PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

SEBARAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERKEMBANGAN LUAS AREAL KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Ribu ha

3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1990199119921993199419951996199719981999

Tahun

SEBARAN AREAL BERDASAR KELAS LAHAN TAHUN 1999 KELAS LAHAN S1 S2 S3 S4 LUAS (HA) 147.854 827.982 1.123.690 857.553 PERSENTASE 5 28 38 29

LAHAN YANG KURANG SUBUR PERLU PUPUK YANG MEMADAI

KEBUTUHAN PUPUK
N + P + K (juta ton)
180 160 140 120 100 80 60 40 20 0

3,6 juta ton

TSP

ZA
2,4 juta ton

1960

2000

7,9 juta ton

Urea

Kebutuhan hara dari pupuk (global)

Kebutuhan pupuk di Indonesia (2003/2004)

LUAS AREAL
Luas areal (juta ha) 1.6 1,2 0,8 0,4 Negara
0

VS KEBUTUHAN PUPUK
900

Swasta Rakyat

600 300 0

1995 1996 1997 1998

Urea SP-36 MoP

Rakyat Swasta Negara Total

Kis

1999

Luas Areal Kelapa Sawit Berdasarkan Kepemilikan

Estimasi Kebutuhan Pupuk Kelapa Sawit (1999)

MATERI
A. PERANAN UNSUR HARA B. PENGAMBILAN CONTOH DAUN C. PENGAMBILAN CONTOH TANAH D. PENENTUAN DOSIS PUPUK E. JENIS DAN SIFAT PUPUK F. WAKTU DAN FREKUENSI PEMUPUKAN G. METODE APLIKASI H. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMUPUKAN I. PENGAWASAN MUTU PUPUK WAKTU PENYAJIAN : 2 - 3 JAM

A. PERANAN UNSUR HARA

1. NITROGEN
- PENYUSUN PROTEIN, KLOROFIL, DAN BERPERANAN TERHADAP FOTOSINTESIS - KEKURANGAN N DAUN KUNING PUCAT DAN MENGHAMBAT PERTUMBUHAN TAN. - KELEBIHAN N DAUN LEMAH, RENTAN TERHADAP PENYAKIT/HAMA, KEKAHATAN BORON, WHITE STRIPE, DAN BERKURANGNYA BUAH JADI. - PENYEBAB DEFISIENSI N : APLIKASI BAHAN ORGANIK MENTAH (C/N TINGGI), GULMA, AKAR TIDAK BERKEMBANG, PEMUPUKAN N TIDAK EFEKTIF. - UPAYA : APLIKASI N SECARA MERATA DI PIRINGAN, TAMBAH UREA PADA TKS, APLIKASI N PADA KONDISI TANAH LEMBAB, KENDALIKAN GULMA.

DEFISIENSI N

Def. N - drainase buruk Def. Cu - ujung daun kering Defisiensi N

2. PHOSPHOR
- PENYUSUN ADP/ATP, MEMPERKUAT BATANG, DAN MERANGSANG PERKEMBANGAN AKAR, MEMPERBAIKI MUTU BUAH - KEKURANGAN P SULIT DIKENALI TAN TUMBUH KERDIL, PELEPAH MEMENDEK, DAN BATANG MERUNCING. - INDIKASI KEKURANGAN P : DAUN ALANG-ALANG BERWARNA UNGU, LCC SULIT TUMBUH DENGAN BINTIL AKAR YANG SEDIKIT. - PENYEBAB DEFISIENSI P : P TANAH RENDAH (P TERSEDIA <15 ppm), TOP SOIL TEREROSI, KURANGNYA PUPUK P, KEMASAMAN TANAH TINGGI. - UPAYA : APLIKASI P DI PINGGIR PIRINGAN/GAWANGAN, KURANGI EROSI, TINGKATKAN STATUS P TANAH, PERBAIKI KEMASAMAN TANAH.

3. KALIUM
- AKTIVITAS STOMATA, AKTIVASI ENZIM, DAN SINTESA MINYAK, MENINGKATKAN KETAHANAN THD PENYAKIT SERTA JUMLAH - UKURAN TANDAN. - KEKURANGAN K MENYEBABKAN BERCAK KUNING/ TRANSPARAN, WHITE STRIPE, DAUN TUA KERING DAN MATI. - KEKURANGAN K BERASOSIASI DENGAN MUNCULNYA PENYAKIT SEPERTI GANODERMA. - KELEBIHAN K MERANGSANG GEJALA KEKURANGAN B SEHINGGA RASIO MINYAK TERHADAP TANDAN MENURUN. - PENYEBAB KEKURANGAN K : K dd TANAH RENDAH, KURANGNYA PUPUK K, KEMASAMAN TANAH TINGGI DENGAN KTK RENDAH. - UPAYA : APLIKASI K YANG CUKUP, APLIKASI TKS, PERBAIKI KTK TANAH, APLIKASI PUPUK K PADA PINGGIR PIRINGAN.

DEFISIENSI K

Bercak oranye (Confluent Orange Spotting).

