You are on page 1of 46

Kredit

Penyunting : Ahmad Baehaqie

Penulis : Arief Rahman, Ahmad Baehaqie, Budi Santoso

Fasilitator : Arief Rahman

Co Fasilitator : Luthfi Kurnia, Fatur, Uthie, Budi Santoso, Redy,


Ahmady dan Ade

Disain dan Tata Letak : Soca kalam

Fotografer : Iran dan Mail

Filmmaker : Adrianto Agung

Notulen : Dedeh Kurniasih dan Dwi Feriyati

Nara Sumber : Samsul Arifin, Budi, Saidy, Kusdinto S, Anton,


Solihin, Ricky, Suhardi, Jufri, Supriadi S, Supriadi,
Yanto, Suhemi, Heri, Wati, Selviani, Rosnaini, Ida
Farida, Hitna, Jerah, Fitriani SPM, Kamsiah SS.T,
Hayati SS.T, Safruddin, Nur Ali, Muslim, Abdul
Fatah, Marto, M Yunus, Saudi A, Saudi B, Ilham,
Ritna, Ratna, Novi, Meri, Lindah, Ibu Nana, Ibu Tati,
Ibu Maryam, Ibu Iroh, Pak Simin, Pak Amzani.

Kerjasama :

PESISIR TERSISIR|1
2|P ESISI R
TERSISIR

Pendahuluan
Kamal Muara, sebuah kelurahan di utara Jakarta. Sebagaimana wilayah pesisir,
Kamal Muara pun berlokasi di pinggir (pantai). Tetapi, sebagaimana wilayah pesisir,
bukan hanya lokasi saja yang membuat Kamal Muara terpinggir. Kemiskinan yang
melingkupi hidup, kekumuhan permukiman, ketidakpastian lahan dan mata
pencaharian membuat Kamal Muara bukan hanya terpinggir dari sisi lokasi,
melainkan juga terpinggir(kan) dari sisi sosial dan ekonomi.
Miskin dan kumuh adalah ciri khas yang melekat di hampir semua wilayah pesisir di
negeri ini. Banyak resep pembangunan telah dicoba oleh banyak koki, mulai dari
pemerintah daerah hingga pusat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan
internasional, perguruan tinggi, sektor swasta. Dan sama banyaknya dengan
kegagalan yang dipetik.
Kegagalan saat ini bukanlah kegagalan selamanya. Coba lihat kembali jalan yang
telah dilalui, untuk menata langkah meniti jalur yang seharusnya. Dan ternyata ada
satu jalan yang sering dilewatkan, padahal jalan ini menentukan sampai tidaknya kita
ke tujuan membangun wilayah pesisir, yaitu: memahamkan masyarakat nelayan.
Membuat masyarakat pesisir Kamal Muara menjadi paham adalah jalan yang saat ini
sedang ditempuh bersama dengan mereka. Melalui proses outbond, diskusi maraton
berhari-hari, disusul dengan aksi-aksi kecil di kampung. Setiap yang dilakukan
bukanlah aksi-aksi spontan yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan ada desain besar
yang menyatukan di baliknya. Membuat masyarakat pesisir menjadi paham, dan
berbekal pemahaman itu lantas dibuka ruang bagi mereka untuk menata dan
menentukan langkah mereka sendiri: itulah desain besarnya.
Buku ini memuat langkah apa yang telah ditentukan oleh masyarakat, dan kemana
langkah itu hendak menuju. Buku ini merekam hasil dari rangkaian proses yang telah
dijalani sebelumnya oleh wakil dari masyarakat pesisir.
Dicetaknya buku ini, sebagaimana film yang juga diproduksi, sebenarnya hanyalah
pengingat, bahwa ada tujuan bersama yang telah dirumuskan, dan ada jalan untuk
mencapainya yang telah disepakati untuk ditempuh bersama. Dapat juga dikatakan
bahwa buku ini adalah panduan untuk melangkah, sebuah panduan yang substansi
isinya bersumber dari masyarakat pesisir sendiri.
Sebagai pengingat, buku ini juga hendak mengingatkan bahwa untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, masyarakat pesisir Kamal Muara tidaklah dapat
sendirian menempuhnya. Merubah takdir masyarakat pesisir adalah sebuah

