You are on page 1of 24

BAB I LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS Nama pasien Usia Alamat Pekerjaan Agama Tanggal Masuk Tanggal Pemeriksaan No. Rekam Medis : Ny. B : 65 tahun : Demi, Sriharjo, Imogiri, Bantul : Ibu Rumah Tangga : Islam : 5 September 2011 : 10 September 2011 : 10042324

B. ANAMNESIS Keluhan utama Keluhan tambahan : Nyeri pada telinga sebelah kiri : Mulut terlihat mencong, kelopak mata kiri sulit menutup rapat, mata kiri lebih berair, wajah

sebelah kiri terasa tebal dan kaku. Riwayat penyakit sekarang :

7 hari SMRS, saat pasien bangun pagi, pasien merasa wajah sebelah kiri terasa perih dan mati rasa medadak. Kemudian pasien memeriksakan diri di RS PKU Muhammadiyah Bantul dan di diagnosis Bells Palsy. 5 HSMRS pasien merasa telinga kiri terasa perih dan mengeluarkan cairan. Pasien kontrol ke dr.SpS kemudian didiagnosis menderita Herpes.

HMRS, pasien mengeluh nyeri pada wajahnya, karena tidak tahan pasien meminta untuk di rawat inap. Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat HT, DM, alergi, asma disangkal. Pasien tidak merokok, tidak pernah terkena stroke. Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang serupa. Asma, jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan alergi disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis KU Kesadaran Tekanan darah Nadi Nafas Suhu Status Internus : KGB : Leher, aksila dan inguinal tidak membesar : pasien tampak sakit sedang : compos mentis, kooperatif : 120/80 mmHg : 79x /menit : 22x /menit : 37oC

Telinga : Inspeksi Benjolan pada telinga luar Hematom Laserasi Canalis Auditorius Serumen Otore Udem Hiperemis 2 Auricula dextra Minimal Auricula sinistra minimal +

Vesikel Corpus alienum Membran Tympani Cone of light Palpasi Nyeri Pembesaran limfonodi preauricula & retroaurikula

Utuh Terang

+ Utuh Terang

AD -

AS + -

Hidung : Inspeksi Dextra Simetris Hiperemi Deformitas Kelainan kongenital Cavum nasi Deviasi septum Simetris lapang Sinistra Simetris Lapang -

Palpasi Dextra Krepitasi Nyeri tekan Sinistra +

Tenggorok : Inspeksi y y y y y Mukosa lidah: tidak kotor Gigi Uvula Tonsil : tak tampak caries, tidak ada infeksi gigi : di tengah, hiperemis : tidak tampak pembesaran tonsil

Dinding posterior faring tenang

Leher

: JVP 5-2 cmH2 0 : simetris kiri dan kanan : fremitus normal kiri sama dengan kanan : sonor

Thorak : Paru : Inspeksi Palpasi Perkusi

Auskultasi : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus tidak terlihat : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V : batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : irama teratur, bising (-) Abdomen : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Corpus Vertebrae : Inspeksi Palpasi Status Neurologis : 1. Kesadaran 2. Rangsang meningeal : GCS : E4M6 V5 (Compos mentis) : Kaku kuduk (-) Lasegue (-) Kernig (-) Brudzinsky I-II (-) : Tidak tampak membuncit : Hepar dan lien tidak teraba, ballotement (-) : Timpani : Bising usus (+) Normal : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-) : Nyeri tekan (-)

3. Pemeriksaan N. Cranialis: Nervus I (N. Olfactorius) Nervus II (N. Optikus) : Daya penciuman hidung : Normal : Reflek cahaya langsung dan tidak langsung +/+

Nervus III, IV, VI (N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abdusen) : - Kelopak mata : Lagoftalmos : (-/+) Ptosis : (-/-)

Endoftalmus : (-/-) Eksoftalmus : (-/-) - Pupil : Bentuk Posisi : (bulat/bulat), isokor : (sentral/sentral)

