You are on page 1of 15

Cardiac Arrest

Kongres Amerika menetapkan bulan Oktober sebagai 'Bulan Kesadaran Nasional terhadap Jantung yang Mendadak Berhenti Berdenyut' (National Sudden Cardiac Arrest Awareness Month - Reuter, Pittsburg 1 Oktober 2008). Penetapan ini dibuat bukan tanpa alasan, karena cardiac arrests adalah penyebab kematian nomor satu dalam masyarakat Amerika. Angka kematian cardiac arrest lebih tinggi daripada gabungan angka-angka kematian kanker payudara, kanker paru-paru, dan HIV/AIDS (The American Heart Association2008).1 Peribahasa Belanda mengatakan, "Penyakit datangnya bak orang berkuda dan sembuhnya seperti orang yang berjalan kaki". Namun, dalam kenyataannya, justru terjadi kebalikannya. Hampir semua penyakit terjadi secara perlahan-lahan, dan karenanya dimungkinkan untuk dicegah. Kemajuan ilmu kedokteran yang ditunjang oleh kesadaran masyarakat akan mampu mencegah berbagai penyakit, termasuk mati mendadak akibat cardiac arrest. 1 Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah untuk semua organ-organ badan. Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu keadaan berhentinya sirkulasi normal dari darah dalam kaitannya dengan kegagalan jantung untuk berkontaksi secara efektif selama systole. Kegagalan untuk berkontraksi dapat mengakibatkan kematian yang mendadak, bahkan dapat terjadi kematian seketika (Instantaneous Death) dan disebut sudden cardiac death (SCD). Cardiac arrest biasa disebut cardiorespiratory arrest, cardiopulmonary arrest, atau circulatory arrest. Cardiac arrest berbeda dengan infark miokard, di mana aliran darah ke jantung yang masih berdetak terganggu.2 Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa faktor, diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.2

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 1

Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan ditangani dengan segera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak, ataupun kematian mungkin bisa dicegah.2 Cardiac arrest dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Hal ini dapat juga terjadi secara tiba-tiba pada seseorang yang terlihat sehat, dan menyebabkan kematian yang mendadak atau sudden cardiac death (SCD). Hal ini merupakan suatu kegawat daruratan medis, dapat berpotensi untuk membaik jika ditangani seawal mungkin. Penanganan pertama untuk cardiac arrest adalah cardiopulmonary resuscitation (biasa disebut CPR) yang akan mendukung sirkulasi peredaran darah sampai tersedia perawatan medis yang pasti.2 Penanganan berikutnya sangat bergantung pada irama jantung yang terlihat pada pemeriksaan lanjutan, apakah terdapat aritmia atau tidak, tetapi sering kali diperlukan defibrillasi untuk mengembalikan irama jantung normal sebab sebagian besar cardiac arrest terjadi akibat ventricular fibrillation dan ventricular tachicardia. Saat ini, cardiac arrest masih merupakan penyebab utama kematian di dunia. Sekitar separuh dari semua kematian akibat penyakit jantung digolongkan sebagai sudden cardiac death.2

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 2

DEFENISI Cardiac arrest disebut juga cardiorespiratory arrest, cardiopulmonary arrest, atau circulatory arrest, merupakan suatu keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi. Gejala dan tanda yang tampak, antara lain hilangnya kesadaran; napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas); tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang dapat terasa pada arteri; dan tidak denyut jantung.2

