You are on page 1of 2

FAKTA SEJARAH TERSEMBUNYI PADA PERISTIWA G 30 S-PKI

Gerakan 30 Sepember 1945 merupakan tragedi di Indonesia yang banyak menyisakan tanya dan peristiwa ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan yang tidak menemui titik terang atas peristiwa sejarah yang telah banyak merenggut korban dan menyisakan traumatik bagi para korban atas peristiwa tersebut. Kita tidak tahu siapa yang patut di salahkan atas peristiwa tersebut, berbagai versi cerita yang berbeda-beda dan tidak adanya fakta yang jelas atas tragedi tersebut membuat kita bertanya-tanya akan kebenaran dari peristiwa G 30 S. Peristiwa G 30 S-PKI merupakan masalah dari bangsa kita, banyak hal yang diakibatkan oleh peristiwa G 30 S-PKI ini, yaitu akibat dari Penyembunyian terhadap fakta sejarah. Ini terbukti bahwasannya peristiwa G 30 S-PKI yang tidak jelas dan terkesan tertutup sekali, hingga saat ini kita tidak mengetahui dengan pasti sejarah asli dari peristiwa G 30 S-PKI, dan hal terseut mengakibatkan adanya rekonstruksi sejarah yang membuat pemikiran kita untuk menyalahkan pihak-pihak yang belum tentu benar-benar bersalah. Sebagai contoh, Peristiwa G 30 S-PKI yang kita pelajari semasa SD hingga SMA menyebutkan bahwasannya Soeharto adalah pahlawan dari penumpasan PKI, padahal jika kita telusuri sejarah ada peristiwa janggal dari peristiwa G 30 S-PKI yaitu tidak ditangkapnya Soeharto oleh PKI karena kita ketahui sendiri bahwasannya pada saat itu Soeharto sendiri merupakan perwira senior angkatan darat. Jadi terlihat bahwasannya ada sebuah sekenario untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dengan cara memfitnah PKI sebagai pemberontak. Kemudian dari skenario tersebut Soeharto melakukan aksi heroik dengan melakukan penumpasan terhadap PKI dan diakhir skenario tersebut Letjen Soeharto, Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M Yusuf membuat sebuah surat yang beranama Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang kemudian ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan dari situlah mereka menggunakan surat tersebut untuk mengambil alih kekuasaan Soekarno. Tetapi sampai saat ini Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang asli tidak diketahui dan hanya Soeharto beserta Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M Yusuf saja yang mengetahui surat tersebut yang aslinya. Dan kita tidak mengetahui bagaimana cara mereka mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno. Tetapi menurut pengakuan dari seorang kakek tua tak lama setelah Soeharto lengser, bahwa dulu ia bekerja di Istana Merdeka. Tugasnya adalah mengantarkan minuman buat presiden. Pada saat ketiga jenderal itu sedang berada di ruang kerja presiden, sang kakek

memasuki ruangan dengan maksud ingin mengantarkan minuman bagi presiden dan ketiga tamunya. Terkejutlah ia saat melihat presiden sedang menandatangani sebuah surat yang diyakininya sebagai supersemar di bawah todongan Pistol. Pada saat sang kakek mengungkapkan kisah ini, Jendral M Yusuf masih hidup, maka ia diwawancarai oleh kru TV sehubungan dengan pernyataan sang kakek. Karena M Yusuf berada pada posisi netral maka ia yang diwawancarai. Tapi sayang, saya sangat yakin bahwa fakta yang diungkapkan sang kekek benar adanya, tapi demi menyelamatkan sejarah yang sudah terputar balik dan tak mungkin diubah lagi, maka Jenderal M Yusuf membantah bahwa presiden menandatangani supersemar di bawah todongan pistol. Tapi saya yakin dan sangat percaya, Jendral M Yusuf yang kala itu sudah pensiun membantah hal itu karena ia sadar, jika ia bongkar rahasia ini, maka terbongkarlah semua fakta sejarah. Berdasarkan cerita di atas jelaslah bahwasannya peristiwa G 30 S-PKI yang selama ini menuai pertanyaan dan kontroversi, ternyata dibalik semua ini terdapat banyak fakta yang tidak terlihat sehingga kebenaran dari sejarah G 30 S PKI ini menjadi hilang, ini semua merupakan rencana dan cara untuk memutar balikkan fakta yang ada, sehingga para pelaku di balik peristiwa tersebut dapat bersembunyi dari kenyataan, dan sejarah tidak bisa membuktikan kebenarannya karena tidak adanya bukti yang konkret, oleh sebab itu sejarah G 30 S PKI seperti halnya sebuah puzzle yang tidak lengkap yang tidak jelas, dan menjadi sejarah yang tabu, yang telah hilang keasliannya.

You might also like