintah Indonesia berhasil memenangi gugatan terhadap PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di pengadilan abitrase Internasional. Jaksa Pengacara Negara, Joseph Suandi Sabda, mengatakan, sesuai dengan kontrak, Newmont diharuskan mendivestasi 17 persen sahamnya kepada pihak nasional Indonesia dalam waktu 180 hari sejak putusan arbitrase dikeluarkan. "Kalau sampai 180 hari Newmont belum juga mendivestasikan sahamnya, pemerintah bisa mencabut kontrak karyanya," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Selasa 31 Maret 2009. Menurut dia, keputusan arbitrase juga mengharuskan NNT membersihkan sahamnya yang tergadai di Bank of New York. Namun, dia melanjutkan, pengadilan arbitrase tidak mengabulkan seluruh gugatan yang diminta Pemerintah Indonesia. "Permintaan terminasi yang diminta Pemerintah Indonesia dinilai terlalu berat," tuturnya. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45412pemerintah_menangi_gugatan_atas_newmont

Pemerintah Tuntut 100% Saham Newmont


Eksekusi hasil keputusan baru dapat dilakukan 30 hari setelah pengumuman hasil sidang.
Selasa, 31 Maret 2009, 18:20 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah menuntut pengambilalihan 100 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara pada badan arbitrase internasional atas kasus telat divestasi Newmont. "Kami maunya 100 persen," kata Jaksa Pengacara Negara Joseph Suandi Sabda ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 31 Maret 2009. Menurut dia, Eksekusi hasil keputusan baru dapat dilakukan 30 hari setelah pengumuman hasil sidang. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menggugat Newmont ke badan abitrase internasional pada Maret 2008. Gugatan itu dilakukan, karena NNT dianggap gagal melaksanakan kewajiban divestasi saham pada 2006 dan 2007 sesuai dengan Perjanjian Kontrak Karya Newmont dan Pemerintah pada 2 Desember 1986. VIVAnews

Pemerintah Kaji Putuskan Kontrak Newmont


Pemutusan dilakukan jika pemerintah menang dalam pengadilan arbitrase internasional.
Selasa, 10 Maret 2009, 15:43 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah mempertimbangkan untuk memutus kontrak Newmont Nusa Tenggara (NNT) jika pemerintah menang dalam pengadilan arbitrase internasional.

"Ini masih tergantung keputusan pengadilan, nanti," ujar Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring di katornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa 10 Maret 2009. Namun, menurut dia ada opsi lain jika nantinya memenangkan arbitrase. Pemerintah tidak akan menghentikan kontrak Newmont Nusa Tenggara. Hanya, proses divestasi atau pelepasan saham Newmont kepada pemerintah daerah segera dilakukan. Simon mengatakan, pemerintah juga telah siap dengan konsekuensi yang akan diterima, jika kalah dalam pengadilan arbitrase itu. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menggugat Newmont Nusa Tenggara ke badan arbitrase internasional pada Maret 2008. Gugatan itu dilakukan karena Newmont dinilai gagal melaksanakan kewajiban divestasi saham pada 2006 dan 2007 sesuai dengan perjanjian Kontrak Karya Newmont dan pemerintah pada 2 Desember 1986. Simon mengatakan, kesalahan Newmont yang paling fatal melanggar Pasal 20, 21, dan 24 klausul kontrak karya Newmont dengan pemerintah. Menurut dia, Newmont tidak melaksanakan divestasi saham sesuai waktunya, yaitu divestasi saham tiga persen pada 2006 dan tujuh persen pada 2007. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/38593pemerintah_kaji_pemutusan_kontrak_newmont Sengketa Gadai Saham Newmont

Pemerintah Ajukan Newmont ke Badan Arbitrase


Sidang arbitrase pertama persengketaan ini akan dilaksanakan pada 9 Desember mendatang.
Senin, 1 Desember 2008, 16:24 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah Indonesia bersikukuh akan mengajukan arbitrase ke pengadilan internasional terkait gadai saham yang dilakukan PT Newmont Nusa Tenggara. "Selama sahamnya masih tergadai, kami akan menyelesaikan masalah ini di persidangan," ujar Direktur Jenderal Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Departemen