- Gerakan bola mata : Baik ke segala arah Nervus V (N. Trigeminus) - Sensorik - Motorik - Reflek : Sensibilitas wajah kanan dan kiri baik : Gerakan membuka dan menutup mulut baik : Reflek kornea +/+

Nervus VII (N. Fasialis) : - Inspeksi wajah : Diam : asimetris (mulut tertarik ke kanan) Kerutan dahi : asimetris (+/-) Tinggi alis : asimetris Sudut mata : asimetris Lipatan nasolabial : asimetris - Motorik : Mengangkat alis +/Mengerutkan dahi +/Memejamkan mata +/Lipatan nasolabial +/Memperlihatkan gigi asimetris - Sensorik : Pengecapan 2/3 depan lidah : Normal

Nervus VIII (N. Vestibulocochlearis) : Vestibular Vertigo : + Nistagmus : Tinnitus aureum : - / + Tes kalori : tidak dilakukan Cochlear Weber : tidak dilakukan Rinne : tidak dilakukan Schwabach : tidak dilakukan Nervus IX,X (N. Glossopharingeus, N. Vagus) - Posisi uvula - Reflek muntah : Di tengah : (+)

Nervus XI (N. Accesorius): Mengangkat bahu kanan dan kiri baik Menoleh ke kanan dan kiri baik Nervus XII (N. Hipoglossus) : Deviasi lidah : (-) 4. Pemeriksaan Motorik Gerak B B B B Kekuatan 5 5 5 5 Tonus N N N N

Pemeriksaan fungsi motorik otot yang diperiksa :  Otot frontalis : Angkat alis +/-

 Otot korugator supersili : Mengerutkan dahi +/ Otot orbicularis oculi  Otot zygomaticus  Otot risorius : Menutup mata +/: Pasien tersenyum asimetris : Meringis +/-

5. Pemeriksaan Sensorik Rangsang raba + + 6. Reflek Fisiologis BPR TPR 7. Reflek Patologis Hofman Tromer Gordon Gonda -/-/-/-/Chaddock Babinsky Oppenheim Schaefer -/-/-/-/+/+ +/+ KPR APR +/+ +/+ + + Rangsang nyeri + + + +

8. Fungsi SSO : BAB (+), BAK (+), Keringat (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Darah : HB AL AT HMT GDS HbsAg : 15.4 g% : 9.7 : 440.000 : 47 : 145 mg/dL

: Negatif

Radiologi Thoraks : Corakan bronkovaskular bertambah Sinus cf kn/kr lancip, diafragma kn/kr lancip Cor : CTR <0,56 Kesan : Bronkhitis dengan besar COR normal

E. DIAGNOSIS Hemifasial Paresis Sinistra ec Herpes Zooster Oticus F. TERAPI IGD : Infus RL 20 tpm Inj. Mecobalamin 1 ampul Inj. Ketorolac 30 mg Bangsal :

1. Medikamentosa Inj. Metilprednisolon 2 x 62,5 mg Inj. Ketorolac 2 x 30 mg Acyclovir 4x800 mg Imunos 1x1 tablet 2. Non medikamentosa a. Istirahat terutama pada keadaan akut. b. Menenangkan penderita bahwa penyakit ini bukan stroke dan kesembuhan akan terjadi dalam waktu 2-8 minggu sampai 2 tahun. c. Jaga agar muka tetap hangat dan selanjutnya hindarkan agar tidak terbuka., terutama terhadap angin dan debu. d. Lindungi mata dengan kasa steril e. Menerangkan pada keluarga pasien untuk mengajarkan latihan wajah pada pasien di rumah. Dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah. Dilanjutkan dengan menggerakan otot-otot wajah. H. PROGNOSIS    Ad vitam Ad sanam Ad fungsionam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN
Seperti telah diketahui tahu bahwa virus herpes terdiri dari dua jenis. Herpes Simplex yang mengenai mulut atau kemaluan, dan virus Herpes Zoster (sejenis dengan virus cacar air) yang mengenai saraf kulit sesisi tubuh. Virus ini umumnya menyerang manusia dan menyebabkan demam yang sangat berat. Virus Varicella Zoster juga menyebabkan dua penyakit lain, yaitu penyakit ruam saraf (suatu infeksi atau peradangan yang mempengaruhi saraf, disebut juga "dorsal roots" dan terjadi pada batang otak) dan chicken pox (suatu penyakit yang ditandai oleh satu ruam yang gatal, biasanya pada anakanak).

