You are on page 1of 2

NAMA KELOMPOK : Moch Afis Habibi Suci Hati Ilmiah Tugas mata kuliah biokimia pangan

(08630023) (08630026)

GULA REDUKSI A. Definisi Gula reduksi adalah merupakan golongan gula (karbohidrat) yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa penerima electron, Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksipereaksi tertentu. B. Contoh Gula Reduksi Adapun senyawa-senyawa gula reduksi adalah glukosa dan fruktosa.. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa) termasuk sebagai gula pereduksi, kecuali sukrosa dan pati (polisakarida),. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus krebs untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002). C. Ciri-cirinya
Umumnya gula-gula pereduksi mempunyai struktur hemiasetal atau hemiketal, sedangkan gula-gula nonpereduksi termasuk ke dalam ketal atau asetal.

adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat

D. Metode analisisnya Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung. \

DAFTAR PUSTAKA Anoymous. 2010. Gula Pereduksi (http://makara393.blogspot.com). Diakses tanggal 27 Oktober 2011 Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang. Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta. Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi. Laboratorium Kimia UMM: Malang

You might also like