2|P ESISI R TERSISIR


kemungkinan yang hendak dikejar oleh inisiatif ini, tetapi mengejarnya sendirian
adalah suatu hal yang tidak mungkin. Butuh untuk berbagi kerja, butuh untuk berbagi
sumber daya dengan yang lain yang memiliki pengharapan serupa. Bisa jadi
pemerintah, pengusaha, LSM, perguruan tinggi.
Oleh karena itu, buku ini juga hadir untuk anda yang ingin lebih mengenal pesisir
Kamal Muara. Melalui buku ini, pesisir Kamal Muara disajikan seutuhnya ke hadapan
anda. Mengenal lebih dekat tentang Kamal dan segala inisiatif masyarakatnya,
sehingga anda yang mungkin memiliki mimpi serupa dapat menentukan dimana anda
dapat berbagi kerja dengan mereka. Karena masyarakat tidak dapat sendiri
mewujudkan mimpi.
Semoga buku ini dapat benar menjadi panduan dan pengingat bagi masyarakat
dalam menempuh garis perjuangan yang telah mereka tetapkan, dan dapat pula
menjadi jembatan bagi dunia luar yang ingin turut menemani perjuangan.

PESISIR TERSISIR|3
4|P ESISI R
TERSISIR

Ringkasan
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut sehingga wilayah
ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat kaya. Tetapi yang terjadi
sekarang ini adalah sumberdaya pesisir yang sangat memprihatinkan. Ekosistem laut
yang rusak, seperti hutan mangrove yang beralih fungsi sebagai tambak dan
perumahan ataupun hilangnya fungsi daerah tampungan air. Belum lagi masalah
limbah pabrik dan sampah yang dibuang begitu saja ke laut. Dampak yang terasa
akibat semua itu adalah adanya bencana banjir ataupun semakin jarangnya ikan di
daerah pesisir.
Kepedulian masyarakat pesisir terhadap sistem pengelolaan sumber daya yang ada
sangat penting. Tetapi sayangnya peran serta masyarakat ini sangatlah minimal. Hal
ini disebabkan karena ketidak pedulian masyarakat itu sendiri yang dipicu oleh tidak
jelasnya penguasaan terhadap sumberdaya pesisir ini. Disamping itu, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak dibarengi dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pula, telah menyebabkan turunnya kualitas sumber daya yang
ada. Semua faktor di atas dapat menimbulkan konflik kewenangan dan kepentingan
pembangunan antar sektor.
Penggusuran dan reklamasi pantai yang terjadi telah menyebabkan hilangnya mata
pencarian ribuan pembudidaya yang selama ini memanfaatkan teluk Jakarta.
Pemerintah sendiri tidak pernah memperhitungkan dampak terhadap aspek sosial
yang akan terjadi di masyarakat.
Dengan kondisi yang digambarkan di atas, tentu saja menimbulkan berbagai macam
masalah sosial. Untuk mengatasinya, maka melalui sekelompok pemuda yang peduli
lingkungan melakukan usaha-usaha kecil. Namun usaha yang mereka lakukan tidak
didukung oleh pihak terkait, seperti pemerintah ataupun masyarakat sekitar.
Visi masyarakat pesisir Kamal Muara yaitu peduli lingkungan, aman dan sejahtera
adalah proses yang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dalam proses ini
kesadaran masyarakat dibangun, terutama kaum mudanya, agar dapat
menyelamatkan lingkungan mereka.
Diperlukannya suatu wadah bersama, yang dapat mengkordinir program yang telah
dibuat. Maka terbentuklah Komunitas Ujung Pesisir (KUSIR). Sebuah lembaga
indepeden yang diharapkan dapat membawa perubahan bagi Kamal Muara.
Lembaga ini juga bertugas untuk membuat dokumentasi setiap kegiatan, baik dalam
bentuk buku ataupun film. Tujuannya agar dalam menjalankan program mengacu
pada buku yang sudah dibuat bersama.