4. MAGNESIUM
- PENYUSUN KLOROFIL, DAN BERPERANAN DALAM RESPIRASI TANAMAN MAUPUN PENGAKTIFAN ENZIM - KEKURANGAN Mg DAUN TUA BERWARNA HIJAU KEKUNINGAN PADA SISI YANG TERKENA SINAR MATAHARI, KUNING KECOKLATAN LALU KERING. - PENYEBAB DEFISIENSI Mg : RENDAHNYA Mg-dd TANAH, KURANGNYA APLIKASI Mg, KETIDAK-SEIMBANGAN Mg DENGAN KATION LAIN, CURAH HUJAN TINGGI (>3.500 mm/ thn) - UPAYA : RASIO Ca/Mg DAN Mg/K TANAH AGAR TIDAK MELEBIHI 5 DAN 1,2, APLIKASI TKS, GUNAKAN DOLOMIT JIKA KEMASAMAN TINGGI, PUPUK DITABUR PADA PINGGIR PIRINGAN.

DEFISIENSI Mg & Cu
Defisiensi Mg Sisi daun yang terkena sinar matahari menguning

Defisiensi Cu - ujung anak daun nekrosis - tumbuh kerdil

5. Cu
- PEMBENTUKAN KLOROFIL, DAN KATALISATOR PROSES FISIOLOGIS TANAMAN - KEKURANGAN Cu MENYEBABKAN Mid Crown Chlorosis (MCC) ATAU PEAT YELLOW. JARINGAN KLOROSIS HIJAU PUCAT I KEKUNINGAN MUNCUL DI TENGAH ANAK DAUN MUDA. BERCAK KUNING BERKEMBANG DI ANTARA JARINGAN KLOROSIS. DAUN PENDEK, KUNING PUCAT, KEMUDIAN MATI. - PENYEBAB DEFISIENSI Cu : RENDAHNYA Cu-dd TANAH GAMBUT ATAU PASIR - UPAYA : PERBAIKI RENDAHNYA Cu TANAH, BASAHI TAJUK DENGAN 200 ppm CuSO4.

6. BORON
- MERISTIMATIK TANAMAN, SINTESA GULA DAN KARBOHIDRAT, METABOLISME ASAM NUKLEAT DAN PROTEIN. - KEKURANGAN B MENYEBABKAN UJUNG DAUN TIDAK NORMAL, RAPUH, DAN BERWARNA HIJAU GELAP. DAUN BARU MEMENDEK SEHINGGA BAGIAN ATAS TANAMAN TERLIHAT RATA. - PENYEBAB DEFISIENSI B : RENDAHNYA B TANAH, TINGGINYA APLIKASI N, K DAN Ca. - UPAYA : APLIKASI 0,1 - 0,2 kg/phn/thn PADA PANGKAL BATANG.

DEFISIENSI B

Pelepah memendek Malformasi anak daun Daun mengkerut

DEFISIENSI Fe
Bercak seperti pulau dengan dasar hijau

Defisiensi Fe - ujung daun nekrosis - tajuk atas menguning

PERTANYAAN 2

UNSUR APA YANG PALING PENTING BAGI TANAMAN KELAPA SAWIT ? MENGAPA?

KESEIMBANGAN HARA DI TANAH

LIEBIG - 1855

B. PENGAMBILAN CONTOH DAUN

1. CONTOH DAUN HARUS DAPAT MEWAKILI KONDISI HARA PADA AREAL TERTENTU PROSEDUR YANG TEPAT.

2. SISTEM PENGAMBILAN CONTOH DAUN

- TERSEBAR : KONDISI TAN/ LAHAN HETEROGEN - TERPUSAT : HOMOGEN

3. PENENTUAN KESATUAN CONTOH DAUN (KCD/LSU)

- KCD ADALAH AREAL DIMANA DIAMBIL SATU CONTOH DAUN YANG MERUPAKAN SATU SATUAN PEMUPUKAN - SATU KCD MEMPUNYAI KESERAGAMAN DALAM HAL UMUR TAN, KONDISI LAHAN, DAN KULTUR TEKNIS - LUAS IDEAL 20 - 30 HA, MAKS 40 HA, MIN 5 HA

PENGAMBILAN CONTOH DAUN

4. PEMILIHAN POHON CONTOH
- CONTOH DAUN DIAMBIL DARI SEKITAR 30 POHON/KCD - PADA SISTEM TERPUSAT, POHON CONTOH DITENTUKAN DARI 2 - 3 BARIS TANAMAN YANG MEWAKILI KEADAAN KCD. UMUMNYA DIPILIH YANG DI TENGAH AREAL. POHON CONTOH DIAMBIL DARI BARISAN YANG TELAH DITENTUKAN DENGAN INTERVAL TERTENTU. - PADA SISTEM TERSEBAR, POHON CONTOH DITENTUKAN DARI BEBERAPA BARIS TANAMAN SECARA TERSEBAR DENGAN INTERVAL TERTENTU.

