Professional Documents
Culture Documents
KORIOKARSINOMA
KATA PENGANTAR Assalammu'alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahi rabbal'alamin, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalh presentasi kasus yang berjudul Koriokarsinoma. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam menempuh masa kepaniteraan klinik di bagian obstetrik dan ginekologi di RSUD Serang. Dalam penulisan presentasi kasus ini Penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun berkat pertolongan dari berbagai pihak presentasi kasus ini dapat terwujud. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.R.M Syafei, Sp.OG yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa Penulis juga ingin berterima kasih kepada kedua orang tua, keluarga dan teman-teman atas dukungan baik moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, informasi dan waktu yang dimiliki Penulis. Meskipun demikian, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Akhir kata Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Koriokarsinoma merupakan suatu penyakit trofoblas ganas (PTG) yang berasal dari sito dan sinsitiotrofoblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan sekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. PTG dapat di dahului oleh proses fertilisasi (mola hidatidosa, abortus, kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh kehamilan. PGT yang didahului oleh proses pembuahaan sel telur di golongkan sebagai koriokarsinoma dengan kehamilan sedang yang tanpa didahului pembuahaan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan. Resiko terjadinya PTG yang non metastase 75% didahului oleh mola hidatidosa dan sisanya oleh abortus, kehamilan ektopik dan kehamilan aterm. Resiko terjadinya PTG yang metastasis 50% didahului oleh mola hidatidosa,25% abortus, 22% oleh kehamilan aterm dan 3% oleh kehamilan ektopik. Tempat metastase paling sering adalah paru paru (75%) dan kemudian vagiana (50%). Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi pada vulva, ovarium,hepar, ginjal, otak. Angka kesembuhan untuk PTG ini saat ini lebih dari 90%. Disebabkan karena efektif dan sensitifnya pengukuran tumor marker HCG, sensitifnya sel tumor terhadap kemoterapi, menigkatnya cara mengidenifikasi faktor faktor resiko tinggi, agresifnya penggunaan kemoterapi, oprasi dan radiasi pada kasus kasus dengan resiko tinggi. Untuk penanganan prinsip dasar penanganan penyakit ganas trofoblas adalah kemoterapi dan oprasi. Pencegahan pada PTG ini adalah pada kasus resiko tinggi bila jumlah anak sudah cukup supaya dilakukan histerektomi. Dan melakukan kemoterapi pada kehamilan ektopik ataupun molahidatidosa yang titer hCG paska mola tidak turun selama 3 minggu berturut turut cenderung meningkat. Prognosa pada penyakit trofoblas ganas ini makin dini diagnosa dibuat dan makin dini pengobatan di mulai makin baik prognosanya.
BAB II REKAM MEDIS 1. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Pekerjaan Status Pendidikan Terakhir Agama Alamat Masuk Rumah Sakit No. RM Nama Suami Pekerjaan Suami 2. ANAMNESIS 2.1 Keluhan Utama 2.2 Keluhan Tambahan : keluar darah dari jalan lahir : nyeri pada perut sesak 2.3 Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSUD Serang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 2 minggu SMRS. Darah yang keluar cair namun disertai adanya gumpalan gumpalan kecil, darah yang keluar bewarna merah kecoklatan. Pasien mengangkal adanya keluhan nyeri saat darah keluar. 1 hari SMRS pasien merasa perut bagian bawah sangat nyeri yang disertai dengan keluarnya flek flek merah kecoklatan dari jalan lahir. Selain itu pasien juga mengeluh sesak sejak 1 hari SMRS. Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. : Ny. W : 49 Tahun : Ibu Rumah Tangga : Menikah : SMA : Islam : Serang : 28 juni 2011 : 354865 : Tn. S : Wiraswasta
Pasien mengatakan, pasien pernah di rawat di RSUD serang sekitar tahun lalu karena pasien di nyatakan hamil anggur oleh dokter Sp.OG. pasien mengatakan di terapi kuretase, kemudian setelah keluar dari Rumah Sakit pasien mengatakan rutin kontrol ke dokter namun 5 bulan terakhir tidak rutin kontrol. Sebelum ke RSUD serang pasien pergi ke bidan dan diberi obat namun ttidak ada prubahan. Kemudian pasien pergi ke RSUD serang diperiksa oleh dr.spOG ( USG) dan dokter spOG mencurigai adanya keganasan. 2.4 Riwayat Menstruasi Menarche Siklus Lama Banyak Dismenore : 15 Tahun : Teratur, sebanyak 1 kali setiap bulan : 7 hari dalam 1 bulan : 3 kali ganti pembalut / hari, terdapat gumpalan darah : (-)
Flour Albus : (-) 2.5 Riwayat Pernikahan Menikah sebanyak 1 kali Selama 27 tahun. Usia saat menikah: 21 Tahun dan 20 Tahun 2.6 Riwayat Kehamilan dan Persalinan P2A0 Anak 1 Anak 2 : Laki - laki, 17 tahun, lahir ditolong oleh bidan, aterm, berat badan lahir : Laki laki, 12 tahun, lahir di tolong oleh bidan. Aterm, berat badan lahir 3000 gram, sehat. 3000 gram, sehat. 2.7 Riwayat Kontrasepsi KB (+) Menggunakan suntik 3 bulan sekali selama 7 tahun dilanjutkan pil KB.