4|P ESISI R TERSISIR


Pengantar
Komunitas Berupaya
Kelangsungan hidup suatu masyarakat akan sangat bergantung pada bagaimana
warga masyarakat tersebut mengelola sumbar daya alamnya secara bijaksana untuk
sebesar besarnya bagi kemakmuran dan kesejahtraan bagi warganya. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang menyeluruh atas kekayaan yang dimiliki serta
perumusan rencana aksi kedepan yang kongkrit dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
Pada kesempatan ini saya selaku Kepala Dinas Peternakan perikanan dan kelautan
ingin mengucapkan selamat dan rasa syukur yang sebesar besarnya atas telah
terlaksananya kegiatan Pelatihan Kader Pesisir dan terbentuknya komunitas masyakat
pesisir kamal muara yang menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan
memadukan keterkaitan antara Sumber daya manusia sebagai subyek dengan
Sumberdaya alam dan lingkungannya sebagai menyangga kehidupan serta
tersusunnya sebuah buku dokumen rencana strategis dan rencana aksi ke depan dari
komunitas ini.
Buku dokumen ini merupakan produk dari sebuah proses kolaboratif yang partisipatif
dan berisi tentang pemikiran, pandangan dari berbagai pihak secara intensif yang
memaparkan tentang Harapan, Potensi, Masalah, Program dan Rencana Aksi
kedepan komunitas masyarakat kamal muara dalam mengelola sumber daya alam
dan lingkungan secara optimal, berkeadilan dan berkelanjutan.
Melalui pengantar ini saya ingin menyampaikan apresiasi yang mendalam atas
tumbuhnya kesadaran sehingga tersusunnya buku dokumen rencana strategis dari satu
komunitas masyakat peisisir dan proses penyusunannya sangat partisipatif, oleh
karenanya saya berharap buku dokumen ini mampu memenuhi salan satu peran dan
fungsinya sebagai milik seluruh komponen masyarakat yang ada di kamal muara.
Berkenaan dengan pengakuan dan keefektipan penerapan rencana aksi yang tertuang
dalam buku dokumen ini diperlukan suatu upaya meningkatkan kesadaran publik
terhadap fakta dan permasalahan yang ada di lingkungan kamal muara, seluruh
komponen masyarakat harus memahami biaya sosial dan lingkungan akibat
kemerosotan sumber daya alam dan lingkungan. Prioritas layak diberikan pada
pemberdayaan masyarakat lokal.

PESISIR TERSISIR|5
6|P ESISI R
Selain itu, hal lain yang penting di pertimbangkan adalah memperjelas keterkaitan ,
keselarasan dan sinergitas buku dokumen ini dengan dokumen-dokumen
perencanaan lainnya baik secara sektoral, regional maupun nasional.
TERSISIR

Saya menyadari tingginya harapan masyarakat yang digantungkan pada dokumen ini,
oleh karenanya agar dapat mencapai sasarannya harus ada kegiatan seperti
Pendampingan, Sosialisasi, Pemantauan dan evaluasi yang efektip agar terbangun
suatu kesamaan persepsi dan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi.
Ahir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses pelatihan kader pesisir sampai dapat menghasilkan buku dokumen yang cukup
penting , sekali lagi mari kita bina dan terus kita kembangkan jejaring (network) yang
sudah ada sebagai modal dasar untuk melangkah lebih maju lagi, terutama
melakukan hal yang sama pada daerah lain selain Kamal Muara.

KEPALA DINAS PETERNAKAN


PERIKAN DAN KELAUTAN
PROVINSI DKI JAKARTA

Drh. EDY SETIARTO MS

6|P ESISI R TERSISIR


Pemuda Memulai
KUSIR (Komunitas Ujung Pesisir) sebuah lembaga yang menjadi bagian dari upaya
kami dan teman-teman di daerah pesisir Kamal Muara untuk membantu masyarakat
pesisir Kamal Muara.
Apa yang membedakan kelembagaan kami dengan lembaga-lembaga yang ada di
daerah kami adalah lembaga ini digagaskan berdasar ide para pemuda-pemudi yang
selama ini merasa kurang adanya kebersamaan dan solidaritas yang tinggi dan
karena sumber daya alam dan sumber daya lainnya di daerah pesisir Kamal Muara
sudah banyak yang rusak diakibatkan oleh banyak permasalahan yang ada di daerah
pesisir.
Desain kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini disusun melalui diskusi dan data
yang sehingga terwujudlah enam isu strategis utama yang harus ditindak lanjuti.
Akhirnya konsep tersebut bisa berjalan melalui jaringan-jaringan dan pendamping
yang selalu membantu agar enam isu utama bisa berjalan dengan lancar.
Kami berharap lembaga ini memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan menjadi
contoh di wilayah pesisir lain, bahkan jauh harapan kami agar lembaga kami dapat
membantu di seluruh pesisir Indonesia.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Provinsi DKI Jakarta dan SALAM yang selalu mendampingi kegiatan
kelembagaan kami sehingga kami bisa berjalan dengan lancar dan dapat dikenal
oleh masyarakat pesisir Kamal Muara.