5. SYARAT POHON CONTOH

- TIDAK DIPINGGIR JALAN, SUNGAI, PARIT, AREAL HIATEN - BUKAN POHON SISIPAN - NORMAL, TIDAK TERKENA PENYAKIT

PENENTUAN POHON CONTOH SISTEM TERSEBAR

LUAS JUMLAH POHON (HA) POHON CONTOH CARA PENENTUAN POHON CONTOH

10 20 30

1430 2860 5290

29 28 31

SETIAP 5 POHON SELANG 5 BARIS SETIAP 10 POHON SELANG 10 BARIS SETIAP 10 POHON SELANG 15 BARIS

PENOMORAN
NOMOR PADA POHON DI PINGGIR JALAN * 8 : NOMOR AFDELING * 12 : NOMOR KCD PADA AFDELING TSB

812

812 24

NOMOR PADA POHON CONTOH * AFDELING 8 * KCD KE 12 * POHON CONTOH KE 24

PENGAMBILAN CONTOH DAUN

6. PENENTUAN DAUN UNTUK DIANALISA
- CONTOH DAUN YANG DIAMBIL HARUS SENSITIF DALAM MENGGAMBARKAN KEADAAN HARA TANAMAN. DAUN KE 9 UNTUK TBM DAN DAUN 17 UNTUK TM. - PEDOMAN PENENTUAN LETAK DAUN DAUN 1 : DAUN TERMUDA YANG TELAH MEMBUKA SEMPURNA DAUN 3 : TERLETAK 274o DARI DAUN 1 KE ARAH KIRI PADA DAUN YANG MEMPUNYAI PUSINGAN KE KANAN ATAU KE ARAH KANAN PADA DAUN DENGAN PUSINGAN KE KIRI DAUN 9 : DI BAWAH DAUN 1 KE SEBELAH KANAN PADA PUSINGAN KIRI ATAU KE SEBELAH KIRI PADA PUSINGAN KANAN DAUN 17: DI BAWAH DAUN 9

PENGAMBILAN CONTOH DAUN

7. PERSIAPAN
- SIAPKAN PETA KCD, EGREK, GUNTING/PISAU, KANTONG PLASTIK, KERTAS LABEL, KAPAS, AQUADEST, DAN ALAT TULIS. - 1 TIM TERDIRI ATAS 2 ORANG DAPAT MENGAMBIL 2 KCD (SISTEM TERPUSAT) ATAU 1 KCD (TERSEBAR)

8. PROSEDUR PENGAMBILAN CONTOH DAUN

- POTONG PELEPAH - DARI TENGAH PELEPAH, AMBIL 2 ANAK DAUN DARI SEBELAH KIRI DAN 2 ANAK DAUN DARI SEBELAH KANAN - BERSIHKAN HELAI DAUN TERSEBUT DENGAN LAP BASAH - AMBIL CONTOH DAUN DENGAN CARA MEMOTONG SEPERTIGA BAGIAN TENGAH ANAK DAUN

PENGAMBILAN CONTOH DAUN

- BUANG LIDI - PISAHKAN ANAK DAUN DARI SEBELAH KIRI DAN KANAN LIDI - MASUKKAN KE DALAM KANTONG PLASTIK DENGAN LABEL YANG JELAS - KERINGKAN SELAMA 12 - 15 JAM PADA 70 - 80o C HARI ITU JUGA. BOLAK-BALIK 2 - 3 KALI AGAR KERINGNYA MERATA NAMA KEBUN NO. KCD AFDELING BLOK PELEPAH : SEI PAGAR : 16 :V : H5 : 17 TAHUN TAN LUAS TGL PENCATAT : 1989 : 32 HA : 12/6/2000 : POLAN

PENGAMBILAN CONTOH DAUN

- DRYING OVEN DENGAN UKURAN 50 X 50 X 50 cm3 DENGAN 2 RAK DAPAT MENAMPUNG 12-20 CONTOH DAUN. - ALAT PEMANAS SEDERHANA DAPAT DIBUAT DENGAN UKURAN 75X80X60 cm3 (txpxl) DAPAT MENAMPUNG 20-30 CONTOH DAUN. PADA DASAR KOTAK DIPASANG 3-4 LAMPU PIJAR (@ 75-100 WATT) BERDAMPINGAN DENGAN KIPAS ANGIN. PADA BAGIAN ATAS DIBUAT LUBANG SIRKULASI UDARA DAN DIPASANG TERMOMETER.

9. WAKTU PENGAMBILAN CONTOH DAUN

- 2 BULAN SETELAH PEMUPUKAN TERAKHIR - JAM 07.00 - 12.00 WIB - TIDAK WAKTU TURUN HUJAN

C. PENGAMBILAN CONTOH TANAH

1. SURVEI TANAH * MENGIDENTIFIKASI JENIS TANAH * MEMETAKAN SEBARAN JENIS TANAH * MENGKLASIFIKASI KESUBURAN DAN KELAS LAHAN 2. ANALISIS TANAH * MENILAI KESUBURAN TANAH * MENGUKUR PERUBAHAN SIFAT TANAH Dilakukan setiap 5 tahun sekali

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH 1. DIAMBIL PADA KEDALAMAN 0 - 30 CM 2. LOKASI PENGAMBILAN TERGANTUNG SISTEM APLIKASI PEMUPUKAN - DI PIRINGAN DAN TUMPUKAN PELEPAH - DI GAWANGAN 3. KOMPOSIT DARI SETIAP LSU. SATU SUBSAMPLE SETIAP HA 4. SERTAKAN 5 KG TANAH HOMOGEN YANG TERBAGI DALAM 10 SAMPLE SEBAGAI KONTROL 5. KIRIMKAN DENGAN INFORMASI YANG JELAS

MASALAH YANG SERING DIJUMPAI KETIDAK-TEPATAN PEMUPUKAN APLIKASI PUPUK MAJEMUK PEMALSUAN PUPUK

PERTANYAAN 3
- DEFISIENSI APA? - BAGAIMANA DGN DOSIS PUPUK?

