You are on page 1of 10

I.

LATAR BELAKANG

Dunia pendidikan sekarang masih menjadi isu menarik untuk dibicarakan. Tidak hanya karena kualitasnya tetapi juga proses, sarana prasarana, pengelolaan, pembiyayaan dan hal lainnya. Berbagai perbaikan telah dilakukan ketika pendidikan kualitasnya dipertanyakan. Pemberlakuan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu bagian dalam upaya perbaikan itu. Dalam kurikulum satuan pendidikan itu ada struktur program yang berisi mata pelajaran tertentu baik yang bersifat global, nasional maupun lokal. Disamping itu ada kegiatan yang merupakan pengembangan diri. Program ini wajib dilakukan oleh satuan pendidikan dan bentuknya bisa bermacam-macam. Salah satu bentuk dari pengembangan diri itru adalah kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu kegiatan pengembangan diri diberlakukan hampir diseluruh satuan pendidikan. Kegiatan ini bervariasi sesuai dengan keadaan dan kemapuan sekolah serta kainginan peserta didik. Salah satu bentuk kegiatan itu adalah kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR). Kelompok kegiatan ini sangat penting melihat betapa miskinnya karya-karya ilmiah yang dilakukan para remaja. Ketidak mampuan siswa berfikir dan melakukan kegiatan ilmiah berakibat rendahnya kepedulian mereka terhadap lingkungan. Kepekaan terhadap persoalan lingkungan menjadi rendah. Kodisi yang seperti ini pada gilirannya nanti tidak akan member kontribusi terhadap penanganan berbagai persoalan, tetapi malah menjadi bagian yang harus dipecahkan. Kegiatan karya ilmiah remaja dilakukan dengan tujuan sebagai wahana melatih siswa berfikir ilmiah, kritis, sistematis., peduli terhadap lingkungan dan mau melakukan kajian secara ilmiah. Disamping itu kegiatan kelopok KIR dapat menanamkan rasa kepekaan terhadap lingkungan individu maupun sosialnya. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran sebagai pengembangan lebih lanjut pelajaran-pelajaran yang bersifat ilmu pengetahuan baik yang eksak maupun social. Dari tujuan itu diharapkan lulusan dari satuan pendidikan tingkst SMP tidak hanya dilihat dari nilai akademis saja tetapi punya keunggulan dibidang ilmiah. Paling tidak tertanam pola berfikir ilmiah, kritis, analitis dan sistematis. Pola berfikir semacam itu akan muda dikembangkan selanjutnya baik pada jenjang sekolah lanjutan atas maupun ditingkat pergutuan tinggi.
1

Kegiatan karya ilmiah remaja dilakukan secara berkelompok. Pentingnya dibentuk secara kelompok adalah ; 1. Terbentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan-persoalan. 2. Memudahkan pekerjaan karena banyak pekerjaan yangdilakukan tidak dapat dilaksanakan tanpa kerjasama dengan yang lain. 3. Pemecahan masalah lebih cepat, efektif dan efisien. 4. Menciptakan iklim demokratis dalam mengkaji dan memecahkan persoalan. Manfaat dibentuknya kegiatan karya ilmiah remaja secara kolompok adalah : 1. Bagi pimpinan kelompok a. Pimpinan kelompok akan menjadfi lebih kuat dan lebih efektif. b. Pimpinan kelompok mampu lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab

kelompok disbanding kepentingan pribadi. c. Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan kelompok terhadap kebutuhan anggota. d. Pimpinan mebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota kelompok sehingga terjadi hubungan yang lebihb baik. e. Memiliki inisiatif untuk lebih memmahami prakarsa anggota. f. Pimpinan mempunyai komitmen lebih tinggi terhadap sasaran kerja. 2. Bagi anggota kelompok. a. Memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terkait oleh hirarki. b. Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas dan terbuka. c. Terjadi ruang yang lebih terbuka untuk mengakui kelemahan-kelemahan pribadi. d. Dapat memecahkan masalah-masalah anggota kelompok.
2

3. Bagi pelaksanaan kerja kelompok. a. Pertemua kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif. b. Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima tingkat akurasinya. c. Peningkatan kemampuan individu maupun kelompok lebih profesional. d. Tingkat komunikasi menjadi lebih komprehensif dan efektif. e. Komitmren yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru. f. Terciptanya otonomi yng lebih besar pada tingkat menajer. g. Banyak waktu yang digunakan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan. 4. Bagi satuan pendidikan a. Banyak siswa yang menjadi berfikir lebih kritis dan ilmiah sebagai wakil sekolah dalam kegiatan-kegiatan ilmiah. b. Terbentuknya kelompok-kelompok yang dapat membentu sekolah dalam pemecahan masalah yang dihadapi sekolah. c. Memberi kontribusi positip terhadap kegiatan pencegahan kenakalan remaja. d. Hasil karya-karyanya dapat dijadikan sebagai kekayaan sekolah. e. Memberi nilai positip bagi citra sekolah penilaian kinerja sekolah.

