Professional Documents
Culture Documents
Telah dibahas sebelumnya, aspek pencegahan dan aspek pengajaran dari pengelolaan kelas. Pengalaman menunjukkan, tidak semua masalah dicegah dan perilaku menyimpang dapat dihentikan dengan pengajaran yang baik. Perlu cara-cara tambahan untuk menangani masalah yang toh tetap terjadi sekalipun pengelolaan pencegahan dan pengajaran yang baik telah dilakukan.
Contoh Kasus
Debra dan Dian telah menunjukkan kekurang-perhatian yang meningkat pada kelas Pak Haris. Perilaku mangkir mereka dari tugas belajar mencakup berbisik-bisik dengan siswa yang lain dan satu sama lain, mengejek teman-teman di dekatnya, dan menunjukkan kebosanan yang berlebihan terhadap diskusi kelas. Pak Haris mula-mula meminta mereka berhenti mengganggu kelas, dan ketika itu tidak ada hasilnya, ia meminta keduanya untuk berpindah tempat duduk. Debra dan Dian toh tetap terus mengganggu dengan saling lempat kertas pesan dan saling panggil dengan keras.
Alternatif Penanganan
Tidak ada strategi pengelolaan pencegahan dan pengajaran yang efektif lagi untuk menangani perilaku menyimpang Debra dan Dian. Alternatif penanganan:
Mengabaikan masalah tersebut dan berharap oleh waktu akan berhenti sendiri. Melimpahkan masalah tersebut ke Wakil Kepala Sekolah. Menelpun orang tua siswa ybs. dan meminta bantuannya. Menerapkan hukuman.
1. Mengabaikan masalah tersebut dan berharap oleh waktu akan berhenti sendiri
Guru tidak perlu repot menangani masalah tersebut. Hanya efektif jika sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran dan kurang memperhatikan masalah tersebut (tidak terganggu). Dapat menjadi alasan berperilaku semakin menyimpang dan alasan bagi siswa lain untuk ikut berperilaku menyimpang sehingga penyimpangan meluas dan makin parah.
4. Menerapkan hukuman
Hukuman memang dapat menghentikan perilaku menyimpang, paling tidak untuk sementara. Hukuman sedikit mendidik kontrol diri dan tanggungjawab siswa. Dapat menimbulkan perasaan permusuhan dan dendam yang dapat memerangkap guru dan ybs. dalam lingkaran perilaku menyimpang-hukuman yang tak berujung.
Seringkali masalah siswa disebabkan baik oleh faktor-faktor dari dalam maupun dari luar kelas. Guru dapat membantu siswa dengan menjadi pendengar yang baik dan dengan mendorongnya untuk membahas jalan-jalan yang mungkin untuk menyelesaikan masalahnya atau mengatasi situasi sulit yang dihadapi. Untuk itu guru perlu mempunyai ketrampilan komunikasi.
Keterampilan Komunikasi
Pendekatan yang berfokus pada berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan siswa untuk membantunya menghasilkan perubahan perilaku, cara berpikir, atau situasi yang telah menimbulkan masalah. Juga, cara-cara terbuka terhadap informasi: menjadi pendengar yang baik dan mencoba memahami keprihatinan dan perasaan siswa.
Unassertive:
Merasa sangat tertekanketika bertugas memimpin suatu kelompok Tidak mampu memulai percakapan Tidak mampu melakukan kontak mata dengan orang lain Mengabulkan permintaan yang tidak sesuai dengan mudah Tidak mampu meminta orang lain menghargai hak-hak mereka
Bukan Assertiveness
Bermusuhan atau menyerang (agresif) Argumentatif Tak fleksibel Lembek, plin-plan.
Dengan berfokus pada perilaku dan akibatakibatnya, dapat mengurangi potensi siswa defensif dan mempertahankan kesempatanuntuk mencapai pemecahan yang memuaskan. Mengadakan pembicaraan secara pribadi (mis. saat jam istirahat), jika mungkin, akan menyelamatkan muka di hadapan temantemannya sehingga mengurangi kemungkinan konfrontasi yang menantang otoritas guru.
Mengecap harus dihindari karena menghambat perubahan perilaku dengan seolah-olah menyampaikan bahwa siswa ybs. memang sudah demikian adanya. Pernyataan masalah lebih baik daripada mempertanyakannya. Mempertanyakan mendiring respons defensif, sarkastik, dan melawan dan menghasilkan perbantahan.
Kedua, mempertahankan postur tegak menghadap siswa ybs., tetapi tidak terlalu dekat, untuk mengkomunikasikan perhatian dan kesungguhan. Ketiga, kesesuaian ekspresi wajah dengan isi dan nada pernyataan (misalnya, tidak tersenyum ketika membuat pernyataan serius).
Pada waktu bekerja besama siswa yang mengelak atau tidak serius, penekanan dramatis kecil akan membantu mendorong siswa mempertimbangkan situasi tersebut. Adanya cara-cara guru yang assertif yang memungkinkan siswa mengetahui keprihatinan dan kebutuhan guru yang memungkinkan menarik perhatian siswa dan mengkomunikasikan maksud guru akan membantu
2. Respons empatik
Meliputi: Mendengarkan perspektif siswa. Mereaksi dengan cara yang mempertahankan relasi positif dan mendorong diskusi lebih lanjut.
Kecakapan mendengarkan
Menangkap perasaan atau gagasan siswa Mendorong siswa untuk meneruskan membicarakan situasinya
Bahasa tubuh dan verbal yang menunjukkan:
Perhatian Sikap tertarik Kontak mata Persetujuan Dll.
Ketrampilan memproses
Mengklarifikasi, mengulang ataumeringkas apa yang disampaikan siswa dalam bentuk pertanyaan, baik secara individual, kelompok, atau kelas.
3. Penyelesaian masalah
Meliputi: Beberapa langkah untuk mencapai pemecahan masalah yang salig memuaskan. Bekerja dengan siswa mengembangkan rencana untuk berubah.
Mengidentifikasi masalah
Membahas masalah dan akibat-akibatnya dengan meminta pendapat siswa. Tanyailah siswa yang menunjukkan sikap kurang bertanggungjawab, apa konsekuensinya jika perilaku yang menimbulkan masalah berlanjut. Hati-hati terhadap kemungkinan negatif dari respons empatik yang justru membawa siswa ke sikap memaafkan diri, beralasan, menuntut/menyalahkan orang lain, dan menghindari tanggungjawab.
Memperoleh komitmen
Meminta komitmen siswa untuk mencoba menjalankan penyelesaian yang ditetapkan dalam periode tertentu.
Secara lisan Secara tertulis