You are on page 1of 4

Catatan Perjalanan (CatPer) Cilember 30 Desember 2011- 1 Januari 2012.

Hari-hari berat kuliah pada semester ganjil bagi kami, SarMag Sipil 2009 sudah selesai. Hari-hari yang berat semester tujuh terlewati dengan keputusan kelulusan sidang kerja praktek hari Kamis, 22 Desember 2011. Saya memutuskan untuk melewati liburan kali ini untuk berseteru dengan alam yang sudah lama tidak saya jamah. Dengan sisa keuangan yang tipis, saya memutuskan untuk membuat rencana bersama teman-teman dari ilmu komunikasi Universitas Gunadarma untuk kamping di Curug Cilember karena selain tempatnya menyenangkan untuk santai, jarak yang dekat tentu tidak menguras banyak uang. Berikut catatan perjalanan selama kami melakukan kamping di Curug Cilember.

Jum at, 30 Desember 2011. Hari ini, kami memutuskan berangkat empat jam lebih awal dari yang kami rencanakan. Mengingat bahwa kepadatan kendaraan yang menuju puncak bogor meningkat tajam karena liburan akhir tahun dan perayaan tahun baru 2012 bagi sebagian orang. Bagi kami sendiri, tujuan kami kamping di Cilember bukan untuk merayakan tahun baru, tetapi untuk menyehatkan badan, seperti Soe Hok Gie pernah sampaikan dahulu. Bapak Palang Merah juga pernah mengatakan bahwa, dunia tidak akan kehabisan pemimpin jika pemuda-pemudi-nya bersatu dengan alam. Perkataan yang menginspirasi kami. Sekitar jam 14.45 kami berkumpul di salahsatu basecamp kami di bilangan Kelapa Dua. Mengingat perjalanan akan panjang dari Pasar Rebo-Ciawi, kami memutuskan menunggu waktu ashar untuk shalat. Kami berangkat pukul 15.30 dari Kelapa Dua menuju Pasar Rebo dengan menaiki angkutan kota 112. Lalu dilanjutkan dengan menaiki bus jurusan Ciawi selama 1 jam. Lalu menaiki angkutan kota jurusan puncak bogor dan berhenti di Cisarua. Di mana cerita akan dimulai dari sini. Setelah sampai di Cisarua, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju gerbang Curug Cilember. Kami mencoba melewati jalur baru dari Desa Cilember-Desa Cisarua-Curug Cilember yang memakan waktu 2 jam. Di sepanjang perjalanan kami melewati beberapa pemukiman penduduk yang banyak menginspirasi kami. Banyak diantara anak-anak kecil yang berkumpul di mushala untuk mengaji, suasana yang sungguh berbeda dengan keadaan kota Jakarta. Setelah sampai di Gerbang Curug Cilember, segera kami melakukan registrasi dan membayar administrasi masuk. Lalu melanjutkan perjalanan tidak ke Curug 7, namun langung ke Curug 5 yang memakan waktu 1 jam karena suasana gelap dan medan yang cukup terjal. Perlu diketahui di Curug Cilember ini yang paling dekat adalah Curug 7, berurutan Curug 6,5,4,3,2 yang semakin jauh. Bukit Cilember ini terletak di pegunungan Bogor, jadi saya perkirakan puncak bukit ini berada di ketingggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut.

Setelah sampai di Curug 5, kami langsung mendirikan tenda dan memasak makanan untuk malam ini dan air panas untuk kopi sekedar menghangatkan badan sebelum istirahat dan melakukan eksplorasi di Bukit Cilember keesokan harinya. Kami tidur jam 11 malam.

