You are on page 1of 14

TEKNIK PRESENTASI YANG BAIK

Teknik presentasi adalah bagian dari ilmu komunikasi. Komunikasi itu sendiri adalah penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, melalui suatu media. Jadi, mengapa kita perlu belajar teknik presentasi? Dengan belajar, memahami, dan menguasai teknik presentasi, kita dapat berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada audiens dengan lebih efektif. Ada empat hal yang perlu kita kuasai untuk bisa disebut memiliki kompetensi presentasi. Empat hal itu adalah: Analisis audiens (audience analysis), presentasi terstruktur (structured presentation), keterampilan komunikasi (communication skill), dan pemahaman/kepekaan antarpribadi (interpersonal sensitivity). 1) Analisis Audiens Proses untuk mendapatkan informasi dan mengembangkan pemahaman terhadap pendengar yang akan dihadapi, supaya dapat merencanakan, membawakan, dan mempersiapkan berbagai informasi dengan efektif. Memahami A-U-D-I-E-N-C-E A = Analysis. Siapakah mereka? Berapa banyak yang akan hadir? U = Understanding. Seberapa jauhkan pemahaman mereka terhadap subject yang akan disampaikan? D = Demographic. Berapa usia, latar belakang, komposisi lelaki-perempuan, dan latar belakang pendidikan mereka? I = Interest. Untuk tujuan apa mereka hadir? Mengapa mereka duduk di ruang ini? Atas keinginan siapa mereka hadir di sini? E = Environment. Di mana saya akan berdiri? Dapatkah mereka semua melihat dan mendengar saya? Lingkungan yang ada akan seperti apa? N = Need. Apakah kebutuhan mereka? Apakah kebutuhan saya selaku pembicara/presenter? C = Customized. Kebutuhan atau tujuan khusus apa yang perlu untuk didapatkan? E = Expectation. Apakah yang sekiranya ingin mereka dengar atau dapatkan dari saya? Empat Tipe Audiens Sebenarnya ada banyak tipe audiens, tetapi untuk menyederhanakan, kita sebut saja ada empat tipe. Sejumlah tipe ini kemungkinan besar akan Anda jumpai ketika melakukan presentasi: Tipe Pemerhati: Ini adalah audiens yang paling baik. Mereka serius memerhatikan, mencatat, dan betul-betul berminat pada materi atau topik yang Anda sampaikan. Tipe Sandera: Ini adalah audiens yang merasa terpaksa atau tersandera untuk hadir di presentasi Anda. Mungkin dia adalah mahasiswa pemalas, yang terpaksa ikut kuliah karena takut dilarang ikut ujian jika data absensinya parah. Atau, bisa jadi dia adalah karyawan, yang sekadar ditugaskan atau dipaksa atasannya untuk hadir dan mendengarkan presentasi Anda. Tipe Turis: Ini adalah audiens yang mengikuti presentasi sambil lalu, seperti turis yang singgah di kota atau lokasi wisata untuk menikmati kesenangan, tanpa mau diajak berpikir terlalu serius. Bagi mereka, lumayan ikut di acara presentasi Anda, karena disediakan kopi, kue, dan makan siang gratis. Tipe Teroris: Ini adalah audiens yang siap memberondong Anda dengan pertanyaan-pertanyaan

