You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun Materi yang dibahas dalam Laporan ini tentang Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit di PT GKG Kendawangan Mill Wilayah VI. Adapun Laporan ini bertujuan untuk melaksanakan tugas dan bahasan materi yang telah dipelajari. Saya menyadari bahwa Laporan ini tidak akan selesai dan berhasil tanpa bantuan dari pihak-pihak yang terlibat. Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah ini, yaitu :
1. 2.

Ibu Eka Rifkawati ,SST., Selaku Dosen Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Rekan-rekan yang telah membantu. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan Laporan ini untuk

mencapai kata sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran, karena suatu kesempurnaan akan diperoleh jika kita menerima kritik saran yang tentunya bersifat membangun dan demi kelancaran pembuatan Laporan selanjutnya. Semoga Laporan ini dapat bermafaat dan menjadi informasi untuk berbagai pihak.

Ketapang, 20 Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................


A. LATAR BELAKANG .......................................... ........................................................ B. TUJUAN .......................................... .......................................... .................................

BAB II KEADAAN UMUM LOKASI .......................................... .......................................... BAB III PROSSES PRODUKSI .......................................... ....................................................
A. STASIUN PENERIMAAN BUAH ......................................... ..................................... B. STASIUN STERILIZIER .......................................... ................................................... C. STASIUN THRESER .......................................... ......................................................... D. STASIUN DIGESTER .......................................... ........................................................ E. STASIUN KLARIFIKASI ......................................... ................................................... F. STASIUN KERNEL DAN BOILER .............................................................................

BAB IV PENUTUP .......................................... .........................................................................


A. KESIMPULAN .......................................... ................................................................... B. SARAN .......................................... ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................... ...................................................................... LAMPIRAN .......................................... .......................................... ..........................................

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu factor yang menentukan kebehasilan

usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik. Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu, dilakukan pra PKL di PKS KENDAWANGAN MILL WILAYAH VI. PT Gunajaya Karya Gemilang untuk mengetahui setiap tahap proses yang harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma/aturan-aturan yang ada tersebut. B.

TUJUAN Untuk melihat secara langsung proses pengolahan PKS Kendawangan Mill Wilayah VI di PT Gunajaya Karya Gumilang Untuk mengetahui hasil samping dari pengolahan PKS Kendawangan Mill Wilayah VI di PT Gunajaya Karya Gumilang Untuk mengetahui mutu hasil olahan PKS Kendawangan Mill Wilayah VI di PT Gunajaya Karya Gumilang

BAB III PROSES PRODUKSI


Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian.

Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada. Adapun tahap - tahap pengolahan Tandan Buah segar ( TBS ) menjadi Crude Palm Oil (CPO) adalah sebagai berikut : A. STASIUN PENERIMAAN BUAH Sebelum diolah dalam PKS, Tandan Buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (Weight Bridge) dan ditampung sementara di tempat penampungan buah (loading ramp). 1. Jembatan Timbang Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik , yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar (Berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar , diperoleh berat bersih (Netto). 2. Sortasi / Grading Setelah selesai ditimbang kemudian buah dibawa ke tempat pengumpulan buah untuk disortasi / grading. Sortasi adalah kegiatan untuk memilih / menentukan kualitas TBS yang berasal dari luar kebun perusahaan. Grading adalah kegiatan untuk mengelompokkan TBS berdasarkan tingkat kematangan buah yang berasal dari dalam kebun milik perusahaan dan untuk mengetahui rendemen minyak. Standar PKS di PT GKG Kendawangan Mill Wilayah V, sebagai berikut : Unripe Underripe Ripe Overripe : 0% : < 8% : > 85% : < 7%

EmptyBunch : 0 %

Kriteria Kematangan Buah, sebagai berikut : Unripe : tidak memiliki brondolan lepas Underripe : memiliki brondolan lepas alam 2 brondolan/kg : memiliki brondolan lepas 75% - 90% per janjang/tandan) Ripe : memiliki brondolan lepas 2 brondolan - 75% brondolan lepas Overripe Partherocarpy : >75% brondolan dengan ciri hitam dan tidak berminyak) Empty Bunch : 90 100% telah lepas dari janjang/tandan)

Long Stalk Hardbunch

: Tangkai 2,5 cm : memiliki beberapa berondolan yang tidak mau lepas, berwarna hitam pecah pecah

3. Loading Ramp TBS yang telah ditimbang dijembatan timbang selanjutnya dibongkar diloading ramp dengan menuang langsung dari truk ( khusus TBS dari Kebun perusahaan ). Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 450C. Kisi kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil, dan sampah yang terikut di TBS. Loading ramp dilengkapi pintu pintu keluar (veron) yang digerakkakn secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 12 ton TBS.
A. STASIUN PEREBUSAN ( STERILLIZER )