Samsul Aripin

Ketua KUSIR

PESISIR TERSISIR|7
8|P ESISI R
TERSISIR

Daftar Isi
KREDIT ................................................................................................ 1 

PENDAHULUAN ................................................................................... 2 

RINGKASAN ........................................................................................ 4 

PENGANTAR ........................................................................................ 5 
Komunitas Berupaya ................................................................................................ 5 
Pemuda Memulai ..................................................................................................... 7 

DAFTAR ISI ........................................................................................... 8 

LAUT, NELAYAN, DAN SEJARAHNYA ................................................... 11 


Berawal dari Rawa ................................................................................................. 11 
Kamal Muara Kini .................................................................................................. 13 
Pelajaran Terpetik .................................................................................................. 15 

PEMICU GERAK ................................................................................. 17 


Sekilas Permasalahan ............................................................................................. 17 
Mulai Gerak Bersama ............................................................................................ 19 

KETERSEDIAAN POTENSI .................................................................... 21 


Sumber Daya Alam ................................................................................................ 21 
Sumber Daya Manusia ........................................................................................... 22 
Modal Sosial ......................................................................................................... 23 
Infrastruktur ........................................................................................................... 24 
Akses Finansial ...................................................................................................... 25 

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ...................................................... 27 


Lingkungan Semakin Rusak ..................................................................................... 27 
Kurangnya Infrastruktur........................................................................................... 28 
Terhimpitnya Ekonomi Nelayan ............................................................................... 28 
Kurangnya Kepedulian Pendidikan .......................................................................... 29 
Tidak Ada Kelembagaan Pesisir .............................................................................. 29 
Tidak Ada Kepastian Lahan .................................................................................... 30 

MULAI MENATA ................................................................................. 31 


Pernyataan Visi ...................................................................................................... 32 
Pernyataan Misi ..................................................................................................... 33 
Rencana Aksi ......................................................................................................... 33 

8|P ESISI R TERSISIR


Misi 1. Membentuk kelembagaan yang mengurusi pesisir ................................................... 33 
Misi 2. Meningkatkan perekonomian nelayan .................................................................... 34 
Misi 3. Memperbaiki kondisi lingkungan dan mengembangkan wisata pesisir ....................... 34 
Misi 4. Meningkatan akses pendidikan untuk semua masyarakat ......................................... 35 
Misi 5. Mendapatkan kejelasan kepastian lahan pemukiman .............................................. 36 
Misi 6. Mendorong terbangunnya infrastruktur yang diperlukan ........................................... 36 
Program Prioritas ................................................................................................... 37 
Prioritas 1. Kelembagaan dan pendidikan.......................................................................... 37 
Prioritas 2. Infrastruktur dan Kepastian Lahan ..................................................................... 37 
Prioritas 3. Meningkatkan perekonomian ........................................................................... 38 
Prioritas 4. Lingkungan hidup dan potensi wisata................................................................ 38 
Para Inisiator ......................................................................................................... 38 

PERUBAHAN SETELAH PERENCANAAN ................................................ 39 


Terbentuknya Organisasi KUSIR .............................................................................. 39 
Tersedianya Taman Baca untuk Umum .................................................................... 40 
Inisiasi Koperasi Simpan Pinjam .............................................................................. 40 

PENUTUP ........................................................................................... 41 

LAMPIRAN .......................................................................................... 44 

PESISIR TERSISIR|9
10 | P E S I S I R
TERSISIR

10 | P E S I S I R TERSISIR
Laut, Nelayan, dan
Sejarahnya
Berawal dari Rawa
Penelusuran sejarah Kamal Muara
hanya dapat terlacak mulai pada
tahun 1950-an. Awalnya, secara
administratif Kamal Muara masuk
ke dalam wilayah Kelurahan Tegal
Alur Jakarta Barat. Pada tahun itu,
Kamal Muara masihlah daerah
rawa-rawa dan mangrove.
Permukiman penduduk
terkonsentrasi di daerah bantaran
kali. Penduduknya sebagian besar
adalah para pendatang dari Bugis
dan sebagian kecilnya dari suku
Betawi. Hutan bakau yang masih
lebat hingga ikan pun begitu mudah didapat, air sungai yang begitu jernih hingga
dapat digunakan untuk mandi.
Menginjak tahun 1956, keadaan belum banyak berubah. Ekosistem laut yang masih
terjaga keasliannya, membuat ikan cukup ditangkap di pesisir saja. Di tahun ini
nelayan Kamal Muara mulai dikenalkan kepada bagang oleh seorang pendatang dari
Sulawesi Selatan bernama Pak Haji Latif. Selain alat tangkap baru yang mulai dikenal,
terdapat juga armada penangkapan kapal yang sudah dilengkapi mesin meski
dengan jumlah yang terbatas yaitu sebanyak tujuh kapal. Masih jarangnya penduduk
hingga Kamal Muara hanya terdiri dari satu Rukun Warga (RW) saja.
Di tahun 1970, semakin banyaklah pendatang yang menghuni Kamal Muara,
utamanya dari daerah Wajo, Palopo, dan Bone. Pertambahan penduduk lantas diikuti
dengan pemekaran RW menjadi dua. Terdapat sebuah gang di Kamal Muara
bernama Gang Rojali. Satu beda antara Gang Rojali dengan wilayah lain di Kamal
Muara adalah status kepemilikan lahannya. Hanya di Gang Rojali-lah lahan yang
memiliki status kepemilikan yang jelas.

