Professional Documents
Culture Documents
TENAGA AIR
Ismed Abdurrachman
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
wawan1121@yahoo.com
ABSTRAK: Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari rancangan sistem kontrol PLTA. Teknik
pengumpulan data untuk makalah ini adalah melalui penelusuran dari berbagai sumber. Sistem kontrol yang dirancang ini
merupakan sistem yang mengklasifikasikan para pemakai sistem operasi PLTA, untuk mengoperasikan sistem pembangkit
listrik tenaga air tersebut, sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. Jadi setiap orang yang akan
mengoperasikan sistem pembangkit listrik tenaga air tersebut, hanya dapat memberikan instruksi sesuai wewenang dan
tanggung jawabnya. Untuk mengklasifikasikan setiap orang dalam pengoperasian sistem pembangkit listrik tenaga air
tersebut, dilakukan berdasarkan sistem kunci (password). Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi
operasi pembangkit listrik tenaga air, antara lain keberadaan air, konstruksi pintu saluran air . Hasil rancangan sebagai
berikut sistem password dapat menjamin bahwa pemakai hanya dapat mengoperasikan program, sesuai wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan, keberhasilan sistem kontrol operasi PLTA ini, tergantung dari loyalitas dari pemakai
utama (super user). Semakin tinggi loyalitasnya terhadap perusahaan semakin terjamin kualitas kontrol yang dilakukan,
sistem ini dapat mengoptimalkan kontrol terhadap sistem operasi PLTA secara menyeluruh, sehingga kelangsungan
PLTA tersebut dapat beroperasi secara baik dan konsisten.
1. PENDAHULUAN
Hal ini dilakukan agar masyarakat awam dapat mengerti apa yang dibahas dalam suatu sistem kontrol PLTA. Karena
makalah yang kami sajikan memang ditujukan untuk pembaca, maka proporsi yang mencakup pembahasan makalah
ini dilakukan secara sederhana agar mudah untuk dimengerti.
-1-
1.2 Pokok Permasalahan
Hal-hal yang kami bahas dalam makalah ini lebih banyak suatu sistem kontrol pada PLTA yang mencakup suatu
perancangan dan cara yang ditempuh dalam pengaturannya. Artinya bahasan-bahasan yang mencakup uji coba
sistem perancangan dapat dipelajari dalam makalah ini. Hal ini dilakukan agar penyajian perancangan sistem sudah
dapat dipelajari dan diterapkan.
Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama turunnya hujan. Semakin tinggi
intensitas curah hujan dan semakin lama waktu turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar
sungai. Tinggi permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran permukaan dan
aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga semakin besar volume air yang mengalir ke dalam
waduk / dam.
d. Kehilangan air karena keadaan lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara lain :
o Suhu udara : semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air
o Kelembaban : semakin kecil kelembaban (humidity),semakin besar kehilangan air
o Kecepatan angin : semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar kehilangan air
o Penyinaran Matahari : semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari, semakin besar kehilangan
air
e. Keadaan DAS
-2-
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :
o Vagitasi : semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS, semakin besar aliran dasar
sungai
o Penduduk : semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS, semakin besar kehilangan air
o Industri : semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin besar kehilangan air
Air masuk
Gambar 1: Bentuk posisi pintu saluran masuk air dan keluar, dengan Q1 = sudut posisi peletakan pintu keluar air dengan
garis horizontal, Q2 = sudut posisi peletakan pintu saluran air masuk dari waduk/dam dengan garis horizontal.
Data hasil pengukuran yang ditransmisikan ke pusat kontrol operasi PLTA tersebut diproses sesuai kebutuhan
masing-masing data tersebut. Dari hasil olahan data tersebut, diketahui berapa besar listrik yang dapat dihasilkan dari
setiap operasi yang dilakukan, berdasarkan besar debit air yang dialirkan melalui pintu saluran air ke turbin, beserta
keputusan apa yang segera diinstruksikan untuk dioperasikan, dalam upaya pengamanan sistem pembangkit listrik
tenaga air secara menyeluruh. Block diagram alur data hasil pengukuran dipaparkan pada gambar 2.