Energi Bambang Setiawan di sela Panitia Kerja RUU Mineral Batu Bara DPR, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin 1 Desember 2008. Bambang mengatakan, Newmont Nusa Tenggara pernah menawarkan kepada pemerintah atas sahamnya yang sedang digadaikan kepada perbankan, untuk menggugurkan kewajibannya mendivestasi sahamnya sebesar 10 persen. Selain itu Newmont juga menawarkan kepada pemerintah atas dividen tersebut. "Tapi kami menolaknya," kata dia. Menurut Bambang, sidang arbitrase pertama persengketaan ini akan dilaksanakan pada 9 Desember mendatang. Kasus ini bermula saat Newmont Nusa Tenggara menggadaikan seluruh sahamnya guna mendapat pinjaman perbankan senilai US$ 1 miliar pada 19961997 lalu. Kreditur NNT tersebut antara lain Bank Exim Jepang, Bank Exim AS, sindikasi bank dan lembaga keuangan yang dikelola Chase Manhattan Asia Limited dan Bank KFW Jerman. Adanya gadai saham tersebut merupakan salah satu penyebab proses divestasi 10 persen saham Newmont Nusa Tenggara menjadi tidak bisa dilaksanakan. Kalau proses divestasi dilaksanakan, maka sesuai aturan antara Newmont dan peminjam, saham itu harus digadaikan kembali. VIVAnews

Newmont Janji Divestasi 2009 Tepat Waktu


Melalui divestasi tepat waktu, persengketaan Newmonth dengan pemerintah cepat berakhir.
Selasa, 16 September 2008, 11:33 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Newmont Pacific Nusantara berjanji akan melaksanakan kewajibannya melepas saham (divestasi) PT Newmont Nusa Tenggara kepada pemerintah Indonesia pada 2009 mendatang, sesuai dengan jadwal. Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara Martiono Hadianto mengatakan, mekanisme penawaran diperkirakan sama seperti divestasi sebelumnya. "Secara teknis akan kita lakukan seperti divestasi yang lalu," ujar dia disela acara buka puasa bersama di Hotel Sultan, Jakarta, Senin 15 September 2008. Untuk itu, pihaknya berharap persengketaan dengan pemerintah dapat segera diselesaikan, sehingga tidak mempengaruhi pelaksanaan divestasi tahap berikutnya.

Mengenai persengketaan antara Newmont dengan pemerintah, rencananya sidang arbitrase pertama akan dilakukan Desember mendatang. Sekadar diketahui, pemerintah mengajukan arbitrase Newmont atas kasus keterlambatan divestasi pada Newmont Nusa Tenggara. Sayangnya, Martiono enggan mengungkapkan perkembangan kasus yang melawan pemerintah itu. Dia hanya mengatakan, keduabelah pihak telah berkomitmen untuk tidak membuka kasus ini untuk konsumsi publik. "Ini terkait keberadaan Newmont sebagai emiten di bursa New York," katanya.

VIVAnews

Putusan Arbitrase Newmont Keluar Februari


Sidang perdana arbitrase Newmont Nusa Tenggara baru dilaksanakan 9 Desember 2008.
Kamis, 18 Desember 2008, 16:12 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pengadilan arbitrase internasional akan mengeluarkan keputusan terkait persengketaan divestasi Newmont Nusa Tenggara dengan pemerintah Indonesia untuk proses divestasi saham pada 2006 dan 2007, sebesar 10 persen. Staf Ahli Menteri Bidang Finansial dan Ekonomi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring mengatakan, pertengahan Februari 20009 keputusanya pengadilan itu sudah bisa keluar. "Putusan kelar Februari," ujar Simon, di Jakarta, Kamis 18 Desember 2008. Pada 9 Desember lalu, sidang perdana arbitrase antara pemerintah Indonesia melawan Newmont Nusa Tenggara dilaksanakan. Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro mengatakan, agenda sidang perdana masih sebatas pemanggilan para saksi. Menurut Purnomo banyak pihak yang tidak mengerti alasan pemerintah membawa Newmont ke pengadilan arbitrase. "Kami anggap Newmont tidak menghormati kontrak, karena lalai melakukan divestasi pada 2006 dan 2007," kata dia kepada VIVAnews melalui pesan singkat. Karena pemerintah tidak ingin dianggap bertindak sewenang-wenang terhadap investor

dengan cara memutus kontrak, pemerintah mengajukan Newmont pengadilan internasional. VIVAnews