2.8 Riwayat Penyakit Dahulu Asma Penyakit Jantung Diabetes Melitus Hipertensi : Keluhan sesak disertai mengi pada malam hari (disangkal) : Cepat lelah saat beraktivitas, sesak bila tidur terlentang (disangkal) : Keluhan banyak makan, banyak minum, sering BAK (disangkal) : Keluhan riwayat tekanan darah tinggi, nyeri tengkuk (disangkal)
2.9 Riwayat Penyakit Keluarga Asma Penyakit Jantung Diabetes Melitus Hipertensi 3. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Sedang Kesadaran Tanda Vital - Tekanan Darah - Nadi - Respirasi - Suhu Badan Status Generalis - Kepala - Mata - THT - Leher - Thorak - Cor - Pulmo : Normocephale : Konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+) : Tidak ada keluhan : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening : Simetris saat statis dan dinamis : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-) : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-) : 80/60 mmHg : 100 X / menit cepat dan lemah : 26 X / menit : 36,2 C : Compos Mentis : Keluhan sesak disertai mengi pada malam hari (disangkal) : Cepat lelah saat beraktivitas, sesak bila tidur terlentang (disangkal) : Keluhan banyak makan, banyak minum, sering BAK (disangkal) : Keluhan riwayat tekanan darah tinggi, nyeri tengkuk (disangkal)
- Abdomen
- Ekstremitas : Akral dingin, tidak ditemukan adanya edema pada ekstremitas Status Ginekologi Inspeksi Palpasi Perkusi : Tampak perut sedikit membesar, linea nigra (-), striae gravidarum (-) : tidak teraba massa, nyeri tekan (+) : timpani di ke-empat lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+), normal Vaginal Toucher Fluksus Flour Albus V/U/V Portio OUE Corpus Uteri Adneksa Cavum Douglas : (+) : (-) : tenang : sebesar jempol kaki, nyeri tekan (-) : Tertutup : Sebesar telur ayam, anteflexi : Tenang, Tidak teraba massa : Tenang, tak menonjol.
Inspekulo Vagina Portio OUE : laserasi (-), polip (-), infeksi (-), varises pecah (-), infiltrat (-) : erosi (-), polip (-), infiltrat (-), myoma gebut (-) : tertutup, fluksus (+).
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit GDS : 5,6 gr/dl : 17% : 7.100 /ul : 246.000 /ul : 128 mg/dl
5. DIAGNOSA KERJA Perdarahan per vaginam et causa suspect koriokarsinoma. 6. DIAGNOSA TAMBAHAN anemia 7. PENATALAKSANAAN Rencana histerektomi Pro transfusi Observasi KU, KS, TTV Observasi perdarahan per vaginam
PENATALAKSANAAN Pada pasien ini dilakukan tindakan berupa histerektomi. Penulis setuju dengan dilakukannya histerektomi. Dikarenakan pada pasien ini merupakan faktor resiko tinggi untuk terjadinya koriokarsinoma, sehingga apabila dilakukan histerektomi pada pasien ini dapat mencegah metastase. Selain itu dapat dilakukan biopsi jaringan untuk diperiksa patologi anatomi untuk mengetahui apakah benar adanya keganasan atau tidak. Selain itu alasan untuk memilih terapi histerektomi daripada kemoterapi adalah pasien sudah memiliki 2 anak yang menurut penulis itu sudah cukup sehingga dilakukan histerektomi. Disini penulis menyarankan untuk pemeriksaan foto thorax dikarenakan pada koriokarsinoma ini 75% penyebaran terdapat di paru.