You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG BANK AGRONIAGA Tbk


PT Bank Agroniaga Tbk (Perseroan) merupakan salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia yang memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan. BANK AGRO pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis. Perseroan didirikan di Jakarta pada tanggal 27 September 1989 oleh para tokoh agrobisnis baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional. Kelahiran Perseroan mempelopori sejarah perbankan agrobisnis di Indonesia. Bahkan saat ini Perseroan merupakan satu-satunya Bank Agrobisnis di Indonesia. BANK AGRO yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990. BANK AGRO didirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang. Pada tahun 2003 Perseroan memperoleh Persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal menjadi Perusahaan Publik sehingga namanya menjadi PT Bank Agroniaga Tbk dan pada tahun yang sama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya. Seiring merger antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia, sejak tahun 2007 saham perseroan dengan kode AGRO tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006 Perseroan meningkatkan statusnya menjadi Bank Umum Devisa.
1

Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun BANK AGRO berhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari pemerintah.

Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha BANK AGRO. Sejak awal didirikan hingga saat ini portofolio kredit Perseroan sebagian besar (antara 65%-75%) disalurkan di sektor agrobisnis, baik on farm seperti usaha perkebunan kelapa sawit, perkebunan tebu, teh maupun peternakan sapi dan off farm seperti pengembangan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), pembiayaan perdagangan gula, hingga pembiayaan ekspor minyak sawit (CPO), teh, impor sapi, dan lain-lain. Perseroan membangun reputasi atas dasar pelayanan prima dan produk keuangan inovatif bagi nasabah didukung oleh jaringan kantor pelayanan di sentra-sentra agrobisnis di berbagai kota besar hingga pelosok perkebunan seperti Medan, Pekanbaru, Kasikan (Kampar), Dalu-Dalu (Rokan Hulu), Jambi, Lampung, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya dan Balikpapan melalui 20 kantor jaringan pelayanan yang didukung oleh 463 karyawan. Guna meningkatkan kualitas layanan, efisiensi dan keandalan, Perseroan terus melakukan upaya restrukturisasi yang mencakupaspek manajemen, karyawan, organisasi, sistem, budaya perusahaan dan identitas perusahaan. Upaya tersebut berhasil meletakkan landasan dan insfrastruktur yang baru guna mendukung pertumbuhan berdasarkan prinsip transparansi, tanggung jawab, integritas dan profesionalisme.

B. Struktur Organisasi

C. DEWAN KOMISARIS Indra Kesuma, Komisaris Utama (Independen) Warga Negara Indonesia. Beliau menempuh pendidikan terakhirnya di Golden Gate University, San Francisco, USA dalam bidang Master Business Administration (MBA). Karir perbankan dimulai di Citibank Jakarta (1971-1976), kemudian dilanjutkan di Bank Duta (1976-1989) dengan jabatan terakhir Area Manager Jawa Barat. Kemudian menjabat Direktur Operasi Bank Bukopin (1989-1992) dilanjutkan sebagai Direktur Komersial Bank Bukopin (1992-1995) dan menjabat Direktur Utama Bank Bukopin (1995-2000). Selanjutnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tanggal 2 Mei 2011 memberikan mandate menjadi Komisaris Utama (sekaligus Komisaris Independen) PT Bank Agroniaga Tbk. Roswita Nilakurnia, Komisaris Warga Negara Indonesia. Menjabat Komisaris Utama PT Bank Agroniaga Tbk sejak November 2009 dan mendapatkan mandat kembali sebagai Komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tanggal 2 Mei 2011. Jabatan lain yang menjadi tanggungjawabnya saat ini adalah sebagai Direktur Utama Dana Pensiun Perkebunan (sejak Mei 2009) sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Risna Karya Wardhana (Oktober2008 April 2009), Managing Director PT Overseas Securities (2007 2008), Presiden Direktur AAJ Batavia dan Corporate Finance Advisory Firm RSM AAJ Associates (1992 2006) dan Senior Advisor pada Flagler Management Advisory (1992). Susy Liestiowaty, Komisaris* Warga Negara Indonesia. Pendidikan formal terakhir tingkat Doktoral ditempuh di Institut Pertanian Bogor bidang Manajemen Bisnis-Agribisnis, sedangkan Master of Business Administration (MBA) diperoleh dari Case Western Reserve University, Ohio, USA bidang Banking and Finance. Karir perbankan dilalui di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dengan berbagai jabatan antara lain Kepala Bagian (Kabag) Pemasaran Divisi MJPP (1996-1998), Kabag Pengembagan Produk, Divisi Dana Ritel (1998-2001), Kabag. Pengembangan produk, Divisi consumer Banking (2001-2003),

