You are on page 1of 5

1.2. Rumusan masalah a . A p a b a y i t a b u n g / i n s e m i n a s i b u a t a n i t u ? b.Ba gai mana hukum bayi tabung menurut Islam ? 1.3. Tujuan a.

Mengetahu tentang ba yi tabung / inseminasi buatan ?b.Mengetahui tenta ng hukum bayi tabung menurut Isla m ? 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengantar Dan ja nga nla h ka mu mengikuti apa yang ka mu tidak mempunyai pengetahuantentangnya. (Q.S. Al-Isra : 36)Sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi kedokteran danb i o l o g i y a n g c a n g g i h , ma k a t e k n o l o g i b a y i t a b u n g j u g a ma j u d e n g a n p e s a t , sehingga kalau teknologi bayi tabung ini ditangani oleh orang-orang yang kurangberiman dan bertaqwa, dikhawatirkan dapat merusak nilai-nilai agama, moral, danbudaya bangsa, serta akibat-akibat yang negatif lainnya yang tidak terbayangkanoleh kita sekarang ini. Seba b apa yang bisa dihasilkan dengan teknologi, belumtentu bisa diterima dengan baik menurut agama, etika, dan hukum yang hidup dima s y a r a k a t . H a l i n i t e r b u k t i d e n g a n mi s a l n y a t i mb u l n y a k a s u s b a y i t a b u n g di A m e r i k a S e r i k a t , d i m a n a i b u t i t i p a n n y a b e r n a m a M a r y B e t h W h i t e h e a d dimejahijaukan, karena tidak mau menyerahkan bayinya kepada keluarga WilliamSt er n sesuai denga n kontrak. Dan setela h melalui pros es peradilah yang cukupl a m a , a k h i r n y a M a h k a m a h A g u n g m e m u t u s k a n , k e l u a r g a M a r y h a r u s menyerahkan bayi tabungnya kepa da keluarga Willia m sesuai dengan kontrakyang dianggap sah menurut hukum di sana.A d a beb era pa t ekni k ins emi nas i b uat a n ya ng t el a h di kemba ngka n di d u n i a kedokteran, antara lain ialah :1 . F er t i l a z a t i o n i n V i t r o ( F I V ) d e n g a n c a r a m e n g a mb i l s p e r m a s u a m i d a n o v u m istri kemudian diproses di vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, laluditransfer di rahim istri.2.Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) denga n cara mengambil sper ma suami da novum istri, dan setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditanam disaluran telur (tuba palupi).Teknik kedua ini lebih alamiah dari pada teknik pertama, sebab sperma hanyabisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi (pancaran mani)melalui hubungan seksual.Masalah bayi tabung / ins eminasi buatan tela h ba nya k dibicarakan di kalanganI s l a m d a n d u l u a r k a l a n g a n I s l a m, b a i k d i t i n g k a t na s i o n a l m a u p u n d i t i n g k a t internasional. Misalnya Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam muktamarnya tahun1980 mengharamkan bayi tabung dengan donor sperma. Lembaga Fiqh Islam OKI(Organisasi Konfer ensi Isla m) mengada kan sidang di Amman pada tahun 1986u n t u k m e m b a h a s beberapa t ekni k i ns eminas i buatan / bayi tabung, d a n mengharamkan bayi tabung dengan sperma dan/atau ovum donor. Vatikan secarar es mi tahun 1987 telah mengeca m keras pembua han buatan, bayi tabung, ibut i t i p a n, d a n s e l e k s i j e n i s k e l a m i n a n a k , ka r e n a d i p a n d a n g t a k b er m o r a l d a n bertentangan dengan harkat manusia. Kemudian Kartono Muhammad, Ketua IDI(Ikatan Dokter Indonesia) memberi informasi, bayi tabung pertama Indonesia yangdiharapkan lahir di Indonesia sekitar bulan Mei yang akan datang ditangani olehdokter-dokter Indonesia sendiri. Ia mengharapkan agar masyarakat Indonesia bisamemahami dan menerima bayi tabung dengan syarat sel sperma dan ovum darisuami istri sendiri.

