Professional Documents
Culture Documents
dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian hak
Undang Dasar). Dengan demikian maka pelimpahan wewenang untuk melaksanakan Hak Menguasai dari Negara atas tanah merupakan medebewind. Segala sesuatunya akan diselenggarakan menurut keperluannya....". Demikian jelaslah, bahwa bidang pertanahan
kemungkinan penyerahan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah, terbatas pada bentuk medebewind atau tugas perbantuan, bukan dalam
bentuk otonomi. Penyerahan kewenangan menurut UU No 2211999 : otonomi dan medebewind UU No
Hak atas tanah dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal, dengan persyaratan antara
lain:
a.
b.
c.
d. e.
perubahan struktur perekenomian Indonesia yang lebih berdaya saing; penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang dilakukan; penanaman modal yang tidak memerlukan
area yang luas; penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara; dan penanaman modal yang tidak mengganggu
2211999 dalam Pasal 11 ayat (2) menyatakan, bahwa :"bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, meliputi..., pertanahan,...". Dalam penjelasannya dinyatakan, bahwa :"Dengan diberlakukannya undang-undang ini, pada dasarnya seluruh kewenangan sudah beradapada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Oleh karena itu penyerahan kewenangan tidak perlu dilakukan secara aktif, tetapi dilakukan melalui pengakuan oleh pemerintah.". Tetapi kemudian ditentukan dalam Pasal 18 ayat (1) UU No 2211999, bahwa :" Kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan penyerahan
dan pengalihan pernbiayan, sarana dan prasarana serta surnber daya manusia, sesuai kewenangan yang
diserahkan. Kenyataanya, penyerahan sarana dan prasarana tersebut, sepanjang mengenai bidang
pertanahan, tidak pernah dilakukan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional. Artinya bahwa penyerahan kewenangan di bidang pertanahan tidak mendapat pengakuan dari pemerintah dan wewenang di bidang pertanahan masih tetap ada pada pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional, baik di tingkat Pusat, Propinsi, maupun Kabupaten/Kota.
tidak tetap
awal
Hal ini
disebabkan
sejak
pembentukannya
UU
No.
dan untuk keperluan apapun. Misalnya, bagi rakyat yang ingin berusaha di bidang pertanian, dapat diberikan HGU. Bagi WNA yang ingin berusaha di Indonesia dapat diberikan Hak Pakai,
dan lain sebagainya.
No
medebewind. UU No 2211999 akhirnya diganti dengan UU 3212004. Dalam Pasal 10 diatur kewenangan Pe-
mengenai
dinyatakan, "Ketentuan ayat (4) adalah bersangkutan dengan asas otonomi dan
merintah Propinsi, Kabupaten dan Kota. Dalam ayat (1) dinyatakan, bahwa : "Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ini ditenhrkan menjadi urusan pemerintah. Sedang ayat (2) : "Dalam menjalankan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan fugas pembantuan".
medeba,vind dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Soal agrana menurut sifatnya dan pada asasnya merupakan tugas pusat (Pasal 33 ayat (3) Undang-