staf Perencana Senior Divisi PBMR (2003-2005), Koordinator PBMR (2005-2006), kepala Desk Investment Banking Divisi treasury, Kepala Divisi Agribisnis (20092010), Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit (2010-sekarang). Selanjutnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tanggal 2 Mei 2011 memberikan mandate menjadi Komisaris PT Bank Agroniaga Tbk. Mochamad Sjafaat Ismail, Komisaris (Independen)* Warga Negara Indonesia, Pendidikan formal terakhir, Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Karirnya dilalui di bidang manajemen dan Agribisnis antara lain Direktur PT Aksis Analisindo (1990-1998), Direktur PT Tsamarot Indonesia (Fruit Processing) tahun (2010- sekarang). Selanjutnya pada Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Agroniaga Tbk tanggal 2 Mei 2011 memberikan mandat menjadi Komisaris PT Bank Agroniaga Tbk.

DIREKSI, terdiri dari : Ir. Marshal, Direktur Utama Mustari Damopolii, Direktur Zuhri Anwar, Direktur Lisa A. Wardhana, Direktur

D. PRODUK BANK AGRONIAGA Tbk


1. Pengerahan Dana Funding : Rekening Giro - Current Account Tabungan Saving Deposito on Call (DOC) Deposito Berjangka - Time Deposits

2. Penyaluran Dana Lending Kredit Modal Kerja (KMK) - Working Capital Kredit Investasi (KI) - Investment Credit Kredit Program - Program Credit KKPA KKP Inti-Plasma Kredit Usaha Kecil (KUK) - Small Enterprise Credit Kredit Program Karyawan - Employee Program Credit Kredit Multiguna - Multifuncional Credit Kredit Agro Griya - House Owners Kredit Agro Mobil - Car Owners

3. Jasa-Jasa Perbankan - Banking Service Bank Garansi - Bank Guarantee Local L/C (SKBDN) Safe Deposit Box Pembayaran Layanan Umum

E. VISI DAN MISI Visi


Mewujudkan bank komersial terkemuka yang fokus pada sector pertanian dalam mendukung pengembangan agrobisnis di Indonesia.

To be a leading commercial bank that focuses on the agricultural sector in supporting the development of agribusiness in Indonesia

Misi
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik pada segmen Usaha kecil dan Menengah (UKM) terutama sektor agrobisnis untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. b. Memenuhi kebutuhan pokok, jasa dan layanan perbankan yang berkualitas, didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance. c. Memberikan manfaat yang optimal bagi para stakeholder.

Budaya Perusahaan
Dalam upaya mencapai visi dan melaksanakan misi yang telah ditetapkan, seluruh sumber daya diberdayakan dengan selalu berpedoman pada nilai-nilai budaya perusahaan sebagai landasan berfikir, bertindak serta berperilaku sehingga terwujud budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah semangat untuk selalu tumbuh sesuai dengan perkembangan lingkungan yang dilandasi oleh integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan dan penghargaan kepada Sumber Daya Manusia.

