Professional Documents
Culture Documents
Diagnosa Gangguan
Tujuan Tupan: ke
Intervensi
pengaruh gravitasi. Tupen: -klien tidak gelisah 2. tentukan factor- 2. Mempengaruhi faktor yang penetapan intervensi. Kerusakan/kemundu ran tanda/gejala atau
berhubgngan -tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang dengan keadaan tau khusus penyebab selama
koma/penurunan -GCS 456 perfusi dan -pupil isikor, reflek cahaya (+) serebral potensial
awal
memerlukan tindakan pembedahan dan/atau harus ke perawatan (ICU) melakukan pemantauan trehadap peningkatan TIK. pasien dipindahkan ruangan kritis untuk
-tanda-tanda normal
vital
3. Pntau atau catat 3. Mengetahui status neurologist sesering mungkin bandingkan dengan keadaan normalnya/stand ar. dan kecenderungan tingkat dan kesadaran potensial
kemajuan/resolusi
kerusakan Dapat TIA merupakan terjadi CVZ baru 4. Pantau tanda tanda- 4. Variasi vital,
SSP.
mungkin
seperti catat:
-adanya hipertensi/hipotensi,
-Hipertensi
atau
bandingkan tekanan menjadi factor pencetus. darah yang terbaca Hipotensi dapat terjadi pada kedua lengan. karena sirkulasi syok (kolaps vaskuler).
Peningkatan TIK dapa terjadi karena edema, adanya forkasi bekuan darah. Tersumbatnya
arteri sublakvia dapat dinyatakan adanya tekanan lengan. dengan perbedaan pada kedua
terutama bradikardia
adanya murmur.
terjadi
sebagai
mungkin
mencerminkan
adanya
penyakit jantung yang mungkin terjadi menjadi pencetus CSV (seperti stroke setelah IM atau penyakit katup).
pola
hiperventilasi,
terhadap pernapasan.
-Evaluasi pupil, catat -Raeksi pupil datur oleh ukuran, kesamaan bentuk, saraf cranial okulomotor (III) dan berguna dalam menentukan batang otak apakah tersebut
masih baik. Ukuran dan kesamaan ditentukan keseimbangan pupil oleh antara
persarafan simpatis dan parasimpatis mempersarafinya. Respons refleks terhadap cahaya yang
mengkombinasikan
fungsi dari saraf cranial optikus (II) dan saraf cranial okulomotor (III).
Valsava
6. kaji nukal,
rigiditas 6. merupakan indikasi kedutan, adnyan Kejang mencerminkan adanya penungktatan TIK/trauma serebral yang memerlukan dan meningeal. dapat
serangan kejang.
1. berikan oksigen 1. menurunkan sesuai indikasi. hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan
meningkat/terbentuk nya edema. 2. berikan obat 2. dapat untuk meningkatkan/memp erbaiki aliran darah serebral dan digunakan
dapat
saat
hati-hati,
seringkali terjadi selama fase stroke akut dan penanggulangannya sering kali tanpa
inetervensi terapeutik. -vasidilatasi perifer, -Digunakan seperti siklandelat memperbaiki kolateral untuk sirkulasi atau
(Cyclospasmol);
dan/atau untuk aktivitas sedative. fenobarbital memperkuat kerja dan antiepilepsi. -pelunak feses -Mencegah mengejan defekasi berhungan peningkatan TIK. 3. persiapkan untuk 3. mungkin bermanfaat pembedahan, endarterektomi, bypass mikrovaskuler. 4. pantau pemeriksaan laboratorium sesuai seperti protrombin, kadar Dilantin. 2. Gangguan Tupan: klien 1. Ubah posisi 1. mencegah terjadinya luka tidur pada sehingga tekan terlalu satu akibat lama sisi indikasi masa 4. memberikan informasi keefektifan pengobatan/kadar terapeutik. tentang untuk situasi. dan proses selama yang dengan Catatan:
mobilitas fisik b.d mampu melakuakn hemiparase/hemip aktivitas legia sesuai fisik dengan
miring) sebagainya.
kemampuannya
jaringan
yang tertekan akan Tupen: -tidak terjadi kekurangan yang dibawa darah oksigen. -bertambahnya kekuatan otot nutrisi oleh
kontratur sendi
melalui Jangan
dalam jangka waktu singkat. 2. lakukan secara dan telapak klien saat di latihan 2. mncegah deformitas teratur letakkan kaki lanati di dan komplikasi
seperti footdrop
duduk
tidur di tempat tidur . 3. letakkan pada 3. Membantu memperthankan ekstensi fungsional; kemungkinan meningkatkan ansietas mengenai terutama panggul tetapi akan
posisi telungkup satu kali atau dua kali sehari jika pasien dapat
mentoleransinya.
kemampuan
pasien
meningkatkan
sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. Menurunkan resiko terjadinya hiperkalsiura osteoporosis dan jika utamnya
gerak aktif dan pasif pada semua ekstermitas pada saat Anjurkan melakukan latihan latihan quadrisep/gluteal , meremas bola karet, melebarkan jarijari kaki/telapak. 5. gunakan penyangga lengan pasien dalam tegak, indikasi. ketika berada posisi sesuia dan seperti masuk.
masalh
adalah pendarahan.