Divestasi Newmont, Pemerintah Yakin Menang


Pemerintah akan menerima keputusan sidang arbitrase melawan Newmont Nusa Tenggara.
Senin, 2 Maret 2009, 20:28 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah akan menerima keputusan sidang arbitrase melawan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Termasuk jika nantinya pemerintah kalah dalam kasus divestasi Newmont. Namun, pemerintah yakin badan arbitrase akan memenangkan pemerintah Indonesia. "Jika memang kalah harus diterima dengan jiwa besar," kata Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring kepada VIVAnews melalui pesan singkat, Senin 2 Maret 2009. Menurut dia, pemerintah tidak meminta belas kasihan kepada siapa pun guna memenangkan perkara dengan Newmont. Terpenting, pemerintah yakin yang diperjuangkan pada badan arbitrase memiliki landasan kuat. "Yang terpenting kebenaran hukum," tutur dia. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menggugat Newmont Nusa Tenggara ke badan arbitrase internasional pada Maret 2008. Gugatan itu dilakukan karena Newmont dinilai gagal melaksanakan kewajiban divestasi saham pada 2006 dan 2007 sesuai dengan perjanjian Kontrak Karya Newmont dan pemerintah pada 2 Desember 1986. Simon mengatakan, kesalahan Newmont yang paling fatal melanggar pasal 20, 21, dan 24 kalausul kontrak karya Newmont dengan pemerintah. Menurut dia, Newmont tidak melaksanakan divestasi saham sesuai waktunya, yaitu divestasi saham tiga persen pada 2006 dan tujuh persen pada 2007. VIVAnews

Divestasi Newmont

Pemerintah Belum Putuskan Beli Saham Newmont


Divestasi 7% saham Newmont harus berjalan pada Maret mendatang.
Sabtu, 28 Februari 2009, 02:52 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - Pemerintah masih mengkaji langkah pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada proses divestasi tahun ini. Kendati proses divestasi 7 persen saham Newmont harus berjalan pada Maret ini. "Keputusan mengambil tergantung kemampuan finansial pemerintah," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Hotel Shang Rila, Jakarta, Jumat 27 Februari 2009. Dia mengatakan, jika pemerintah tidak memiliki uang yang cukup, kemungkinan tidak akan mengambil saham Newmont. Namun hingga kini Departemen Energi dan Departemen Keuangan masih mengkaji pembelian itu. "Jadi belum kami putuskan," ujar dia. Menurut Purnomo, proses divestasi tidak akan berpengaruh meski saat ini pemerintah tengah bersengketa dengan Newmont Nusa Tenggara di badan arbitrase internasional karena tak kunjung merealisasikan rencana divestasi. Bahkan Newmont justru menggadaikan seluruh saham guna mendapat pinjaman perbankan senilai US$ 1 miliar pada 1996-1997 lalu.

Newmont Janji Divestasi 2009 Tepat Waktu


Melalui divestasi tepat waktu, persengketaan Newmonth dengan pemerintah cepat berakhir.
Selasa, 16 September 2008, 11:33 WIB Hadi Suprapto, Ferial

VIVAnews - Newmont Pacific Nusantara berjanji akan melaksanakan kewajibannya melepas saham (divestasi) PT Newmont Nusa Tenggara kepada pemerintah Indonesia pada 2009 mendatang, sesuai dengan jadwal. Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara Martiono Hadianto mengatakan, mekanisme penawaran diperkirakan sama seperti divestasi sebelumnya. "Secara teknis akan kita lakukan seperti divestasi yang lalu," ujar dia disela acara buka puasa bersama di Hotel Sultan, Jakarta, Senin 15 September 2008. Untuk itu, pihaknya berharap persengketaan dengan pemerintah dapat segera diselesaikan, sehingga tidak mempengaruhi pelaksanaan divestasi tahap berikutnya. Mengenai persengketaan antara Newmont dengan pemerintah, rencananya sidang arbitrase pertama akan dilakukan Desember mendatang. Sekadar diketahui, pemerintah mengajukan arbitrase Newmont atas kasus keterlambatan divestasi pada Newmont Nusa Tenggara. Sayangnya, Martiono enggan mengungkapkan perkembangan kasus yang melawan pemerintah itu. Dia hanya mengatakan, keduabelah pihak telah berkomitmen untuk tidak membuka kasus ini untuk konsumsi publik. "Ini terkait keberadaan Newmont sebagai emiten di bursa New York," katanya. Semester I-2009