tajam, kritis, dan keras. Motivasinya tidak selalu karena betul-betul antusias atau berminat pada informasi, tetapi dia mungkin memang sekadar ingin mengetes kemampuan Anda. Mereka menikmati, saat Anda keteteran tak bisa menjawab pertanyaan. Tujuan Analisis Audiens Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai pendengar seperti apa, yang akan dihadapi. 2) Presentasi Terstruktur Kemampuan untuk mempresentasikan ide atau gagasan kepada seseorang atau sekelompok orang, sesuai waktu yang disediakan, dengan cara yang memudahkan pendengar untuk memahaminya. Unsur-unsur Presentasi yang Terstruktur Menyatakan tujuan dengan jelas Menyampaikan dalam urutan yang logis Menggunakan berbagai media komunikasi Membuat transisi antar-topik Membuat kesimpulan Mengatur waktu dengan efektif Tujuan Presentasi Terstruktur Untuk memastikan apakah pendengar dapat memahami bagaimana alur materi akan disampaikan. 3) Keterampilan Komunikasi Kemampuan untuk dapat menyampaikan informasi dan ide secara jelas kepada seseorang/sekelompok orang, dengan cara yang dapat membuat pendengar menjadi tertarik dan mudah menangkap pesan yang diberikan, serta menjaganya selama berinteraksi. Unsur-unsur Keterampilan Komunikasi Komunikasi Verbal: Bahasa yang sesuai (bukan bahasa alay), volume suara (untuk menguatkan volume suara, Anda bisa berlatih menggunakan napas perut), intonasi (naikturunnya suara), tempo/pacing (cepat-lambatnya bicara), artikulasi (kejelasan kata), pausing (jeda). Komunikasi Non-Verbal: Penampilan, eye contact, jarak, ekspresi wajah, nada suara, gerakan tubuh. Sikap tubuh (body gestures) harus menunjukkan kesantunan, rasa hormat, dan memancarkan rasa percaya diri (confidence). Ketika melakukan eye contact, tataplah 3-5 detik agar audiens bersangkutan merasa diperhatikan. Untuk banyak audiens di ruangan yang luas, lakukan tatapan ke audiens dengan W atau M sweeping. Cara menatap juga harus terkesan profesional (bukan tatapan mesum atau jenis lain, yang bisa disalahartikan). Dampak ke Audience: a) Manusia memiliki keterbatasan persepsi; b) Kesan pertama sangat penting; c) Bangunlah kredibilitas dengan cara menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup, menampilkan kesan profesional dan percaya diri, serta menjaga anti-diskriminasi, hukum dan standar etika. Menjaga Perhatian Audience: Rumus AISHA (Analogi, Ilustrasi, Story, Humor, Aktivitas).

Mengecek Pemahaman: Apakah Anda sudah paham? Apakah saya memahami Anda? Tujuan Keterampilan Komunikasi Untuk memastikan bahwa kita dapat mempertahankan ketertarikan pendengar dan membuat mereka paham tentang pokok bahasan yang disampaikan. 4) Pemahaman/Kepekaan Antarpribadi Menggunakan pemahaman interpersonal dalam presentasi untuk mengembangkan kenyamanan, dan rasa aman bagi pendengar, sehingga tercipta saling percaya dan keterbukaan. Unsur-unsur Pemahaman/Kepekaan Antarpribadi Apresiatif (menghargai audiens) Berpandangan luas Mengetahui isu dan keprihatinan audiens Mengklarifikasi suatu situasi atau kondisi Menghargai Audiens Dalam menghargai audiens, kita harus jujur dan tulus. Dan akan lebih baik lagi, jika ucapan penghargaan itu bersifat spesifik (dalam menyebut aspek dari audiens yang kita hargai tersebut). Menghargai audiens bisa dilakukan cukup dengan Anda mengucapkan kalimat seperti: Ini adalah pertanyaan yang paling kritis, yang saya terima sejak memulai ceramah pagi tadi Komentar Anda menunjukkan bahwa Anda sudah mempersiapkan diri untuk kuliah ini Saya berharap, mahasiswa lain bisa belajar dari cara presentasi yang dilakukan Dewi tadi!

TEKNIK PRESENTASI YANG BAIK DAN BENAR Presentasi mungkin bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terutama untuk para pemula atau yang belum mempunyai pengalaman presentasi. Hal ini yang membuat kami untuk melakukan training kepada teman-teman di MIDAS untuk bisa melakukan presentasi dengan baik dan benar. Ada beberapa tips untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan benar, yaitu: 1. Melakukan persiapan. Antara lain, bahan presentasi, bahan yang akan dibagikan (jika ada), peralatan seperti laptop atau infocus dan mempersiapkan mental. Jika semua kondisinya baik dan aman maka bisa membuat kita akan lebih percaya diri. 2. Materi presentasi. Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan dengan proposal yang akan diberikan, karena pada saat presentasi kita menjelaskan point-point nya saja dan tidak perlu secara keseluruhan untuk dibahas karena akan menghabiskan waktu dan membuat audience merasa bosan. 3. Pada saat presentasi.
y y y y y

y y y y y

Usahakan datang lebih awal dr waktu yang ditentukan, jangan terlambat!. Gunakan waktu seefisien mungkin. Gunakan pakaian yang sopan tentunya Kenali audiens atau peserta yang hadir, sehingga kita bisa lebih akrab dengan menyebut namanya dan tahu jabatannya. Bagi pandangan ke kita ke semua audiens dan perbanyak komposisi pandangan kita kepada orang yang paling berpengaruh atau pengambil keputusan, seperti CEO atau salah satu pimpinan dari yang hadir. Sebisa mungkin untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting dan yang audiens tidak mau dengar Berbicaralah dengan lugas dan sopan Atur intonasi suara kita, jangan kebesaran dan juga jangan kekecilan. Jangan banyak bergerak, karena akan mengganggu konsentrasi peserta. Munculkan beberapa joke untuk mencairkan suasana yang kaku atau membosankan tapi jangan berlebihan.