BAB II VALUASI SAHAM


A. PENGERTIAN VALUASI SAHAM

Saham (stock) didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Penilaian saham atau valuasi dimaksudkan untuk mengetahui berapa nilai saham yang wajar saat ini. Valuasi berasal dari kata value (nilai), yang erat kaitannya dengan harga (price) saham. Pengertian valuasi secara sederhana adalah nilai seharusnya suatu saham, dimana terdapat berbagai metode untuk menentukannya. Sedangkan harga saham adalah harga di market pada saat ini. Dari hasil penilaian tersebut, akan diketahui apakah harga saham suatu perusahaan yang ada di pasar dinilai lebih (over value) atau dinilai kurang (under value), jika dibandingkan dengan harga yang berlaku saat ini. Dengan kata lain, penilaian (valuation) adalah proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Shannon Pratt mengajarkan bagaimana kita melakukan valuasi saham. Ada tiga pendekatan yang bisa digunakan yaitu Net Assets Approach, Market Approach dan Income Approach, yang bisa dipilih dengan memperhatikan karakteristik obyeknya. Dalam valuasi saham, perlu diperhatikan tujuan valuasi. Sehingga penggunaan metode, analisis dan penerapan unsur2 pembentuk nilai serta hasil valuasi tepat guna.

Ada beberapa teknik penilaian saham, yaitu menggunakan pendekatan nilai sekarang (present value approach), pendekatan PER (P/E Ratio approach), dan (3) model arus kas bebas (free cash flow). Selain itu, nilai saham dibedakan menjadi:

Nilai buku, nilai aktiva bersih (net assets) yg dimiliki pemilik dg memiliki satu lembar saham yang dapat dilihat dr laporan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Nilai buku Total Ekuitas Jumlah saham biasa yg beredar

Nilai pasar, harga pasar pada saat aktiva diperdagangkan yaitu ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yg bersangkutan di pasar bursa.

Nilai instrinsik, nilai sekuritas yang seharusnya dimiliki berdasarkan seluruh faktor
penilaian atau nilai nyata/sebenarnya (true value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan, seperti aktiva, pendapatan, deviden dan prospek perusahaan. Calon investor menghitung nilai instrinsik saham utk memutuskan

strategi investasinya. Seberapa jauh saham dinilai terlalu rendah (under - valued) atau terlalu tinggi (overvalued) tergantung pada perbandingan antara harga pasar dan nilai intrinsiknya.

B. PENGERTIAN VOLUME PERDAGANGAN Volume perdagangan merupakan hal yang penting bagi investor karena menggambarkan tingkat likuiditas suatu saham (Wiyani dan Wijayanto, 2005). Semakin besar volume transaksi, maka semakin cepat dan semakin mudah sebuah saham diperjualbelikan, sehingga transformasi saham menjadi kas semakin cepat pula. Transformasi inilah esensi dari likuiditas saham. Volume perdagangan menggambarkan reaksi pasar secara langsung. Volume perdagangan menunjukkan banyaknya lembar saham yang ditransaksikan selama periode waktu tertentu (Tandelilin, 2002). Makin banyak lembar saham yang ditransaksikan menunjukkan optimisme pasar terhadap sebuah saham dengan demikian harga saham akan meningkat (Hadianto, 2007). Volume perdagangan dapat juga diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diper-dagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume per-dagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diper-dagangkan. Ada kemungkinkan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan kos pemilikan saham sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan mem-persempit bid-ask spread saham tersebut.
9

C. TUJUAN VALUASI SAHAM

Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat return yg sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.
Hal ini dilakukan investor dalam melakukan analisis valuasi saham sebelum mulai berinvestasi, untuk memperkirakan berapa nilai intrinsik atau harga yang wajar untuk suatu saham berdasarkan data fundamentalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah nilai intrinsik dari saham, dan bertujuan pula untuk mengetahui apakah saham tersebut berada dalam kondisi Undervalued atau Overvalued

Dengan kata lain, analisis saham bertujuan untuk menafsir nilai suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price). Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut: Jika harga pasar < perkiraan harga wajar (NI) murah undervalued Jika harga pasar > perkiraan harga wajar (NI) mahal overvalued Jika harga pasar = perkiraan harga wajar (NI) normal

Perkiraan harga wajar suatu saham umumnya selalu berbeda dengan harga pasar. Jika perbedaannya cukup signifikan, saham-saham yang harganya murah dapat dibeli, sebaliknya saham yang harganya mahal sebaiknya jangan dibeli atau malah dijual saja jika anda miliki dengan harga perolehan yang murah. Dengan melakukan penilaian terhadap harga wajar saham diharapkan dapat membantu para investor dalam menentukan keputusan investasi.