Istilah cardiac arrest merupakan istilah populer yang digunakan dalam dunia medis barat pada suatu keadaan jantung berhenti bekerja mendadak. Secara etimologis, cardiac merupakan serapan dari istilah kardio yang bermakna jantung, sementara arrest sendiri bermakna berhenti dalam bahasa Indonesia. Keduanya merupakan kondisi fatal yang berpotensi kematian mendadak jika tidak didukung usaha penanganan tindak lanjut ekstra cepat dan menyeluruh. Otak hanya bertahan 5 menit saja akibat terhentinya pengiriman oksigen.3 Secara keseluruhan, kondisi cardiac arrest tidak dapat disamakan dengan kondisi serangan jantung, namun terkait hal tersebut kondisi cardiac arrest dapat juga disebabkan oleh serangan jantung. Cardiac arrest ialah kondisi gangguan yang terjadi pada ritme jantung saat bilik jantung, yakni ventricles, berdenyut terlalu cepat dan tidak konsisten.3 Kondisi tersebut dipicu oleh terjadinya kekacauan pada stimulasi listrik jantung (ventricular fibrillation), kondisi dinding bilik jantung hanya bergetar (tidak berdegup sempurna) sehingga terjadi kegagalan proses pemompaan darah yang menyebabkan kegagalan lebih luas pada organ vital.3

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 3

Cardiac arrest merupakan gangguan kontraksi otot ruang jantung bagian bawah, ventrikel berdetak secara ekstrim pada kisaran 400 sampai 600 kali per menit, artinya dia berdetak 4 sampai 6 kali lebih cepat dari biasanya.4

Jika gangguan detak yang disebut sebagai ventrikular fibrilasi terjadi, maka fungsi jantung sebagai pompa darah akan sangat terganggu sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan berkurang. Jika tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat, maka dalam hitungan menit akan terjadi kematian. Kematian yang terjadi karena cardiac arrest disebabkan karena kematian sel-sel otak karena kurang oksigen dan nutrisi, masalahnya otak memang terkenal haus akan oksigen dan nutrisi. Para ahli emergency menggunakan Electrical Shock untuk menormalkan detak jantung tersebut, alatnya yang kayak setrika ditempelin di dada. Menurut para ahli kedokteran 3050 % cardiac arrest terjadi secara tiba-tiba, artinya si penderita tidak merasakan nyeri dada, sesak dan gejala lainnya. Jadi cardiac arrest terjadi tanpa adanya peringatan.4

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 4

ETIOLOGI Penyebab cardiac arrest yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam jantung. Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung tetap normal. Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung yang abnormal, disebut aritmia. Terdapat banyak tipe dari aritmia, jantung dapat berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan dapat berhenti berdetak. Ketika aritmia terjadi, jantung memompa sedikit atau bahkan tidak ada darah ke dalam sirkulasi.2 Aritmia dicetuskan oleh beberapa faktor, diantaranya: penyakit jantung koroner yang menyebabkan infark miokard (serangan jantung), stress fisik (perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan yang mempengaruhi jantung, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obatobatan. Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.2

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 5

ANATOMI 1. Suplai arteri pada Jantung Arteri koronaria adalah yang bertanggungjawab untuk mensuplai jantung itu sendiri dengan darah yang kaya oksigen. Arteri koronaria adalah end-arteries yang diujung dan bila terjadi penyumbatan, maka suplai darah ke otot miokardium akan terhambat (infark miokard). Bila lumen pembuluh darah menyempit karena perubahan atheromatous pada dinding pembuluh darah, pasien akan mengeluh nyeri dada yang meningkat secara bertahap pada aktivitas berat (angina). Kondisi ini tidak memungkinkan otot miokardium meningkatkan kontraksi untuk memenuhi kebutuhan suplai darah, akibat berkurangnya suplai darah arteri.2 Terdapat variasi ukuran dan letak dari arteri koronaria. Sebagai contoh, pada sebagian orang, cabang posterior interventikular dari arteri koronaria kanannya lebih besar dan menyuplai darah ke sebagian besar bagian ventrikel kiri sedangkan pada kebanyakan orang tempat ini disuplai oleh cabang anterior interventrikular dari arteri koronaria kiri. Contoh lain, nodus sino-atrial umumnya disuplai oleh cabang nodus dari arteri koronaria kanan, akan tetapi pada 30-40% populasi menerima suplai dari arteri koronaria kiri.2 2. Saluran darah vena jantung Sistem aliran darah vena pada jantung sebagai berikut: Vena-vena dan arteri-arteri koronaria mengalir ke dalam atrium kanan melalui sinus koronaria. Sinus koronaria mengalir ke dalam atrium kanan ke arah kiri dari dan superior ke pembukaan dari vena cava inferior. Great Cardiac Vein mengikuti cabang anterior interventrikular dari koronaria kiri dan kemudian menjalar ke arah belakang kiri pada cabang-cabang atrioventrikular. Pembuluh darah vena sedang mengikuti arteri interventrikular posterior dan bersamaan dengan pembuluh darah vena kecil yang mengikuti arteri marginalis, mengalir ke dalam sinus koronaria. Sinus koronaria mengalir ke pembuluh darah vena pada jantung.2