4. Anggap saja audiens tidak mengerti mengenai materi yang akan disampaikan,jadi bersikaplah dengan mengundang simpati dan rasa kagum para audiens karena pengetahuan kita, tapi hindari kesan menggurui. 5. Pada saat tanya jawab, catat pertanyaan dan jawablah dengan lugas. Keberhasilan dari sebuah presentasi adalah kita mengerti betul tentang isi yang akan dipresentasikan sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau kebingungan sendiri. Untuk itu fahami betul isinya dan lakukan persiapan yang matang, karena tujuan dari presentasi

adalah untuk membuat para audiens mengerti dan memahami serta tertarik dari isi presentasi yang ditawarkan.

Teknik Presentasi
Komunikasi antar manusia merupakan problem utama bagi bisnis, industri dan setiap organisasi. Adanya kesalahan komunikasi dapat mengakibatkan kerugian berjuta-juta rupiah. Oleh karena sebagian besar waktu dipergunakan oleh anggota organisasi untuk memotivasi, memberi instruksi, berbicara, dan mendengarkan orang, ketrampilan utama baginya ialah kemampuan berkomunikasi secara efektif. Beberapa hambatan komunikasi 1. Apabila masing-masing memberi arti yang berbeda terhadap sesuatu hal yang sama (perbedaan persepsi) 2. Hambatan emosi bila ego dan status seseorang terancam 3. Penerima acapkali mendengar apa yang sebenarnya ia harapkan 4. Peserta menilai siapa yang menjadi juru beritanya 5. Perbedaan bahasa atau kata 6. Terlalu banyaknya pesan yang disampaikan seketika, yang masing-masing menuntut perhatian Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi hambatan antara lain : 1. Memberikan umpan balik 2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, jelas, dan sederhana

3. Cara penyampaiannya sistematis dan berstruktur LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYIAPKAN PRESENTASI 1. Menentukan sasaran presentasi Dalam menentukan sasaran presentasi yang harus diperhatikan ialah: a. Alasan melakukan presentasi b. Hasil yang ingin dicapai setelah selesainya presentasi Hasil yang spesifik akan dapat dicapai apabila : - Dalam cakupan pembahasan - Sesuai dengan pengetahuan dan latar belakang pendengar - Sesuai dengan kemampuan pendengar untuk mengambil tindakan-tindakan - Masuk akal untuk dicapai 2. Menganalisis sidang pendengar a. Menentukan sasaran para pendengar b. Analisis khusus pendengar akan membantu menentukan cakupan bahan presentasi c. Analisis umum pendengar akan membantu menentukan pendekatan yang sesuai 3. Menyiapkan bahan presentasi a. Bagan presentasi perlu disiapkan sebelum menentukan bahan apa saja yang akan disampaikan. Bagan presentasi ini merupakan cetak biru yang berfungsi sebagai kerangka yang akan dikembangkan dalam presentasi b. Bagan ini merupakan ide pokok atau konsep inti yang harus dikuasai. Bagan presentasi dirumuskan dalam bentuk kesimpulan pendek c. Untuk masing-masing ide/konsep, tentukan pula fakta atau informasi siapa yang perlu diberikan untuk menunjang ide atau konsep tersebut. 4. Memilih bahan untuk presentasi

a. Menentukan apa dan berapa banyak bahan yang harus dicakup dalam presentasi b. Sebagai pedoman, perlu dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : (1) Apa maksud presentasi ini ? (2) Apa saja yang harus dicakup dan apa yang harus dihilangkan ? (3) Seberapa jauh perincian-perinciannya diperlukan ? (4) Apa yang harus dikatakan agar tujuan presentasi dapat dicapai? (5) Bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikannya ? (6) Tindakan atau tanggapan apa yang diinginkan dari pendengar ? (7) Kajilah semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dengan pertanyaan mengapa harus demikian ? 5. Menyiapkan bahan presentasi a. Format presentasi pada umumnya terdiri dari : 1. Introduksi : perumusan ide 2. Inti : pengembangan ide 3. Kesimpulan : perumusan kembali ide b. Introduksi dapat dilakukan dengan : 1. Rumusan langsung dari subyek dan pentingnya subyek bagi pendengar 2. Pembukaan secara tidak langsung dengan menunjuk sesuatu hal yang sangat penting bagi pendengar dan mengaitkannya dengan sasaran presentasi 3. Mengambil contoh hidup yang mengarah pada subyek presentasi 4. Mengutip sesuatu hasil riset atau pendapat-pendapat 5. Mengungkapkan data statistik 6. Mengambil cerita atau anekdot yang menggambarkan subyek presentasi c. Pengembangan ide berarti memberi ilustrasi atau menambah detailnya sehingga ide menjadi semakin berarti dan dapat dimengerti.