B. DEFINISI
Ramsay Hunt Syndrome adalah Herpes Zoster yang mengenai saraf auditorius dan fasialis yang disertai paralysis fasial ipsilateral dan biasanya hanya berlangsung sebentar, serta vesikel-vesikel telinga luar atau membrana tympani yang juga dapat atau tidak dapat disertai dengan tinitus, vertigo, dan gangguan pendengaran. Ramsay Hunt Syndrome didefinisikan sebagai neuropati perifer akut wajah terkait dengan ruam eritematosa vesikuler pada kulit saluran telinga aurikula, (juga disebut herpes zoster oticus), dan / atau membran mukosa orofaring.

Disebut juga geniculate neuralgia atau otalgia, herpes zoster auricularis atau oticus, otic neuralgia, dan Hunts syndrome, disease atau neuralgia. Ramsay Hunt Syndrome adalah suatu kelainan neurologi yang disebabkan oleh suatu virus yang disebut Varicella Zoster, yang dapat menginfeksi beberapa saraf di kepala sehingga menyebabkan paralysis fasial dan ruam baik di telinga, lidah, atau langit-langit mulut. Ramsay Hunt Syndrome pertama kali dijelaskan pada 1907 oleh James Ramsay Hunt pada pasien yang memiliki keluhan otalgia yang berhubungan dengan ruam kulit dan mukosa, yang dianggap berasal infeksi ganglion geniculate oleh virus herpes manusia 3 (yaitu, virus varicella-zoster [VZV]). Lokasi yang paling umum dari infeksi zoster adalah pada kepala dan leher, setelah zoster herpes ophthalmicus terjadi, lalu mempengaruhi bagian telinga. Virus Varicella Zoster menyebabkan dua jenis penyakit, sindrom Ramsay Hunt dan penyakit lain yang menyebabkan paralysis fasial, yaitu Bell's Palsy. Virus ini diyakini menginfeksi saraf fasial dekat labirin, yang pada kondisi tertentu mengakibatkan peradangan lokal berupa iritasi dan bengkak. Gejala-gejala yang timbul menggambarkan tingkat keparahan dari inflamasi saraf yang terjadi.

C. EPIDEMIOLOGI
Frakuensi Di Amerika Serikat, Ramsay Hunt Syndrome merupakan komplikasi yang jarang terjadi dari infeksi VZV laten. Sebagaimana dinyatakan di atas, Ramsay Hunt Syndrome mungkin terjadi tanpa adanya ruam kulit (zoster sine herpete). Menariknya, VZV telah terdeteksi oleh polymerase chain reaction (PCR) dalam cairan air mata dari pasien yang didiagnosis dengan Bell Palsy. Ramsay Hunt Syndrome diperkirakan sebanyak 16% 10

merupakan penyebab dari seluruh kelumpuhan wajah unilateral pada anak-anak, dan 18% dari kelumpuhan wajah pada orang dewasa. Ramsay Hunt Syndrome jarang terjadi pada anak-anak kurang dari 6 tahun. Ramsay Hunt Syndrome diperkirakan menjadi penyebab sebanyak 20% dari kasus klinis dengan diagnosis Bell Palsy. Insiden Ramsay Hunt Syndrome pada pasien dengan infeksi HIV tidak diketahui. Namun, mungkin terjadi pada tingkat yang lebih tinggi daripada populasi umum karena orang dengan infeksi HIV memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi VZV. Frakuensi yang sama juga telah dilaporkan dari negara-negara lainnya. Mortalitas dan Morbiditas Ramsay Hunt Syndrome biasanya tidak berhubungan dengan kematian. Penyakit ini merupakan self-limited disease; hasil morbiditas utama dari kelemahan wajah. Tidak seperti Bell Palsy, sindrom ini memiliki tingkat pemulihan sempurna kurang dari 50%.