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 6

3. Sistem konduksi jantung ekg Terdapat 3 jenis sel dalam jantung yang berperan dalam proses impuls normal di dalam jantung, yaitu: Sumber daya listrik jantung.2 a. Sel perintis (pacemaker cells) Nodus sino- atrial (SA) adalah pacemaker jantung. Ia terletak di atas krista terminalis, dibawah pembukaan vena cava superior di dalam atrium kanan.2 Kabel jantung. b. Sel konduksi listrik Impuls yang dihasilkan oleh nodus SA diantar melalui otot-otot atrial untuk menyebabkan sinkronisasi kontraksi atrial. Impuls tiba ke nodus atrioventrikular (AV) yang terletak di septum interatrial dibawah pembukaan sinus koronaria. Dari sini impuls diantar ke ventrikel melalui serabut atrioventrikular (His) yang turun ke dalam septum interventrikular. Serabut His terbagi menjadi 2 cabang kanan dan kiri. Cabang-cabang ini akan berakhir pada serabut-serabut Purkinje dalam subendokardium dari ventrikel.2 Mesin kontraksi jantung. c. Sel miokardium Jika sebuah gelombang depolarisasi mencapai sebuah sel jantung, kalsium akan dilepaskan ke dalam sel sehingga sel tersebut berkontraksi. Sel jantung memiliki banyak sekali protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin.2 PATOFISIOLOGI Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 7

mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).2 Berikut akan dibahas bagaimana patofisiologi dari masing2 etiologi yang mendasari terjadinya cardiac arrest.2 1. Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab dari cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah materia(plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran plak, semakin buruk sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otototot jantung tidak lagi memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya, sehingga dapat terjadi infark. Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi langsung dari jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest.2 2. Stess fisik. Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi, diantaranya: perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam sengatan listrik kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu SCA pada pasien yang

serangan asma yang berat

memiliki gangguan jantung.

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 8

Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal refleks

akibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed. 2

3. Kelainan Bawaan Ada sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam keluarga. Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur) jantung dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena SCA. 2 4. Perubahan struktur jantung Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung. 2 5. Obat-obatan Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain, digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis. 2 6. Tamponade jantung Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan kematian. 2 7. Tension pneumothorax