d. Kesimpulan, dalam menyimpulkan perlu diperhatikan bahwa kesimpulan yang baik adalah yang memenuhi kondisi : (1) Merupakan ikhtisar dari ide pokok (2) Merangsang untuk mengambil tindakan (3) Merupakan peninjauan terhadap sasaran presentasi e. Latihan presentasi Latihan tidak dapat menjamin keberhasilan suatu presentasi. Meskipun demikian latihan dapat : (1) membantu menambah kepercayaan diri (2) memberitahu kekurangan-kekurangan dalam bahan (3) membiasakan diri dengan bahan yang akan disampaikan (4) membiasakan diri dengan bahan-bahan pembantu untuk lebih menghidupkan presentasi (5) memudahkan kita untuk memperkirakan pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul PRESENTASI DI HADAPAN SIDANG PENDENGAR 1. Persiapan Ruangan dan Peralatan Presentasi a. Pengaturan tempat duduk dalam ruangan sangat tergantung dari luas ruangan, jumlah dan macam pendengar, cara presentasi dan seberapa jauh kita mengharapkan adanya partisipasi peserta b. Berbagai bentuk pengaturan tempat duduk : (1) Gaya auditorium : peserta banyak dan tidak perlu menulis, waktu singkat (2) Gaya kelas : formal dan perlu menulis, partisipasi peserta berupa tanya jawab (3) Gaya informal : kelompok kecil ( < 12 orang ) dan banyak diskusi (4) Model tapal kuda : kontak antar peserta, diskusi antar peserta secara terbuka dan cukup informal, perlu tulis-menulis

(5) Model kelompok kecil : diskusi dalam kelompok kecil selama presentasi (6) Model tulang ikan : lebih formal dari model kelompok kecil tetapi tidak seformal seperti di kelas 2. Tehnik Berhadapan dengan Sidang Pendengar a. Hubungan dengan pendengar (1) Komunikasi adalah dua arah, ada respon dan umpan balik (2) Komunikasi tersebut dapat dibantu dengan kontak mata. Kontak ini dapat dilakukan secara wajar dengan memandang mata para pendengar. Kontak semacam ini efektif karena pendengar merasa diperhatikan dan dapat mengembalikan konsentrasi pendengar bila mulai bercabang (3) Sebagai dasar untuk menjalin hubungan yang efektif dengan pendengar, kita perlu bersikap bahwa presentasi harus disiapkan dan dibawakan secara terang, menarik dan penuh arti dari pihak pendengar, bukan dari pihak pembawa acara. b. Penggunaan alat-alat presentasi (1) Sering digunakan mimbar yang bisa dipakai untuk meletakkan catatan-catatan kita, sebagai penompang tangan. Dapat juga berfungsi menjadi semacam penghalang hubungan antara pembicara dan pendengar. (2) Alat penunjuk sering digunakan, tetapi sebaiknya hanya digunakan bila menunjuk sesuatu di papan tulis. Jangan dipegang apabila tidak digunakan c. Badan sebagai sarana komunikasi Penggunaan badan secara efektif ternyata dapat menimbulkan hubungan yang efektif dengan pendengar. Beberapa saran sebagai berikut : (1) Waktu menuju tempat berdiri/duduk, tidak perlu tergesa-gesa. Tenanglah sementara waktu setelah sampai di tempat, senyum sejenak sambil memandang pendengar sebelum mulai bicara (2) Cara berdiri/duduk harus menampilkan ketenangan dan percaya diri tanpa menunjukkan ketakutan (3) Tangan dapat diletakkan dimana saja asal comfortable dan kelihatan wajar. (4) Gerakan badan dapat membantu mengurangi ketegangan dalam diri kita dan menarik perhatian pendengar