D. PATOGENESIS
Penyakit ini dikarenakan infeksi atau peradangan oleh karena virus. Port de entry tidak diketahui. Virus dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah melalui cairan cerebrospinal dan meninges, menyebabkan encephalomyelomeningitis dengan

peradangan saraf pada ganglion spiralis atau ganglion vestibularis.

E. PATOFISIOLOGI
Ramsay Hunt Syndrome didefinisikan sebagai infeksi VZV kepala dan leher yang melibatkan saraf wajah, tersering yaitu saraf kranial ketujuh (CN VII). Saraf kranial lainnya (CN) mungkin juga terlibat, termasuk CN VIII, IX, V, dan VI (dalam urutan frekuensi). Infeksi ini menyebabkan timbulnya vesikel dan ulserasi dari telinga eksternal 11

dan 2/3 ipsilateral anterior lidah dan langit-langit lunak, serta neuropati wajah ipsilateral (dalam CN VII), radiculoneuropathy, atau ganglionopathy genikulata. Infeksi VZV menyebabkan 2 macam sindrom klinis yang berbeda-beda. Infeksi primer, juga dikenal sebagai varisela atau cacar air, adalah penyakit eritemastosa pediatrik yang umum ditemukan ditandai dengan ruam vesikular dan sangat menular. Kejadian tahunan infeksi varicella telah secara signifikan menurun setelah pengenalan program vaksinasi massal di sebagian besar negara di dunia. Setelah cacar air, VZV tetap laten di neuron saraf kranial dan ganglion akar dorsal. Reaktivasi VZV laten selanjutnya dapat menyebabkan ruam vesikuler lokal, yang dikenal sebagai herpes zoster. Mekanisme patofisiologi utama dari Ramsay Hunt Syndrome yaitu infeksi VZV atau reaktivasi yang melibatkan ganglion geniculata CN VII dalam tulang temporal.

F. TANDA DAN GEJALA


Riwayat perjalanan penyakit harus diperiksa secara lengkap pada pasien dengan kecurigaan menderita Ramsay Hunt Syndrome. Penyakit ini ditandai oleh vesikel-vesikel herpetik yang multipel, tersusun berkelompok di telinga bagian luar, saluran telinga bagian luar, dan adakalanya di membrana tympani. Di dalam kasus-kasus yang berat, kerusakan pendengaran dan keseimbangan, serta paralysis fasial dapat terjadi. Nervus acusticus yang terinfeksi virus akan terganggu fungsinya. Selain keluhan nyeri telinga, muncul kelumpuhan wajah, penurunan pendengaran, dan vertigo. Gejala dan keluhan ini khas muncul beberapa minggu setelah terserang virus Herpes Zoster. Penurunan pendengaran dan kelumpuhan wajah biasanya menetap sebagai gejala sisa. Jika khas dan lengkap, maka ini muncul sebagai Ramsay Hunt Syndrome. Herpes Zoster Oticus dapat terjadi pada segala usia, tetapi sebagian besar terjadi antara umur 40 dan 60 tahun. 12

Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri paroksismal jauh di dalam telinga. Rasa sakit sering menjalar keluar ke pinna telinga dan mungkin terkait dengan rasa sakit yang terus menerus, menyebar, dan kusam.

Permulaan nyeri biasanya mendahului ruam selama beberapa jam dan bahkan berhari-hari.

y y

Penderita secara umum demam febris atau subfebris. Eritema dan vesikel-vesikel dapat dilihat di telinga bagian luar dan saluran telinga bagian luar.

y y y y y

Lymphadenitis regional (terpisah). Nyeri saraf yang berat dapat ditemukan. Paralysis fasial bagian perifer ditemukan pada 60%-90% kasus. Ketulian retrocochlear yang berat timbul pada 40% kasus. Vertigo dan kehilangan keseimbangan terjadi pada 40% kasus dengan nistagmus ke arah sisi yang sehat.