S t1
WD
Gambar 2: Block diagram alur data hasil pengukuran, dengan St1 s/d Stn = stasiun ukur pada DAS, WD = stasiun ukur pada
waduk / dam, Pi1 s/d Pin = pintu-pintu masuk air ke saluran air, Po1 s/d Pon = pintu-pintu keluar air dari saluran, T = turbin, L
= listrik yang dihasilkan
-3-
4. PERANCANGAN SISTEM KONTROL OPERASI PLTA
Pada perancangan sistem kontrol operasi PLTA ini, dititik beratkan pada pengendalian operasi dengan menggunakan
perangkat lunak. Hal ini, dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada umumnya operasi PLTA, dikendalikan dengan
menggunakan instruksi-instruksi yang terdapat dalam program-program yang tersedia pada sistem perangkat lunak
(software). Jadi pada rancangan ini, pemakai sistem PLTA dikendalikan dengan menggunakan sistem perangkat
lunak yang tersedia dalam pusat pengendalian operasi PLTA.
Pada perancangan sistem kunci (password) ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
o Jumlah personil yang mengoperasikan PLTA
o Nama-nama personil yang mengoperasikan PLTA
o Klasifikasi personil yang mengoperasikan PLTA
o List program yang ada dalam sistem perangkat lunak pada sistem operasi PLTA
Pada perancangan ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain :
o Perancangan klasifikasi personil yang mengoperasikan PLTA
o Pembuatan struktur direktori
o Perancangan file kunci (password) personil yang mengoperasikan PLTA
o Perancangan sistem perizinan personil yang mengoperasikan PLTA
Kelompok pemakai ini, merupakan pemakai utama yang tidak dibatasi oleh pembatasan sistem perizinan, berarti
kelompok ini dapat mengoperasikan seluruh instruksi yang terdapat dalam sistem perangfkat lunak. Pemakai
pada kelompok ini, mempunyai simbol $, dengan nomor kelompok 255 dan nomor anggota 255.
Kelompok pemakai ketua kelompok (group leader) merupakan ketua kelompok dalam suatu kelompok pemakai
yang dibatasi sistem perizinan untuk mengoperasikan instruksi yang ada dalam sistem perangkat lunak.
Kelompok ini, hanya dapat mengoperasikan filenya sendiri dan yang satu kelompok dengannya. Jadi tidak dapat
mengoperasikan file diluar kelompoknya. Kelompok ini mempunyai nomor kelompok 255 dan nomor anggota
0 sampai 254, dengan simbol #.
Kelompok pemakai ini, merupakan pemakai biasa yang mempunyai nomor group 0 sampai 254 dan nomor
member 0 sampai 255, dengan simbol %. Pemakai kelompok ini, dibatasi sistem perizinan untuk
mengoperasikan sistem operasi PLTA. Pemakai kelompok ini, hanya diizinkan mengoperasikan filenya sendiri
sesuai wewengan dan tanggung jawab yang diberikan padanya.
-4-
yang disebut direktori akar. Direktori ini membawahi beberapa direktori yang terintegrasi dalam sistem perangkat
lunak. Rangkaian direktori yang dimulai dari tana /, sampai direktori pemakai yang dituju dinyatakan path name.
Path name ini, digunakan sebagai jalur untuk mencari direktori yang dioperasikan. Pembuatan struktur direktori ini,
dimaksudkan untuk pembentukan direktori masing-masing pemakai sistem operasi PLTA, guna membedakan
(mengklasifikasikan) direktori satu pemakai dengan pemakai lainnya. Pembuatan direktori ini, dilakukan dengan
menentukan klasifikasi pemakai yaitu pemakai utama (super user), ketua kelompok (group leader) dan pemakai
biasa (reguler user). Dari klasifikasi pemakai tersebut, dibuat struktur hirarkinya dalam bentuk pohon (tree), dengan
node-node masing-masing nama pemakai sesuai klasifikasinya. Salah satu contoh bentuk struktur direktori pemakai
sistem operasi PLTA, dipaparkan pada gambar 3.
Bin
Lib
Tuti
Tino
Agus Lita
Lily Lina
Gambar 3. Salah satu contoh bentuk struktur direktori pemakai sitem operasi PLTA
Dari gambar 3 diatas, dapat dibuat file kunci (password) pemakai seperti nama yang tertera pada gambar tersebut.
Bin
Bi
255. 255
user / super
Tuti
Tu
255.0
user / group leader
Tino
Ti
255.1
user / group leader
-5-
Agus
Ag
0.0
user / reguler
Lita
Li
0.1
user / reguler
Lily
Ly
1.0
user / reguler
Lina
Na
1.1
user / reguler
o Baca (Read), disimbol dengan R, menyatakan bahwa pemakai dapat membaca dokumen.
o Tulis (Write), disimbol dengan W, menyatakan bahwa pemakai dapat menulis dokumen.
o Tambahkan (Append), disimbol dengan A, menyatakan bahwa pemakai dapat menambah dokumen pada file
tanpa mengubah file sebelumnya.
o Eksekusi (Execute), disimbol dengan E, menyatakan bahwa pemakai dapat mengeksekusi dokumen.
o Modifikasi (Modification), disimbol dengan M, menyatakan bahwa pemakai dapat
memodifikasi/merubah/menghapus dokumen baik sifat maupun struktur perizinannya.
