Professional Documents
Culture Documents
STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN Mardawiah Kadir Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK
Strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, oleh sebab itu guru dituntut memiliki kemampuan strategis membuat suatu perencanaan mulai dari memikirkan pendekatan yang relevan, model dan metode pembelajaran, sampai kepada taktik dan teknik mengajar yang baik. Strategi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan tidak lain adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru agar tepat dalam memilih dan memilah pendekatan, model, metode maupun taktik dan teknik mengajar, dan upaya-upaya tersebut dapat terlihat pada kemampuan guru berkomunikasi, menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal, demikian pula kemampuan guru menyegarkan suasana kelas, misalnya memberi contoh yang lucu, anekdot yang menyedot perhatian, atau visual gambar yang jenaka. Strategi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah entry point pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, tentu saja dalam upya pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Key Words: Strategi pembelajaran, kreatif, menyenangkan.
PENDAHULUAN Strategi pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk membuat suatu perencanaan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, oleh sebab itu kualitas peserta didik sangat tergantung pada kemampuan guru dalam membuat perencanaan.
Tetapi perlu diketahui bahwa strategi pembelajaran itu sendiri baru merupakan konsep dasar, masih ada tindak lanjut berupa seperti model implementasi pendekatan pembelajaran,
perencanaan, pembelajaran,
yang perlu mendapat perhatian sebelum guru mengambil keputusan dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang
orientasi pembelajaran dilakukan dengan Student Centered Approach, sebaliknya karena kemampuan siswa rendah maka pendekatan pembelajaran yang tepat
ketepatan seorang guru dalam mengambil keputusan, metode mengajar. Pengambilan keputusan yang baik pendekatan, taktik dan model, teknik
maka tugas guru selanjutnya adalah memilih dan memilah model, metode
maupun
maupun taktik dan teknik mengajar yang tepat sehingga bisa tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Dengan demikian strategi pembelajaran
baik, tentu saja sangat terkait dengan pendekatan pembelajaran yang dalam tulisan ini secara sederhana diartikan sebagai cara pandang seorang guru terhadap siswa yang dilakukan melalui konsep, teori atau dalam bingkai
merupakan satu matarantai yang tidak terpisahkan dengan pendekatan, model, metode, taktik dan teknik mengajar sebagaimana disebutkan di atas. KONSEPSI STRATEGI Istilah strategi berawal dari TENTANG
perspektif tertentu. Pendekatan yang tepat tentu saja akan menjadi entry langkah karena point dalam
kegiatan yang berhubungan dengan dunia militer yang diartikan sebagai rencana pengalokasian dan penggunaan pasukan dan peralatan militer di medan perang
menentukan misalnya
selanjutnya, punya
siswanya
guna memenangkan pertempuran atau merebut daerah teritorial. Istilah berkembang kehidupan pendidikan. mengemukakan hakekatnya (planning) strategi dalam termasuk kemudian aspek dunia (2000) pada
pendekatan
yang
bisa
mendukung
tercapainya tujuan yang ingin dicapai (Sardiman, 2000). Strategi adalah sebuah
banyak dalam
perencanaan, dan kalau kata stretegi itu sendiri ditambah pembelajaran, maka strategi pembelajaran tidak lain adalah upaya seorang guru untuk membuat suatu perencanaan dalam rangka
perencanaan managemen
(management) untuk mencapai tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan pembelajaran
merupakan cara pandang seorang guru terhadap siswa, bukan saja berdasarkan fakta empirik, akan tetapi juga dilandasi dengan berbagai teori yang berhubungan dengan Meskipun proses belajar mengajar. tetapi