Gejala klasik Ramsay Hunt Syndrome dapat dikaitkan dengan berikut ini:  Ruam vesikular telinga atau mulut (sebanyak 80% kasus)  Ruam mungkin mendahului onset paresis wajah / palsy (keterlibatan saraf kranial ketujuh [CN VII])  Ipsilateral rendah motorik paresis / neuron facial palsy (CN VII)  Vertigo dan kehilangan pendengaran ipsilateral (CN VII)  Tinnitus  Otalgia  Sakit kepala  Dysarthria  Kiprah ataksia 13

 Serviks adenopati Fisik y Temuan fisik utama Ramsay Hunt Syndrome termasuk paresis saraf perifer wajah dengan ruam atau lepuh herpes terkait dengan distribusi nervus intermedius. y Lokasi dari ruam bervariasi dari satu pasien ke pasien lainnya, seperti halnya daerah intermedius diinervasi oleh nervus. Mungkin termasuk seperti berikut ini:  Dua pertiga anterior lidah  Langit-langit lunak  Eksternal kanal auditori

 Pinna  Pasien mungkin memiliki gangguan pendengaran ipsilateral terkait dan masalah keseimbangan.  Pemeriksaan fisik menyeluruh harus dilakukan, termasuk penilaian neurootologic dan audiometri.

G. KLASIFIKASI
Beberapa skala telah dikembangkan untuk mengukur tingkat kelemahan otot wajah. Diantaranya, skala House-Brackmann ini yang paling sering digunakan. Adapun skala neuropati wajah House-Brackmann wajah adalah sebagai berikut: 1 - Normal 2 - Disfungsi ringan (Mild Dysfunction) : hanya terlihat sedikit kelemahan pada pemeriksaan dekat 3 - Disfungsi sedang (Moderate Dysfunction) : kelemahan jelas, tetapi tidak merusak perbedaan antara keduanya

14

4 - Disfungsi cukup berat (Moderately severe dysfunction) : kelemahan dam kerusakan yang jelas 5 - Hanya fungsi motorik perseptif 6 - Kelumpuhan lengkap (Complete Paralysis)

H. DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN


Pemeriksaan dan otoscopy menunjukkan vesikel-vesikel di dalam saluran atau di membrana tympani. Audiogram menunjukkan ketulian retrocochlear, dan tes vestibular menunjukkan nistagmus spontan dan penekanan pada respon suhu labyrinthine. Electrodiagnosis dari fungsi saraf fasial dan test Schirmer juga dilakukan. Pemeriksaan tambahan, termasuk serologi dan pemeriksaan pada cairan

cerebrospinal belakangan ini menunjukkan suatu peningkatan yang sedikit pada jumlah sel-sel dan kadar protein, yang disebabkan oleh meningitis serosa. Penyakit ini sering kali meluas sampai labirin dan menyebabkan suatu neurolabyrinthitis. Diagnosis secara umum ditentukan oleh adanya paralysis fasial dan ruam vesikular yang terjadi. Adakalanya, suatu pemeriksaan hantaran saraf dilakukan untuk menentukan tingkat dari kerusakan saraf fasial dan untuk mengetahui potensi untuk penyembuhan. Semakin berat kerusakan, maka lebih lama penyembuhan terjadi dan menurunkan kesempatan untuk kembali ke fungsi yang normal. Pemeriksaan laboratorium Diagnosis Ramsay Hunt Syndrome mudah ditegakkan ketika tanda-tanda klinis dapat ditemukan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk menentukan benar atau tidaknya telah terjadi infeksi oleh virus Varicella Zooster. Suatu teknik laboratorium lain yaitu PCR, dapat mendeteksi sejumlah virus DNA yang sangat kecil. Teknik ini sekarang banyak digunakan. Jika perlu, varicella zoster virus (VZV) dapat diisolasi dari cairan vesikel dan 15

diinokulasikan pada manusia yang rentan atau sel monyet untuk identifikasi dengan cara serologis. Hitung jumlah leukosit, laju sedimentasi eritrosit (ESR), dan elektrolit serum sangat membantu dalam membedakan sifat menular dan inflamasi dari sindrom ini. Ketika dicurigai terjadi komplikasi pada sistem saraf pusat (misalnya, meningitis,