Lori lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan dari real track yang satu ke real track yang lain menggunakan transfer carriage, kemudian ditarik dengan wins menuju sterillizer dengan bantuan slings ( tali penggerek lori) yang dilekatkan ke bolard. Kapasitas 1 sterilizer adalah 4 lori, dengan waktu perebusan selama 90 menit. Menggunakan sistem perebusan triple peak, dengan prinsip kerja secara umum, yaitu : 1. Daerasi 2. Kondensasi 3. Pemasukkan steam 4. Pengeluaran steam Alasan utama menggunakan sistem tripple peak adalah karena adanya peristiwa diffusi akibat aliran turbulensi steam pada setiap proses blow down, dan secara teori hal ini akan membuang udara 1/4 bagian pada tabung sterilizer setiap kali blow down (Kondensate). Single peak ( 1 puncak ) = 1,2 bar

b. Naikkan tekanan pipa inlet selama 9 menit c. Buang kondensat selama 2 menit d. Buang exhaust selama 2 menit e. Buang inlet dan kondensat selama 2 menit Double peak ( 2 puncak ) = 1,7 bar f. Naikkan tekanan inlet selama 9 menit g. Buang inlet dan kondensat selama 2 menit h. Buang kondensat dan exhaust

selama 4 menit i. Buang udara inlet dan kondensat Triple Peak ( 3 puncak ) = 2,8 3 bar selama 2 menit j. Naikkan tekanan selama 12 menit k. Buang kondensat selama 12 menit l. Tahan steam ( dimatikan semua) selama 10 menit m. Buang kondensat selama 1 menit n. Tahan 12 menit o. Buang kondensat dan inlet selama 4 menit Pipa inlet Pipa exhaust Pipa kondensat masukkan steam membuang steam membuang air p. Buang kondensat dan exhaust

Ada 16 step dalam mengatur steam, sbb : a. Membuang udara, pipa inlet dan pipa kondensat dibuka selama 3 menit

Tujuan dari perebusan antara lain : Mematikan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan. Memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan. Melunakan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji. Prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selama proses pengepresan dan pemecahan biji. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8-3 kg/cm2 dengan lama perebusan sekitar 90 menit. Di PKS PT GKG tekanan uap yang digunakan sterillizer hanya mencapai 2,8 bar karena apabila mencapai 3 bar maka buah akan gosong. TBS yang telah direbus kemudian dipindahkan ke Tippler dengan bantuan wins. Tippler berfungsi unttuk menuangkan/menumpahkan hasil rebusan dari lori ke dalam autofidder ( tempat mengatur masuknya hasil rebusan ke stasiun berikutnya ) selama 5 10 menit.
A. STASIUN PEMIPILAN/PERONTOKKAN ( THRESER )

TBS yang telah direbus dikirim dari tippler masuk ke dalam autofider kemudian masuk melalui elevator. Proses pemipilan dapat terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari janjang/tandannya. Pada bagian dari dalam pemipil , dipasang batang besi perentara sehingga membentuk kisi kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil ditampung oleh sebuah screw conveyor, untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara janjang/tandan kosong yang keluar dari bagian bawah pemipil ditampung oleh elevator kemudian hasil tersebut dikirim ke hopper.
B. STASIUN PENCACAHAN ( DIGESTER ) DAN STASIUN PENGEMPAAN

( PRESSING ) 1. Stasiun Pencacahan ( Digester ) Berondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan/pencacahan berupa suatu tangki vertikal yang dilengkapi dengan pisau pisau pencacah terdiri dari 5 tingkatan, yaitu 2 long arm, 2 short arm dan 1 pisau pendorong di bagian dalamnya.

Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan ( pressing ) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian sekecil kecilnya. 2. Stasiun Pengempaan ( Pressing ) Berondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester. Di PKS PT GKG Kendawangan Mill Wilayah V, menggunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan sedangkan dari arah berlawanan ditekan sliding cone. Dengan demikian. Minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.
A. STASIUN PEMURNIAN ( KLARIFIKASI )

Minyak hasil dari pengempaan dialirkan ( masuk ) ke sand trap tank ( penangkap pasir) berdasarkan berat jenis benda, minyak kasar ada di bagian atas, sedangkan pasir mengendap. Kemudian minyak dialirkan ke vibrating screen untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampungan minyak kasar (crude oil tank). Selanjutunya, dikirim ke CST, di CST proses pemisahan dilakukan berdasarkan berat jenis antara minyak, air dan sludge, dimana minyak yang ringan akan ke atas, lalu dikirim ke oil tank, dikirimkan ke vacum drier dan di masukkan ke dalam Storage Tank ( suhu dipertahankan 450C dengan kenaikan suhu 50C, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan phase campuran yang masih mengandung minyak, di PKS sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung di dalamnya. Sludge dari Sludge Tank diberi perlakuan pemanasan, bertujuan untuk mengurangi kotoran yang masih ada, dan dialirkan ke vibrating screen, selanjutnya dikirim ke sand cyclone untuk menyaring pasir yang masih ada dalam sludge tersebut, kemudian dimasukkan ke sludge daily tank untuk ditampung sementara. Untuk phase heavy ( kotoran berat ) dialirkan ke reftik , dipompa ke sludge recovery fit untuk dilakukan pengendapan. Sedangkan untuk phase light ( kotoran ringan ) ditampung di Colection tank kemudian dialirkan ke COT dan dikirim ke Oil Tank I dan Oil Tank II ( jika Oil Tank I telah penuh dan sebagi pengganti oil purifier). Setelah itu, dikirim ke vacum drier untuk menghilangkan kadar air yang ada di dalam minyak, dan siap dikirim ke Storage Tank. Standar CPO PT. GKG Kendawangan Mill Wilayah VI, sebagai berikut : 1. 2. Rendemen CPO = 26% FFA ( Kadar Asam Lemak Bebas ) = 3%

3. 4. 5.

