You are on page 1of 1

Selain itu, pemberian dan perpanjangan hak atas di muka sebagaimana dimaksud pada Pasal 2l ayat (l) dapat

dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian hak

tanah yang diberikan sekaligus

Undang Dasar). Dengan demikian maka pelimpahan wewenang untuk melaksanakan Hak Menguasai dari Negara atas tanah merupakan medebewind. Segala sesuatunya akan diselenggarakan menurut keperluannya....". Demikian jelaslah, bahwa bidang pertanahan

atas tanahnya, serta melanggar


peraturan
pertanahan.

ketentuan perundang-undangan di bidang

kemungkinan penyerahan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah, terbatas pada bentuk medebewind atau tugas perbantuan, bukan dalam
bentuk otonomi. Penyerahan kewenangan menurut UU No 2211999 : otonomi dan medebewind UU No

Hak atas tanah dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal, dengan persyaratan antara
lain:

a.

jangka panjang dan terkait

penanaman modal yang dilakukan dalam


dengan

b.

c.
d. e.

perubahan struktur perekenomian Indonesia yang lebih berdaya saing; penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang dilakukan; penanaman modal yang tidak memerlukan
area yang luas; penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara; dan penanaman modal yang tidak mengganggu

2211999 dalam Pasal 11 ayat (2) menyatakan, bahwa :"bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, meliputi..., pertanahan,...". Dalam penjelasannya dinyatakan, bahwa :"Dengan diberlakukannya undang-undang ini, pada dasarnya seluruh kewenangan sudah beradapada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Oleh karena itu penyerahan kewenangan tidak perlu dilakukan secara aktif, tetapi dilakukan melalui pengakuan oleh pemerintah.". Tetapi kemudian ditentukan dalam Pasal 18 ayat (1) UU No 2211999, bahwa :" Kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan penyerahan
dan pengalihan pernbiayan, sarana dan prasarana serta surnber daya manusia, sesuai kewenangan yang

diserahkan. Kenyataanya, penyerahan sarana dan prasarana tersebut, sepanjang mengenai bidang
pertanahan, tidak pernah dilakukan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional. Artinya bahwa penyerahan kewenangan di bidang pertanahan tidak mendapat pengakuan dari pemerintah dan wewenang di bidang pertanahan masih tetap ada pada pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional, baik di tingkat Pusat, Propinsi, maupun Kabupaten/Kota.

rasa keadilan masyarakat dan


merugikan kepentingan umum
?

tidak tetap
awal

Apa pertimbangannya UUPA masih


utuh berlaku hingga saat ini

Hal ini

disebabkan

sejak

pembentukannya

UUPA telah menyediakan lembaga-lemb aga y ang diperlukan oleh siapapun

Penyerahan kewenangan menurut


3212004
z

UU

No.

dan untuk keperluan apapun. Misalnya, bagi rakyat yang ingin berusaha di bidang pertanian, dapat diberikan HGU. Bagi WNA yang ingin berusaha di Indonesia dapat diberikan Hak Pakai,
dan lain sebagainya.

No

medebewind. UU No 2211999 akhirnya diganti dengan UU 3212004. Dalam Pasal 10 diatur kewenangan Pe-

Bagaimana tanggapan Bapak


daerah?

mengenai

pemberian otonomi seluas-luasnya terhadap


Dalam UUPA dinyatakan dalam Pasal 2 ayat (4), bahwa :"Hak menguasai dari Negara pelaksanaanya dapat dikuasakan kepada daerahdaerah Swatantra dan masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan....". Dalam penjelasannya

dinyatakan, "Ketentuan ayat (4) adalah bersangkutan dengan asas otonomi dan

merintah Propinsi, Kabupaten dan Kota. Dalam ayat (1) dinyatakan, bahwa : "Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ini ditenhrkan menjadi urusan pemerintah. Sedang ayat (2) : "Dalam menjalankan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan fugas pembantuan".

medeba,vind dalam

penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Soal agrana menurut sifatnya dan pada asasnya merupakan tugas pusat (Pasal 33 ayat (3) Undang-

You might also like