Professional Documents
Culture Documents
COM LATAR BELAKANG DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA Kasus sengketa divestasi PT Newmont Minahasa terkait dengan kewajiban divestasi yang harus dilaksanakan sesuai dengan Kontrak Karya yang ditandatangani PT Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia. Atas dasar ketentuan kontrak, dalam jangka waktu 10 tahun sejak kegiatan eksploitasi maka PT Newnmont Nusa Tenggara harus melakukan divestasi. Proses divestasi tersebut harus diselesaikan dalam jangka waktu satu (1) tahun. Persoalan timbul karena jangka waktu yang ditetapkan akan segera berakhir, namun belum dicapai kesepakatan antara PT Newmont Nusa Tenggara dengan 3 (tiga) calon investornya yaitu Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa Barat dan Pemkab Sumbawa. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk memfasilitasi negosiasi tidak tercapai. PT Newmont Nusa Tenggara mengklaim bahwa tenggat waktu penawaran saham sudah berakhir, bahkan PT Newmont ditengarai hendak mengajukan mitra strategis yaitu PT Trakindo sebagai calon investornya. Menyikapi perkembangan tersebut maka Pemerintah menetapkan pihak PT Newmont Nusa Tenggara dalam keadaan lalai default dan memberi waktu selama 180 hari untuk segera menyelesaikan penjualan sahamnya. Penetapan lalai oleh Pemerintah berpijak pada ketentuan pasal 20 ayat 1 KK yang menyatakan: Dengan tunduk??..Dalam hal perusahaan tidak memperbaiki kelalaian tersebut dalam jangka waktu yang ditetapkan di dalam pemberitahuan, maka pemerintah berhak untuk mengakhiri persetujuan ini??dst. Bila tetap tidak dilaksanakan maka terpaksa Pemerintah harus mengakhiri (terminasi) kontrak karya dengan PT Newmont Nusa Tenggara. PT Newmont Nusa Tenggara menyikapi penetapan Pemerintah tersebut dengan meminta Pemerintah mencabut kembali status lalai (default) tersebut dan tetap memberi waktu yang layak bagi PT Newmont untuk menuntaskan proses divestasi . Pihak PT Newmont Nusa Tenggara mengancam jika status lalai tersebut tidak dicabut, maka mereka akan mengajukan gugatan melalui arbitrase internasional. Pendirian pihak Newmont Minahasa Raya berdasarkan ketentuan pasal 20 ayat 3 KK yang menyatakan: Perusahaan belum dianggap lalai dalam pelaksanaan suatu ketentuan dalam persetujuan ini mengenai hal yang masih disengketakan antara ke 2 belah pihak?.dst. Menanggapi ancaman dari pihak Newmont, maka Pemerintah melalui Dirjen Minerbapabum ESDM menyatakan siap menghadapinya, dan bila perlu Pemerintah yang akan mengajukan gugatan ke arbitrase internasional. Forum.DETIk.COM
kepada pemerintah atau pihak yang ditunjuk, sebagaimana dijelaskan dalam Kontrak Karya untuk 2006 dan 2007. Panel Arbitrase juga menegaskan pemerintah memiliki hak untuk memperoleh penawaran terlebih dulu atas divestasi itu. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45625-newmont_kaji_putusan_kalah_arbitrase Pemerintah Menang Lawan Newmont
kepemilikan saham nasional pada Newmont Nusa Tenggara telah mencapai mayoritas, yaitu 51 persen. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/45491-newmont_harus_penuhi_putusan_arbitrase
"Ini masih tergantung keputusan pengadilan, nanti," ujar Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring di katornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa 10 Maret 2009. Namun, menurut dia ada opsi lain jika nantinya memenangkan arbitrase. Pemerintah tidak akan menghentikan kontrak Newmont Nusa Tenggara. Hanya, proses divestasi atau pelepasan saham Newmont kepada pemerintah daerah segera dilakukan. Simon mengatakan, pemerintah juga telah siap dengan konsekuensi yang akan diterima, jika kalah dalam pengadilan arbitrase itu. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menggugat Newmont Nusa Tenggara ke badan arbitrase internasional pada Maret 2008. Gugatan itu dilakukan karena Newmont dinilai gagal melaksanakan kewajiban divestasi saham pada 2006 dan 2007 sesuai dengan perjanjian Kontrak Karya Newmont dan pemerintah pada 2 Desember 1986. Simon mengatakan, kesalahan Newmont yang paling fatal melanggar Pasal 20, 21, dan 24 klausul kontrak karya Newmont dengan pemerintah. Menurut dia, Newmont tidak melaksanakan divestasi saham sesuai waktunya, yaitu divestasi saham tiga persen pada 2006 dan tujuh persen pada 2007. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/38593pemerintah_kaji_pemutusan_kontrak_newmont Sengketa Gadai Saham Newmont