Program-program yang dioperasikan pada sistem operasi PLTA, melakukan berbagai perhitungan-perhitungan,
antara lain, perhitungan besar air hujan yang turun ke DAS, besar kehilangan air pada DAS disebabkan berbagai
faktor, besar air yang akan masuk mengalir kesungai-sungai pada daerah DAS, besar air yang masuk ke waduk /
dam, besar air yang tersedia dalam waduk / dam, besar pembukaan pintu saluran air untuk mengalirkan air keturbin,
besar listrik yang terjadi , pengaturan keseimbangan air dalam waduk / dam, bila terjadi banjir atau musim kemarau
dan lain-lain. Dalam pengoperasian program inilah, diset perizinan pemakai untuk mengoperasikan sistem operasi
PLTA, sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. Set perizinan pemakai dilakukan dengan cara
menentukan setiap izin yang diberikan pada file masing-masing pemakai sistem operasi PLTA tersebut, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. Contoh set perizinan, para pemakai sistem operasi PLTA
seperti pada gambar 3, dipaparkan pada tabel 1.
G O
180 1 0000 000A 255 255 RWAEM RW--- R---- Hujandas
150 1 0000 000C 255 255 RWAEM RW--- R---- Hilangair
200 1 0000 000D 255 255 RWAEM RW--- R---- Debitsungai
220 2 0000 000F 255 255 RWAEM RW--- R---- Volumeairdam
300 2 0000 0020 255 255 RWAEM RW--- R---- Bukapintusalur
100 2 0000 002B 255 255 RWAEM RW--- R---- Kilowatlistrik
180 3 0000 002E 255 0 RW-E- RW--- R---- Debitsungai
130 2 0000 003B 255 0 RW-E- RW--- R---- Volemeairdam
90 4 0000 004C 255 0 RW-E- RW--- R---- Kilowatlistrik
100 1 0000 008B 255 1 RW-E- RW--- R---- Debitsungai
110 2 0000 009F 255 1 RW-E- RW--- R---- Volemeairdam
128 3 0000 00EF 255 1 RW-E- RW--- R---- Kilowatlistrik
100 4 0000 0ABA 0 0 RW--- RW--- R---- Hujandas
80 2 0000 0FCD 0 0 RW--- RW--- R---- Volumeairdam
80 3 0000 ABCD 0 1 RW--- RW--- R---- Hujandas
80 4 0000 DDBC 0 1 RW--- RW--- R---- Volumeairdam
80 5 0000 DFCD 1 0 RW--- RW--- R---- Hujandas
-6-
80 5 0000 CFDE 1 0 RW--- RW--- R---- Volumeairdam
80 3 0000 EFFE 1 1 RW--- RW--- R---- Hujandas
80 2 0000 DFFF 1 1 RW--- RW--- R---- Volumeairdam
Keterangan tabel :
Blks = besar memori yang dibutuhkan program dalam byte, X = berapa kali perbaikan / perubahan yang dilakukan
pada program maupun pada sifat perizinan, Log = alamat (address) memori yang digunakan program, Grp = nomer
kelompok dari pemakai sistem operasi PLTA, Mem = nomer anggota dari pemakai sistem operasi PLTA, Attr = sifat
perizinan yang diizinkan dioperasikan pemakai utama, G = sifat perizinan yang diizinkan dioperasikan pemakai yang
satu kelompok dengan pemakai utama, O = sifat perizinan yang diizinkan dioperasikan pemakai yang tidak satu
kelompok dengan pemakai utama, prog = nama program yang ada dalam sistem perangkat lunak pada sistem operasi
PLTA.
Salah satu hasil percobaan simulasi yang dilakukan, dipaparkan pada tabel 2.
