You are on page 1of 8

PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA ANAK

1. TERSEDAK Pada usia tertentu, anak-nak selalu memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Hati-hati bisa tersedak. Inilah beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk mencegah kejadian tersedak : a. Jauhkan anak-anak dari barang-barang kecil dan mainan yang bisa dilepas menjadi bagianbagian kecil. b. Berilah mainan yang sesuai dengan umur dan ketrampilan anak. c. Jauhkan mainan yang lebih besar dari jangkauan anak. Anak selalu tertarik dengan benda yang berwarna cerah. d. Ajari si kakak untuk menyimpan mainannya secara rapi pada kotak khusus tertutup yang sudah disediakan. e. Periksa secara berkala semua mainan yang mungkin kendur atau sudah patah. Bagian yang terlepas bisa mudah tertelan. f. Setiap kali membersihkan lantai, pastikan tak ada benda kecil yang tertinggal seperti peniti, uang logam, tutup botol, kuku, penjepit kertas, jepit rambut, karet gelang dan benda kecil lainnya. g. Hindari memakaikan baju yang penuh kancing atau aksesoris yang mudah ditarik. Bila terlepas bisa tertelan oleh anak. h. Jangan memberikan permen, popcorn, kacang, dan makanan potongan kecil atau butiran karena dapat membuat anak tersedak, atau benda itu masuk ke dalam hidung. i. Selalu tunggui setiap kali anak makan. Jangan memberikan makan sembari ia bermain, merangkak atau belajar berjalan. 2. TENGGELAM Sering terjadi anak tenggelam di kolam renang. Ini karena minimnya pengawasan saat si kecil bermain di dekat kolam renang. Agar anak terhindar dari bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan orang tua : a. Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuai dengan usia anak. Jangan pernah meninggalkan anak sendirian sedetikpun di dekat bak mandi. b. Selalu buang air dalam bath up setiap kali usai menggunakannya. Bila sedang mengisi bath up, tutuplah pintu kamar mandi. Bila perlu kuncilah untuk mencegah si kecil merangkak masuk. c. Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat dan pintu pagar menuju kolam renang harus selalu dikunci. d. Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam yang khusus untuknya sekalipun. e. Jangan terlalu berambisi mengajari anak berenang sejak dini di kolam renang umum. Usia yang paling disarankan adalah 3 tahun karena daya tahan tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan bakteri yang mungkin ada di kolam renang umum. 3. KESETRUM Yang sering terjadi, anak kesetrum karena memasukkan benda logam ke dalam stop kontak. Bahaya kesetrum bisa dihindari dengan cara-cara berikut : a. Kita harus rajin men-cek setiap kabel-kabel listrik dan stop kontak yang ada di rumah. Bila ada kabel yang mengelupas, segera ganti dengan kabel yang baru. Gantilah stop kontak dengan

model yang tertutup atau berpengaman, misal : harus diputar dulu bila hendak digunakan. b. Tutup stop kontak dengan barang-barang furnitur yang tak mudah digeser. c. Hindari peralatan listrik seperti mixar atau setrika dengan kabel menjuntai dari jangkauan anak-anak. 4. TERBAKAR Anak memiliki kulit yang lebih tipis jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kulit mereka lebih rentan terhadap luka bila terkena api atau tersiram sesuatu yang panas. Yang sering terjadi, ibu membuat susu dengan tetap menggendong si kecil. Bahayanya bila si kecil meronta, maka botol susu yang sudah berisi air hangat akan terguncang hingga airnya bisa menyiram si kecil. Apa yang buat kita tidak terasa panas, buat si kecil bisa menyebabkan kulit jadi merah seperti halnya tersiram air panas. Supaya resiko terbakar atau terkena air dan benda panas dapat dihindari, lakuka hal berikut : a. Selalu mengetes terlebih dahulu panasnya air yang akan digunakan untuk menyeduh susu atau untuk mandi. b. Jika anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil memegang anak. c. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang memasak. Sikecil bisa menarik gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi anda terpecah. d. Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke bawah bila tersenggol. e. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang menyetrika. f. Simpan korek api dan pemantik api jauh dari jangkauan anak.

5. JATUH Sering terjadi, anak jatuh dari tempat tidurnya sendiri atau orang tuanya. Agar si kecil tidak terjatuh, orang tua seharusnya : a. Tidak membiarkan si kecil sendirian sedetikpun bila ia berada di tempat tidur, sfa atau kursi. b. Pasang pagar pengaman di tangga menuju ruang atas. c. Pasang tali pengaman di kursi makan dan peralatan lain yang dilengkapi tali pengaman. Meski hanya ditinggal membuat susu atau menerima telepon, tatap pasangkan tali pengaman ini. d. Lepaskan bumper ( bantal pengaman ) dari tempat tidurnya karena akan dipakainya untuk memanjat. e. Untuk mengantisipasi si kecil jatuh dari tempat tidur, sejak awal belilah tempat tidur yang bisa diatur ketinggiannya. Semakin besar si kecil, seharusnya semakin rendah alas ranjangnya sehingga ia tidak meloncati pagar pengaman tempat tidur karena menjadi lebih tinggi. Kuncilah selalu pagar pengaman ini. f. Jangan meletakkan bayi dan kursinya di tempat tinggi, misal di meja, di tempat yang tidak rata, atau di bangku yang tinggi. Jangan biarkan si kecil sendirian duduk dikursinya. 6. TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAFAS Kasus yang sering terjadi anak kekurangan nafas karena hidungnya tertutup oleh bantalnya sendiri. Bahaya tercekik dan kekurangan nafas dapat dicegah dengan cara : a. Berikan tempat tidur pada anak dengan spri yang tidak kusut dan kasurnya tidak terlalu empuk agar tidak timbul gelombang.