Energi Bambang Setiawan di sela Panitia Kerja RUU Mineral Batu Bara DPR, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin 1 Desember 2008. Bambang mengatakan, Newmont Nusa Tenggara pernah menawarkan kepada pemerintah atas sahamnya yang sedang digadaikan kepada perbankan, untuk menggugurkan kewajibannya mendivestasi sahamnya sebesar 10 persen. Selain itu Newmont juga menawarkan kepada pemerintah atas dividen tersebut. "Tapi kami menolaknya," kata dia. Menurut Bambang, sidang arbitrase pertama persengketaan ini akan dilaksanakan pada 9 Desember mendatang. Kasus ini bermula saat Newmont Nusa Tenggara menggadaikan seluruh sahamnya guna mendapat pinjaman perbankan senilai US$ 1 miliar pada 19961997 lalu. Kreditur NNT tersebut antara lain Bank Exim Jepang, Bank Exim AS, sindikasi bank dan lembaga keuangan yang dikelola Chase Manhattan Asia Limited dan Bank KFW Jerman. Adanya gadai saham tersebut merupakan salah satu penyebab proses divestasi 10 persen saham Newmont Nusa Tenggara menjadi tidak bisa dilaksanakan. Kalau proses divestasi dilaksanakan, maka sesuai aturan antara Newmont dan peminjam, saham itu harus digadaikan kembali. VIVAnews
Mengenai persengketaan antara Newmont dengan pemerintah, rencananya sidang arbitrase pertama akan dilakukan Desember mendatang. Sekadar diketahui, pemerintah mengajukan arbitrase Newmont atas kasus keterlambatan divestasi pada Newmont Nusa Tenggara. Sayangnya, Martiono enggan mengungkapkan perkembangan kasus yang melawan pemerintah itu. Dia hanya mengatakan, keduabelah pihak telah berkomitmen untuk tidak membuka kasus ini untuk konsumsi publik. "Ini terkait keberadaan Newmont sebagai emiten di bursa New York," katanya.
VIVAnews
dengan cara memutus kontrak, pemerintah mengajukan Newmont pengadilan internasional. VIVAnews
Divestasi Newmont
VIVAnews - Newmont Pacific Nusantara berjanji akan melaksanakan kewajibannya melepas saham (divestasi) PT Newmont Nusa Tenggara kepada pemerintah Indonesia pada 2009 mendatang, sesuai dengan jadwal. Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara Martiono Hadianto mengatakan, mekanisme penawaran diperkirakan sama seperti divestasi sebelumnya. "Secara teknis akan kita lakukan seperti divestasi yang lalu," ujar dia disela acara buka puasa bersama di Hotel Sultan, Jakarta, Senin 15 September 2008. Untuk itu, pihaknya berharap persengketaan dengan pemerintah dapat segera diselesaikan, sehingga tidak mempengaruhi pelaksanaan divestasi tahap berikutnya. Mengenai persengketaan antara Newmont dengan pemerintah, rencananya sidang arbitrase pertama akan dilakukan Desember mendatang. Sekadar diketahui, pemerintah mengajukan arbitrase Newmont atas kasus keterlambatan divestasi pada Newmont Nusa Tenggara. Sayangnya, Martiono enggan mengungkapkan perkembangan kasus yang melawan pemerintah itu. Dia hanya mengatakan, keduabelah pihak telah berkomitmen untuk tidak membuka kasus ini untuk konsumsi publik. "Ini terkait keberadaan Newmont sebagai emiten di bursa New York," katanya. Semester I-2009
metal yang lebih tinggi akibat kadar bijih yang ditambang lebih baik dari tahun sebelumnya. Martiono menjelaskan, semester pertama tahun ini Newmont Nusa Tenggara akan mengalami kekurangan dana tunai. "Dengan asumsi harga pada September 2008, penurunan harga tembaga membuat kesulitan dana tunai," kata dia. Langkah yang diambil guna mengatasi persoalan ini, dia menuturkan, pemegang saham Newmont Nusa Tenggara telah sepakat menutup kekurangan dana tunai yang dibutuhkan. "Kondisi keuangan pada semester kedua 2009 akan membaik, karena peningkatan jumlah penjualan," katanya.