REKOMENDASI PEMUPUKAN SELALU DIDASARKAN PADA PRINSIP 4T

Ketepatan jenis dan dosis pupuk

 Penentuan jenis dan dosis pupuk kadar hara tanah & daun, produksi umur & kondisi tanaman curah hujan ketersediaan tenaga kerja ~ biaya ketersediaan di pasar  Penggantian jenis pupuk didasarkan pada kandungan hara belum tentu sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Ketepatan cara pemupukan

 Cara pemupukan tebar di piringan pocket (benam)  Sistem benam dilakukan pada areal rendahan areal perengan tanah berpasir  Pelaksanaan pemupukan harus disesuaikan dengan kultur teknis di kebun pengendalian gulma perbaikan tapak timbun

D. PEMUPUKAN TBM
- DOSIS PUPUK DITENTUKAN BERDASAR UMUR TANAMAN, JENIS TANAH, KONDISI PENUTUP TANAH, KONDISI VISUAL TANAMAN. - WAKTU PEMUPUKAN DITENTUKAN BERDASAR JADWAL UMUR TANAMAN - PADA UMUR SATU BULAN, ZA DITEBAR DARI PANGKAL BATANG HINGGA 30 - 40 CM - SETELAH ITU ZA, RP, MOP, DAN KISERIT DITABURKAN MERATA HINGGA BATAS LEBAR TAJUK - BORON DITEBARKAN DI KETIAK PELEPAH DAUN - ZA, MOP, KISERIT DAPAT DIBERIKAN DALAM SELANG WAKTU YANG BERDEKATAN

STANDAR PUPUK TBM ((tanah mineral) (tanah

Dosis pupuk (g/pohon) Umur (bulan)* ZA TSP 100 100 200 200 200 200 200 300 300 1.800 RP 500 500 MOP 150 150 350 350 500 500 750 750 1.000 4.500 Kiserit 100 100 250 250 500 500 500 750 750 3.700 HGF-B 20 30 50 100

Lubang tnm. 100 1 250 3 5 250 8 250 12 500 500 16 20 500 24 500 28 750 32 750 Jumlah 4.350

Keterangan : * : Setelah tanam di lapangan

STANDAR PUPUK TBM ((tanah gambut) (tanah

Umur (bulan)*
Lubang tnm.

Dosis pupuk (g/pohon) Urea

-

RP
-

MOP
-

Dolomit
-

HGF-B
-

CuSO 4 25 25

3 6 9 12 16 20 24 28 32 Jumlah

100 150 150 200 250 300 350 350 450 2.300

150 150 200 300 300 300 300 450 450 2.600

200 250 250 300 300 350 350 450 500 2.950

100 100 150 150 200 250 300 350 350 1.950

25 25 50 50 150

Keterangan : * : Setelah tanam di lapangan

D. PEMUPUKAN TBM
- RP TIDAK BOLEH DICAMPUR DENGAN ZA. RP DIANJURKAN DIBERIKAN LEBIH DULU DIBANDING PUPUK LAINNYA JIKA CURAH HUJAN >60 mm. - JARAK PEMBERIAN RP DENGAN ZA MINIMAL 2 MINGGU. - PUPUK MOP TIDAK DAPAT DIGANTI DENGAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT

E. PEMUPUKAN TM
- SASARAN PEMUPUKAN : 4 T (TEPAT JENIS, DOSIS, WAKTU, DAN METODE) - DOSIS PUPUK DITENTUKAN BERDASAR UMUR TANAMAN, HASIL ANALISIS DAUN, JENIS TANAH, PRODUKSI TANAMAN, JENIS TANAH, HASIL PERCOBAAN, DAN KONDISI VISUAL TANAMAN. - WAKTU PEMUPUKAN DITENTUKAN BERDASAR SEBARAN CURAH HUJAN.

STANDAR PUPUK TM (tanah mineral)

Kelompok umur (tahun) Urea 3-8 9-13 14-20 21-25 2,00 2,75 2,50 1,75 Dosis pupuk (kg/pohon/tahun) SP-36 1,50 2,25 2,00 1,25 MOP 1,50 2,25 2,00 1,25 Kiserit 1,00 1,50 1,50 1,00 Jumlah 6,00 8,75 7,75 5,25

STANDAR PUPUK TM (tanah gambut)

Kelompok umur (tahun) Urea 3-8 9-13 14-20 21-25 2,00 2,50 1,50 1,50

Dosis pupuk (kg/pohon/tahun) RP 1,75 2,75 2,25 1,50 MOP 1,50 2,25 2,00 1,25 Dolomit 1,50 2,00 2,00 1,50 Jumlah 6,75 9,50 8,00 5,75