meningoensefalitis, myelitis, arteritis [pembuluh besar dan kecil], dan ventriculitis), maka analisis cairan tulang belakang dan studi pencitraan dapat direkomendasikan. Pemeriksaan virus Isolasi VZV di dalam kultur sel konvensional dianggap sebagai tes diagnostik pasti. Namun, pertumbuhan VZV pada kultur sel biasanya sulit dan terlalu lama untuk secara klinis membantu dalam penegakan diagnosis. Sensitivitas kultur sel konvensional adalah 30-40%, dengan spesifisitas 100%. Uji lain, termasuk Tzanck tes, mikroskop elektron, dan reaksi berantai polimerase (PCR) umumnya lebih cepat dan sensitif. Sensitivitas dari teknik PCR konvensional diperkirakan mencapai 60%. VZV telah terdeteksi dengan menggunakan PCR dalam cairan air mata dari pasien dengan Bell Palsy (prevalensi antara 25-35%). Deteksi antigen VZV dengan uji imunofluoresensi langsung (Direct

Immunofluorescence Assay/ DFA) juga mungkin dilakukan, dengan sensitivitas 90% dan spesifisitas mendekati hingga 99%. Penentuan antibodi dengan sera berpasangan dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dengan membandingkan titer pada waktu yang sama saat presentasi dalam beberapa minggu kemudian. Pemeriksan pencitraan

16

Lesi struktural dapat dilihat dengan menggunakan CT scan, MRI, Magnetic neuroimaging Resonance (MR) angiografi. dari otak),

Penggunaan

(gambar-gambar

terutama sekali MRI (Magnetic Resonansion Imaging) kadang-kadang dapat menunjukkan tanda peradangan pada saraf fasial dan menentukan penyebar infeksi ke saraf lain atau otak. Peningkatan Gadolinium saraf vestibular dan wajah pada MRI telah dijelaskan dalam penegakan diagnosis Ramsay Hunt Syndrome. Kemajuan terbaru dalam gambar MRI klinis (misalnya, 3-Tesla MRI, multichannel phased array coil, Fluid-Attenuated Inversion Recovery (FLAIR) 3 dimensi memungkinkan evaluasi perubahan halus pada tingkat penghalang darah-labirin. Pemeriksaan Lainnnya Audiometry biasanya menunjukkan gangguan pendengaran sensorineural. Kelemahan kalori unilateral dapat diketahui melalui electronystagmography (ENG). Metode Electrodiagnostic, seperti pemeriksaan konduksi saraf motorik wajah (electroneurography), elektromiografi otot diinervasi wajah, refleks berkedip, dan pengujian rangsang saraf, bisa menambahkan informasi mengenai sejauh mana keterlibatan saraf kranial ketujuh (CN VII), serta faktor prognosis. Prosedur Dalam pengaturan dari facial palsy perifer, cairan serebrospinal (CSF) jarang dianalisis. Meskipun pungsi lumbal tidak dianjurkan dalam diagnosis penyakit ini, temuan CSF dapat membantu dalam mengkonfirmasikan penegakan diagnosis. Dalam satu studi, temuan CSF yang abnormal terjadi pada 11% dari 239 pasien dengan palsy wajah idiopatik perifer, 60% dari 17 pasien dengan Ramsay Hunt Syndrome (ditemukan

17

pleositosis abnormal), 25% dari 8 pasien dengan penyakit Lyme, dan di semua 8 pasien dengan infeksi HIV. Jadi, jika CSF adalah abnormal, penyebab spesifik harus dicari. Sementara bantuan otalgia di neuralgia geniculata dapat dicapai dengan menggunakan bius lokal atau kokain ke titik memicu, jika dalam kanalis auditorius eksternal. Temuan histologis Ganglia yang terkena dampak dari akar saraf kranial bengkak dan meradang. Reaksi inflamasi ini terutama bersifat limfositik, leukosit polimorfonuklear namun sedikit pula dapat ditemukan sel plasma. Beberapa sel-sel ganglia bengkak dan lain-lain mengalami degenerasi.