melaksanakan divestasi saham sesuai waktunya, yaitu divestasi saham tiga persen pada 2006 dan tujuh persen pada 2007. emerintah Menang Lawan Newmont
7% 7% 7%
Rabu, 1 April 2009, 12:12 WIB Hadi Suprapto VIVAnews - Terletak di Pulau Sumbawa yang terpencil, di tengah-tengah bagian selatan kepulauan Indonesia, Tambang Batu Hijau itu berada. Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas di Kabupaten Sumbawa Barat degan luas 1,12 hektar. Tambang ini digarap PT Newmont Nusa Tenggara. Dalam laman Newmont, operasi tambang melalui usaha patungan Newmont dengan Nusa Tenggara Mining Corporation Jepang, yang mayoritas dikuasai oleh Sumitomo Corporation dan PT Pukuafu Indah, sebuah perusahaan nasional. Newmont adalah pelaksana proyek dengan kepemilikan saham 56,25 persen atas konsesi itu. Batu Hijau memiliki cadangan 6,2 miliar pon tembaga dan 6,9 miliar ons atau 690 ribu ton emas. Tambang Batu Hijau berada pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut, 15 kilometer dari pelabuhan yang dibangun perusahaan di Teluk Benete. Setelah diangkut dari tambang terbuka dengan menggunakan shovel listrik dan haul truck berkapasitas 240 ton, bijih batuan dihancurkan dan dikirim dengan ban berjalan sepanjang 6,4 kilometer menuju grinding circuit dan konsentrator yang menggunakan sistem flotasi. Konsentrat kemudian dipompa menuju pelabuhan, dikeringkan, dan selanjutnya dikapalkan ke berbagai pabrik peleburan di Asia, Eropa, dan Australia. Batu Hijau mempekerjakan sekitar 4.320 karyawan, hampir 98 persen di antaranya karyawan nasional, dan lebih dari 60 persen masyarakat setempat. Di tempat pemukiman tersedia perumahan untuk sebagian besar karyawan. Newmont menandatangani Kontrak Karya dengan dengan pemerintah Indonesia pada Desember 1986. Perusahaan mulai produksi pada 2000. VIVAnews Gugatan Divestasi
Newmont diberi waktu 180 hari untuk menjual sahamnya ke pihak nasional Indonesia.
Rabu, 1 April 2009, 10:20 WIB Heri Susanto, Ferial VIVAnews - Pemerintah Indonesia berhasil memenangi gugatan terhadap PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di pengadilan abitrase Internasional. Menurut Jaksa Pengacara Negara, Joseph Suandi Sabda, sesuai dengan kontrak, Newmont diharuskan mendivestasi 17 persen sahamnya kepada pihak nasional Indonesia dalam waktu 180 hari sejak putusan arbitrase dikeluarkan. "Jika Newmont gagal menjual sahamnya, pemerintah bisa mencabut kontrak karyanya," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Selasa 31 Maret 2009. Putusan itu, juga menyebutkan Newmont wajib membersihkan sahamnya yang tergadai di Bank of New York. Berikut ini kronologis divestasi saham Newmont hingga muncul gugatan dari pemerintah Indonesia. Desember 1986: Kontrak karya pemerintah dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) diteken. Maret 2000: Operasi tambang NNT diresmikan dengan investasi US$ 1,8 miliar. Maret 2006: Newmont menawarkan 3 persen saham ke pemerintah. Namun, pemerintah menolak. Desember 2006: Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Barat tertarik membeli 3 persen saham Newmont. Maret 2007: Newmont menawarkan 7 persen saham tahap kedua ke pemerintah pusat. Namun, lagilagi ditolak. 11 Februari 2008: Newmont dianggap lalai karena tidak juga menjual saham sesuai dengan kontrak karya. 26 Februari 2008: Newmont meminta penundaan divestasi.
3 Maret 2008: Pemerintah mengajukan gugatan atas sengketa divestasi Newmont ke arbitrase internasional. 31 Maret 2009: Pemerintah mengumumkan kemenangan Indonesia atas gugatan terhadap Newmont di sidang arbitrase internasional. VIVAnews