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 9

Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam paru. Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava superior) tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung. 2 PENCEGAHAN Pencegahan sangat sulit bila tidak dapat dikatakan 'tidak mungkin' bagi mereka yang telah sangat lanjut usianya, karena secara alamiah, pengapuran pembuluh darah telah menjamah semua pembuluh darah. Oleh karenanya, upaya pencegahan terutama ditekankan bagi mereka yang masih dalam usia produktif dan kawula tua yang masih aktif.1 Pada dasarnya, pencegahan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: perubahan gaya hidup dan pencegahan, secara medik. Perubahan gaya hidup meliputi: berhenti merokok; upayakan berjalan-jalan dalam kantor setelah duduk beberapa jam, hindari banyak menyantap lemak dan gula, sebaliknya banyak makan makanan berserat seperti sayur mayur dan buah-buahan; berolahraga secara teratur sesuai usia dan kondisi tubuh (kematian mendadak tidak jarang terjadi di antara olahragawan yang tengah berpacu di gelanggang atau melakukan latihan fisik yang melampaui kemampuannya); dan akhirnya kurangi sedapat mungkin stres kejiwaan.1 Upaya medis meliputi: penentuan persentase darah yang terpompa keluar dari bilik jantung (Ejection Fraction / EF test, normal: 55-70 persen), melalui pemeriksaan-pemeriksaan: Computerized Tomography (CT scan), Echocardiography (pemantauan jantung dan pembuluh-pembuluh darahnya melalui pantulan suara), kateterisasi jantung, Magnetic Resonance Imaging (IMR), dan penyuntikan radioaktif Thallium (nuclear scan); penentuan kadar elektrolit darah, terutama kadar kalium; dan pemasangan implantable cardioverter defibrillator (ICD) pada dinding bilik jantung untuk mencegah timbulnya ventricular fibrillation (VF).1 Namun, semua piranti kesehatan secanggih apa pun akan 'muspra' bila tidak disertai kesadaran dan keikutsertaan masyarakat. Petunjuk-petunjuk praktis (tips) sebagai pelengkap perubahan gaya hidup adalah minum delapan hingga sepuluh gelas air setiap hari; senam aerobik (berenang, berjalan, berlari-lari kecil

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 10

dan bersepeda) secara teratur; mengonsumsi vitamin B-1, B-12 dan asam folate (ketiganya menurunkan kadar homocysteine, penyebab utama penyumbatan pembuluh darah koroner), pemeriksaan rutin bagi mereka dengan denyutan jantung yang cepat atau lambat dan tidak teratur, mengidap kencing manis, hiperaktif kelenjar gondok, serta dalam garis keturunannya ada yang mati mendadak /mengalami serangan jantung; sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter ahli penyakit jantung bila dada terasa tertekan atau nyeri, nyeri daerah lambung yang tak menghilang dengan obat-obatan, napas pendek dan kepala terasa ringan, penglihatan menjadi gelap seperti akan tidak sadarkan diri (light syncope).1 PENATALAKSANAAN Untuk pertolongan pertama pada kasus demikian, tata laksana CPR atau teknik pemulihan denyut jantung dan pernapasan merupakan tindakan pertama yang dapat membantu memulihkan irama serta frekuensi normal denyut jantung. Namun jika belum menguasai CPR, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan usaha menekan tulang dada sedalam lima sentimeter (pada orang dewasa) sebanyak seratus kali per menit.5 Karena tingginya angka kematian penderita cardiac arrest, maka penanganan sesegera mungkin bagi yang mengalaminya harus dikerjakan. Metode yang sering dipakai yakni CPR Cardio Pulmonary Resusitation (CPR), yang dibagi menjadi dua, pertama, bantuan hidup dasar (BCLS=Basic Cardiac Life Support), kedua, bantuan hidup lanjut (ACLS = Advance Cardiac Life Support). Karena peristiwa Cardiac Arrest banyak terjadi diluar rumah sakit atau dalam kehidupan sehari-hari, maka CPR dasar banyak dilakukan dan diajarkan kepada tenaga kesehatan (perawat/paramedis) dan masyarakat awam. Sedangkan CPR lanjut dilakukan oleh dokter dan umumnya di rumah sakit. CPR dasar yaitu menekan dinding dada dengan kedalaman 5 cm (penderita dewasa) dengan kecepatan 100 kali permenit dan setiap 30 kompresi dada dilakukan 2 kali napas buatan, yaitu dengan meniup mulut penderita. Hal ini dilakukan terus sambil menunggu bantuan atau ambulance dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan CPR lanjutan (ACLS).5