D. METODE VALUASI SAHAM Valuasi saham dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain : a. Yang pertama adalah metode arus kas terdiskonto (Discounted Cash Flow). Dalam pendekatan ini akan mengunakan metode Dividen Discount Model (DDM). Pendekatan ini beranggapan bahwa harga saham biasa dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu dividen tahunan, pertumbuhan dividen, dan required rate of return

10

(tingkat pengembalian). Jika perusahaan memiliki risiko yang tinggi investor akan menetapkan required rate of return yang tinggi pula atas sahamnya. Oleh karena itu, agar dapat meyakinkan investor dalam berinvestasi pada perusahaan yang cukup berisiko, perusahaan harus menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. b. Yang kedua adalah dengan menggunakan pendekatan relatif valuation. Pendekatan ini akan menilai saham melalui Price to Book Value ratio (PBV). Price to Book Value ratio (PBVratio) adalah rasio perbandingan harga pasar saham (price) dan nilai buku persaham (book value per share). Dalam hal ini nilai buku persaham didapat melalui pembagian antara total modal (total equity) dan jumlah saham beredar (number of outstading share). Yang terakhir penggunaan metode CAPM (capital asset pricing model) untuk menentukan nilai wajar suatu saham. Ada beberapa cara untuk menentukan valuasi dari saham sektor perbankan. Tidak ada yang pasti benar dari beberapa metode dibawah ini yang dijabarkan, tetapi semuanya tergantung mau dilihat dari segi mana valuasi saham tersebut, antara lain :

P/BV ( Price to Book Value )


Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan untuk valuasi saham perbankan. BV = total equity / jumlah saham. Jadi metode ini digunakan untuk melihat harta bersih bank tersebut setelah dikurangi berbagai macam kewajibannya. Kenapa metode ini paling banyak digunakan? karena sektor perbankan merupakan satu-satunya sektor usaha dimana modal usahanya termasuk sangat kecil jika dibandingkan dengan total asetnya. Semakin tinggi ROE, maka investor semakin berani membeli harga saham bank tersebut dengan P/BV yang semakin tinggi. Pendekatan Nilai Buku terhadap Harga Saham merupakan pendekatan yang paling sederhana. Adapun nilai buku sebuah perusahaan dihitung sebagai berikut :

Ket : NBPS = nilai buku per saham NE = nilai ekuitas

11

QS

= kuantitas saham yang dikeluarkan perusahaan

Selanjutnya dihitung NBPS terhadap harga saham dengan rumusan sebagai berikut :

Dimana Q merupakan sebuah ratio yang dipergunakan untuk mengambil keputusan untuk membeli saham yang bersangkutan. Adapun criteria yang dipergunakan sebagai berikut : Q>1 Q=1 Q<1 saham sangat layak dibeli ya atau tidak saham tidak layak dibeli

PER (Price Earning Ratio)


Merupakan rasio antara harga saham dengan laba bersihnya dan merupakan
hubungan antara pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham. Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Bank dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar
12

saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price earning ratio adalah sebagai berikut :

Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Semakin tinggi PER maka harga saham tersebut semakin mahal,

jika semakin besar laba bersih perusahaan, maka rasio PER akan semakin turun. Kelemahan dari metode ini adalah hasil laba bersih dari suatu tahun buku tidak dapat diketahui ( jika tidak membaca secara lengkap laporan keuangan perusahaan tersebut ). Bisa saja lonjakan laba bersihnya berasal dari penjualan aset tetap, atau laba kurs, dll yang diluar dari kinerja operasional perusahaan tersebut. Jadi laba tadi bersifat one time only, not continuous.

Market Caps to Deposit


Metode ini digunakan untuk melihat seberapa jauh representasi prospek pertumbuhan dari sebuah bank. Logika yang digunakan untuk pengaplikasian rasio ini adalah DPK merepresentasikan dana yang bisa digunakan oleh bank tersebut untuk disalurkan menjadi aset produktif, terutama yang berimbal hasil tinggi. Pengukuran dengan rasio ini hanya akan valid jika sektor perbankan dalam kondisi baik, tidak dalam kondisi krisis ( utamanya krisis likuiditas ). Karena sebagian besar DPK tersebut bisa disalurkan menjadi kredit.