(5) Gerak-gerik tangan dapat memberi arti tertentu , seperti : kepalan tangan ke atas menunjukkan agresif, dll (6) Ekspresi muka harus menampilkan suasana yang ingin ditimbulkan di antara peserta. Ekspresi muka yang selalu memadai dalam hampir semua presentasi adalah serius, senyum, tertawa, bertanya, ragu-ragu ; tetapi semuanya perlu disesuaikan dengan situasinya d. Teknik suara (1) Tinggi nada suara harus persis seperti nada bicara sehari-hari (2) Intensitas suara tergantung jumlah pendengar, luas ruangan, dan pesan yang ingin disampaikan (3) Tempo berbicara merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas presentasi (4) Istirahat sejenak dapat menarik perhatian pendengar pada suatu ide tertentu (5) Artikulasi kata akan memudahkan pendengar lebih mencurahkan perhatian terhadap arti kata-kata kita 3. Menanggapi Pertanyaan Peserta a. Tanya jawab pada akhir presentasi adalah kurang tepat karena tanpa pertanyaanpun perhatian sudah ada. Jadi pertanyaan-pertanyaan sebaiknya justru ditimbulkan pada waktu pembicara memasuki bagian pokok dari presentasi b. Untuk menghindari salah jawab, adalah bermanfaat bila pembicara mengulang pertanyaan pendengar sehingga jelas apa yang dimaksud pendengar. c. Beberapa pendengar sulit yang memerlukan perhatian istimewa : (1) Individu yang argumentatif : selalu mengajak berdebat dalam salah satu pokok dan tidak pernah mau mengalah. Bila demikian, berikan pengakuan tersebut dan jangan melibatkan diri dalam perdebatan (2) Pertanyaan yang penuh isi: biasanya dipakai untuk memojokkan kita. Bila demikian, kembalikanlah pertanyaan tersebut agar dicoba dijawab sendiri (3) Pertanyaan yang berliku-liku: Kalau kita akan memotong, perlu diusahakan agar ia tidak kehilangan muka. d. Dalam menanggapi pertanyaan, ada dua hal yang sangat penting untuk dicamkan selalu :

(1) Bila tidak dapat menjawab dengan baik, akuilah bahwa tidak dapat menjawab, atau lemparkan pada orang yang sekiranya dapat menjawab. Jangan menipu !! (2) Bila perlu waktu untuk menjawab, berhentilah sejenak, betapapun terampilnya penampilan kita dalam presentasi, tetapi bila bahan presentasi tidak bermutu, maka hasil presentasi tidak kalah pentingnya dengan presentasi itu sendiri. Contoh Kasus : Pelajaran dari Kota Kecil Folk Fund Foundation (FFF), sebuah aliansi organisasi-organisasi nirlaba dari sejumlah perusahaan-perusahaan besar trans-nasional menggelar sebuah public tender. Sebagai sebuah Lembaga donor yang memusatkan pada aktivitas pelestarian warisan kebudayaan dan konservasi lingkungan.FFF dikenal telah banyak menjalin mitra dengan sejumlah Organisasi Non Pemerintah (Ornop) dalam menjalankan programprogramnya. Sudah menjadi even tahunan, setiap awal tahun selalu dibuka penawaran bagi sejumlah Ornop untuk mengajukan proposal untuk program konservasi alam dan warisan budaya lokal. Setiap tahun tak kurang dari ribuan proposal masuk mengajukan program kemitraan. Dari ribuan pengaju ini akan dipilih lima lembaga sebagai mitra. Untuk memilih lembaga yang paling baik dan paling layak untuk diterima dan dijadikan mitra, selalu diadakan proses seleksi yang meliputi beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan dengan menyeleksi semua proposal yang masuk. Dari ribuan proposal yang masuk akan diambil seratus proposal yang dinilai layak. Tahap selanjutnya adalah mengkontak pengaju proposal untuk memperbaiki proposalnya kemudian mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Setelah proposal diperbaiki, keseratus proposal tersebut akan diseleksi kembali untuk diambil duapuluh lima proposal untuk kemudian memasuki tahap seleksi akhir berupa presentasi program. Kedua puluh lima lembaga pengaju yang proposalnya terpilih dalam tahap akhir ini diundang untuk melakukan presentasi di sebuah ballroom sebuah hotel mewah berbintang lima. Semua peserta diberikan kebebasan dan hak yang sama untuk unjuk keunggulan dalam presentasinya masing-masing. Peserta presentasi berasal dari tempat yang