PERTANYAAN 4
APA KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
1. PUPUK ORGANIK VS ANORGANIK 2. PUPUK TUNGGAL VS MAJEMUK 3. PMLT VS PUPUK KONVENSIONAL

F. JENIS DAN SIFAT PUPUK

1. SUMBER HARA
- TANAH - RESIDU TANAMAN : PELEPAH, TKS, ABU JANJANG, LIMBAH CAIR, DAN KACANGAN PENUTUP TANAH - PUPUK ANORGANIK : TUNGGAL, CAMPUR, MAJEMUK, MAJEMUK KHUSUS

2. PUPUK ANORGANIK
- PUPUK TUNGGAL : MENGANDUNG 1 HARA UTAMA, TIDAK TERLALU MAHAL PER KG HARA, MAHAL DI BIAYA KERJA, MUDAH DIBERIKAN SESUAI REKOMENDASI - PUPUK CAMPUR : CAMPURAN BEBERAPA PUPUK TUNGGAL SECARA MANUAL, SEKALI APLIKASI, TIDAK SEMUA PUPUK DAPAT DICAMPUR, KESERAGAMAN CAMPURAN BERAGAM, SULIT DITERAPKAN UNTUK TM.

JENIS DAN SIFAT PUPUK

PUPUK MAJEMUK : SATU FORMULASI MENGANDUNG BEBERAPA HARA UTAMA, HARGA PER KG HARA MAHAL, SEKALI APLIKASI, MUDAH DISIMPAN, BIAYA APLIKASI MURAH, SULIT DITERAPKAN UNTUK TM - PUPUK MAJEMUK KHUSUS : PUPUK MAJEMUK YANG DIBUAT SECARA KHUSUS, SEPERTI DALAM BENTUK TABLET ATAU PELET. HARGA PER SATUAN HARA LEBIH MAHAL DIBANDING PUPUK LAINNYA, EFEKTIVITAS MASIH PERLU DIUJI.

3. SIFAT PUPUK
- SIFAT PUPUK SANGAT BERAGAM SEHINGGA PEMILIHAN PUPUK HENDAKNYA MENGACU PADA SNI YANG TELAH ADA.

Sumber hara

Hara utama

P2 5 K2 MgO CaO O O

Cu

Cl

-Pupuk tunggal Urea N Ammonium Nitrate (AN) N Sulphate of ammonia (SOA) N, S Rock Phosphate (RP) P, Ca Triple Super Phosphate (TSP) P, Ca Single Super Phosphate (SSP) P, Ca, S Muriate of Potash (MOP, KCl) K, Cl Sulphate of Potash (SOP) K, S Kiserit Mg, S Dolomit Mg, Ca Sulfur S Borate B Copper Sulphate (CuSO4, H20) Cu Diammonium Phosphate (DAP) N, P Langbeinite K, Mg, S -Pupuk majemuk 12-12-17-2 15-15-6-4 15-15-15 Sisa sisa tanaman* Abu tandan kosong Tandan kosong Pelepah hasil tunasan Limbah cair PKS

46 35 21 30 46 18 60 50 27 22 30 45 20 25

24

11 35 17 23 97 11 25 13

18

46 22 18 22

11

NPKMg NPKMg NPK

12 15 15

12 15 15

17 6 15

2 4

KMgCa N, K NPK NKMg

<1 0.5 0.4

4 0.1 0.1 0.2

40 6 5 1.2 0.1 0.1 0.8 0.1 0.1 1.3 0.4

PUPUK NITROGEN
No SIFAT JENIS PUPUK Urea 1 2 3 4 5 6 7 8 Kadar N (%) Hara lain (%) Kelarutan dalam air (g/l) Reaksi Higroskopisitas Pencucian/penguapan Ketersediaan Dosis standar (kg/ph/th) ( umur 9-13 th) 42 - 46 1,030 agak masam tinggi tinggi mudah 2.75 Z.A. 21 24% S 750 masam kurang sedang mudah 4.5

PUPUK FOSFAT
No Sifat GAFSA - Maroco RP RP 1 P2O5 (larut as. Sitrat 2%) 2 Hara lain :
y y y CaO (%) Al2O3+Fe2O3(%) S (%) 49.8 0.2 0.125 Netral-basa 48.2 0.18 Netralbasa 35.7 9.3 Netral-basa 18.3 0 > 99 Masam 26.7 30.1

JENIS PUPUK CIRP TSP SP-36

28

46.2

36

. . 5 Agak masam -

3 Kelarutan dlm air (g/l) 4 Reaksi

5 Higroskopisitas 6 Kehalusan
y y Mesh 80 (%) Mesh 100 (%)

63 91 Mudah

29 80 Mudah

60 99 Mudah

1.75 Tidak tersedia

2.25
Mudah

7 ( umur 9-13 th) 8 Ketersediaan

Dosis standar (kg/ph/th)

PUPUK KALIUM
NO. SIFAT JENIS PUPUK ZK 1 2 3 4 5 6 7 Kadar K2O (%) Hara lain (%) Kelarutan dalam air Reaksi Higroskopisitas Ketersediaan Dosis standar (kg/ph/th) ( umur 9-13 th) 49-53 18% S larut netral Mudah MOP 52-60 47% Cl larut netral Mudah 2.25

