Professional Documents
Culture Documents
PElayanan PLGN 2012
PElayanan PLGN 2012
Direct Interaction
Internal System
Secondary Interaction
Customers
Advertising Billing & payment Sales Calls Media stories Word of mouth comments Random exposures to personnel and facilities Market research studies
Kepuasan Pelanggan
Harapan ( konsep ideal di benak konsumen ) X b?
X c?
Xd ? 0 ~ standar Xe ? Xg ? Xh ? X a? Persepsi / Kesan yg terbentuk saat mengkon sumsi produk / jasa
X f?
Kepuasan Pelanggan Custtomer Orientation Beberapa jargon / motto * * * * The Customer is King The Customer is always right The goal is to have a satisfied customer Our business operations start with customer
Cukupkah ?
Faktor perubahan lingkungan ( teknologi, gaya hidup, dst )? Faktor pesaing ? Faktor aspirasi konsumen dan pilihan-pilihan yang terbuka ? Hubungan Jangka Panjang
Clients Suspect
Advocates
Prospect
Partners
Disqualified Prospect
Inactive or ex - custommers
Longterm Relationships
Strategic ( Buyer seller ) Partnership
1. Customer Value Familiarity with the process by which customers create value for themselves Not a single transaction process. Both parties adapt their processes to each other in a way that creates values for both Not based excliusively on price, but also on the ability of the provider to help the customer create value for themselves 2. Viewing the product as a process The product is seen as an entity involving an exchange between the providers processes and the customers processes in creating value Through this exchange ,the providers competence is partly transformed into customer value creation 3. The providers responsibility to develop a strong and long run relationship with its customers It is not sufficient for a company to merely satisfy customers needs. Nor it is not enough that the customer is satisfied
CRM
Customer Relationship
Transaction
Customer Satisfaction ( Produk ) - Performance Produk - Features - Reliability - Conformance ( sesuai standard ) - Durability - Service Ability - Asthetic - Perceived Quality
12
13
14
15
16
17
Security : Freedom from danger , risk - It is for me to use this ATM ? or doubt - Does my brokerage firm know where my stock certificate is ? - Is my credit card safe from unauthorized use? - Can I be confident that the repair job was done properly ?
18
Acces : Approachability and ease of - How ease is it for me to talk to contact senior bank officials when I have a problem? - Is it easy to get through to my broker over the telephone ? - Does the credit card company have a 24 hour, toll free telephone number? - Is the repair service facility conveniently located ?
19
20
21
Personal Needs
Expected Service Perceived Service
External Communications
Perceived Service Quality
23
SERVQUAL Dimensions
Original ten dimension for evaluating Service Quality Tangibles Reliability Responsiveness Competence Courtesy Credibility Security Tangibles Reliability Responsive Assurance ness Empathy
Tangibles
Appearance of physical facilities , equipment, personnel and communication materials
Reliability
Ability to perform the promised service accurately
Responsiveness
Willingness to help customers and provide prompt service
Assurance
Knowledge and courtesy of employees and their ability to convey trust and confidence
Empathy
Caring , individualized attention the firm provides its customers
Model ServQual
Model ServQual merupakan model kualitas jasa yang populer dan banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran jasa. Model ini dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985, 1988, 1990, 1991, 1993, 1994)
Kebutuhan Pribadi
GAP 4
Kepuasan Pelanggan
Harapan ( konsep ideal di benak konsumen ) X c? Xd ? 0 ~ standar Xe ? Xh ? X a? Persepsi / Kesan yg terbentuk saat mengkon sumsi produk / jasa X b?
X f?
Xg ?
Customer expectations Key contributing factors 1.Lack of marketing orientation - Insufficient marketing research - Inadequate use of research findings - Lack of interaction between management & customers 2.Inadequate upward communication
Artinya : pihak manajemen mempersepsikan ekspektasi pelanggan terhadap kualitas jasa secara tidak akurat. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : informasi yang didapat dari riset pasar dan analisis permintaan kurang akurat; interpretasi yang kurang akurat atas informasi mengenai ekspektasi pelanggan; tidak adanya analisis permintaan; buruknya atau tidak adanya aliran informasi ke atas; terlalu banyak jenjang manajerial yang menghambat atau mengubah informasi dari karyawan kontak pelanggan ke pihak manajemen.
Kebutuhan Pribadi
GAP 5 PELANGGAN
Jasa Yang Dipersepsikan
GAP 2
Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan
Management perceptions of customer expectations Key contributing factors 1. Inadequate Management commitment to service quality 2. Perception of Infeasibility
Artinya : spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten dengan persepsi manajemen terhadap ekspektasi kualitas. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : tidak adanya standar kinerja yang jelas; kesalahan perencanaan atau prosedur perencanaan yang tidak memadai; manajemen perencanaan yang buruk; kurangnya penetapan tujuan yang jelas dalam organisasi; kurangnya dukungan dan komitmen manajemen puncak terhadap perencanaan kualitas; kurangnya sumber daya; dan situasi permintaan berlebihan.
