You are on page 1of 12

Kegiatan Industri merupakan salah satu kontributor terbesar pada badan air penerima yang dihasilkan dari hasil

kegiatan industri. Limbah cair yang dibuang dapat dikategorikan pencemar bagi lingkungan karena dapat bersifat merusak kualitas badan air penerima bila dibuang langsung tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian, pengolahan limbah cair dari industri adalah wajib dilakukan oleh tiap industri

Teknologi pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan secara umum baik limbah cair domestik maupun limbah cair industri secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan yaitu: metode fisika, metode kimia, dan metode biologi limbah cair berwarna, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara tersendiri atau dikombinasikan

Pengolahan secara kimia dapat dilakukan dengan metode koagulasi dengan penambahan koagulan tertentu, penggunaan senyawa-senyawa pertukaran ion, serta metode iradiasi dan oksidasi. Pengolahan secara fisika memerlukan energi yang besar, sementara cara-cara kimia juga akan menimbulkan masalah baru karena akan menghasilkan limbah jenis lain yaitu lumpur yang mengandung konstituen pencemar.

Metode biologi melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang mampu mengubah dan menguraikan senyawa-senyawa pencemar menjadi senyawa yang tidak atau kurang merugikan bagi lingkungan. Metode ini diterapkan karena dianggap sebagai contoh yang paling ramah lingkungan. Namun efisiensi penghilangan warna melalui proses biologi ini seringkali tidak memuaskan, karena zat warna sulit untuk di degradasi. Selain itu juga mempunyai sifat xenobiotik. Tetapi dengan kombinasi antara metode reaktor biodegradasi pencemar dengan membran dapat memberikan efek yang signifikan terhadap warna pada limbah cair. Metode ini sering disebut dengan Bioreaktor Membran (BRM).

Bioreaktor membran (BRM) merupakan teknologi pengolahan limbah yang mengkombinasikan proses biologis untuk mendegradasi limbah dan proses membran untuk pemisahan biomassa

Dengan membran, kinerja pemisahan menjadi lebih baik karena pemisahan tidak lagi dibatasi oleh kondisi hidrodinamik lumpur seperti waktu tinggal lumpur (SRT, sludge retention time), waktu tinggal cairan (HRT, hydraulic retention time) serta laju pembuangan lumpur. Membran dapat memisahkan hampir seluruh bakteri coliform, padatan tersuspensi (suspended solid) dan menghasilkan efluen dengan kualitas yang sangat baik. Effluent yang dihasilkan dari unit membran memiliki kualitas yang sangat baik sehingga unit postreatment tidak dibutuhkan lagi.

Beberapa fitur utama dari MBR antara lain: Tidak memerlukan bak pengendap (clarifier) sehingga dapat menghemat penggunaan lahan. Konsentrasi MLSS (Mixed Liquor Suspended Solids) yang tinggi dapat memaksimalkan jumlah BOD yang masuk ke dalam modul MBR untuk diolah sehingga dapat mengurangi waktu pengolahan. Pembuangan lumpur dapat dilakukan langsung dari dalam reaktor. Kualitas efluen hasil pengolahan yang tinggi sehingga air hasil olahannya dapat digunakan kembali (misal untuk boiler).

Keuntungannya : Kebutuhan lahan lebih sedikit karena tahap sedimentasi dihilangkan Kualitas efluen lebih tinggi aklibat tertahannya partikel oleh membran Ukuran instalasi lebih kecil karena konsentrasi biomassa maksimum dan tidak dibatasi oleh karakteristik pengendapannya.

BRM eksternal sering disebut sebagai recirculated membran bioreaktor sedangkan BRM terendam biasa disebut sebagai integrated membran bioreaktor

BRM eksternal

BRM terendam

You might also like