PUPUK MAGNESIUM
NO. SIFAT Kieserit 1 2 Kadar MgO (%) Hara lain (%) 27 22% S JENIS PUPUK Dolomit 18-22 40% CaO Dolomit Lokal 2.9 - 37.7 0.9 - 48 CaO 0.04 - 4.21 Fe2O3 35-45 SiO2 Bervariasi <90 (mesh 80) -

3 4 5 6

Kelarutan dlm air Reaksi Higroskopisitas Kehalusan

Agak sukar Agak masam -

Sukar Basa . Bervariasi >95 (mesh 100)

Dosis standar (kg/ph/th) ( umur 9-13 th) Ketersediaan

1.5

2- 2,5-

Mudah

Mudah

Mudah

PENCAMPURAN PUPUK
Jenis Pupuk Urea Urea ZA RP SP-36 ZK MoP Kies Dol O  O      O    O ZA RP SP36  O             O   ZK   MoP   Kies Dol

O 

O 

 DAPAT dicampur
O Pupuk DAPAT dicampur segera sebelum digunakan  Pupuk TIDAK dapat dicampur Efek samping belum diketahui

FAKTOR KONVERSI HARA

From
NO3 NH3 (NH4)2SO4 NH4NO3 N N N N K2O K KCl K2O CaO Ca CaCO3 CaO MgO Mg MgO MgO MgO

To
N N N N NO3 NH3 (NH4)2SO4 NH4NO3 K K2O K2O KCl Ca CaO CaO CaCO3 Mg MgO MgSO4 MgSO4.H2O MgCO3

Factor
0.226 0.82 0.212 0.35 4.427 1.216 4.716 2.857 0.83 1.205 0.632

From
MgSO4 MgSO4.H2O MgSO4.7H2O MgCO3 P2O5 P Ca3(PO4)2 P2O5 SO2 SO3 SO4 MgSO4

To
MgO MgO MgO MgO P P2O5 P2O5 Ca3(PO4)2 S S S S S S S SO2 SO3 SO4 MgSO4 MgSO4.H2O MgSO4.7H2O (NH4)2SO4

Factor
0.335 0.29 0.16 0.478 0.436 2.291 0.458 2.182 0.5 0.4 0.333 0.267 0.23 0.13 0.25 1.997 2.496 2.995 3.75 4.31 7.68 3.995

1.58
MgSO4.H2O

0.715 1.399 0.56 1.78 0.603 1.658 2.986 3.432 2.091

MgSO4.7H2O (NH4)2SO4 S S S S S S S

G. WAKTU DAN FREKUENSI PEMUPUKAN

1. WAKTU PEMUPUKAN
- PEMUPUKAN DILAKUKAN PADA WAKTU HUJAN KECIL, NAMUN >60 mm/BLN. PEMUPUKAN DITUNDA JIKA CURAH HUJAN KURANG DARI 60 mm PER BULAN. - PUPUK DOLOMIT DAN RP DIUSAHAKAN DIAPLIKASIKAN LEBIH DULU UNTUK MEMPERBAIKI KEMASAMAN TANAH DAN MERANGSANG PERAKARAN, DIIKUTI OLEH MOP DAN UREA/ZA. - JARAK WAKTU PENABURAN DOLOMIT/RP DENGAN UREA/ ZA MINIMAL 2 MINGGU. - SELURUH PUPUK AGAR DIAPLIKASIKAN DALAM WAKTU DUA BULAN.

SEBARAN CURAH HUJAN

350 289 Curah Hujan (mm) 300 250 200 140 150 90 100 50 0 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Bulan 97 265 201 176 140 155 200 250 230

2. FREKUENSI PEMUPUKAN
- PEMUPUKAN DILAKUKAN 2 - 3 KALI TERGANTUNG PADA KONDISI LAHAN, JUMLAH PUPUK, DAN UMUR - KONDISI TANAMAN. - PEMUPUKAN PADA TANAH PASIR DAN GAMBUT PERLU DILAKUKAN DENGAN FREKUENSI YANG LEBIH BANYAK. - FREKUENSI PEMUPUKAN YANG TINGGI MUNGKIN BAIK BAGI TANAMAN, NAMUN TIDAK EKONOMIS DAN MENGGANGGU KEGIATAN KEBUN LAINNYA.

PERTANYAAN 5
Suatu kebun akan melakukan pemupukan TM dengan pupuk majemuk NPKMg 15.10.15.4 dengan dosis 2 kg/phn. Sedangkan pupuk yang tersedia adalah urea (46%N), SP-36 (36% P2O5), MoP (60% K2O), dolomit (18% MgO). Berapa jumlah masing-masing pupuk tunggal yang diperlukan per pohon?