b. Hindari anak tidur dengan bantal-bantal yang tertumpuk disekitarnya. Tumpukan ini bisa rubuh dan menimpa tubuhnya dan bantal dapat menutupi jalan nafasnya. c. Ikat semua tali yang menjuntai, seperti tali gorden, krei, tali sarung guling dan lainnya, sehingga tidak bisa untuk mainan oleh si kecil. Bahaya tercekik bisa timbul dari tali yang menjuntai. d. Jangan mengikatkan sesuatu pada lehernya, termasuk topi yang memakai tali pengikat. e. Jangan biarkan mainan yang bertali atau mempunyai simpul-simpul yang bisa dilepas. f. Simpan semua tas plastik, kantong plastik dari jangkauan anak. Bahaya kekurangan nafas dapat terjadi bila anak bermain tas plastik. Mereka memasukkan keplanya ke dalam plastik, padahal akibatnya ia bisa kekurangan nafas akibat defisit udara. 7. KERACUNAN Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan (overdosis) karena orang tua meletakkan obat sembarangan. Potensi keracunan lainnya menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih untuk rumah dan cairan pembasmi serangga dan bahan beracun lainnya. Untuk menghindarinya, berikut yang harus dilakukan : a. Letakkan semua barang-barang yang menimbulkan potensi keracunan seperti bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk dan lainnya di tempat tinggi dan tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus tersebut. Simpanlah tetap bersama pembungkusnya. Biasanya disitu tertera cara menanggulangi bila terhirup atau tertelan. b. Hal yang sama juga berlaku dalam penyimpanan kosmetik, parfum, pencuci mulut, pembersih muka dan peralatan kosmetik lainnya. c. Letakkan bumbu dapur, kecap, sirup dan minyak goreng ditempat yang terkunci pula. d. Demikian juga dengan vitamin, obat-obat bebas dan lainnya di tempat yang aman dari jangkauan anak. Seharusnya kemasan bahan yang beracun toxic product didesain sedemikian rupa agar tak bisa dibuka oleh anak.

BIMBINGAN ANTISIPASI & PENCEGAHAN KECELAKAAN


ANTICIPATORY GUIDANCE Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga
orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak

PENCEGAHAN TERHADAP KECELAKAAN PADA ANAK


y y y y Kecelakaanmerupakankejadian yang dapatmenyebabkankematianpadaanak. Kepribadianadalah factor pendukungterjadinyakecelakaan. Orang tuabertanggungjawabterhadapkebutuhananak, menyadarikarakteristikperilaku yang menimbulkankecelakaan waspadaterhadap factor-faktorlingkungan yang mengancamkeamanananak.

FACTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN yJenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. yUsia pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang bahaya.
yLingkungan yAdanya

penjaga atau pengasuh.

Cara Pencegahan : a. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkah laku anak. b. Kualitas asuhan meningkat. c. Lingkungan aman.

Masa

Bayi Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2.

Pencegahan a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati). b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal. c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi. d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai. e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2. Masa Toddler Jenis kecelakaan : a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda. b. Tenggelam. c. Keracunan atau terbakar. d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon. e. Aspirasi dan asfiksia. Pencegahan : a. Awasi jika dekat sumber air. b. Ajarkan berenang. c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.

d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari. e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan. f. Cek air mandi sebelum dipakai. g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman. h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung & mudah ditarik. i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras. j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance. 3. Pra Sekolah Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahan ada 2 cara ; 1. Mengontrol lingkungan. 2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya. a. Jauhkan korek api dari jangkauan. b. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak. c. Mendidik anak : y y y

Cara menyeberangjalan.
Artirambu-rambulalulintas. Cara mengendaraisepeda yang aman&peran orang tua = perlubelajarmengontrol lingkungan.

. Usia Sekolah a. Anak sudah berpikir sebelum bertindak. b. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang. Perawat mengajarkan keamanan : a. Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda. b. Aturan yang aman dalam berenang c. Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik. d. Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar. 5. Remaja Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala Kecelakaan karena olah raga. Pencegahan a. Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja. b. Menggunakan alat pengaman yang sesuai. c. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga. Psikologis a. Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi. b. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi. c. Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkahlaku dan mengikuti pengarahan. d. Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua. e. Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 10 menit tanpa cerewet atau turun. f. Mengikuti tingkat kesiapan anak.

g. Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan pengertian. h. Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti : perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau akan berlibur. i. Memberi pujian jika anak berhasil. Sibling Rivalry Keluarga mendapat bayi baru : dapat menimbulkan krisis bagi toddler. Toddler tidak membenci atau marah pada bayi, ttp karena : a. Perubahan merasa ada saingan. b. Perhatian ibu terbagi. c. Kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak bertingkahlaku invantil Perlu persiapan toddler untuk menerima kehadiran saudara kandungnya mulai sejak bayi dalam kandungan.

TUGAS KEPERAWATAN ANAK


( ANTICIPATORY GUIDANCE )

OLEH : I MADE WINTREG


NIM. 10 E 10548

D III KEP. KONVERSI STIKES - BALI ANGKATAN 2010-2011

You might also like