bagaimana taktik operasionalnya secara tehnis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa
berbeda-beda sewaktu-waktu, tergantung bagaimana situasi yang sedang dihadapi. Kalau strategi adalah peta atau jalan untuk mencapai tujuan, maka upaya ke arah itu harus melalui taktik atau pendekatan, karena itulah strategi disini adalah upaya menyatukan taktik atau
istilahnya
berbeda,
strategi pembelajaran yang umumnya dipergunakan pembelajaran Learning) adalah Ekspositori dan Strategi (Expository
Enquiry-Discovery
(Expository pendekatan
mengajar. Guru dalam memberi materi selalu berupaya untuk tidak tuntas, diupayakan agar ada kreatifitas dari siswa untuk menyempurnakan materi yang diberikan kepadanya. Kedua pendekatan pembelajaran
pembelajaran yang berorientasi guru, yang beranggapan bahwa siswa belum memiliki banyak pengetahuan, karena itulah mereka harus diberi ceramah dalam bentuk materi untuk mencapai tujuan
di atas, tentu saja sangat tergantung pembelajaran. kepada siswa, kalau dianggap kurang Pendekatan ini memandang siswa mampu sebagai objek yang harus mengikuti apa bantuan guru maka lebih baik diberikan yang diinginkan oleh guru, oleh sebab itu pendekatan perlu suatu kemampuan dan keterampilan Learning), dan selanjutnya kalau siswa bagi guru dalam menyampaikan pesan punya kemampuan atau potensi diri untuk agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, berkembang karena disadari adalah bahwa unsur cara berharap menyampaikan yang pendketannya lebih kepada Enquirypenting, tumpuan pembelajaran ada pada Discovery Learning. Uraian di atas guru. memberi Selanjutnya Enquiry-Discovery petunjuk bahwa kedua pendekatan masing-masing mempunyai keunggulan, dengan begitu tergantung kepada guru bagaimana bisa memperoleh data dan fakta tentang siswa yang mereka ajar. Data dan fakta ini akan menjadi acuan untuk mempertimbangkan dan kepada guru maka tanpa terlalu banyak Ekspositori (Expository mengembangkan diri tanpa
Learning dalah pendekatan pembelajaran yang menganggap siswa sudah punya kemampuan untuk mengembangkan diri, oleh sebab itu mereka harus diberi ruang untuk berpartisipasi dalam proses belajar
menetapkan tentang pendekatan apa yang bisa dilakukan, serta model pembelajaran apa yang harus dipergunakan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa model pembelajaran yang mungkin bisa dipergunakan dalam proses belajar mengajar antara lain Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL), model pembelajaran Competency Based Training (CBT), model pembelajaran Colaborative Learning (CL).
memungkinkan peserta didik untuk kritis yang pada gilirannya bisa menguatkan, memperluas dan sekaligus menerapkannya dalam kehidupan dan dunia kerja pada umumnya. Pengajaran kontekstual dan pembelajaran merupakan suatu konsepsi
yang membantu dosen meningkatkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Pembelajaran untuk ini memotivasi mahasiswa penerapannya menghubungkan kehidupan
pengetahuan yang diperoleh di kelas dan dalam mahasiswa sebagai anggota masyarakat
Model pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah model yang realistik, artinya siswa disamping diberi materi berupa teori juga alat peraga yang memungkinkan mereka melihat langsung apa yang terkandung dalam teori tersebut. Bukan hanya itu, kalau memungkinkan siswa atas bimbingan gurunyadibawa langsung langsung ke lokasi yang benarbenar bersinggungan antara teori yang disuguhkan dalam kelas dengan dunia nyata. Model, pembelajaran ini merupakan bagian dari problem solving, dimana siswa dilatih untuk bekerjasama memecahkan masalah, itu sebabnya mereka di beri simulasi agar terbiasa memecahkan masalah dalam situasi dan kondisi apapun juga. Model ini
dan nantinya sebagai tenaga kerja (US Departement of Education and the Nation School-to-Work Office, 2001) dalam Haryoko (2005). Disamping model CTL, ada lagi model pembelajaran yang disebut model Pembelajaran Training Competency Model ini Based lebih (CBT).
