You are on page 1of 7
PROFESIONALISME PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS, Indah Wulaningsih Program Studi llmu Keperawatan Fakultas llmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga email: ns.indah@gmail.com ABSTRACT ‘Maternity Nursing is the subsystem of nursing service which focuses on women who are in the productive age and in the last productive age. It deals with reproduction system health in the pregnancy, birth, and after birth period, newly born babies until they are 40 days old and their family health. The professionalism of Maternity Nursing Service could be achieved through knowledge, skills, and nurse's good attitude. This good attitude means nurse pays attention to the nursing legality and ethics and applies five nursing service steps when doing her nursing service. Besides, that nurse also implements the concept of maternity nursing and uses therapeutic communication when interacting with clients and their family. Keywords: professionalism, matemity nursing, care. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Di samping itu, pembangunan kesehatan pada dasamya menyangkut kehidupan fisik, mental, maupun sosial masyarakat. Dalam hal ini peran medis dan keperawatan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional, merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Tenaga keperawatan sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat memilliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh perawat. Perawat berada pada posisi kunci dalam pelayanan kesehatan, hal ini ditopang oleh kenyataan bahwwa 40% -75% pelayanan di Rumah Sakit maupun di komunitas merupakan pelayanan keperawatan (Gillies, 1994; Swansburg & Swansburg, 1999). Oleh sebab itu kemampuan perawat dalam membina hubungan interpersonal dengan pasien/klien sangat diperlukan selain keterampilan teknik dan keterampilan intelektual agar asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien sakit akut maupun kronis dapat terwujud Keperawatan maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan. Perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam membantu klien dan keluarga untuk bisa beradaptasi terhadap masalah yang mungkin timbul pada masa perinatal dan pascanatal. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, angka kematian ibu (AKI) di indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per 1000 kelahiran hidup. Dari hasil survei (SKRT, 2001), diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklamsia), infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh, antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan 15 enquiry Vol.02 No.01, Maret_2008:15-21 persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Kesejahteraan dan kesehatan perempuan di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan, karena terlihat angka kematian ibu dan bayi yang menjadi indikator derajat kesehatan masih relatif tinggi. Menyadari masalah kesehatan perempuan yang semakin kompleks dan menuntut penyelesaian, yang komprehensif serta membutuhkan penatalaksanaan perawat yang kompeten di bidangnya, penulis tertarik untuk membahas tentang perawat matemitas yang profesional yang mampu berespons dengan tepat terhadap permasalahan kesehatan matemnitas. LINGKUP PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS Keperawatan matemnitas merupakan pelayanan yang holistik mencakup faktor biologi, psikologis, sosial, dan spiritual dari klien. Fokus asuhan keperawatan maternitas adalah perempuan sepanjang usia subur sampai periode kesuburan berakhir yang berkaitan dengan kesehatan sistem teproduksi, perempuan masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta bayi baru lahir sampai usia 40 hari beserta keluarganya, yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptast fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. KONSEP PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS Menurut Asosiasi Perempuan dalam Kesehatan Kandungan dan Neonatal (2002) adalah seperti yang akan dibahas berikut. Sikap Caring Perawat Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku, caring adalah cara yang memiliki_ makna dan memotivasitindakan (Marriner-Tomey, 1994). Dari definisi di atas sudah jelas bahwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan matemitas, perawat harus menerapkan caring dalam mengimplementasikan tindakan. Artinya ketika perawat melakukan asuhan keperawatan melalui tahapan proses keperawatan, yang dimulai dari pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, menyusun rencana tindakan, mengimplementasikan tindakan serta evaluasi dari tindakan kepetawatan, sikap caring harus dilakukan. Asuhan keperawatan maternitas bermutu yang diberikan oleh perawat