Kebutuhan Pribadi
GAP 5 PELANGGAN
Jasa Yang Dipersepsikan
GAP 2
Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan
Service Quality Specifications Key contributing factors 1. Role ambiguity 2. Role Conflict 3. Poor employee - job fit 4. Poor Technology job fit 5. Inappropriate Supervisory Control System 6. Lack of Perceived Control 7. Lack of team work Service Delivery
Artinya : spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja dalam proses produksi dan penyampaian jasa. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : spesifikasi kualitas terlalu rumit dan atau terlalu kaku; para karyawan tidak menyepakati spesifikasi tersebut dan karenanya tidak memenuhi; spesifikasi tidak sejalan dengan budaya korporat yang ada; manajemen operasi jasa yang buruk; kurang memadainya aktivitas internal marketing; serta teknologi dan sistem yang ada tidak memfasilitasi kinerja dengan spesifikasi; kurang terlatihnya karyawan; beban kerja terlampau berlebihan; dan standar kinerja tidak dapat dipenuhi karyawan.
Kebutuhan Pribadi
GAP 5 PELANGGAN
Jasa Yang Dipersepsikan
GAP 2
Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan
Service Delivery Key contributing factors 1. Inadequate Horizontal Communication - between advertising and operation - between sales people and operations - between human resources, marketing and operations - differences in policies and procedures across branches or department 2. Prospensity to overpromise
Janji-janji yang disampaikan melalui aktifitas komunikasi pemasaran tidak konsisten dengan jasa yang disampaikan kepada para pelanggan. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : perencanaan komunikasi pemasaran tidak terintegrasi dengan operasi jasa; kurangnya koordinasi antara aktivitas pemasaran eksternal dan operasi jasa; organisasi gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkannya, sementara kampanye komunikasi pemasaran sesuai dengan spesifikasi tersebut; dan kecenderungan untuk melakukan over promise under promise.
Kebutuhan Pribadi
GAP 5 PELANGGAN
Jasa Yang Dipersepsikan
GAP 2
Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan
1. Management commitment to service quality 2. Perception of Infeasibility 3. Task Standarization 4. Absence of goal setting 1. Role ambiguity 2. Role Conflict 3. Poor employee - job fit 4. Poor Technology job fit Gap 3 Gap 2
Responsiveness
Assurance
Gap 4
Empathy
Service Delivery Key contributing factors 1. Inadequate Horizontal Communication - between advertising and operation - between sales people and operations - between human resources, marketing and operations - differences in policies and procedures across branches or department 2. Prospensity to overpromise
Jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan jasa yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif, seperti kualias buruk, negative word of mouth, dampak negatif terhadap citra korporat atau citra lokal, dan kehilangan pelnggan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan berdasarkan kriteria yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru menginterpretasikan kualitas jasa yang bersangkutan.
Strategi Rinci :
Berusaha memahami ekspektasi pelanggan melalui riset analisis komplain, panel pelanggan, dll. Meningkatkan interaksi langsung antara manajer dan pelanggan dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai kebutuhan dan preferensi pelanggan. Memperbaiki komunikasi ke atas dari karyawan kontak pelanggan ke pihak manajemen, dan mengurangi jumlah jenjang manajemen di antara keduanya. Menindaklanjuti informasi dan wawasan yang diperoleh dari riset pelanggan.
Strategi Pokok untuk GAP 2 : Menyusun standar kulaitas jasa yang tepat dan jelas Strategi Rinci :
Memastikan bahwa manajemen puncak menunjukkan komitmen konsisten pada kualitas berdasarkan sudut pandang pelanggan. Melibatkan manajemen madya dalam penetapan, pengkomunikasian, dan penerapan standar jasa berorientasi pelanggan dalam unit kerja mereka. Membekali para manajer dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin karyawan agar dapat menyampaikan jasa yang berkualitas. Bersikap reseptif terhdap cara-cara baru dalam menjalankan bisnis yang bisa mengatasi berbagai hambatan dalam rangka mewujudkan jasa berkualitas. Membakukan tugas-tugas kerja repetitif demi menjamin konsistensi dan reliabilitas, baik melalui penerapan hard technology maupun soft technology. Menetapkan sasaran kulatas jasa yang jelas, menantang, realistis, dan dirancang secara eksplisit untuk memenuhi harapan pelanggan. Mengklarifikasi tugas-tugas kerja yang memiliki dampak terbesar pada kualitas dan karenanya harus mendapatkan priorias uama. Memastikan bahwa para karyawan memahami dan menerima sasaran dan prioritas yang disepakati. Mengukur kinerja dan memberikan balikan rutin. Menghargai para manajer dan karyawan atas keberhasilan mereka dalam mencapai sasaran mencapai sasaran kualitas.