beragam dari seluruh penjuru negeri. Ada yang berasal dari kota besar dan sudah maju. Namun ada juga peserta yang mewakili lembaganya yang berkantor Pusat di kota Kecil dan terpencil di pegunungan. Ketika presentasi, peserta yang berasal dari lembaga yang berpusat di kota besar tampil dengan sangat percaya diri. Semua dokumen yang diperlukan disertakan dalam presentasi. Dengan sangat prigel, presentasi dilakukan dengan menggunakan piranti presentasi yang paling canggih. Bahan-bahan presentasi tidak hanya berujud kertas, namun justru lebih banyak yang berbentuk digital. Tidak hanya data-data tertulis yang disampaikan, data-data dalam bentuk grafik, gambar maupun foto-foto yang telah didesain dengan baik dan menarik menghiasi seluruh presentasinya. Dan tidak lupa presentatornya pun menggunakan pakaian resmi, jas lengkap dengan dasi, melengkapi senyumnya yang lebar yang selalu disunggingkan kepada dewan penilai. Pemandangan ini sangat kontra dengan peserta-peserta lainnya, terutama yang berasal dari kota-kota kecil. Tampak sekali, mereka tidak siap untk memberikan presentasi yang terbaik. Pakaian yang dikenakan tidak rapi, terkesan kurang necis. Bahan presentasi yang dibawa juga tidak lengkap, hanya sebuah proposal dan beberapa dokumen pribadi. Selebihnya presentasi hanya mengandalkan lisan. Tak terlihat adanya penggunaan beragam medium yang disampaikan dalam presentasinya. Setelah presentasi usai dilakukan, dewan penilai memberikan penilaian. Hasil penilaian diumumkan di dalam sebuah seremoni yang meriah esok harinya. Dalam seremoni diumumkan lima lembaga mitra yang terpilih sebagai pemenang. Lima lembaga yang terpilih dan tak ada satupun yang berasal dari kota-kota Kecil. Pemenangnya semua berasal dari kota-kota besa

Tips tentang Bagaimana melakukan Presentasi Efektif


Membaca judul di atas, Anda pasti tersenyum simpul. Yes, Ladies banyak diantara kita yang sering dilanda stress saat harus melakukan presentasi di depan Boss, rekan-rekan kerja atau klien perusahaan.Padahal, kemampuan presentasi bisa menjadi salah satu nilai tambah mendaki karier di dunia kerja. Okay,jangan cemas, ada 6 langkah yang mungkin dapat membantu meredakan stress sebelum melakukan presentasi dan membuat Anda tampil meyakinkan! 1. Menguasai Materi Kunci utama tampil dengan tenang adalah penguasaan materi presentasi. Semakin Anda menguasai materi, semakin tenang hati Anda, semakin mantap presentasi Anda. Jika anda tampil penuh percaya diri, maka hadirin pasti akan menyimak semua ucapan Anda. 2. Perhatikan Penampilan Dandanan dan pilihan busana yang tepat, akan membuat Anda semakin percaya diri. Kenakan busana yang berpotongan manis, dan sopan. Jangan gunakan rok yang terlalu mini atau blouse berleher terlalu rendah yang bisa membuat Anda tampil kikuk. 3. Jaga Nada Suara Tak perlu berteriak saat presentasi. Nada suara yang tegas dan tutur kata yang terjaga dijamin akan menjadi daya tarik utama Anda, ketimbang suara yang terlalu melengking atau gaya bicara yang meledak-ledak. 4. Jangan lupa sarapan pagi. Percayalah, sarapan cornflakes atau bubur havermut dan secangkir coklat susu di pagi hari akan membuat Anda bersemangat dan terhindar dari stress..Masih panik juga? Coba deh kupas dan makan sebuah jeruk manis, sebelum presentasi. Sebuah penelitian menunjukkan mereka yang mengonsumsi makanan kaya Vitamin C, memiliki kadar tekanan darah lebih rendah. 5. Gunakan kesempatan pertama! Dalam tempo 1 atau 2 menit pertama, rebutlah hati hadirin dengan gaya bicara yang menarik. Pembukaan presentasi yang klise seperti sambutan Pak RT, akan membuat hadirin bete, sehingga perhatian mereka tidak sepenuhnya tercurah pada Anda. 6. Jaga Eye Contact. Jaga selalu kontak mata Anda dengan hadirin. Tatap mata peserta satu per satu. Dan, kalau perlu sebut namanya, misalnya Begini Pak Freddy.bla..bla ,

r.

You might also like