I. DIAGNOSIS BANDING
y y y y y y

Bell Palsy Persistent Idiopathic Facial Pain Postherpetic Neuralgia Temporomandibular Disorders Trigeminal Neuralgia Myringitis Bullosa

J. PENATALAKSANAAN
Perawatan Medis Kortikosteroid dan asiklovir oral umum digunakan dalam pengobatan Ramsay Hunt Syndrome. Dalam sebuah tinjauan terbaru, terapi kombinasi dengan menggunakan kortikosteroid dan asiklovir intravena tidak menunjukkan manfaat lebih dari terapi

18

kortikosteroid tunggal dalam pemulihan saraf wajah setelah 6 bulan. Namun, uji klinis acak mengevaluasi kedua terapi tetap diperlukan. Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa pelepasan oksikodon terkontrol aman dan umumnya ditoleransi dengan baik pada pasien yang mengalami nyeri akut akibat herpes zoster. Vestibular supresan dapat membantu jika terdapat gejala vestibular yang parah. Seperti Bell Palsy, perawatan harus diambil untuk mencegah iritasi kornea dan cedera. Sementara keluhan otalgia dapat diterapkan dengan bius lokal atau kokain ke titik pemicu, jika terdapat di dalam kanalis auditorius eksternal. Karbamazepin mungkin bermanfaat, terutama dalam kasus neuralgia geniculate idiopatik. Ringkasan Obat Kortikosteroid dan oral asiklovir sering diresepkan pada pasien dengan Ramsay Hunt Syndrome. Vestibular supresan dapat membantu jika gejala vestibular yang parah. Karbamazepin mungkin bermanfaat, terutama dalam kasus neuralgia geniculate idiopatik. Kortikosteroid Agen ini mengurangi peradangan pada saraf kranial dan membantu meringankan rasa sakit dan gejala neurologis. Kortikosteroid dapat menurunkan peradangan dengan membalikkan peningkatan permeabilitas kapiler dan menekan aktivitas PMN. Dapat diberikan selama periode inflamasi akut (1-2 minggu) dan kemudian diturunkan dosisnya secara perlahan. Dosis individual berdasarkan respon masing-masing pasien. Antivirus Acyclovir merupakan suatu antivirus yang mencegah sintese DNA dari tipe I dan II HSV seperti juga pada varicella-zoster virus. Acyclovir dapat digunakan untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh herpes virus seperti VZV. Pasien mengalami sedikit rasa sakit dan resolusi gejala lebih cepat bila digunakan dalam waktu 48 jam dari

19

mulai timbulnya gejala. Dapat mencegah wabah berulang. Acyclovir atau famciclovir yang direkomendasikan selama 7-10 hari, beserta obat anti-inflamasi kuat yang disebut steroid (seperti prednison) selama 3 -5 hari. Antikonvulsan Mekanisme aksi dari antiepileptics dalam sindrom ini masih belum diketahui. Carbamazepine diketahui telah mengurangi rasa sakit neuralgis yang terkait dengan sindrom ini, terutama dalam kasus neuralgia geniculate idiopatik. DOC yang dapat mengurangi respon polysynaptic dan potensiasi blok posttetanic. Dosis disesuaikan tergantung pada respon terhadap pengobatan dan level darah. Antihistamin Para agen mencegah respon histamin pada ujung saraf sensorik dan pembuluh darah. Agen-agen ini efektif dalam mengobati vertigo. Contoh dari antihistamin ini adalah golongan Meclizine, berfungsi mengurangi rangsangan labirin telinga tengah dan menahan konduksi di vestibular telinga tengah jalur serebellar. Berhubungan dengan efek terapi dalam menghilangkan mual dan muntah. Contoh lainnya adalah golongan dimenhydrinate . Sebuah garam 1:1 dari 8-chlorotheophylline dan diphenhydramine dianggap berguna dalam pengobatan vertigo. Melalui kegiatan antikolinergik sentral, mengurangi stimulasi vestibular dan menekan fungsi labirin. Antikolinergik Agen ini diperkirakan bekerja secara terpusat dengan menekan konduksi di jalur vestibular-cerebellar. Misalnya adalah skopolamin, dimana bekerja memblok aksi asetilkolin di situs parasimpatis di otot polos, kelenjar sekresi, dan SSP. Merupakan antagonizes histamin dan aksi serotonin. Skopolamin transdermal merupakan agen yang paling efektif untuk motion sickness. Ini digunakan terbatas hanya pada neuronitis vestibular dengan onset aksi yang lambat.