H. METODE APLIKASI PEMUPUKAN

1. CARA PEMUPUKAN
- PEMUPUKAN DILAKUKAN DENGAN SISTEM TEBAR DAN SISTEM BENAM (POCKET). - PADA SISTEM TEBAR, PUPUK DITEBARKAN DI PIRINGAN PADA JARAK 0,5 m HINGGA PINGGIR PIRINGAN PADA TANAMAN MUDA, DAN PADA JARAK 1 - 2,4 m PADA TANAMAN DEWASA. - PADA SISTEM POCKET, PUPUK DIBERIKAN PADA 4 - 6 LUBANG PADA PIRINGAN DI SEKELILING POHON. KEMUDIAN LUBANG DITUTUP KEMBALI. SISTEM POCKET DISARANKAN PADA AREAL RENDAHAN, AREAL PERENGAN, ATAUPUN PADA TANAH PASIRAN YANG MUDAH TERCUCI/TEREROSI.

- PADA TAPAK KUDA, 75% PUPUK DIBERIKAN PADA AREAL DEKAT TEBING. UNTUK MENGURANGI PENCUCIAN, PUPUK INI SEBAIKNYA DIAPLIKASIKAN DENGAN SISTEM POCKET.

2. BERDASAR ALAT YANG DIGUNAKAN, PEMUPUKAN DAPAT DILAKUKAN SECARA MANUAL, MEKANIS, MAUPUN DENGAN PESAWAT TERBANG.
- PEMUPUKAN MANUAL PALING UMUM DAN MUDAH DILAKUKAN - PEMUPUKAN MEKANIS MENGGUNAKAN ALAT (TRAKTOR) PENEBAR PUPUK UNTUK AREAL YANG RELATIF RATA. CARA INI BANYAK DITERAPKAN KARENA SULITNYA MEMPEROLEH TENAGA KERJA PEMUPUK. - AERIAL SPRAYING SESUAI UNTUK APLIKASI PUPUK PADA AREAL YANG SULIT TERJANGKAU DAN DAERAH YANG SULIT MEMPEROLEH TENAGA KERJA.

PADA AREAL PERENGAN SEPERTI INI, APLIKASI PUPUK PERLU DILA-KUKAN DENGAN SISTEM POCKET

APLIKASI SISTEM TEBAR

I. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMUPUKAN

1. PERSIAPAN - PEMBENAHAN PIRINGAN, PASAR PIKUL, RORAK, TAPAK
KUDA, TAPAK TIMBUN, DLL. - PENGHANCURAN PUPUK YANG MENGGUMPAL - TAKARAN PUPUK DIBUAT PER JENIS DAN DOSIS PUPUK. SAPU LIDI PENDEK (15 CM) BERBENTUK KIPAS UNTUK PENEBARAN PUPUK - LUAS AREAL YANG DIPREMIKAN MAKS. 30% AREAL PEMUPUKAN PADA HARI ITU - PERSIAPAN : KEBUTUHAN JENIS & DOSIS PUPUK, DAN JUMLAH POHON, TENAGA PENEBAR, PENGECER, PENGANGKUT PUPUK, TRANSPORTASI PUPUK KE LAPANGAN.

PEMUPUKAN PADA AREAL YANG SERING TERGENANG TIDAK ADA GUNANYA SEBE-LUM ADANYA PERBAIKAN DRAINASE ATAU PEMBA-NGUNAN TAPAK TIMBUN

TAPAK TIMBUN

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMUPUKAN

- FORMULIR AU-58 UNTUK PERMINTAAN PUPUK - MEMBUAT RENCANA HARIAN DAN MINGGUAN PEMUPUKAN - MEMBUAT PETA RENCANA PEMUPUKAN HARIAN - MEMBUAT BARCHART RENCANA - REALISASI PEMUPUKAN. - MENENTUKAN LETAK SPB (5-10 HA/SPB) DAN LETAK SPK (>2 HA/SPK) - TENAGA PEMUPUKAN: * AREAL RATA : 2 PENABUR + 1 PENGECER * AREAL PERENGAN : 3 PENABUR + 2 PENGECER - PUPUK DIANGKUT KE LAPANGAN SEBELUM JAM 06.00 WIB. PENEBARAN PUPUK DIMULAI JAM 6.30 WIB.

PERSIAPAN LAPANGAN DAN PENGAWASAN

2. PENGAWASAN
MANDOR PEMUPUKAN MANDOR SATU ASSISTEN AFDELING ASISTEN KEPALA ADMINISTRATUR : SEPANJANG HARI : SEPANJANG HARI : SETIAP HARI : SEMUA AFD. SETIAP HARI : SETIAP HARI

UNTUK MENGHINDARI TIDAK TERPUPUKNYA POHON-POHON PADA AREAL PERENGAN, MAKA PENABURAN PUPUK DIMULAI DARI PINGGIR AREAL KE ARAH JALAN KOLEKSI PENGAWASAN AGAR DIPERKETAT PADA AREAL-AREAL YANG SULIT TERJANGKAU KARUNG BEKAS PUPUK DIKUMPULKAN DAN DIHITUNG.