Dana Tunai Newmont Defisit


Krisis global telah membuat permintaan logam mengalami penurunan.
Jum'at, 27 Februari 2009, 00:09 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) menyatakan krisis global telah membuat permintaan logam mengalami penurunan. "Permintaan mengalami penurunan," ujar Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara Martiono Hadianto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR Kamis 26 Februari 2009. Menurut dia, harga logam secara umum, kecuali emas, mengalami penurunan. Kondisi ini akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Namun, Martiono mengaku, Newmont masih bisa tertolong dengan jumlah produksi

metal yang lebih tinggi akibat kadar bijih yang ditambang lebih baik dari tahun sebelumnya. Martiono menjelaskan, semester pertama tahun ini Newmont Nusa Tenggara akan mengalami kekurangan dana tunai. "Dengan asumsi harga pada September 2008, penurunan harga tembaga membuat kesulitan dana tunai," kata dia. Langkah yang diambil guna mengatasi persoalan ini, dia menuturkan, pemegang saham Newmont Nusa Tenggara telah sepakat menutup kekurangan dana tunai yang dibutuhkan. "Kondisi keuangan pada semester kedua 2009 akan membaik, karena peningkatan jumlah penjualan," katanya.

Newmont: Kami Hormati Proses Arbitrase


Newmont tidak akan memberi komentar atas keinginan pemerintah yang akan memutus kontraknya
Rabu, 11 Maret 2009, 10:07 WIB Hadi Suprapto VIVAnews - PT Newmont Pacific Nusantara menyatakan akan menghormati proses arbitrase atas perbedaan pendapat pelepasan saham atau divestasi PT Newmont Nusa Tenggara. Karena itu, Newmont tidak akan memberi komentar atas keinginan pemerintah yang akan memutus kontrak Newmont Nusa Tenggara jika nantinya pemerintah menang dalam proses arbitrase. "Kami dan pemerintah sudah sepakat menghormati proses ar bitrase," kata Manajer Hubungan Masyarakat Newmont Pacific Nusantara Rubi Purnomo kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 11 Maret 2009. "Ini agar bisa menyelesaikan perbedaan antara kami dan pemerintah." Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menggugat Newmont ke badan arbitrase internasional pada Maret 2008. Gugatan itu dilakukan karena Newmont dinilai gagal melaksanakan kewajiban divestasi saham pada 2006 dan 2007 sesuai dengan perjanjian Kontrak Karya Newmont dan pemerintah pada 2 Desember 1986. Kesalahan yang paling fatal, menurut pemerintah, Newmont telah melanggar Pasal 20, 21, dan 24 klausul kontrak karya Newmont dengan pemerintah. Newmont tidak

melaksanakan divestasi saham sesuai waktunya, yaitu divestasi saham tiga persen pada 2006 dan tujuh persen pada 2007. emerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Tiga Kali Gagal Divestasi Saham


Newmont diwajibkan menjual 51 persen sahamnya mulai 2006-2010 kepada Indonesia.
Rabu, 1 April 2009, 11:02 WIB Heri Susanto VIVAnews - Kemenangan pemerintah Indonesia dalam gugatan melawan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) karena perusahaan asing tersebut gagal melakukan divestasi saham sesuai dengan kontrak karya yang diteken. Sesuai dengan kontrak karya yang diteken pada 1986, Newmont diwajibkan menjual 51 persen sahamnya mulai 2006-2010 kepada institusi Indonesia. Karena 20 persen sahamnya sudah dipegang pengusaha nasional Jusuf Merukh, Newmont masih punya kewajiban menjual 31 persen sisanya sebanyak lima kali dalam lima tahun. Namun, selama dua tahun pertama pada 2006 - 2007, divestasi Newmont sebesar 3 dan 7 persen bermasalah. Karena kegagalan itu, pada tahun lalu, pemerintah Indonesia mengajukan gugatan ke arbitrase internasional karena sengketa tertundanya divestasi 3 dan 7 persen saham Newmont yang semestinya tuntas pada 2006 dan 2007. Pada 2008, divestasi 7 persen saham tahap ketiga kembali gagal dilakukan oleh Newmont. Namun, tidak ada alasan yang jelas terkait kegagalan divestasi di tengah proses gugatan arbitrase ini. Sehingga total dalam tempo 3 tahun, jumlah saham yang harus dijual sebanyak 17 persen. Dalam sidang arbitrase yang diumumkan pada Selasa, 31 Maret memutuskan bahwa Newmont dinyatakan default atas perjanjian itu. Divestasi juga harus dilakukan saat saham tidak dalam masa gadai. Program Divestasi Newmont Tahun 2006 2007 Persentase Keterangan 3% Gagal/Bermasalah 7% Gagal/Bermasalah