matermitas dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan keperawatan. Oleh karenanya, setiap perawat maternitas dapat memperlihatkan cara yang berbéda ketika memberikan asuhan keperawatan lien, misalnya saat memberikan perawatan pada ibu ketika masih hamil (antenatal care), pemberian perawatan kepada ibu ketika menghadapi proses kelahiran sampai melahirkan (intranatal care), dan pernberian perawatan ‘kepada ibu setelah melahirkan (postnatal care), dil. Karena perilaku caring ini menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Family Centered Gare Merupakan salah satu esensi dari keperawatan maternitas. Di mana dalam memberi asuhan keperawatan, perawat maternitas mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan untuk perawatan keluarga, wanita Sepanjang usia subur, wanita hamil dan wanita bersalin, Serta bayi baru lahir sampai umur 40 hari dan keluarganya. 16 Profesionalisme Pelayanan Keperawatan Maternitas (Indah_Wulaningsih) Konsep Adaptasi Intra Ekstra Uterine Perkembangan janin merupakan keajaiban alam ciptaan Tuhan. Perkembangan janin dimulai dan dilihat dari usia gestasi (usia perkembangan janin dari saat pembuahan sampai lahir) yaitu lamanya amenore (tidak haid), dihitung dari hari pertama haid terakhir, suatu periode sebelum terjadi konsepsi, yaitu kira-kira 2 minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi, atau 3 minggu sebelum implantasi blastokis (penempelan blastokis). Lamanya kehamilan rata-rata ialah 280 hari atau 40 minggu (91/3 bulan =10x28 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir tersebut sampai bayi lahir. Salah satu tujuan utama perawatan antenatal adalah untuk mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko tinggi terjadinya gangguan pada buah kehamilannya. Di sinilah peran perawat maternitas dalam pelayanannya untuk memantau kondisi janin dalam uterus, apakah janin dapat tumbuh berkembang dan beradaptasi dengan baik di lingkungan uterus. Kemudian perawat maternitas juga merespon dengan baik setiap tindakan persalinan yang dilakukan, balk itu tindakan mandiri ataupun tindakan kolaborasi dengan medis terhadap kondisi ibu dan bayi baru lahir Bonding Attachment Merupakan rawat gabung/rawat bersama ibu dan bayi baru lahir. Seharusnya, segera setelah bayi lahir dilakukan bonding attachment. Kecuali ada indikasi lain yang mengharuskan bayi dirawat di Tuang tersendiri. Mengapa harus bonding attachment ? Bonding attachment merupakan proses lanjutan dari ketika bayi baru lahir ada/ditaruh dalam dekapan ibu untuk langsung disusui. Tindakan ini dilakukan supaya terdapat trust antara ibu dan anak dan secara psikologis, untaian kasih sayang bayl dan ibu yang kedua Kali terbentuk dengan hal ini (kasih sayang ibu dan bay pertama kali terbentuk ketika bayi masih dalam rahim, yaitu dengan sentuhan lembut di perutibu, sapaan lembut sambil perut ibu dielus) Eksklusive Breast Feeding Beberapa kebijakan tentang pemberian makan pada bayi: (1) memberikan air susu ibu (AS!) segera setelah lahir-dalam waktu 1 jam pertama; (2) memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai umur 6 bulan. Mengapa harus eksklusif breast feeding? Karena ASI mengandung berbagai jenis antibodi yang melindungi bayi dari serangan kuman penyebab infeksi. Antibodi tersebut mulai dari Immunoglobulin A (IgA), IgG, IgM, IgD, dan IgE. Antibodi dalam ASI inilah yang sampai saat ini belum terdapat dalam susu formula, Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam pemberian ASI eksklusif yaitu: (1) perawatan ibu nifas; (2) rangsum makanan tambahan; (3) air minum untuk ibu menyusui; (4) tenaga yang terampil dalam konseling menyusui. Ketiga kondisi ini berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas AS| dari ibu, Oleh sebab itu ASI eksklusif harus diberikan bagi bayi. Self Care Self Care diberikan kepada wanita usia subur, ibu hamil dan janin, ibu masa nifas, dan bayi baru lahir, Asumsi perawat maternitas memberikan self care adalah supaya tercapai derajat kesehatan bagi wanita, ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, serta keluarga secara optimal. Hospitalisasi Merupakan proses yang dilalui seseorang individu dalam kondisi sakit harus dilakukan perawatan di rumah sakit dan merupakan keadaan berpisahnya individu tersebut dengan lingkungan yang dicintai, keluarga, dan kelompok sosial. Reaksi yang timbul akibat hopitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung dari pengalaman yang dimiliki. Pada umumnya, reaksi hospitalisasi yang di alami oleh ibu adalah kecemasan karena perpisahan dengan bayi dan keluarga, serta kehilangan akan bayi dan keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan ibu kehilangan kontrol. Padahal, kehilangan 17

You might also like