5. selama
paralysis
flaksid, penggunaan penyanga menurunkan terjadinya subluksasio dengan lengan sindrom dapat resiko
dan kepala.
membantu mencegah terbentuknya edema. 7. posisikan dan lutut panggul 7. mempertahan posisi fungsional.
dalam ekstensi.
posisi
rotasi pada
gulungan/bantala n trokanter. 9. observasi daerah 9. jaringan yang terkena mengalami lebih mengalami dan penyembuhannya lambat. kulit 10. titik-titik pada pada tekanan yang paling untuk yang edema mudah trauma
daerah
menonjil berisiko
Lakukan masase secara pada kemerahan berkan Bantu bantalan sesuai kebutuhan. 11. bangunkan kursi hati-hati daerah dan alat seperti lunak
sesegera
meningkatkan
posisi normal dan pengosongan kantung kemih/ginjal, menurunkan terjadinya resiko batu
kandung kemih dan infeksi karena urine Kolaborasi: 1. berikan tidir matras yang statis. tempat 1. meningkatkan dengan bulat distribusi berat badan merata yang
(sperti egg crate mattress), tempat tidur flotasi, tempat khusus tempat kinetic) indikasi, air, alat atau tidur (seperti tidue sesuai
letak pasien obesitas, meningkatkan sirkulasi menurunkan terjadinya vena statis untuk menurunkan dan
dikembangkna untuk menemukan kebutuhan berate/menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, koordinasi, kekuatan. dan yang
ambulasi pasien.
3. dapat
membantu
dengan indikasi.
4. berikan
obat 4. mungkin diperlukan relakson otot, untuk antispasmodic menghilangkan sesuai indikasi, spastisitas ekstremitas terganggu pada yang seperti baklofen, dantrolen
3.
Resiko eliminasi 1.mempertahankan b.d kandung dan disfungsi keseimbangan kemih masukkan/haluaran saluran dengan urine jernih, bebas bau
1. catat
pencernaan
Mengungkapkan/m
inkontinensia,
retensi/infeksi urinarius
2. membantu
untuk
kandung kemih. 3. anjurkan minum cukup, minum sore untuk 3. hidrasi yang cukup meningkatkan yang batasi selama menjelang pengeluaran dan dalam infeksi urine membantu mencegah
Rekomendasikan penggunaan buah tertentu/vitamin C. 4. Tingkatkan latihan secara 4. menurunkan resiko berkembangnya infeksi pada saluran jus
terus menerus
kemih
atau
pada
kandung kemih. 5. Lakukan tangan cuci 5. menurunkan dengan kulit dan iritasi resiko
baik/perawatan perineal dengan baik. 6. anjurkan pasien untu mengobservasi sediment/darah dalam urine pekat.kotor, adanya demam. Kolaborasi: 1. pasang sesuia kateter dengan urine, yang
naiknya infeksi.
kebutuhan.
adanya retensi urine. 2. membantu untuk mempertahankan otonomi meningkatkan dan pasien
3. ambil
urine
perawatan pribadi. 3. jumlah koloni diatas 100.000 merupakan indikasi infeksi memerlukan adanya yang
kebutuhan.
penanganan
4. obat yang
bakteriostatik menghambat
4.
Resiko Kerusakan
TInggi
y Mengindikasika n pemahaman tentang masalah komunikasi. y Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan. y Menggunakan sumber-sumber dengan tepat.
1. Kaji tipe/derajat 1. Intervensi disfungsi, seperti pasien tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara membuat pengertian sendiri. atau tidak dipilih pada
komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral; kerusakan neromuskuler, kehilangan tonus/ kontrol fasial/oral; kelemahan/kelela han umum otot
dalam menggunakan dan menginterpretasikan symbol-simbol bahasa dan mungkin melibatkan komponen sensorik motorik, dan/atau seperti
mungkin
untuk ucapan
yang keluar dan tidak menyadari komunikasi diucapkannya bahwa yang tidak
nyata. Umpan balik membantu merealisasikan kenapa asuhan pemberi tidak pasien
(afasia sensorik).
4. Mintalah pasien 4. Melakukan penilaian untuk mengikuti perintah sederhana (seperti mata, buka tunjuk terhadap kerusakan (afasia seperti mungkin adanya motorik motorik), pasien
mengenalinya tidak
tetapi dapat
menyebutkannya.