2.2. Hukum Bayi Tabung / Inseminasi Buatan Menurut Islam Kalau kita hendak mengka ji masa lah bayi tabung dari segi hukum Is lam, maka harus dikaji denga n memakai met ode ijtihad laji m dipakai oleh para ahli ijtiha d,agar ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Quran dan Sunah yangmenja di pegangan umat Isla m. Sudah tentu ulama yang melaksanaka n ijtiha dtentang masalah ini, memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan prosesterjadinya bayi tabung dari cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yangr elevan dengan masalah ini, misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi. Denganpengkajian secara multidisipliner ini, dapat ditemukan hukumnya yang proporsionaldan mendasar.Bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovums u a mi i s t r i s e n d i r i d a n t i d a k d i t r a ns f er e m b r i o n y a k e d a l a m r a h i m w a n i t a l a i n t er mas uk istrinya sendiri ya ng la in (ba gi suami yang berpoliga mi), maka Isla mmembenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami, kemudian disuntikkanke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asalkeadaan kondisi sua mi istri yang bersa ngkutan benar-benar memerluka n carains eminasi buatan untuk memper oleh a nak, kar ena dengan cara pembuahanalami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukumFiqih Islam Hajat (kebutuha n ya ng sangat penting itu) diperluka n s eperti dala m keadaant e r p a k s a ( e m e r g e n c y ) . P a da h a l k e a d a a n d a r u r a t / t er p a k s a i t u m e m b o l e h k a n melakukan hal-hal terlarang . Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor spermadan atau ovum, maka diharamkan, dan hukumnya sama dengan zina (prostitusi).D a n s e b a g a i a k i b a t h u k u m n y a , a n a k h a s i l i n s e mi n a s i t er s e b u t t i d a k s a h d a n nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.Menurut hemat penulis, dalil-dalil syari yang dapat menjadi landasan hukum untukmengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut :1 ) A l - Q u r a n S u r a t A l - I s r a a ya t 7 0 : D a n s e s u n g g u h n y a t e l a h K a mi m e l i a k a n a n a k - a n a k A d a m, K a mi a n g k a t mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakanmakhluk yang telah Kami ciptakan .Dan Surat Al-Tin ayat 4 : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . 3

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuha nsebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihimakhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri ber kenan memuliakanmanus ia, maka sudah s eharusnya manusia bisa menghor mati martabatnya s e n d i r i d a n j u g a m e n g h o r m a t i m a r t a b a t s e s a m a m a n u s i a . S e b a l i k n y a ins eminasi buatan denga n donor itu pada hakikat nya mer enda hka n harkat manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi. 2 ) H a d i t s N a b i : Tida k halal bagi s es eora ng ya ng berima n pa da Alla h da n hari a k h i r menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain).Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban .Dengan hadits ini para ula ma ma dzhab sepakat menghara mka n s es orangmengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lainy a n g m e mp u n y a i i k a t a n p e r k a w i n a n ya n g s a h. T et a p i m e r e k a b er b e d a pendapat : apakah sah/tidak seorang pria mengawini wanita hamil dari orangl a i n a k i b a t z i n a ? M e n u r u t ma d z h a b H a n b a l i , w a n i t a t er s e b u t t i d a k b o l e h dinikahi oleh pria ya ng tidak mengha milinya sebelum lahir ka ndunga nnya.Sebab dia itu terkena iddah. Zufar al-Hanafi juga sependapat dengan madzhabHanbali. Sedang madzhab Syafii membolehkan wanita hamil tersebut dikawinioleh orang ya ng tidak mengha milinya tanpa harus menunggu lahir bayinya,s ebab anak yang dika ndungnya itu tidak ada hubungan nasab dengan priaya ng ber zina ya ng mengha mili ibunya. Karena itu, adanya si janin itu samadenga n tida k a da, s ehingga tidak perlu a da idda h. Sementara Abu Ha nifahmembolehkan juga seorang mengawini wanita hamil dari zina dengan oranglain (sah nika hnya), tetapi denga n s yarat si pria ya ng menjadi sua minya ituuntuk sementara tidak boleh melakukan hubungan seksual dengan istrinya sebelum kandungan lahir.Menurut hemat penulis, madhab Hanbali yang mengharamkan perkawinana n a t r a wa n i t a h a mi l k a r e n a z i n a d e n g a n p r i a y a n g t i d a k m e n g h a mi l i n y a sebelum habis iddahnya (lahir kandungannya) adalah mengandung hukumany a n g c u k u p b e r a t y a n g t i d a k ha n y a d i r a s a k a n o l e h s i wa n i t a p e l a k u z i n a , melainkan juga oleh keluarganya, lebihlebih nantinya akan dirasakan oleh sianak yang tidak berdosa akibat ulah ibunya. Sebaliknya madzhab Syafii yangmembolehkan wanita hamil karena zina bisa dinikahi pria lain tanpa