2008 2009 2010

7% 7% 7%

Gagal/Bermasalah Belum Belum

VIVAnews Updated: Pemerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Harus Bayar Ganti Rugi US$ 1,8 Juta


Pembayaran ganti rugi ini merupakan konsekuensi dari kekalahan Newmont atas pemerintah RI.
Rabu, 1 April 2009, 10:23 WIB Umi Kalsum, Ferial VIVAnews- PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) harus membayar ganti rugi sebesar US$1,8 juta kepada pemerintah Indonesia sebagai salah satu konsekuensi dari kekalahan di pengadilan abitrase internasional. "Ganti rugi ini harus dibayar dalam tempo 30 hari sesudah tanggal putusan abitrase," ujar Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring di Gedung DESDM, Jakarta, Rabu 1 April 2009. Keputusan arbitrase juga mengharuskan NNT membersihkan sahamnya yang tergadai di Bank of New York. Pengadilan arbitrase tidak mengabulkan seluruh gugatan yang diminta Pemerintah Indonesia. Menurut dia, dengan menangnya pemerintah atas NNT maka perusahaan pertambangan itu wajib memenuhi seluruh kewajibannya terhadap pemerintah Indonesia. "Sekarang pemerintah sudah punya wewenang untuk menagih dong," kata dia. Jika dalam waktu 180 hari mereka tidak memenuhi kewajiban, tuturnya, maka terminasi dilakukan secara otomatis. "Dulu kan mereka bersikukuh tidak salah, sekarang mereka tidak bisa ngelak," kata dia. VIVAnews Pemerintah Menang Lawan Newmont

Newmont Tak Bisa Banding


Pemerintah menyatakan tidak ada bukti baru yang dapat membatalkan kemenangannya.
Rabu, 1 April 2009, 11:12 WIB Hadi Suprapto, Ferial VIVAnews - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) telah bersalah dan tidak dapat mengajukan banding atas putusan pengadilan arbitrase internasional. "Mereka sudah lalai melakukan kewajiban divestasi selama tiga tahun," ujar Pengacara Pemerintah Indonesia Karen Mills di Departemen Energi, Jakarta, Rabu 1 April 2009. Dia optimistis tidak ada bukti baru yang dapat membatalkan kemenangan pemerintah. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain bagi Newmont Nusa Tenggara selain melaksanakan kewajiban yang telah diputuskan dalam pengadilan arbitrase. "Jika tidak, pemutusan kontrak yang harus diterima," katanya. Pemerintah telah memenangkan Newmont Mining Corporation atas kasus divestasi saham Newmont Nusa Tenggara. Lembaga arbitrase internasional (United Nations Commission on International Trade Law) telah memberi ganjaran divestasi 17 persen atas kelalaian Newmont dalam kewajiban divestasi pada 2006 dan 2007. Sesuai perjanjian Kontrak Karya antara Newmont dan Pemerintah pada 1986, Newmont harus melakukan divestasi saham kepada Pemerintah Indonesia. Pada akhir tahun kelima setelah operasi atau tepatnya 2005, divestasi saham sekurang-kurangnya 15 persen. Pada akhir tahun keenam sekurang-kurangnya 23 persen dan pada akhir tahun ketujuh sekurang-kurangnya 30 persen. Seterusnya, hingga pada akhir tahun kesepuluh kepemilikan saham pemerintah pada Newmont Nusa Tenggara telah mencapai mayoritas, yaitu 51 persen. VIVAnews Pemerintah Menang Lawan Newmont

Cadangan Emas Newmont 690 Ribu Ton


Tambang seluas 1,12 hektar ini digarap PT Newmont Nusa Tenggara.