Strategi Pokok untuk GAP 3 : Memastikan bahwa kinerja jasa sesuai dengan standar Strategi Rinci (1) :
Mengklarifikasi peranan setiap karyawan melalui deskripsi kerja yang jelas dan rinci. Memastikan bahwa semua karyawan memahami kontribusi pekerjaan mereka terhadap kepuasan pelanggan. Menyelaraskan karyawan dengan pekerjaan melalui proses seleksi yang menekankan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan setia pekerjaan dengan baik. Menyediakan pelatihan teknis yang dibutuhkan karyawan dalam rangka pelaksanaan tugas yang dibebankan keada mereka secara ekeftif. Mengembangkan metode-metode rekrutmen dan retensi inovatif untuk menarik karyawan terbaik dan menciptakan loyalitas mereka terhadap organisasi. Meningkatkan kinerja karyawan melalui pemilihan teknologi dan peralatan yang paling tepat dan andal. Mengajarkan berbagai aspek pemahaman mengenai pelanggan (seperti harapan, persepsi, dan masalah pelanggan) kepada karyawan. Melatih para karyawan dalam hal keterampilan antar pribdi khususnya menyangkut interaksi dengan pelanggan dalam kondisi stres dan penuh tekanan.
Strategi Pokok untuk GAP 3 : Memastikan bahwa kinerja jasa sesuai dengan standar Strategi Rinci (2) :
Menghilangkan konflik peran di antara para karyawan dengan melibatkan mereka dalam proses penetapan standar. Melatih para karyawan dalam hal penetapan prioritas dan manajemen waktu. Mengukur kinerja karyawan dan mengkaitkan kompensasi serta penghargaan dengan penyampaian jasa berkualitas. Menyusun sistem penghargaan yang sederhana, tepat waktu, akurat, dan fair. Memberdayakan para manajer dan karyawan dalam hal pengambilan keputusan berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya melayani dan memuaskan pelanggan. Memastikan bahwa setiap karyawan jasa pendukung internal benar-benar bersikap suportif kepada customer contact personnel. Membangun tim kerja sedemikian rupa sehingga para karyawan bisa bekerja sama dengan baik, dan menggunakan team rewards sebagai insentif. Memperlakukan pelanggan sebagai karyawan parsial, mengklarifikasi peranan mereka dalam penyampaian jasa, melatih dan memotivasi mereka untuk melaksanakan peranannya sebagai co-producers dengan baik.
Strategi Rinci :
Mengumpulkan masukan dari karyawan operasional sewaktu iklan baru sedang dibuat. Menyusun iklan yang menonjolkan karyawan riil yang sedang melaksanakan tugas mereka. Memberikan kesempatan kepada penyedia jasa untuk menelaah iklan sebelum diekspos kepada para pelanggan. Meminta staf penjualan agar melibatkan staf operasi dalam pertemuan tatap muka dengan pelanggan. Menyusun kampanye iklan internal yang bersifat edukasional dan motivasional untuk memperkuat keterkaitan antara departemen pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia. Memastikan bahwa standar jasa yang konsisten diberlakukan di semua lokasi penyedia jasa. Memastikan bahwa isi iklan mencerminkan secara akurat karakteristik jasa yang paling penting bagi pelanggan dalam interaksinya dengan organisasi jasa. Mengelola harapan pelanggan, dengan cara menginfromasikan kepada mereka apa saja yang mungkin dan tidak mungkin mereka terima, serta yang paling penting disertai alasannya. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor di luar kendali organisasi dalam segala kekurangan pada kinerja jasa. Menawarkan berbagai tingkat jasa dengan harga yang berbeda kepada para pelanggan, serta menjelaskan perbedaan di antara macam-macam tingkat jasa tsb.
Fungsi ( manfaat, nyaman, hemat, mudah, sehat, dst) Atribut ( estetika, dimensi, dst) Persepsi , image, prestige, harapan (perceived value) Kesempatan / peluang yang terbuka Harga yang lebih murah dari pesaing Dst.
Something of values
49
Jasa
Jasa yang andal ( Reliability) Kompetensi pemberi jasa (Competence) Kredibilitas/ reputasi pemberi jasa (Credibility ) Jaminan / garansi ( Assurance ) Rasa aman ( Security ) Pemberi jasa yang responsif (Responsiveness) Kemudahan memperoleh / membeli ( Access) Empathy Courtesy Tampak Fisik ( Tangibility )
51
52
The Concept
[www.businessweek.com]
Brand
Features
Styling
Warranty