syarat bisamembawa dampak negatif dala m mas yara kat, yakni pria dan wa nita tida kmerasa takut melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebab kalau terjadikehamilan, pria dan wanita tersebut bisa kawin atau wanita tersebut bisa kawindenga n pria lain tanpa menunggu idda h, kecuali kalau keduanya atau salahseorang dari keduanya masih terikat tali perkawinan dengan orang lain (videUU No. 1/1974 pasal 9 jo pasal 3 (2) dan pasal 4). 4 Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuha nsebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihimakhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri ber kenan memuliakanmanus ia, maka sudah s eharusnya manusia bisa menghor mati martabatnyas e n d i r i d a n j u g a m e n g h o r m a t i m a r t a b a t s e s a m a m a n u s i a . S e b a l i k n y a ins eminasi buatan denga n donor itu pada hakikat nya mer enda hka n harkat manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi. 2 ) H a d i t s N a b i : T i da k ha l a l ba gi s es eor a ng ya ng b er i ma n pa da Al la h da n ha r i a k h i r menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain).Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban .Dengan hadits ini para ula ma ma dzha b sepa kat menghara mkan s es orangmengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lainy a n g m e mp u n y a i i k a t a n p e r k a w i n a n ya n g s a h. T et a p i m e r e k a b er b e d a pendapat : apakah sah/tidak seorang pria mengawini wanita hamil dari orangl a i n a k i b a t z i n a ? M e n u r u t ma d z h a b H a n b a l i , w a n i t a t er s e b u t t i d a k b o l e h dinikahi oleh pria ya ng tidak mengha milinya sebelum lahir ka ndunga nnya.Sebab dia itu terkena iddah. Zufar al-Hanafi juga sependapat dengan madzhabHanbali. Sedang madzhab Syafii membolehkan wanita hamil tersebut dikawinioleh orang ya ng tidak mengha milinya tanpa harus menunggu lahir bayinya,s ebab anak yang dika ndungnya itu tidak ada hubungan nasab dengan priaya ng ber zina ya ng mengha mili ibunya. Karena itu, adanya si janin itu samadenga n tida k a da, s ehingga tidak per lu ada iddah. Sementara Abu Hanifahmembolehkan juga seorang mengawini wanita hamil dari zina dengan oranglain (sah nika hnya), tetapi denga n s yarat si pria yang menja di suaminya ituuntuk sementara tida k boleh mela kukan hubungan seksual dengan istrinyasebelum kandungan lahir.Menurut hemat penulis, madhab Hanbali yang mengharamkan perkawinana n a t r a wa n i t a h a mi l k a r e n a z i n a d e n g a n p r i a y a n g t i d a k m e n g h a mi l i n y a sebelum habis iddahnya (lahir kandungannya) adalah mengandung hukumany a n g c u k u p b e r a t y a n g t i d a k ha n y a d i r a s a k a n o l e h s i wa n i t a p e l a k u z i n a , melainkan juga oleh keluarganya, lebihlebih nantinya akan dirasakan oleh sianak yang tidak berdosa akibat ulah ibunya. Sebaliknya madzhab Syafii yangmembolehkan wanita hamil karena zina bisa dinikahi pria lain tanpa syarat bisamembawa dampak negatif dala m mas yara kat, yakni pria dan wa nita tida kmerasa takut melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebab kalau terjadikehamilan, pria dan wanita tersebut bisa kawin atau wanita tersebut bisa kawindenga n pria lain tanpa menunggu idda h, kecuali kalau keduanya atau salahseorang dari keduanya masih terikat tali perkawinan dengan orang lain (videUU No. 1/1974 pasal 9 jo pasal 3 (2) dan pasal 4). 4BAB IIISIMPULAN DAN SARAN3 . 1 S i m p u l a n S et e l a h k a m i g a l i , ka j i , da n p a p a r ka n ma k a ka m i d a p a t m e m b e r i k a n kesimpulan bahwa :1 . I n s e m i n a s i b u a t a n d e n g a n s e l s p e r m a da n o v u m d a r i s u a mi i s t r i s e n d i r i d a n t i d a k d i t r a n s f e r e m b r i o n y a k e d a l a m r a h i m w a n i t a l a i n ( i b u t i t i p a n ) d i p er b o l e h k a n I s l a m, j i k a k e a d a a n k o n d i s i s u a mi i s t r i ya n g b e r s a n g k u t a n benar-benar

memerluka nnya (ada hajat, jadi bukan untuk kelinci per cobaanatau main-main). Dan status anak hasil ins eminasi macam ini sah menurutIslam. 2. Inseminasi buatan dengan sperma dan/atau ovum donor diharamkan (dilarangkeras) Islam. Hukumnya sa ma denga n zina da n a nak yang lahir dari hasilinseminasi macam ini / bayi tabung ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah. 3 . 2 S a r a n S et el a h ka mi ga l i , ka j i, pa par ka n da n s i mp ul ka n ma ka ka mi d a p a t memberikan saran : 1. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan BankOvum untuk pembuatan ba yi tabung, kar ena s elain bert enta nga n denganPancasila dan UUD 1945, juga bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang diinseminasitanpa perlu adanya perkawinan.2 . P e m e r i n t a h h e n d a k n y a h a n y a m e n g i z i n k a n d a n m e l a y a n i p e r m i nt a a n b a y i tabung denga n s el sperma dan ovum suami istri yang bersa ngkutan tanpa ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan), dan pemerintah hendaknya juga melarang keras denga n a nks i-sanksi hukumannya kepada dokt er da ns i a p a y a n g m e l a k u k a n i n s e m i n a s i b u a t a n p a d a ma n u s i a d e n g a n s p er ma dan/atau ovum donor.Demikian makalah ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. http://www.scribd.com/doc/25136789/Bayi-Tabung-Menurut-Hukum-Islam

You might also like