ROE to COE
Bila ROE ( Return On Equity ) dibawah COE ( return minimum yg disyaratkan investor untuk berinvestasi pada suatu saham ), maka investasi pada saham bank tersebut kurang baik ( beresiko tinggi ). ROE < COE maka kurang baik untuk berinvestasi.

13

E.

VALUASI SAHAM BANK AGRONIAGA Tbk

I.

METODE NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM (P/BV) Pendekatan nilai buku merupakan pendekatan yang paling sederhana dan

mudah dihitung. Pendekatan ini tidak bisa langsung dipergunakan di semua sector industry. Pendekatan ini sangat tepat dipegunakan pada bank, terutama Bank Agroniaga dimana sangat sulit meramalkan pendapatan perbankan karena pendapatannya merupakan hasil bunga atas dana yang dipinjamkan. Pendekatan ini sangat tepat bila perusahaan dianggap akan dibubarkan secepatnya dan perusahaan belum terdaftar di bursa. Investor yang ingin menjual sahamnya kepada pihak lain dimana perusahaan tersebut belum terdaftar di Bursa, maka penedekatan ini sangat tepat. Investor tidak dapat menggunakan metode lain karena adanya asimetris informasi yang dimilikinya. Oleh karena itu pada penelitian kali ini, laporan keuangan yang digunakan sebagai sampling adalah periode 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011. Pendekatan Nilai Buku terhadap Harga Saham merupakan pendekatan yang paling sederhana. Adapun nilai buku Bank Agroniaga dihitung sebagai berikut :

Tabel 1
Ekuitas Bank Agroniaga Periode 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam ribuan rupiah) NO 1 2 URAIAN Modal saham Tambahan modal disetor Laba (Rugi) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual Cadangan tujuan 2010 343,063,401 7,946,744 2009 341,820,533 8,000,110

3 4

8,373,439 116,559

(162,500) 116,559
14

5 6 7

Cadangan umum Saldo rugi Total Ekuitas

1,049,074 (82,263,160) 278,286,057

1,049,074 (2,929,275) 347,894,501

Pada catatan laporan keuangan disebutkan bahwa perusahaan mengeluarkan saham sebanyak 3.430.634.012 untuk periode 2010 dan sebanyak 3.418.205.328 saham pada periode 2009 dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun nilai buku perusahaan sebagai berikut : NBPS2009 = NE2009 / QS2009 = Rp. 347.894.501.000 / 3.418.205.328 = Rp. 101,7769466

NBPS2010 = NE2010 / QS2010 = Rp. 278.286.057.000 / 3.430.634.012 = Rp. 81,117


Berdasarkan perhitungan Nilai buku per saham maka terjadi penurunan nilai buku per saham dari tahun 2009 ke tahun 2010. Penurunan nilai buku ini tidak diharapkan oleh perusahaan dan bila terjadi likuidasi maka investor akan memperoleh sebesar nilai buku tersebut. Harga saham Bank Agroniaga Tbk pada 23 Maret 2011 adalah sebesar Rp. 166,- di BEJ. Adanya nilai buku per saham dan harga saham maka dapat dihitung rasio tersebut, yaitu :

Q2010 = NBPS2010 / Price = Rp. 81,117 / Rp. 166


= 0.488662453

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh Q = 0,488. Jika Q < 1 maka saham Bank Agroniaga Tbk tersebut tidak layak untuk dibeli. Namun, Bank Agroniaga Tbk memiliki Volume perdagangan sebesar 810.000 yang cukup tinggi, hal ini berbanding terbalik dengan Q nya yang kurang dari 1.

15

Table 2
Ekuitas Bank Agroniaga Tbk periode September 2011 dan 31 Desember 2010 (dalam jutaan rupiah)

NO 1 2

URAIAN Modal saham Tambahan modal disetor Laba (Rugi) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual Cadangan tujuan Cadangan umum Saldo rugi Total Ekuitas

2011 361,809,558 13,389,364

2010 343,063,401 7,946,744

3 4 5 6 7

26,222,220 116,559 1,049,074 (56,542,747) 346,044,028

8,373,439 116,559 1,049,074 (82,263,160) 278,286,057

Pada catatan laporan keuangan disebutkan bahwa perusahaan mengeluarkan saham sebanyak 3.618.095.578 saham pada periode September 2011 dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun nilai buku perusahaan sebagai berikut : NBPS2011 = NE2011 / QS2011 = Rp 346.044.028.000 / 3.618.095.578 = Rp. 95,64

Harga saham Bank Agroniaga Tbk pada 28 Oktober 2011 adalah sebesar Rp 135,- di BEJ. Adanya nilai buku per saham dan harga saham maka dapat dihitung rasio tersebut, yaitu : Q2011 = NBPS2010 / Price
= Rp. 95,64 / Rp. 135

= 0,708
Berdasar angka Q2010 maka saham Bank Agroniaga Tbk tidak layak untuk dibeli.

Hal ini sesuai dengan Volume perdagangannya yang sangat rendah, yaitu 61.000.

16

II.

PER (PRICE EARNING RATIO)


Merupakan rasio antara harga saham dengan laba bersihnya dan

merupakan hubungan antara pasar saham dengan earning per share. a. Periode 31 Desember 2010 dan 2009 EPS = EAT / SHARE EPS2010 = Rp. 14.026.715.000 / 3.430.634.012 = Rp. 4,088 / share berarti untuk setiap satu lembar saham rata-rata laba yang diperoleh adalah Rp 4,088.

PER2010 = Price / EPS = Rp. 166 / Rp. 4,088 = 40,6 PER Bank Agroniaga cukup tinggi pada periode ini, hal ini mengindikasikan bahwa harga saham tersebut cukup mahal, yang dapat menurunkan minat para investor.

b. Periode September 2011 dan 31 Desember 2010 EPS = EAT / SHARE = 26.156.019.000 / 3.618.095.578 = Rp. 7,229 / share

berarti untuk setiap satu lembar saham rata-rata laba yang diperoleh adalah Rp 7,229.

PER2011 = Price / EPS = Rp. 135 / Rp. 7,229 / share = 18,674 PER untuk Periode September 2011 mengalami penurunan, Bagi investor semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan volume perdagangannya. Karna volume perdagangan periode September 2011
17

mengalami penurunan dibanding Periode Desember 2010, karna hanya mencapai 61.000 saja.

III. ANALISIS DUA TITIK


Periode Laporan Keuangan Valuasi Saham PER (PRICE EARNING RATIO) Berdasarkan perhitungan Nilai buku

P/BV ( Price to Book Value )

per saham terjadi penurunan nilai buku per saham dari tahun 2009 ke tahun 2010. Penurunan nilai buku ini tidak diharapkan oleh perusahaan dan bila

PER Bank Agroniaga cukup tinggi pada periode 31 Desember 2010 ini, hal tsb mengindikasikan

terjadi likuidasi maka investor akan bahwa harga saham tersebut cukup memperoleh tersebut. sebesar nilai buku mahal, yang dapat menurunkan

minat

para

investor.

Namun,

volume perdagangannya mencapai 810.000, hal tersebut tingkat kepada

mengindikasikan kepercayaan Berdasarkan perhitungan, diperoleh cukup tinggi. Q = 0,488. Jika Q < 1 maka saham a. Periode 31 Desember 2010 dan 2009 Bank Agroniaga Tbk tersebut tidak layak untuk dibeli. Namun, investor

saham atau Bank Agroniaga Tbk

volume perdagangannya mencapai 810.000, ini cukup tinggi. Investor masih memiliki minat terhadap saham ini, hal ini dapat terjadi, artinya investor atau pelaku pasar memiliki tingkat kepercayaan

kepada saham atau Bank Agroniaga Tbk.