20

Perawatan bedah Dekompresi bedah saraf wajah tidak memiliki peran dalam penatalaksanaan sindrom ini. Konsultasi Konsultasi dengan spesialis penyakit menular dianjurkan. Jika lesi struktural ditemukan pada pencitraan, konsultasi dengan ahli bedah saraf atau otolaryngologist juga dianjurkan. Konsultasi dengan dokter mata untuk membantu perawatan mata, terutama yang berkaitan dengan kornea, mungkin cocok. Setelah inisiasi terapi medis, pasien dengan Ramsay Hunt Syndrome harus dilihat dalam tindak lanjut pada 2 minggu, 6 minggu, dan 3 bulan kemudian.

K. KOMPLIKASI
Paralysis berat akan mengakibatkan tidak lengkap atau tidak sempurnanya kesembuhan dan berpotensi untuk menjadi paralysis fasial yang permanen dan synkinesis. Adakalanya, virus dapat menyebar ke saraf-saraf lain atau bahkan ke otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, menyebabkan sakit kepala, sakit punggung, kebingungan, kelesuan, dan kelemahan. Serangan sempoyongan atau vertigo bisa muncul sebagai komplikasi Herpes Zoster di wajah.

L. PENCEGAHAN
Tidak ada pencegahan yang dilakukan pada Ramsay Hunt Syndrome, tetapi kesembuhan dapat diperbaiki dengan pengobatan yang dini.

21

M. PROGNOSIS
Baik seumur hidup, tetapi buruk untuk fungsi. Kelumpuhan saraf fasial dipulihkan secara perlahan-lahan dan sering kali hanya pulih secara parsial. Kerusakan cochleovestibular biasanya tidak dapat dikembalikan. Jika kerusakan saraf minimal, maka pemulihan yang sempurna biasanya terjadi dalam beberapa minggu. Jika kerusakan lebih parah, mungkin tidak akan memberikan kesembuhan yang sempurna, bahkan setelah beberapa bulan. Hasil pemulihan akan lebih baik jika perawatan dimulai pada hari ke tiga setelah gejala timbul. Kesembuhan yang sempurna akan tercapai pada 70% kasus jika pengobatan dimulai pada saat ini. Namun, jika pengobatan tertunda lebih dari 3 hari, kesempatan untuk mencapai kesembuhan sempurna akan turun sekitar 50%. Anak-anak lebih memungkinkan untuk mencapai kesembuhan sempurna dibanding orang dewasa. Prognosis buruknya Ramsay Hunt Syndrome ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :  Usia lebih tua dari 50 tahun  Kelumpuhan wajah Lengkap  Kurangnya rangsangan saraf VII CN

22

DAFTAR PUSTAKA

Adams, George L. 1997. Buku Ajar THT Boeis. Jakarta : EGC. Becker, Walter, Hans Heinz Nauman, and Carl Rudolf Pfaltz. 1994. Ear, Nose, and Throat Disease, A Pocket Reference, Second, Revised Edition, 73, 138-9. New York : Thieme Flaxibooks. Duus, Peter. 1996. Diagnosis Topik Neurologi : Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta : EGC. Harsono. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hartanto, Huriawati, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta : EGC. Joseph V. Campellone, M.D., 2004. Division of Neurology. Cooper University Hospital, Camden, NJ ; ADAM Health Illustrated Encyclopedia. Mardjono, Mahar dan Sidharta, Priguna. 2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

23

Gambar-gambar Ramsay Hunt Syndrome

24

You might also like