Moisture ( Kadar Air ) = 0,15% Dirt ( Kadar Kotoran ) = 0,015% Dolbi ( Asam Lemak ) = 2,6 %

A. STASIUN KERNEL DAN BOILER 1. Stasiun Kernel Ampas kempa yang terdiri dari biji (nut) dan serabut dimasukkan ke dalam Depericaper melalui Cake Braker Conveyor (CBC) yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Dari depericaper diperoleh fraxi berat berupa biji (nut) utuh, biji pecah dan inti (kernel). Untuk fibre dikirim ke fibber hopper melalui fibre cyclone , fibre digunakan sebagai bahan bakar boyler. Sebelum nut (biji) masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut pholishing Drum/Nut pholising grading untuk menghilangkan fibre yang masih melekat pada permukaan nut dan untuk memisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Kemudian nut ditampung sementara sebelum dipecah pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 80C selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 % untuk mempermudah dalam proses pemecahan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker (Ripple Mill sebagai alat pemecah menggunakan router bar sebanyak 42 biji besi dengan kecepatan 900 rpm) untuk dipecah. Dari Nut Craker menghasilkan kernel utuh, kernel pecah dan cangkang. Untuk cangkang ditembak keluar menggunakan angin menuju ke tempat khusus (shell hopper). Cangkang digunakan sebagai bahan bakar boyler. Sedangkan kernel dikirim ke Light Tenera Dust Seperator I dan II (LTDS I dan II adalah Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Untuk inti utuh dikirim langsung ke Kernel silo/Drier. Sedangkan masa cangkang bercampur inti pecah dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone atau Clay Bath untuk memisahkan antara inti dengan cangkang menggunakan larutan NaCO3 dan air 1:1. Untuk cangkang halus dikirim ke shell hopper sebagai bahan bakar boiler. Sedangkan Inti Sawit (Kernel) dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier/Kernel Silo untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50C, 60C dan 70C dalam waktu 8 jam. Selanjutnya, kernel dimasukkan ke dalam bulk silo (Bisley).

Standar PT GKG Kendawangan Mill Wilayah V, sebagai berikut : Kadar air = 6% 7% Dirt = 5 % - 6% % kernel pecah = 15% FFA = 2% 1. Stasiun Boiler (Pembangkit Tenaga Uap) Di PKS Boiler digunakan sebagai penghasil steam (uap) untuk kebutuhan turbin dan kebutuhan proses. Karena tidak mungkin untuk terus menerus menggunakan Genset sebagai pembangkit listrik karena bagi Pabrik industri itu memberikan kerugian. Boiler menggunakan cangkang dan fibre dari hasil sisa proses produksi sebagai bahan bakarnya. Sehingga kemungkinan besar mengurangi terjadinya kerugian dan memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena limbahnya pun dapat digunakan kembali. Parameter pH D.Alkalinity C.Alkalinity T.Alkalinity Sodium Sulphate Total Hardness Trisdium Phosphate Total dissolved solid Silica Standar Air Boiler Boiler Air Umpan 10,5 - 11,5 7,5 - 9,5 500 - 700 30 - 80 Trace Max. 2 30 - 80 Max. 2000 Max. 80 Max. 125 Max. 10
Tekanan Steam Uap Boiler = 20 bar Suhu ruang bakar Boiler = 3500C 4000C Suhu Gas Keluar = 118,60C

Sumber : PT GKG Kendawangan Mill Wilayah V

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Secara keseluruhan proses produksi terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain, kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada.

B. SARAN Diharapkan sanitasi di setiap stasiun pengolahan dan diluar pabrik lebih diperhatikan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 1997. Diktat Pengolahan Kelapa Sawit. Bagian Teknik PT Mopoli Raya, Gedong Biara Aceh Tamiang. Departemen Perindustirian dan Perdagangan. 1998. Penelitian Proses Pengawetan Crode Palm Oil. Penerbit Balai Industri, Medan Lubis A.U. dan P.M. Naibaho. 1995. Prosfek Pengembangan Industri Hilir Pengolah Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Mangoesoekardjo, S. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta. Satyawibawa dan Yustina, E.W. 1992. Kelapa Sawit. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Tim Penulis, PS. 1992, Kelapa Sawit, Usaha Budaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Cetakan I, Penerbit Swadaya, Jakarta

PRA PKL ( PRAKTEK KERJA LAPANGAN ) DI PKS PT. GKG KENDAWANGAN MILL WILAYAH V

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

DOSEN PEMBIMBING : EKA RIFKAWATY, SST

WINDA ANDRIYANI 303 2009 077

FEBRIYANTI 303 2009 091

PRODI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK KETAPANG 2012 LAMPIRAN

BAB II KEADAAN UMUM LOKASI

You might also like