menekankan pada upaya agar peserta didik menguasai suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu (Mastery Learning). Hal ini mengarah kepada spesialisasi sesuai dengan tuntutan kerja yang memang menghendaki demikian. Pada model ini peserta didik dituntut diri, untuk memacu diri mengembangkan kemampuan dan potensi karena penguasaan kompetensi
dalam proses belajar mengajar bukan ditentukan oleh sendiri sampai waktu sebagaimana sejauh terhadap mana suatu lasimnya, akan tetapi oleh peserta didik penguasaannya kompetensi tertentu. model ini menuntut untuk betul-betul
antara teori yang diperoleh di kelas dengan praktek di lingkungan industri. Model kemitraan ini diharapkan akan menjadi sarana mendekatkan guru atau dosen, sekaligus peserta didik dengan dunia yang kelak akan dihadapinya. Kalau ini terlaksana dengan baik maka terjadilah wing-wing solution, dimana lembaga pendidikan dapat menciptakan luaran yang memang punya kompetensi tertentu, dan industri juga mempeoleh tenaga kerja yang memang dia butuhkan (Semiawan, C.R , 1991). Kehadiran industri dalam dunia pendidikan memang sangat ditunggutunggu, karena pemerintah disamping memiliki kemampuan yang terbatas juga telah memberi kewenangan yang besar kepada industri lembaga pendidikan. akan Dunia memberi diharapkan
meluangkan waktunya melihat peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan tidak. Bagi peserta didik yang lambat akan diberi bimbingan khusus yang disebut dengan bimbingan ekstra atau meremediasi, yang sementara yang cepat bagi mahasiswa untuk memiliki dengan
kemampuan tinggi akan diberi peluang berkembang pengayaan kompetensi tertentu (Sattu,J & Saban M, 2005). Berdasar uraian di atas maka CBT sebenarnya menciptakan peluang bagi peserta didik untuk belajar lebih mandiri dan individual, karena dalam evaluasi akhir, peserta didik akan menampakkan hasil kerja masing-masing, siapa belajar serius dan tekun di bawah bimbingan guru atau dosen akan memperoleh nilai yang maksimal dalam waktu yang relatif singkat. Model ini dilakukan dalam pembelajaran dual sistem, dimana proses pembelajaran dilakukan secara sinergik
kontribusi finansial sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kemasyarakatannya. Karena model ini diharapkan akan melahirkan kompetensi kompetensi luaran tinggi, yang yang maka tinggi punya kehadiran sangat
seorang guru atau dosen dalam tingkat diharapkan. Disamping itu pembimbing mitra yang berasal dari lingkungan kerja juga dibutuhkan.
Selain kedua model di atas ada lagi Model Pembelajaran Colaborative Learning (CL). Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang berupaya melibatkan peran lebih besar pada mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Peran partisipatif ini dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok kecil (small group) 4-6 orang dengan tujuan agar para mahasiswa membekali diri dengan keterampilan berpikir kritis. Proses belajar kelompok ini dilakukan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk berperan afktif menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemauan. Diupayakan bahwa pembagian kelompok tetap pada prinsip yang memungkinkan mereka shering misalnya mereka dibagi berdasarkan jenis kelamin, kemampuan akademik, peminatan dan sebagainya. Disamping itu diupayakan memungkinkan memperoleh tanpa M.2004). Keterlibatan lebih besar pada mahasiswa pembelajaran yang ini 4-6 orang untuk sama identitas saja, jumlah ini dianggap ideal karena mahasiswa yang kesempatan