Sabtu, 31 Desember 2011. Saya bangun jam lima pagi waktu setempat. Disambut dengan gerimis di pagi hari yang sudah mulai terang. Sebagian dari kami ada yang memasak air panas dan sebagian lainnya melaksanakan kewajiban shalat subuh. Kabut tidak terlalu tebal namun udara yang dingin memaksa kami memakai baju berlapis-lapis. Jadwal kami hari ini adalah menuju ke Curug 2, Curug yang paling jauh di Bukit Cilember. Setelah sarapan dan menyiapkan kebutuhan menanjak kali ini, kami berangkat jam 9 pagi. Perjalanan akan memakan waktu 2 jam untuk menuju Curug 2 dengan trek menanjak-datar-menanjak dan sedikit menurun. Elevasi bervariasi dari 30 derajat sampai 90 derajat. Kebanyakan trek ini sekitar 50 derajat-70 derajat menguras tenaga kami. Ditambah dengan keadaan trek yang licin membuat kami harus berhatihati. Saya sendiri sudah enam kali terpeleset, beruntung tidak jatuh ke dalam jurang.. Setengah perjalanan kami lewati dan kami memutuskan untuk beristirahat 5 menit. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Curug 2. Akan tetapi setelah berjalan sekitar 1,5 jam kami belum menemukan Curug 2. Kami mengira bahwa Curug 2 sudah terlewati, jadi kami memutuskan untuk mencari Curug 1 yang belum ada di peta Gerbang. Setelah setengah jam kami belum menemukan Curug 1. Dan sebagian dari kami banyak yang kelelahan. Saya dan Iqbal memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sendiri dan berharap menemukan Curug yang dimaksud. Tetapi sampai di puncak Bukit kami belum menemukan Curug 1. Saya agak kecewa karena tidak bisa menemukan Curug 1. Sempat tersasar saat turun, perasaan kecewa itu terhapuskan saat saya melihat sekumpulan awan berada di bawah saya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Saya bertemu kembali dengan kawan-kawan saya yang kelelahan. Lalu melanjutkan perjalanan turun menuju Curug 2. Namun lagi-lagi Curug 2 terlewati, dan kami sudah terlalu capek untuk kembali mencari Curug 2. Dan mengingat waktu dzuhur hampir habis. Kami hanya berkunjung ke Curug 3. Lalu kembali ke tempat kemah dan menyiapkan makan siang. Malam harinya kami menyiapkan segala sesuatu untuk makan besar malam ini. Kayu kering yang kami kumpulkan saat perjalanan pulang dari Curug 3 sudah terkumpul. Dan pembagian tugas diputuskan. Saya sendiri kebagian tugas menyiapkan api unggun, untuk membakar ayam yang telah kami bawa dari Depok, dan bertugas mengisi air dari sungai untuk cadangan kami malam ini. Persiapan api unggun sudah selesai sekedar untuk memanaskan kayu bakar agar nanti bisa langsung dipakai. Kami menunggu jam 11 malam untuk makan malam karena tadi sore kami juga sudah makan siang. Suasana yang dingin memicu kami untuk berkumpul di dalam tenda dengan selimut. Lalu

bercerita pengalaman yang pernah dialamai kawan-kawan ketika menanjak. Ada juga yang pernah ke Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Suasana dingin membuat badan yang kelelahan ini tertidur pulas. Jam 11 sudah terlewati, tetapi anak-anak perempuan sudah terlalu capek setelah perjalanan tadi dan menyiapkan bahan makanan untuk makan malam sesaat setelah makan siang. Jadi kami, anak laki-laki berinisiatif menyalakan api unggun dan membakar ayam. Mengingat udara dingin malam menusuk tubuh kami. Segera kami menyalakan api unggun dan membuat kopi. Di tenda lain juga sebagian dari mereka ada yang menyiapkan makanan, bergitar, dan menyalakan kembang api. Kami juga berkenalan dengan perkumpulan anak OI ( Fans Club Iwan Fals) Bogor. Saatnya membakat ayam, bagi saya ini adalah kali pertama saya menanjak disertai dengan makan malam berupa ayam bakar dan beragam logistik. Pantas tas carrier yang saya bawa sangat berat. Jam 00.00 berdenting, dan kesunyian malam terpecahkan suara kembang api dan terompet. Jujur saja, saya agak risih dengan keadaan tersebut. Terlebih ada sekumpulan anak dari tenda lain yang memberitahu ada temannya yang kesurupan. Entah apa penyebab jelasnya, hanya anak itu memberitahu bahwa ada yang tidak suka tempat ini jadi ramai sekali. Kami makan malam jam 00.15, 1 Januari 2012. Artinya ini makan pertama kami di tahun 2012 dengan menu spesial : Ayam bakar. Terlepas dengan rasa yang ada pada menu spesial itu, kami sangat menikmati momen ini. Kami mengobrol santai dan relax. Bercanda ringan melepaskan keadaan mencekam tadi karena ada yang kesurupan.

Minggu, 1 Januari 2012 Pagi hari di awal tahun 2012 masih ditandai dengan gerimis. Keadaan cukup dingin, membuat saya agak malas untuk bangun. Terlebih suasana ramai perayaan tahun baru membuat tidur saya cukup terganggu. Tak mau berlama-lama kami bangun untuk langsung menyiapkan sarapan dan menyalakan api unggun yang sudah basah karena gerimis tadi. Terlihat beberapa tenda dari kelompok lain sudah dibereskan. Kami sendiri berencana untuk pulang menuju Depok jam 10 pagi. Tetapi pada saat kami sedang menyantap sarapan pagi, kabut turun sangat tebal. Benar saja dugaan saya bahwa akan turun hujan. Perkiraan saya bahwa hujan nanti tidak terlalu deras ternyata salah. Hujan deras turun selama beberapa jam, memaksa kami berdiam diri di dalam tenda doom kami. Rencana pulang kami terpaksa ditunda. Hingga jam setengah dua siang barulah hujan reda. Selama waktu itu juga kami sudah membereskan barang-barang kami di dalam tenda dan bersitirahat cukup. Setelah mampir di Curug 7 dan shalat Dzuhur, lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Depok. Perjalanan pulang dari Gerbang Cilember hingga Cisarua kami tempuh dalam waktu 1,5 jam. Lalu dari Cisarua menuju Ciawi. Di Ciawi kami tertahan selama setengah jam karena kepadatan

penumpang. Beruntung tidak terlalu lama, kami menaiki bus Jurusan Pasar Rambutan. Dan menaiki angkutan kota 112 menuju basecamp kami di Kelapa Dua.

You might also like