5. Tunjukkan objek 5. Mengidentifikasi dan minta pasien untuk menyebutkan nama tersebut. benda adanya sesuai disartria komponen
motorik dari bicara (seperti lidah,gerakan bibir,kontrol yang mempengaruhi artikulasi dan napas) dapat
6. Mintalah pasien 6. Menilai kemampuan untuk mengucapkan suara sederhana seperti atau Pus. Sh menulis (agrafia) dan kekuarangan dalam
dari afasia sensorik dan afasia motorik. 7. Minta untuk pasien 7. Menghilangkan menulis ansietas sehubungan pasien dengan
nama dan/ atau kalimaat pendek. tidak menulis, mintalah pasien yang Jika dapat
bahwa pasien
terpenuhi
dengan
segera.Penggunaan bel yang diaktifkan dengan minimal bermanfaat pasien tidak tekanan akan ketika dapat
menggunakan system bel regular. 8. Tempatkan tanda pemberitahuan pada perawat ruangan tentang ruang dan pasien adanya 8. Memberikan komunikasi kebutuhan berdasarkan keadaan/deficit yang mendasarinya. tentang
gangguan bicara. Berikan khusus perlu. 9. Berikan metode 9. Bermanfaat komunikasi alternative, seperti di menulis papan dalam bel bila
menurunkan substansi bila tergantung pada orang lain dan tidak dapat berkomunikasi secara berarti.
komunikasi berespon
informasi yang lebih banyak waktu tertentu.Sebagai proses latihan pada satu
kembali untuk lebih mengembangkan komunikasi lanjut komples menstimulasi memori dan dapat meningkatkan asosiasi ide/kata. 11. Katakan secara 11. Pasien tidak perlu merusak pendengaran,dan meninggikan suara dan lebih lebih akan
perlahan,dan dengan Gunakan pertanyaan terbuka jawaban ya/tidak, selanjutnya kembangkan dengan tenang.
menyebabkan
pada pertanyaan terpaksa untuk bicara yang lebih otomatis, seperti kata,
dengan pasien.
12. Bicaralah dengan 12. Mengurangi nada normal dan hindari percakapan yang cepat. pasien waktu berespons. Bicaralah tanpa tekanan terhadap respons. 13. Anjurkan pengunjung atau orang untuk mempertahankan usahanya untuk terdekat 13. Meningkatkan percakapan bermakna memberikan kesempatan Berikan jarak untuk social
isolasi dan
pasien
yang dan
untuk
keterampilan praktis
berkomunikasi dengan pasien,seperti membaca surat, diskusi hal-hal terjadi keluaraga. 14. Diskusikan mengenai hal-hal yang pasien dikenal seperti 14. Kemampuan pasien untuk harga merasakan diri, sebab tentang yang pada
(kesenangan). Kolaborasi 1. Konsultasika n dengan/ Kolaborasi 1. Pengkajian individual kemampuan bicara dan sensori,motorik dan berfungsi kognitif untuk secara
mengidentifikasi kekurangan/kebutu han terapi 5, Resiko Tinggi 1. Klien mengatakan Kaji kebiasaan
yang 2. Makanan
disediakan sesuai 2. Kolaborasi kebutuhan nutrisi habis. badan batas dengan tim gizi dam dokter untuk penentuan kalori. Diet melindungi
menelan sekunder 3. Berat terhadap paralissi, hipertensi dislipidemia dan dalam maksimal.
hipertensi,DM,da n lainnya. 3. Mengikuti hidup seperti berolahraga, mengatur diet atau pola seperti makan rendah gaya sehat aktif penyakit
dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol rokok. 6, Resiko Perubahan Persepsi Sensori berhubungan dengan perubahan resepsi sensori,transmisi,i ntegritasi (trauma neurologis atau Tinggi y Memulai n atau 1. Lihat proses kembali 1. Kesadaran patologis tipe/daerah terkena dalam mengkaji/mengantisip asi daerah spesifik akan yang membantu dan
yang terjadi.
perawatan. 2. Evaluasi gangguan penglihatan. Catat adanya penurunan lapang pandang, adanya 2. Muculnya penglihatan berdampak gangguan dapat negative
deficit), dan stress psikologis (penyempitan lapang perceptual yang disebabkan oleh ansietas)
kemampuan dan adanya keterlibatan residual. y Mendemostrasi kan untuk mengkompensa si terhadap/deficit hasil perilaku
terjadinya cedera.
3. Dekati pasien dari 3. Pemberian pengenalan arah yang Biarkan penglihatan normal. lampu terhadap orang/benda membantu adanya dapat masalah
persepsi;
mencegah
pasien dari terkejut. Penutupan mungkin menurunkan kebingungan adanya ganda. karena mata dapat
pandangan
5. Kaji
kesadaran 5. Penurunan kesadaran sensorik, seperti terhadap sensorik dan membedakan kerusakan perasaan panas/dingin, tajam/tumpul, posisi tubuh/otot, persendian. bagian rasa kinetic buruk berpengaruh terhadap
terjadinya trauma. 6. Berikan stimukasi 6. Membantu melatih terhadap rasa kembali jaras sentuhan, seperti sensorik untuk berikan pasien mengintegrasikan
persepsi interprestasi
dan
berpengaruh.