biasanya bahwa dosen harus menjadi nara sumber utama. Hal ini sesuai dengan paradigma model pembelajaran baru yang lebih demokratis, bukan lagi oriented (Tjalla,A. 2005). Keterlibatan mahasiswa yang lebih besar dalam proses belajar mengajar memang merupakan bagian dari upaya agar potensi mereka lebih berkembang secara maksimal, baik potensi akademik, potensi sikap maupun potensi psikomotoriknya. Karena disadari bahwa kemampuan intelektual manusia hanya bisa dikembangkan melalui interaksi dengan manusia lain (Piget, 1975) dalam Tjalla,A (2005). Manusia bisa tumbuh dan berkembang intelektualnya, dimunghkinkan internalisasi dan melalui kemampuan dan itu hanya proses dari individual melalui personalisasi teacher oriented tetapi berubah menjadi students
menghilangkan
PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN Apapun pendekatan dan model pembelajaran yang dipilih, peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting, oleh sebab itu guru dituntut untuk memilki kompetensi, dan
keanekaragaman
kelompok.(Siberman,
membuat para dosen hanya bertindak sebagai pasilitator saja, dan tidak seperti
profesional dalam bidangnya agar proses transper ilmu kepada murid berjalan dengan baik. Kompetensi dan profesional tentu saja akan terlihat pada pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Kreatif dimaksud disini adalah kemampuan guru memilih dan memilih model pembelajaran, kapan waktu mempergunakan CTL, dan kapan waktu menggunakan CTL, atau sekali-sekali menggunakan CBT ataukah, model pembelajaran Colaborative Learning. Kreatif juga dapat dilihat pada kepandaian seorang guru menggunakan metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, metode diskusi, atau metode tanya jawab. Metode-metode ini bisa dipergunakan secara terpisah bisa pula dilaksanakan Seorang kemampuan mengajar, secara guru yang bersamaan, tergantung dari respon siswanya. memiliki dalam akan dan dengan kreatifitas sendirinya
Untuk
maksud
tersebut,
disamping guru memilki seperangkat metode, dan model pembelajaran, guru juga dituntut untuk memiliki taktik dan teknik mengajar. Keduanya biasa terlihat pada kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal, kemampuan menyegarkan suasana kelas, misalnya memberi contoh yang lucu, anekdot yang menyedot perhatian, atau visual gambar yang jenaka, semuanya bisa dilakukan oleh guru yang tentu saja memiliki kemampuan dan kreatifitas mengajar yang mamadai. KESIMPULAN 1. Strategi pembelajaran adalah upaya seorang guru untuk membuat suatu perencanaan mulai dari memikirkan pendekatan yang relevan, model dan metode pembelajaran, sampai kepada taktik dan teknik mengajar, semua ini dimaksudkan agar tujuan
tercipta proses belajar mengajar yang menyenangkan, sebagaimana diketahui bahwa mudah tidaknya murid menerima materi pelajaran dari guru sangat ditentukan oleh suasana, bukan saja kelasnya yang bersih, dan sejuk, akan tetapi juga cara guru menyajikan materi yang menyenangkan. 2.
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Strategi kreatif sesungguhnya pembelajaran dan yang
menyenangkan merupakan
guru dalam mengambil keputusan, baik 3. pendekatan, model, metode maupun taktik dan teknik mengajar. Strategi pembelajaran kreatif dan menyenangkan bisa terlihat pada kemampuan guru berkomunikasi baik verbal maupun non verbal, demikian pula kemampuan menyegarkan suasana kelas, menyedot misalnya memberi atau visual
Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta. Grasindo. Siberman, M. 2004. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusa Media Bandung.
contoh yang lucu, anekdot yang perhatian, gambar yang jenaka, semuanya bisa dilakukan oleh guru yang tentu saja memiliki kemampuan dan kreatifitas mengajar yang mamadai. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 2006. Format BaruPengelolaan Pendidikan di Indonesia. Pustaka Indonesia . Jakarta. Haryoko, Sapto. 2005. Pengajaran dan Pembelajaran Contekstual (CTL). Makalah yang disampaikan pada Semiloka Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar, 2729 Desember 2005. Sardiman. 2000. Interaksi Belajar Mengajar. Pustaka Indonesia Jakarta. Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan