You are on page 1of 9

Produk Haram

Sabtu, 21-Juni-2008, Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah

Kecintaan terhadap lawan jenis merupakan fitrah yang ada pada setiap manusia yang
sempurna. Inilah hikmah diciptakannya manusia dengan jenis yang berbeda, berupa laki-
laki dan wanita.

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (Q.S. Ali Imran: 14).

Namun kecintaan kepada lawan jenis, harus diletakkan pada tempatnya sesuai aturan
syari’at. Jika tidak, maka di sinilah manusia akan hidup seperti binatang, bahkan lebih
keji lagi. Cara dan tipsnya yang syar’i, bina dan tumbuhkan cinta ini dalam rumah tangga
melalui gerbang nikah, bukan sebelum berumah tangga, karena ini terlarang dalam agama
kita.

Pembaca yang budiman, kecintaan terhadap lawan jenis inilah yang menjadi alasan dua
anak manusia terjerumus dalam perkara haram, hina dan keji dengan menjalin hubungan,
memadu kasih, mengukir kisah asmara dan berjanji setia sehidup dan semati, atau lebih
akrab disebut dengan istilah "pacaran" !!!

Betapa banyak harta yang terbuang karenanya, betapa banyak manusia menjadi gila
karena ulahnya, betapa banyak kemaksiatan yang terjadi karena melakukannya, dan
jiwapun melayang disebabkan olehnya. Namun sangat sedikit manusia yang mau
mengambil pelajaran.

Lalu kenapa produk barat yang bermerek "pacaran" ini masih menjadi "virus" yang
menjangkiti hampir semua kalangan, mulai dari Sekolah Dasar, SMP, SMA, sampai di
bangku kuliahan. Mereka merasa malu, bila masih sendiri alias belum punya pacar.
Semua ini disebabkan karena hawa nafsu yang sudah berkuasa pada diri seseorang,
kurangnya perhatian orang tua, dan jauhnya mereka dari agama.
Berbagai macam dalih dan beribu merek alasan yang sering dilontarkan untuk
menghalalkan produk haram ini. Yah, "alasanya mengikuti perkembangan zaman", "cara
untuk mencari dan memilih pasangan hidup, agar bisa saling mengenal karakter dan sifat
masing-masing sebelum menjalani bahtera kehidupan rumah tangga". Ini adalah jerat-
jerat setan. Lalu sampai di mana kalian akan saling mengenal pasangan? Apakah sampai
harus melanggar batasan-batasan Allah !!? Ini adalah pintu kebinasaan yang akan
menghinakan dirimu.

Dalil Haramnya Pacaran

Allah -Azza wa Jalla- Yang Maha Penyayang kepada hamba-Nya telah menutup segala
celah yang bisa membinasakan hamba-Nya, di antaranya adalah zina, dan segala
pengantar menuju zina. Allah –Azza wa Jalla- berfirman:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Isra’ : 32)

Allah telah melarang hamba-Nya untuk mendekati perzinaan, karena zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. Maka segala hal yang bisa
mengantarkan kepada bentuk perzinaan telah diharamkan pula oleh Allah.
Sedangkanpacaran adalah sebesar-besar perkara yang bisa mengantarkan ke pintu
perzinaan !!! Data dan realita telah membuktikan; tak perlu kita sebutkan satu-persatu
kisah buruk dan menjijikkan, dua insan yang dimabuk asmara.

Jika Allah dalam ayat ini mengharamkan pengantar menuju zina (diantaranya pacaran),
maka tentunya Allah mengharamkannya karena hal itu akan menimbulkan mafsadah
(kerusakan) di atas permukaan bumi, seperti kerusakan nasab, harga diri, rumah tangga,
dunia, dan akhirat.
Para Pembaca yang budiman, Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah
menjelaskan firman Allah di atas, kenapa Allah mengharamkan pacaran? Jawabnya,
berdasarkan hadits-hadits yang ada, bahwa pacaran mengandung beberapa perkara
maksiat lainnya; satu dengan lainnya saling mengundang, seperti:

Memandang Lawan Jenis yang Bukan Mahram

Saling memandang antara satu dengan yang lainnya sudah menjadi perkara yang lumrah
bagi dua insan yang dimabuk cinta. Sementara memandang lawan jenis bisa
membangkitkan syahwat apalagi bila sang wanita berpakaian ketat yang menampakkan
lekuk-lekuk tubuhnya. Oleh karena itu "bohong" bila seorang laki-laki tidak tergiur
dengan penampilan wanita yang menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya, apa lagi sang
wanita tergila-gila kepadanya dan tiap hari berada di sisinya. Sebenarnya sang laki-laki
bejat tinggal menunggu waktu dan kesempatan saja untuk bisa melampiaskan nafsu
setannya. Setelah itu terjadilah apa yang terjadi… naudzu billahi min dzalik.

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim menjaga matanya dari memandang perkara-
perkara yang diharamkan untuk dilihat. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya (dari hal yang haram); yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka
perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya (dari yang haram)". (QS. An-Nur: 30-31).

Jarir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhuma- berkata,

َ‫صرَك‬
َ َ‫صرِفْ ب‬
ْ ِ‫ ا‬:َ‫ج َأةِ ؟ فَقَال‬
ْ َ‫سّلمَ عَنْ نَظَرِ الْف‬
َ َ‫علَ ْي ِه و‬
َ ِ‫صلّى ال‬
َ ِ‫س ْولَ ال‬
ُ َ‫س َألْتُ ر‬
َ
"Aku bertanya kepada Rasulallahi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang pandangan
yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda, "Palingkan pandanganmu". [HR.
Muslim (2159), Abu Dawud (2148), At-Tirmidziy (2776)]

Memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang (bukan mahram), meskipun tanpa
syahwat, maka ia adalah zina mata. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

ُ ‫ وَاللّسَا‬،ُ‫ وَالُْذُنَانِ ِزنَاهُمَا الْسْ ِتمَاع‬، ‫ ا ْلعَيْنَانِ َزنَاهُمَا النّظَ ُر‬:َ‫ك لَ مَحَالَة‬
‫ن‬ َ ِ‫ك ذل‬
ٌ ِ‫علَى ابْنِ َا َدمَ َنصِ ْيبُهُ مِنَ الزّنَا ُمدْر‬
َ َ‫كُتِب‬
ُ‫ق َذلِكَ الْفَ ْرجُ َأوْ ُي َكذّبُه‬
ُ ّ‫صد‬
َ ‫ وَ ُي‬،‫ وَالْ َقلْبُ َي ْهوَى َويَتَ َمنّى‬،‫جلُ ِزنَاهُ الْخُطَا‬
ْ ّ‫ وَالر‬،ُ‫ وَالْ َيدُ زِنَاهُ الْ َبطْش‬،ُ‫لم‬
َ َ‫زِنَاهُ ا ْلك‬

"Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya,
kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah
(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah
melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah
yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya". [HR. Al-Bukhoriy
(5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

Saling Merayu, dan Menggoda dengan Suara Lembut

Lalu bagaimana lagi jika yang dilakukan bukan hanya sekedar memandang, tapi juga
dibumbui dengan cumbu rayu, berbalut suara yang mengundang syahwat dan sejuta
godaan dusta!! Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

"Maka janganlah kamu tunduk (bersuara lembut) dalam berbicara sehingga


berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan
yang baik". (QS. Al-Ahzab:32).
Al-Hafizh Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata menafsirkan ayat ini, "Maknanya hal ini,
seorang wanita berbicara (di balik tirai dan penghalang, -pent) dengan orang lain
dengan ucapan yang di dalamnya tak terdapat kemerduan suara, yakni seorang wanita
tidak berbicara dengan orang lain sebagaimana ia berbicara dengan suaminya (dengan
penuh kelembutan)". [Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (3/636)]

Jadi, seorang lelaki atau wanita terlarang untuk saling menggoda, merayu, dan bercumbu
dengan ucapan-ucapan yang membuat salah satu lawan jenis tergoda, dan terbuai
sehingga pada gilirannya membuka jalan menuju zina, baik itu zina kecil (seperti
memandang, saling memikirkan, dan lainnya), maupun zina besar !!

Menemui Wanita Tanpa Mahram, dan Tanpa Pembatas

Sehari bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sebulan, dan sebulan bagaikan setahun bila
sepasang anak manusia yang sedang dimabuk cinta tidak bertemu. Ketika mereka
bertemu, pastilah berduaan. Sang pria berusaha sebisa mungkin menemui si wanita, tanpa
ada mahram, dan tanpa pembatas berupa tirai yang melindungi mereka dari pandangan
syahwat. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

ُ‫ الْحَ ْموُ الْ َموْت‬: َ‫ح ْموَ؟ قَال‬


َ ْ‫ َأفَرَأَيْتَ أل‬:ِ‫ن الَْ ْنصَار‬
َ ِ‫جلٌ م‬
ُ َ‫ فَقَالَ ر‬.ِ‫علَى النّسَاء‬
َ َ‫خ ْول‬
ُ ّ‫َإيّاكُ ْم وَالد‬

"Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita". Seorang lelaki dari kalangan Ashar
berkata, "Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami?" Maka Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, "Mereka adalah kematian (kebinasaan)". [HR.
Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]
Berduaan antara Pria dan Wanita

Lebih para lagi, jika pria dan wanita yang berpacaran ini saling berduaan, karena setan
sudah hampir berhasil menjerumuskan keduanya dalam zina. Makanya, kasus zinanya
orang yang berpacaran, itu terjadi di saat mereka berduaan; saat mereka bebas
mengungkap isi hatinya, dan syahwatnya yang bergejolak kepada lawan jenisnya. Sebab
itu, kedua pasangan yang haram ini berusaha mencari tempat yang tersembunyi, dan jauh
dari jangkauan manusia; ada yang pergi ke daerah wisata Malino, Bantimurung, tepi
pantai; ada yang lebih elit lagi sewa hotel, villa, dan lainnya. Untuk apa? Agar bebas
berduaan melampiaskan birahinya yang keji !!! Di lain sisi, sebagian wanita tak sadar jika
ia akan dihinakan dengan perbuatan itu, karena hanya sekedar janji-janji muluk dan dusta.
Sadarlah wahai kaum wanita, jika seorang lelaki yang mengungkapkan cintanya
kepadamu, tanpa melalui pintu nikah, maka ketahuilah bahwa itu adalah "cinta palsu",
dan "janji dusta"

Seorang dilarang berduaan dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya, karena hal itu
akan membuat setan lebih leluasa menggoda dan menjerumuskan seseorang dalam zina,
dan pengantarnya. Rasulllah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

‫ح ُد ُكمْ بِامْرََأةٍ َفإِنّ الشّيْطَانَ ثَالِ ُثهُمَا‬


َ َ‫خُلوَنّ أ‬
ْ َ‫لَ ي‬

"Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan
seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya". [HR. At-Tirmidziy (2165), dan
Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

Memegang dan Menyentuh Pacar

Pacaran tidaklah lepas dari bersentuhan, entah dengan cara berjabat tangan, berboncengan
di atas kendaraan, atau berpegangan, berpelukan, berciuman dan lainnya. Ketahuilah
bahwa memegang dan menyentuh wanita yang bukan mahram kita adalah perbuatan yang
diharamkan dalam agama kita. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

ُ‫ح ّل لَه‬
ِ َ‫خيْ ٌر لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسّ امْرََأ ًة لَ ت‬
َ ٍ‫حدِ ْيد‬
َ ْ‫جلٍ بِمِخْ َيطٍ مِن‬
ُ َ‫طعَنَ ِفيْ رَأْسِ ر‬
ْ ُ‫لَنْ ي‬

"Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya
dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya". [HR. Ar-Ruyaniy
dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Al-Allamah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy-rahimahullah- berkata


setelah menguatkan sanad hadits diatas dalam Ash-Shohihah (1/1/448), "Dalam hadits
ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang menyentuh wanita yang tak halal
baginya. Jadi, di dalamnya juga ada dalil yang menunjukkan haramnya berjabat tangan
dengan para wanita (yang bukan mahram), karena berjabat tangan dicakup oleh kata
"menyentuh", tanpa syak. Perkara seperti ini telah menimpa kebanyakan kaum muslimin
di zaman ini. (Namun sayang), di antara mereka ada yang berilmu andaikan ia ingkari
dalam hatinya, maka masalahnya sedikit agak ringan. Cuman mereka ini berusaha
menghalalkannya dengan berbagai jalan, dan takwil. Telah sampai suatu berita kepada
kami bahwa ada seorang tokoh besar di Al-Azhar telah disaksikan oleh sebagian orang
sedang berjabat tangan dengan para wanita !! Hanya kepada Allah tempat kita mengadu
dari keterasingan Islam".

Nasihat bagi Orang Tua

Suatu perkara yang membuat kita sedih, orang tua tidak peduli lagi dengan anak gadisnya
ketika keluar rumah bersama laki-laki yang bukan mahramnya. Keluar dengan berpakaian
serba ketat, kemudian dibonceng,. Tidak tahu kemana anak gadisnya dibawa pergi. Lalu
terjadilah apa yang terjadi. Si gadis terkadang pulang larut malam, namun orang tua
hanya membiarkan kemungkaran terjadi di dalam rumah tangga, dan keluarganya. Inilah
Dayyuts yang diharamkan baginya jannah (surga). Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda,
َ‫خمْ ِر وَ ا ْلعَاقّ َو الدّ ّيوْثُ اّل ِذيْ يُقِرّ ِفيْ َأ ْهلِهِ الْخُ ْبث‬
َ ْ‫ ُمدْمِنُ ال‬: َ‫علَ ْي ِهمُ الْجَنّة‬
َ ُ‫ثَلَثَةٌ َقدْ حَ ّر َم ال‬

"Ada tiga golongan yang sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer,
orang yang durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan perbuatan
keji dalam keluarganya". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-
shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (3047)]

Jika kita melirik ke arah yang lain, ternyata ada juga wanita yang berbusana muslimah
dan pria memakai gamis jatuh ke dalam jerat setan ini. Mereka sebut dengan istilah
"pacaran islami". Tentunya ini justru lebih berbahaya karena jalan menuju perzinaan
yang telah dibungkus dengan label "islami". Padahal sungguh agama Islam yang suci ini
telah berlepas diri dari perbuatan ini.

Pacaran yang merupakan pos dan gerbang menuju zina ini, jika dianggap "islami"
-padahal itu haram berdasarkan ayat yang lalu-, maka kami khawatirkan akan muncul
generasi yang akan menghalalkan perkara-perkara haram lainnya, karena dipoles dan
dihiasi dengan label "islami" sehingga mereka nantinya akan membuat istilah "musik
islami", "khomer islami", "mencuri islami", "riba islami", "judi islami", dan lain
sebagainya. Padahal musik, khomer, mencuri, riba, dan judi adalah perkara-perkara
haram, namun dihalalkan oleh mereka hanya karena permaiman kata yang licik. Na’udzu
billah min dzalik !!

Akhirnya kami nashihatkan kepada kaum yang dilanda asmara agar segera bertaubat
kepada Allah sebelum nyawa meregang. Hentikan pacaran yang akan menjatuhkan kalian
dalam jurang kenistaan. Jagalah kehormatan kalian yang suci dengan tameng ketaqwaan
kepada Allah -Ta’ala- .

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 67 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec.
Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan
Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan
Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah
Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan
hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

http://almakassari.com/?p=276

You might also like