18

PER Berdasar jumlah Q2010 sebesar lebih

Periode

September

2011

sebesar 18,674 . Jumlah PER ini

kecil

dibanding Bagi

periode investor,

0,708 maka saham Bank Agroniaga sebelumnya.

Tbk tidak layak untuk dibeli. semakin kecil PER suatu saham, Karena Q < 1 sehingga tidak layak semakin bagus, karena saham
b.Periode September 2011 dan 31 Desember 2010

untuk dibeli. Hal ini sesuai dengan tersebut termasuk dalam kategori Volume perdagangannya yang murah. Dengan kata lain, semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk sangat rendah, yaitu 61.000.

diinvestasikan. Namun,
Berdasarkan perhitungan Nilai buku terbalik,

hal

ini karena

berbanding volume

per saham terjadi kenaikan nilai buku perdagangan periode September per saham pada tahun 2011.

2011

mengalami Periode hanya

penurunan Desember mencapai Hal ini

dibanding 2010, 61.000

karna

saja.

mengindikasikan tingkat

menurunnya terhadap

kepercayaan

saham Bank Agroniaga Tbk.

19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis valuasi yang telah dilakukan terhadap saham Bank AgroNiaga Tbk periode 31 Desember 2010 dengan menggunakan metode Nilai Buku, terjadi penurunan
nilai buku per saham dari tahun 2009 ke tahun 2010. Dan diperoleh Q = 0,488 yang berarti

saham Bank Agroniaga Tbk tersebut tidak layak untuk dibeli. Selain itu, PER Bank Agroniaga cukup tinggi, yang berarti bahwa harga saham tersebut cukup mahal. Namun, volume perdagangannya mencapai 810.000 yang mengindikasikan investor atau pelaku pasar memiliki tingkat kepercayaan kepada saham atau Bank Agroniaga Tbk.

2. Valuasi saham Bank Agroniaga periode September 2011 menggunakan metode Nilai Buku
menghasilkan bahwa saham Bank Agroniaga Tbk tidak layak untuk dibeli dan PER

Bank Agroniaga mengalami penurunan. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan volume perdagangannya yang mengalami penurunan, karna hanya mencapai 61.000 saja. Hal ini mengindikasikan menurunnya tingkat kepercayaan terhadap saham Bank Agroniaga Tbk.

B. SARAN
1. Pada penelitian ini hanya menggunakan metode PBVratio dan PER. Disarankan untuk

penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang lain seperti metode abnormal Earning, Nilai Net Tangibel Assets, Market Caps to Deposit dan ROE to COE dengan tujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya, sehingga secara keseluruhan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
2. Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan valuasi saham pada laporan keuangan

periode 31 Desember 2010 dan September 2011. Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat melakukan fore casting terhadap tahun-tahun yang akan datang.

20

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2004-2008. http://www.ebursa.com (1 Juni 2009) Abdul dan Nasuhi Hidayat, (2000), Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan Dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Industri Rokok Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model Koreksi Kesalahan, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3 No.1, Januari, Hal 69-85. http://jokonurjadi.blogspot.com/2008/05/periksa-sebelum-membeli.html Wiyani, W. & A. Wijayanto. 2005. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Harga Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol. 9(3): 884-903. Tandelilin, Eduardus. 2002. The Impact of Financial Crisis on Stocks Behavior: Evidence from Jakarta Stock Exchange. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 17 No.4: 361-371. Manurung, Adler Haymans (2011); Valuasi Wajar Perusahaan. Cetakan pertama : April 2011. Jakarta.: PT Adler Manurung Press.
Hadianto, Bram. 2007. Pengaruh Volume Perdagangan dan Risiko Sistematik Terhadap Return Saham Telkom dan Indosat selama Tahun 1997-2004 di Bursa Efek Jakarta. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan. Bandung: Universitas Padjadjaran.

http://www.saham.us/index.php/belajar-saham/investor-fundamental/4313-valuasi-sahamdengan-garp www.idx.com http://id.wikipedia.org/wiki/Valuasi_Saham


http://www.bankagro.co.id/ http://economy.okezone.com/read/2010/10/04/226/378719/price-earning-ratio

21

22

23

You might also like