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 11

Kompresi dada. Menurut, Dr Marc Eckstein (University of Southern California, Los Angeles), kompresi dada adalah lebih utama dan jangan dihentikan selama minimal 2 menit, baru diberi napas buatan dan cara ini akan jauh lebih baik. Tujuan CPR adalah mempertahankan agar jantung dan otak tetap mendapatkan aliran darah. Hasil studi yang dilakukan di Airport Chicago dan LasVegas didapatkan angka keberhasilan mencapai 50 sampai 74% bagi penderita yang mengalami cardiac arrest dan segera mendapatkan CPR dan defibrilasi (tindakan mekanis listrik dengan alat defibrilator, sehingga ritme jantung kembali

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 12

normal), tindakan CPR dan defibrilasi tersebut mereka lakukan dalam waktu yang sangat cepat, yaitu sekitar 3-5 menit setelah kejadian cardiac arrest. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka mempunyai tenaga terlatih, fasilitas dan alat yang memadai. Dengan demikian kiranya diperlukan peningkatan dan penambahan jumlah mereka yang terlatih melakukan tindakan CPR, tidak hanya terbatas tenada kesehatan akan tetapi mereka yang mempunyai hubungan erat dengan masyarakat umum. Diantaranya, petugas keamanan (satpam), kepolisian, pramuka, pemadam kebakan, tim SAR, ibu-ibu PKK, dan organisasi pemuda serta organisasi kemasarakatan lainnya. Peran tokoh masyarakat, pemerintah serta media cetak dan elektronik yang selalu menginformasikan tanda dan gejala serta pertolongan awal penderita cardiac arrest sangat diperlukan. Sehingga angka kematian penderita Cardiac Arrest dapat ditekan seminimal mungkin.5

Namun bagaimanapun juga, jantung harus segera mendapat alat kejut listrik yang disebut dengan defibrillator yang biasanya hanya ada di rumah sakit yang dapat menstimulasi pemulihan kembali arus listrik jantung. Secara signifikan, tidak ada gejala sama sekali yang membantu sebagai indikator bahaya menjelang gangguan cardiac arrest. Sangat berpotensi kondisi tersebut datang tiba-tiba tanpa diiringi gejala gangguan jantung pada umumnya seperti nyeri di bagian dada, kesulitan bernapas, atau bahkan tanpa gejala irama nafas kian memendek tiba-tiba. 5

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 13

Alat untuk menormalisasi denyut bilik jantung disebut defibrillator. Defibrillator adalah alat kejutan listrik yang mengembalikan irama dan frekuensi normal bilik jantung. Seyogianya, alat ini (automatic external defibrillator/AED) dan latihan penggunaannya tersedia pada perkantoran dan fasilitas-fasilitas umum serta di tempat tinggal mereka yang berisiko terserang cardiac arrest.1 Teknik pemulihan denyut jantung dan pernapasan (Cardiopulmonary Resuscitation-CPR) perlu diajarkan di sekolah-sekolah dan perkantoran, bahkan dimasyarakatkan melalui lembaga-lembaga sosial. Bila belum menguasai CPR, pertolongan pertama pada cardiac arrest adalah menekan tulang dada sedalam lima sentimeter (pada orang dewasa) sebanyak seratus kali per menit.1

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 14

Daftar Pustaka
1. Tik,
P.T., Pencegahan Kematian Mendadak, available at:

http://www.gizi.net/ cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1225075521,43328 2. Irdi, Cardiac Arrest, available at: http://www.irwanashari.com/2009/09/


cardiac-arrest.html.

3. Anonimous, Cardiac Arrest, available at: http://www.klikdokter.com/ article/detail/911. 4. Jack,


Mengenal Cardiac Arrest, available at: http://www.juraganmedis.com/ author/pakdejack.

5. Mujahid, Pertolongan Pertama Pada Penderita Cardiac Arrest, available


at:

http://nursing-community.blogspot.com/2009/09/pertolongan-pertama-

pada- penderita_14.html.

Mei, 2010 | Cardiac Arrest 15

You might also like