PEMALSUAN PUPUK
KELAPA SAWIT PERLU INPUT HARA YANG TINGGI BIAYA PEMUPUKAN : TINGGI 24% DARI BIAYA TOTAL ATAU 60% DARI BIAYA PEMELIHARAAN

JENIS & MUTU PUPUK SANGAT BERAGAM PEMALSUAN PUPUK

QUALITY CONTROL

J. PENGAWASAN MUTU PUPUK

 KELAPA SAWIT PERLU INPUT HARA YANG TINGGI  BIAYA PEMUPUKAN: 60% DARI BIAYA PEMELIHARAAN  JENIS & MUTU PUPUK SANGAT BERAGAM: KUALITAS - KUANTITAS STANDAR - KANDUNGAN HARA  QUALITY CONTROL PUPUK INFORMASI MUTU DAN KANDUNGAN HARA SEBAGAI JAMINAN PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI.  MERK DAGANG PUPUK DIDASARKAN PADA STANDAR YANG TELAH BERLAKU UMUM DAN HASIL UJI EFIKASI

1. STANDAR NASIONAL INDONESIA

 SNI: DEP. PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN  KONSUMEN VS PRODUSEN  KONSUMEN DAPAT MENYELEKSI KUALITAS PUPUK  KEPEDULIAAN PRODUSEN TERHADAP MUTU DAN STANDARISASI  SNI UNTUK PUPUK UREA, ZA, DAN TSP

SNI PUPUK LAIN

JENIS PUPUK
UREA MONOAMMONIUM FOSFAT UREA AMMONIUM FOSFAT KALIUM KLORIDA KALIUM NITRAT KALIUM SULFAT KALSIUM NITRAT KISERIT NPK FOSFAT ALAM UNTUK PERTANIAN DOLOMIT TRIPLE SUPER PHOSPHATE (TSP) AMMONIUM SULFAT TSP PLUS ZN

SNI
SNI 02-2801-1998 SNI 02-2810-1992 SNI 02-2811-1992 SNI 02-2805-1992 SNI 02-2808-1992 SNI 02-2809-1992 SNI 02-2806-1992 SNI 02-2807-1992 SNI 02-2803-1992 SNI 02-3776-1995 SII.1285-85 SNI 02-0086-1987 SNI 02-1760-1990 SNI 02-2811-1992

2. HASIL UJI EFIKASI

   BERPEDOMAN PADA SNI MEMPERHATIKAN UJI EFIKASI ~ PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT UJI EFIKASI ~ INSTANSI TERPERCAYA UNTUK MENJAMIN HASIL UJI YANG OBYEKTIF

3. PENGADAAN PUPUK
 DISESUAIKAN DENGAN JADWAL APLIKASI DI LAPANGAN

4. PENGAMBILAN CONTOH PUPUK

  OLEH KONSUMEN, BUKAN OLEH PRODUSEN/ DISTRIBUTOR SAMPEL PUPUK DIAMBIL SECARA ACAK, REPRESENTATIF, DISESUAIKAN KONDISI

KERAGAMAN HASIL ANALISIS PUPUK

URAIAN KALIUM (%K 2O) 60,23 45,74 0,01 0,02 31,19 0,003

KADAR AIR (%) Maksimum 0,5

0,14 2,57 1,80 1,32 18,57 4,63

SNI

"KCl A" "KCl B" "KCl C" "KCl D" "KCl E" "KCl F"

Minimum 60

Uraian As. Mineral

%P2O5 larut dalam A sitrat 2% A format 2%

%Al2O3 + Fe2O3

Ca dan Mg Eq. CaO

SNI* "RP A" "RP B" "RP C" "RP D" "RP E"

Min 28 29,72 12,94 16,55 27,64 32,7

Min 10 4,54 0,17 0,32 6,98 8,03

Min 14 5,06

Maks 3 5,49

Min 40% 35,4

17,2

0,15

48,5 41,3

JUMLAH CONTOH PUPUK PUPUK ALAM JUMLAH KARUNG 100 - 2.500 2.500 - 5.000 5.000 - 7.500 BOBOT TOTAL 5 - 125 125 - 250 250 - 375 JUMLAH SAMPEL 3 10 15

PUPUK BUATAN
JUMLAH KARUNG 100 - 4.000 4.000 - 8.000 8.000 - 12.500 BOBOT TOTAL 5 - 200 200 - 400 400 - 600 JUMLAH SAMPEL 3 7 12

5. ANALISIS LAB.
  DI LABORATORIUM TERPERCAYA ~ AKURASI HASIL ANALISIS METODE & JENIS ANALISIS

6. TINDAKAN PASCA ANALISIS

 HASIL ANALISIS SESUAI DGN SPEC. PUPUK DAPAT DIPILIH HASIL TIDAK SESUAI DGN SPEC. PUPUK TIDAK TERPILIH, DIKEMBALIKAN. KONSEKUENSI PRODUKSI DAN BIAYA

7. PENYIMPANAN PUPUK di GUDANG

   GUDANG MUDAH DIJANGKAU, CUKUP LUAS, BEBAS BANJIR SIRKULASI UDARA HARUS BAIK UNTUK MEMPERTAHANKAN KELEMBABAN UDARA PENYIMPANAN PUPUK PERLU MEMPERHATIKAN WAKTU PENERIMAAN PUPUK, JENIS PUPUK, PENYUSUNAN KARUNG, DAN TINGGI SUSUNAN KARUNG ADMINISTRASI GUDANG MENCAKUP DATA KELUAR - MASUK DAN STOCK

MAKS. 20 KARUNG

JARAK DENGAN TUMPUKAN LAIN 1-1 M

0,5 - 1,0 m

PAPAN

BALOK KAYU