II. PENGEMBANGAN KELOMPOK

A. Pembentukan Kelompok Ahli-ahli ilmu sosial menyebutkan kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri. Menurut Bales dalam Sitti Hartinah (2009) mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara tatap muka atau serangkaian pertemuan dimana masing-masing anggota saling menerima impresi atau persepsi anggota lain dalam waktu tertentu dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kemudian, yang membuat masing-masing anggota bereaksi sebagai reaksi individual. Sebagai suatu kelompok maka antar individu memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang alami. Untuk mencapai kondisi seperti itu memerlukan proses sehingga kondisi yang dikehendaki terwujud. Proses pembentukan kolompok ini menggunakan teorinya Bruce Tackman. Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari awal dari awal pembentukan kelompok sampai selesai. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut 1. Forming Pada tahap ini kelompok KIR baru saja terbentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri. Walaupun memiliki itikad baik tapi mereka belum saling mengenal dan saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan mendekatkan diri satu sama lain. 2. Storming Pada tahap ini kelompok KIR mulai mengembangkan ide-ide berkaitan dengan tugas yang dihadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan
4

perspektif mereka masing-masing. Tahap ini cepat selesai dan sangat penting untuk perkembangan selanjutnya. Pada tahap ini anggota KIR mulai memiliki rasa toleransi terhadap perbedaan yang ada. 3. Norming Anggota kelompok KIR ada kesepakatan dan consensus bersama. Peranan dan tanggung jawabnya sudah jelas. Pada tahap ini mulai menemukan harmoni sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat tentang aturan dan nilai-nilai yang mereka buat. Anggota kelompok KIR mulai mempercayai satu sama lain sejalan dengan kontribusi yang dibeikan terhadap kelompok. 4. Performing Kelompok KIR dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancer dan efektif tanpa ada konflik. Anggota kelompok KIR saling tergantung satu sama lain dan saling respek dalam berkomunikasi. Keputusan penting banyak diambil pada tahapan ini. 5. Adjourning dan Transforming Ini adalah tahap yang terakhir dimana pekerjaan telah selesai. Kelompok KIR membubarkan diri dan bias kembali pada tahap mamapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Jika dianalisa dengan pendekatan lain pembentukan kelompok KIR diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan pengembangan karya ilmiah remaja. Setelah itu timbul motivasi untuk memenuhi. Selanjutnya menentukan tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk kelompok KIR. Selanjutnya adalah menentukan kedudukan masing-

masing. Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara anggota yang satu dengan yang lain. Perpecahan yang terjadi hanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok sehingga saling menyesuaikan diri.

B. Perubahan yang iharapkan Proses selanjutnya setelah terbentuk kelompok KIR adalah terbentuknya tim yang solid. Proses itu didasari pada hal-hal : 1. Adaptasi Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelgensi yang dilihat dari nilai akademis sehingga anggota yang memiliki keunggulan tertentu dapat menutup kekurangan anggota yang lain. 2. Motivasi Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada dapat memicu kompetisi secara internal. 3. Terbentuknya tujuan 4. Organisasi Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok sehingga masalah kelompok dapat diselesaikan secara efektif dan eefisien. 5. Independensi Kebebasan merupakan hal yang penting dalam perkembangan kelompok. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam menyampaikan ide, gagasan serta apresiasi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan itu harus sesuai dengan tata aturan yang sudah ditetapkan. 6. Interaksi Interaksi merupakan factor utama dalam perkembangan kelompok. Dengan interaksi aka nada proses transfer ilmu berjalan dengan baik.

C. Dinamika dalam Kelompok Menurut Cartwright dan Zander dalam Sitti Hartinah (2009) mendiskripsekan dinamika kelompok sebagai suatu bidang terapan yang dimaksudkan untuk peningkatan pengetahuan tentang cirri atau sifat kelompok serta hokum perkembangan interelasi dengan anggota, kelompok lain, dan lembaga-lembaga yang lebih besar. Dinamika kelompok sebagai kekuatan operasional suatu kelompok yang akan memicu adanya proses kelompok dalam melakukan pertukaran semangat dan interaksi diantara anggota dan pimpinan kelompok. Sukamto (1998) menjelaskan bahwa dinamika kelompok merupakan suatu hubungan psikologis yang berlangsung secara bersama dari anggota kelompok dengan memperhatikan perilaku manusia dalam kelompok kecil dengan kekuatan berada dalam kelompok, penyebab timbulnya kekuatan tersebut dan akibat terhadap individu, kelompok dan lingkungannya. Sitti Hartinah (2009) selanjutnya menyebutkan bahwa mempunyai aspek : 1. Komunikasi dalam kelompok. 2 Konflik dalam kelompok. 3. Kekuatan dalam kelompok. 4. Kohesi kelompok 5. Pengembilan keputusan. 6. Pemecahan masalah Pertumbuhan dan perkembangan kelompok terus berjalan. Indikator yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut : 1. Adaptasi dinamika kelompok

Proses adaptasi berjalan dengan baik karena setiap individu terbuka untuk member dan menerima informasi yang baru. Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Setiap anggota memiliki kelenturan ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota laintanpa merasa integritasnya terganggu. 2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama. Selain itu dapat pula membina dan memperluan pola kegiaitan. 3. Terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya. Dari dinamika yang terjadi perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Pra afiliasi Tahap ini merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan dengan semua individu. Selanjutnya hubungan perkembangan menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota. 2. Fungsional Tahap ini ditandai dengan perasaan senang antara satu dengan yang lain. homoginitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. 3. Disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagidalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok. Tercipta

III.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KELOMPOK

A. Kelebihan Kelompok KIR 1. Keterbukaan antar anggota kelompok KIR informasi maupun pendapat anggota yang alin. 2. Kemampuan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingsn kelompokny dengan menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok. 3. Kemampuan secara emosional dalam mengungkap kaidah, normayang telah disepakati. B. Kelemahan Kelompok Kelemahan pada kelompok bias disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan dan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan. sehingga dapat member dan menerima

DAFTAR PUSTAKA 1. Sitti Hartinah DS, Hj, Dra, MM, (2009), Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Bandung : Refika Aditama 2. Iwan Purnawan, S,. Kep. Ns ,(2010), Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company.

10

You might also like