You are on page 1of 6
BULETIN IPT, NO. 5 VOL. I DESEMBER 1997/JANUARI 1998 ISSN 0854-4700 PENGUATAN DENGAN PENGHALUSAN BUTIR PADA PADUAN HYPOEUTEKTIK AL-Si 9.4% Si Immanuel Ginting*) Abstract One of the alternatif for metal reinforcement ‘method is liquid metal treatment by adding Master Alloy (AI-TiB) as grain refinement material. The experiment conducted in ather to know the influence of Ti-8 component addition and metal mould temperatur as variables to the mechanical character. According to the observation, shown that the mechanical character influenced not only the mould temperatur increment but also to the iron content which is cause grain size more coarse. Therefore it is tend to reduced mechanical properties and the effectivity of T-B component addition, Intisari Salah satu alternatif cara penguatan logam adalah perlakuan logam cair dengan menambahkan master alloy (AFTIB) sebagai penghalus butir. Percobaan dilakukan untuk mengetanui pengaruh penambahan ‘Ti-B dan variasi temperatur cetakan logam terhadap sifat mekanik. Dari pengammatan menunjukkan bahwa sifat mekanik dipengaruhi tidak hanya karena kenaikan temperatur cetakan tetapi juga oleh kandungan be: yang menyebabkan ukuran butir menjadi lebih kasar, oleh karena itu cenderung mengakibatkan penurunan sifat mekanik dan efektifitas penambahan Komponen Al-Tib. Pendahuluan AL-Si merupakan paduan non heatreatable yang artinya sifat mekenik tidak dapat diperbaiki dengan laku panas. Dan salah satu alternatif untuk memper- baiki sifat mekaniknya adalah dengan menambeh- kan Master alloy T-B sewaktu perlakuan logam cair dimana unsur asing ditambahkan untuk mengawali pembentukan inti. Dengan kenaikan jumian inti Korespondenst *)" Immanuel Ginting adslah Paneliti dari Puslitbang Metalurgi- UPL, Kompleks Puspiptek, Serpong, Tangerang. butiran menjadi halus dan bertambah batas butir yang menghalangi pergerakan dislokasi maka makin sukar dislokasi bergerak sehingga sifat mekani ‘suatu paduan logam akan meningkat. Pada percoba- an ini ditambahkan unsur Titan dan Boron dalam bentuk master alloy (Ti-B) 5/1. Di samping variable penambahen Ti-B juga diamati pengaruh tempecatur cetakan mulai temperatur kamar, 100, 200 dan 300°C. ‘Adapun tujuan penelitian adalah untuk mem- pelajari pengaruh penambahan AI-TiB terhadap ke- halusan butir dan sifat mekanik pada kondi temperatur kcastan maupun temperatur cetakan yang divariasikan. Analisa dan pengujian serta tempat penelitian ditakukan di P3M-LIPI Serpong. Latar Belakang Teori Penghalusan butir adalah suatu proses yang melibatkan kecepetan pengintian dan pertumbuh- an butir/kristal sewaktu logam dalam proses pembekuan. Proses pembekuan dimulai dari fasa cair sehingga membentuk kristla, membutuhkan waktu yang tergantung kecepatan pendinginan (cooling rate) dan untuk ukuran besar butir ter- ‘pentung laju pengintian dan pertumbuhannya. Bila faju perturnbuhan lebih besar dari Iaju peng- intian maka akan diperolen kelompok butir yang besar dan bila laju pengintian lebih besor dari laju pertumbuhan maka diperoleh kelompok butir yang halus. Penghslusan butir analog dengan memper- ‘banyak batas butir, sehingga hal ini merupakan salah satu metoda peaguatan logam. Metoda dan mekanisme penghalusan butit a, Metoda Chilling Apabila logam cair didinginkan dengan cepat (chilled) maka panas yang diserap lebih besar dari panas yang dikeluarkan melalui proses pendingin- an sehingga temperatur cairan turun sampai 13 BULETIN IPT, NO. 6 VOL. ti temperatur liquidus. Pada waktu pendinginan inti terbentuk di dalam cairan dan menjadi aktif sebagai untuk menghasilkan butiran yang halus. Tingkat cehalusan ukuran butir yang dapat dicapai melalui proses chilling lebih halus dari proses penghalusan butiran lainnya, 0.1-1000 jm, Tetapi dalam praktek di lapangan metoda ini sangat terbatas pengguna- yang diperoteh dari metoda ini adalah * Ukuran butir kecit/nalus * DAS Gjarak dengan dendrit) keci! © Struktur eutektik Si berbentuk accicular kasar. Dalam teori pengintian yang sederhana dinyatakan olen perbedaan energi antar permukaan dalam geometri nucleus dan nuclean sebagai berikut. Gui Refinenrenit @ = very DESEMBER 1997/JANUARI 1998 Gambar 1. Pengaruh perbedaan energi antar permukaan, Dari ilustrasi diatas, kondisi C dianggap paling optimal karena perbedaan energi antara permuka- annya