You are on page 1of 25

Oleh : Febrine Wulansari (0710099) Christina Indrayanti (0710203) Cynthia Natalia (0510025) Enda Esthy (0510115) Yohanes Irsandy

(0510105)

Pembimbing : dr. Eduard P. Simamora, Sp.B, Sp.BA

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

` `

` `

` `

Luka bakar karena api Luka bakar karena air panas 65,7% penyebab luka bakar pada anak Luka bakar karena listrik dan petir Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam atau basa kuat ) Luka bakar karena radiasi Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite )

1. Zona Koagulasi Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh panas. 2. Zona Statis Daerah yang berada langsung di luar zona koagulasi, terjadi kerusakan endotel pembuluh, trombosit dan leukosit gangguan perfusi (no flow phenomena) perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal (12-24 jam pasca cedera) nekrosis. 3. Zona Hiperemi Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler.

1. Fase awal, fase akut, fase syok Gangguan saluran nafas, gangguan sirkulasi, gangguan elektrolit. 2. Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut a. Proses inflamasi b. Infeksi sepsis c. Penguapan cairan tubuh disertai panas (evaporative heat loss) 3. Fase lanjut Parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas

` `

Luka bakar Pembuluh kapiler rusak dan permeabilitas meninggi oedem bula byk elektrolit volume cairan intravaskuler q syok hipovolemik (bila luka bakar >20%) Sel darah rusak anemia gas, asap, atau uap panas terhisap oedem laring hambatan jalan napas keracunan gas CO atau gas beracun lain lemas, bingung, pusing, mual dan muntah, koma, meninggal.

1. Luka bakar grade I = luka bakar superficial (epidermal burn) Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri Hari ke 4 : deskuamasi epitel (peeling).

Superficial partial thickness: Meliputi epidermis & lapisan atas dari dermis Kulit kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka

Deep partial thickness :

Meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis Juga dengan bula Permukaan luka berbercak merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah

Seluruh lapisan kulit dan kerusakan jaringan yang permanen Gejala kulit yang kering (dry and leathery skin) Kulit hitam, kuning, coklat, putih maupun kuning pembengkakan Sakit tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur.

1. WALLACE RULES OF NINE




cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar pada orang dewasa. Tapi tidak akurat untuk bayi dan anak-anak. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat dihitung.

2. LUND AND BOWDER CHART


 

Merupakan cara yang paling akurat. Mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur akurat pada anak-anak

I.

Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury ) Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh pada dewasa Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh pada anak-anak Derajat III, terbakar >10% area permukaan Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau perineum

II. Luka Bakar Sedang Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh pada dewasa Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh pada anak-anak Derajat III, terbakar <10% area permukaan tubuh. III. Luka Bakar Ringan Derajat II, terbakar <15% area permukaan tubuh pada dewasa Derajat II, terbakar <10% area permukaan tubuh pada anak-anak Derajat III, terbakar <2% area permukaan tubuh.

` `

Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa, dan lebih dari 10% pada anak Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum Derajat 3 lebih dari 2% pada dewasa, dan setiap derajat 3 pada anak Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang, dan jalan napas

Secara sistematik dapat dilakukan 6c : ` Clothing Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar ` Cooling Dinginkan daerah yang terkena luka bakar ` Cleaning Pembersihan luka / membuang jaringan yang sudah mati ` Chemoprophylaxis Pemberian anti tetanus, krim silver sulvadiazin, antibiotik sistemik ` Covering Penutupan luka bakar dengan kassa ` Comforting Pemberian pengurang rasa nyeri *Pertolongan pertama dapat dilakukan Clothing dan Cooling

Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (Airway, Breathing, Circulation).

Tujuan utama : menjaga & mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Prinsip dari pemberian cairan pertama kali: pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh.

Dilakukan pemasangan kateter

untuk mengukur output urine

24 jam pertama Kristaloid : 4ml/kgBB/%luka bakar Separuh dari jumlah cairan : 8 jam pertama, sisanya : 16 jam berikutnya. contoh: pria BB 80 kg & luas luka bakar 25 % butuh cairan : (25) X (80 kg) X (4 ml) = 8000 ml dlm 24 jam pertama jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam jumlah cairan sisanya 4000 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam

Pemeriksaan Laboratorium ` pemeriksaan Hb, Ht tiap 8 jam pada 2 hari pertama, dan tiap 2 hari pada 10 hari selanjutnya ` Fungsi hati dan ginjal tiap minggu ` Pemeriksaan elektrolit tiap hari pada minggu pertama ` Pemeriksaan AGD bila nafas lebih dari 32x/menit ` Kultur jaringan pada hari ke-1, 3, 7.

`
` ` ` ` `

Syok hipovolemik Udem laring Keracunan gas CO SIRS (systemic inflammatory respone syndrome) MOF (Multi Organ Failure) Kontraktur

Tergantung dari : ` faktor penderita ( usia, gizi, jenis kelamin, dan kelainan sistemik) ` faktor trauma ( jenis, luas, kedalaman luka bakar, dan trauma penyerta) ` faktor penatalaksanaan (prehospital and inhospital treatment).

` ` ` ` ` ` ` ` ` `

1. Moenadjat, Yefta, Dr, Sp.BP; Luka Bakar Pengetahuan Klinik Praktis; Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003. 2. Mansjoer, Arif, dkk (editor); Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, edisi III Luka Bakar; Jakarta, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000. 3. Marzoeki, Djohansjah. Ilmu Bedah Luka dan Perawatannya, Airlangga University Press, Surabaya 1993. 4. Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ 2004. 5. Bisono. Reksopradjo, Soelarto (ed.).Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Cet.I. Jakarta: Binarupa Aksara.1999 6. Pusponegoro, Aryono D. Luka dalam de Jong, Wim (ed.).Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Cet. I. Jakarta:EGC. 2005 7. Schwartz, Seymour I. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Cet. I. Jakarta: EGC. 2000. 8. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Holmes James H., Heimbach David M. 2005. Burns In : Brunicardi F. Charles. Schwartzs Principles Of Surgery. 8th ed. New York : The Mc-Graw-Hill Companies Inc. www.emedicine.com Burns, Resuscitation and Early Management. Author: Robert I Oliver Jr, MD, BS, Clinical Faculty, Division of Plastic Surgery, University of Alabama at Birmingham; Clinical Faculty, Surgical Residency Program, Baptist Health Systems. Updated: July 13 , 2010 www.emedicine.com Burns, Thermal. Author: Jamie Goodis, MD, Emergency Medicine, Stanford University, Mills-Peninsula Emergency Medical Associates; Consulting Staff, Permanente Medical Group, Kaiser Permanente, Santa Clara Medical Center. Updated: July 13, 2010

You might also like