Rabu, 1 April 2009, 12:12 WIB Hadi Suprapto VIVAnews - Terletak di Pulau Sumbawa yang terpencil, di tengah-tengah bagian selatan kepulauan Indonesia, Tambang Batu Hijau itu berada. Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas di Kabupaten Sumbawa Barat degan luas 1,12 hektar. Tambang ini digarap PT Newmont Nusa Tenggara. Dalam laman Newmont, operasi tambang melalui usaha patungan Newmont dengan Nusa Tenggara Mining Corporation Jepang, yang mayoritas dikuasai oleh Sumitomo Corporation dan PT Pukuafu Indah, sebuah perusahaan nasional. Newmont adalah pelaksana proyek dengan kepemilikan saham 56,25 persen atas konsesi itu. Batu Hijau memiliki cadangan 6,2 miliar pon tembaga dan 6,9 miliar ons atau 690 ribu ton emas. Tambang Batu Hijau berada pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut, 15 kilometer dari pelabuhan yang dibangun perusahaan di Teluk Benete. Setelah diangkut dari tambang terbuka dengan menggunakan shovel listrik dan haul truck berkapasitas 240 ton, bijih batuan dihancurkan dan dikirim dengan ban berjalan sepanjang 6,4 kilometer menuju grinding circuit dan konsentrator yang menggunakan sistem flotasi. Konsentrat kemudian dipompa menuju pelabuhan, dikeringkan, dan selanjutnya dikapalkan ke berbagai pabrik peleburan di Asia, Eropa, dan Australia. Batu Hijau mempekerjakan sekitar 4.320 karyawan, hampir 98 persen di antaranya karyawan nasional, dan lebih dari 60 persen masyarakat setempat. Di tempat pemukiman tersedia perumahan untuk sebagian besar karyawan. Newmont menandatangani Kontrak Karya dengan dengan pemerintah Indonesia pada Desember 1986. Perusahaan mulai produksi pada 2000. VIVAnews Gugatan Divestasi

Kronologi Kekalahan Newmont dari Indonesia

Newmont diberi waktu 180 hari untuk menjual sahamnya ke pihak nasional Indonesia.
Rabu, 1 April 2009, 10:20 WIB Heri Susanto, Ferial VIVAnews - Pemerintah Indonesia berhasil memenangi gugatan terhadap PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di pengadilan abitrase Internasional. Menurut Jaksa Pengacara Negara, Joseph Suandi Sabda, sesuai dengan kontrak, Newmont diharuskan mendivestasi 17 persen sahamnya kepada pihak nasional Indonesia dalam waktu 180 hari sejak putusan arbitrase dikeluarkan. "Jika Newmont gagal menjual sahamnya, pemerintah bisa mencabut kontrak karyanya," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Selasa 31 Maret 2009. Putusan itu, juga menyebutkan Newmont wajib membersihkan sahamnya yang tergadai di Bank of New York. Berikut ini kronologis divestasi saham Newmont hingga muncul gugatan dari pemerintah Indonesia. Desember 1986: Kontrak karya pemerintah dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) diteken. Maret 2000: Operasi tambang NNT diresmikan dengan investasi US$ 1,8 miliar. Maret 2006: Newmont menawarkan 3 persen saham ke pemerintah. Namun, pemerintah menolak. Desember 2006: Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Barat tertarik membeli 3 persen saham Newmont. Maret 2007: Newmont menawarkan 7 persen saham tahap kedua ke pemerintah pusat. Namun, lagilagi ditolak. 11 Februari 2008: Newmont dianggap lalai karena tidak juga menjual saham sesuai dengan kontrak karya. 26 Februari 2008: Newmont meminta penundaan divestasi.

3 Maret 2008: Pemerintah mengajukan gugatan atas sengketa divestasi Newmont ke arbitrase internasional. 31 Maret 2009: Pemerintah mengumumkan kemenangan Indonesia atas gugatan terhadap Newmont di sidang arbitrase internasional. VIVAnews

You might also like