minimum, sehingga nucteus mampu menye- limuti nucleant membentuk lapisan tipis (film) pada radius yang tinggi dengan enerai yang cukup rendah. Energi permukean minimum antara nucleant dengan nucleus biasanya tercapai apabila ada kesamaan struktur kristalnya, Beberapa persyaratan untuk dapat digunakan sebagai penghalus butir (grain refinement) ialah kelarutan yang rendah dimana master alloy yang ditambahkan temperatur cairnya lebih rendah dari temperatur cair yang akan dipadukan dan dapat larut secara merata dengen logam lain dan membentuk senyawa. Master alloy TiB-Al terdiri dari partikel Ti8, halus yang tersebar dan sejumalh Ti-Al, yang terdistribust di dalam matrix yang kaya akan aluminium. 4 ISSN 0864-4700 ” Kombinasi partikel Ti8, dan Ti-Al, adalah nucleant efektif untuk aluminium dan akon beroksi dengan fasa cair pads pendinginan di bawah T. 665°C menurut reaksi peritekti Liquid + T-Al, — a (Solid) (Solid) merupakan bentuk fasa alu yang membungkus partixel TiAl, seperti terlihat pada gambar 3 dimana bertindak sebagai tempat bertumbuh butir aluminium. oe tagd = Haty satay = se 8 BS Gambar 2. Skematik penghalusan butir sistim ALT: et Fig 3. Aluminium corner of the equilibrium diagram Al- B-Ti (a) Liquidus, (b) approximate boundaries of the various fileds in the solid state at temperature. Bagan alir proses pene! gambar berikut. n dapat ditihat pada Skema Penelitian [7 Biter baka] HSA Si Porskoan osm alSenaan cai -[ 0.008.012.0168 024] [Peivangan 700°C] Tenp Cetaian 19,20 sc0"e Heal Coren i Penguian Mekank & Metalograt [als denon] Gambar 4, Diagram Alir Proses Penelitian. BULETIN PT, NO. § VOL. I Percobaan yang dilekukan melipul 1, Pencairan 2. Perlakuan logam cair, Fluxing, Degassing dan grain refinement 3. Penuangan ke dalam cetakan logam dengan ‘temperatur cetakan yang divariasikan 4. Pengujian hasil percobaan. Teknik Percobaan Peralatan pencairan yang digunekan ialeh muffle furnace dengan menggunakan crucible grafit se- begai wadah penampung logam cair kemudian di- lakukan perlekuan logamcair yang terdiri dari proses, Fluxing, Degassing dan penghaiusan butir (Grain refining) dengan variasi 0.06, 0.12, 0.18 dan 0.24% TB 5/1. Bahan baku At-si yang digunakan pada percobaan penghalus- an butic adalah sebagai berikut. ‘Tabel 1. Hasil analisa kimis bahan beku AL-Si ‘Unsur. 2% Berat Si 9.41374 cu 0.33974 Fe 1.16849 Mn 0.00732 Mg 0.00386 Zn 0.00462 T 0.00208 cr 0.00228 Ni 0.00327 Pb 0.00205 Sa 0.00085 Al 89.0517 tersebut menunjukkan bahwa unsur-unsur yang dominan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan adalah sebagai berikut: Fe, 1.15849% dan Cu, 0,33974%. Sifat mekanik diperoleh dari pengujian kekerasan dan pengujian kekautan tarik. Hasil pengujian ‘mekarik behan awal tanpa penambahen TiB ditun- jukkan pada tabel 2. DESEMBER 1997/3ANUARI 199 ISSN 0854-4709 Tabel 2. Data hasil uji mekanik spesimen awal oa Parameter Wasi Uj Mean Sanpel| %W |Loetkan Gm |e | HN a) ech sip) |) A_[9_[tKamar|_ai2 [255 | 256 | so 3 |@ | wo | saso | tesst_| 2390] os36 c_| 0 | m0 | ars | isa | 230 | 8120 (Co seo soe ass ise Pengaruh penghalusan butir T-B terhadap sifat mekenik Pengujian mekanik terhadap spesimen hasil per- cobaan yang telah mengalami perlekuan iogam cair melalui penambahen Ti-B dan penuangan pada temperatur yang berveriasi, ditunjukkan pada tabel sebagai berikut. A, Pengujian kekerasan Data hasil pengujian kekerasan dari masing- masing spesimen ditunjukkan pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Pengaruh penambahan TB terhadap Ke- kerasan (Brinel) a | Kekerasan Brinei (HB) | <1) | Tabe Et toe | 200 |r s00re 0.06 | 6650 | 650 | A18 59.5 012 | 6405 | 62.40 | 6255 | 56.30 018 | 675 | 62.55 | 630 | 87.35 02s | 668 | 636 | 630 | 68.35 Melalui tabel di atas dapat diamati kecen- derungan hasil percobaan, ke arah vertikal penga- ruh persen penambatan TiB sedangkan ke arah hori- zontal adalah pengeruh temperatur cetakan terhadap kekerasan. Pengujian Tarik Data hasil pengujian kekuatan tarik dari masing- masing spesimen ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4. Data pengaruh penambahan % TiB ter hadap kuat torik [Pega [Para Tonal aa ae [eM Te Kamae fore =n : a mass_| 16561 | roar | 50 aos | rar | tse [verse | ntss an | ise | tour [isin | 1a aw | wen | tess | sass | reas a | ser | wim | ars | 788 15

You might also like