Tabel 2. Salah satu hasil percobaan simulasi uji coba sintem kontrol PLTA
5.2. Pembahasan
Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa , bila Lita hendak mengoperasikan sistem operasi PLTA, maka setelah
dimasukkan kode kunci (password) pada sistem, maka kode password tersebut dicari dalam file kunci (password)
untuk memeriksa apakah kode kunci (password) yang diberikan benar atau tidak. Bila kode kunci (password) lita
benar, diminta memasukkan nama lita. Pada sistem dilakukan pemeriksaan kebenaran namalita pada file kunci
-7-
(password), beserta pencarian lokasi direktori lita ke struktur direktori. Pencarian tersebut menggunakan jalur (path)
nama, dimulai dari direktori /, ke direktori Bin, ke direktori Tuti, ke direktori Lita. Demikian dilakukan untuk
seluruh pemakai sistem operasi PLTA yang telah dimasukkan dalam sistem perangkat lunak. Pada gambar 3
tersebut, juga terdapat tiga kelompok yaitu pemakai utama (super user) Bin, Ketua kelompok (group leader) yaitu
Tuti dan Tina, pemakai biasa (reguler user), yaitu agus, Lita, Lily dan Lina. Dari struktur direktori pada gambar 3,
terdapat dua kelompok yaitu kelompok I yang dipimpin oleh Tuti dengan anggotanya Agus dan Lita, sedangkan
kelompok II dipimpin oleh Tino dengan anggotanya Lily dan Lina. Pada tabel 1,komlom Blks, X dan Log, isinya
ditentukan oleh komputer, jadi perancang sistem kontrol operasi PLTA ini, hanya merancang isi kolom Grp, Mem,
Attr, G,O dan Prog. Dari tabel 1 ini juga, terlihat bahwa pengklasifikasian pemakai secara tegas dilakukan yang
ditunjukkan pada komlom grp dan Mem, demikian juga halnya pembatasan pemakai mengoperasikan program-
program yang ada pada sistem perangkat lunak sistem kontrol PLTA, diperlihatkan pada komlom Attr, G dan O.
Dari tabel 1, juga terlihat bahwa pemakai yang dinyatakan sebagai pemakai utama (super user), dapat
mengoperasikan seluruh instruksi yang mengoperasikan program-program yang ada pada sistem operasi PLTA
tersebut. Dari Tabel 2, hasil percobaan simulasi yang dilakukan, diperlihatkan bahwa, bila kode kunci (password)
benar dimasukkan, maka sistem dapat dioperasikan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan pada
pemakai, bila tidak benar, sampai empat kali secara berturut-turut, maka akan ditolak, dan isyarat tanda kewaspadaan
besertan lampu tanda bahaya beroperasi.
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Perancangan ini, digunakan untuk mengklasifikasikan pemakai dalam mengoperasikan sistem operasi PLTA,
sehingga pemakai hanya dapat mengoperasikan instruksi-instruksi yang terdapat pada sistem perangkat lunak
(software), sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan padanya. Rancangan ini menggunakan prinsip
struktur pohon (tree), dengan klasifikasi pemakai tiga tingkatan yaitu pemakai utama (super user), ketua kelompok
(group leader) dan pemakai biasa (regular user). Perancangan klasifikasi pemakai ini, menggunakan dua nomer
yaitu nomor kelompok (g) dan nomor anggota (m). Kedua nomor tersebut mempunyai nilai 0 sampai dengan 255.
Dari percobaan simulasi yang dilakukan, terlihat bahwa perancangan ini, sangat efektif mengontrol pemakai dalam
pengoperasian PLTA.
Dari uraian dan pembahasan yang dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan :
a. Sistem password dapat menjamin bahwa pemakai hanya dapat mengoperasikan program, sesuai wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan
b. Keberhasilan sistem kontrol operasi PLTA ini, tergantung dari loyalitas dari pemakai utama (super user).
Semakin tinggi loyalitasnya terhadap perusahaan semakin terjamin kualitas kontrol yang dilakukan
c. Sistem ini, dapat mengoptimalkan kontrol terhadap sistem operasi PLTA secara menyeluruh, sehingga
kelangsungan PLTA tersebut dapat beroperasi secara baik dan konsisten.
6.2. Saran
Bagian yang terpenting dalam sistem kontrol PLTA adalah pemahaman mengenai cara-cara dari pengaturan itu
sendiri. Dengan adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai hal-hal tersebut, maka setiap keadaan pada suatu
kerja di PLTA dapat dijalankan secara terprogram.
Metode dan cara merealisasikan program memang tergantung dari kreativitas kepala bagian pengaturan itu sendiri.
Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa suatu format yang terarah akan sangat membantu membentuk keteraturan dalam
pengaturan PLTA. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca ataupun orang yang terkait dengan bagian sistem
kontrol PLTA.
DAFTAR PUSTAKA
-8-