PESISIR T E R S I S I R | 11
12 | P E S I S I R
Pada tahun 1975 terjadi perubahan wilayah administrasi, sebelumnya Kamal Muara
masuk dalam wilayah Jakarta Barat dan di tahun ini berganti menjadi bagian
Kotamadya Jakarta Utara. Setahun sesudahnya SD negeri pertama dibangun di Kamal
TERSISIR

Muara. Semakin banyaknya warga yang bermukim menyebabkan RW dimekarkan


kembali menjadi tiga RW dengan 22 RT. Hal ini terjadi pada tahun 1980.
Perubahan besar banyak terjadi pada tahun 1998. Mulai dari dilakukannya reklamasi
pantai yang membuat sungai menjadi dangkal hingga penggusuran permukiman di
bantaran kali yang disebut Kampung Siwa. Warga tergusur akhirnya memilih untuk
membuat permukiman baru di pinggiran pantai Kamal Muara dengan nama
Kampung Baru yang berlokasi persis di perbatasan antara Kota Jakarta Utara dengan
Tangerang.
Sebenarnya, tidak ada lahan untuk didiami oleh para warga tergusur itu. Lahan yang
bernama Kampung Baru itu adalah lahan yang tercipta hasil reklamasi. Dan bukan
tanah sembarang tanah yang digunakan untuk mengurug laut, yang digunakan
adalah limbah padat dari sebuah pabrik minyak goreng dan kulit kerang hijau.
Karakteristik tanah limbah ini adalah tersebut terasa hangat jika dirasakan dengan
kaki telanjang. Dan jika hari panas menyengat, tekstur tanah itu berubah menjadi
lebih lembek.
Hingga tiga tahun semenjak Kampung Baru itu didiami, belum terbentuk struktur
pemerintahan RT dan RW. Hal ini menyebabkan Kampung Baru menjadi antara ada
dan tiada. Akhirnya, setelah masyarakat mulai mengurus pengakuan dari pemerintah
akan keberadaan Kampung Baru, terbentuklah struktur pemerintahan RT dan RW.
Pengakuan dari pemerintah adalah penting artinya karena dengan terbentuknya RT
dan RW lantas diikuti dengan masuknya pembangunan infrastruktur wilayah seperti
jaringan listrik. Industri semakin marak dibangun di sekitar Kamal Muara sehingga
tipikal masyarakat nelayan berbaur dengan masyarakat buruh industri. Tempat
pelelangan ikan dibangun di tahun 2000.
Rupanya nasib menjadi orang
tergusur begitu melekat pada
warga Kamal Muara. Setelah
rumah-rumah di bantaran kali
digusur, kini mata pencaharian
utama dan sekaligus penciri
Kamal Muara pun digusur juga,
yaitu lahan peternakan kerang
hijau. Hal ini terjadi pada tahun
2004.
Kerang hijau adalah identitas
Kamal Muara, bahkan kulit
keranglah penyusun tanah di
sana. Budidaya kerang hijau menjadi penggerak roda ekonomi, hingga ke sektor-
sektor turunannya seperti pengepul dan pengolah kerang hijau. Dengan ganti rugi
yang habis dalam jangka pendek karena tidak dikelola dengan baik, warga telah
merelakan ladang penghasilan berjangka panjangnya digusur. Itulah yang terjadi,

12 | P E S I S I R TERSISIR
mata pencaharian alternatif tidak dipersiapkan dengan baik sehingga roda ekonomi
pun melambat geraknya.
Bukan hanya penggusuran yang membuat peternak kerang hijau menjadi semakin
sulit bertahan. Kondisi laut yang semakin tidak sehat dengan adanya limbah yang
secara rutin berkunjung juga menyebabkan kerang hijau banyak mati. Industri-industri
yang marak beroperasi dan kurang hirau terhadap pengolahan dan pembuangan
limbahnya bisa jadi satu pangkal masalah. Ditambah lagi dengan paradigma melihat
sungai sebagai tempat sampah
makin memperburuk kondisi sungai
dan muaranya.
Maraknya pembangunan industri
dan infrastruktur ini diikuti dengan
semakin padatnya penduduk yang
mendiami Kamal Muara hingga
pada tahun 2005 RW pun
dimekarkan kembali menjadi
empat RW. Berbaurnya masyarakat
nelayan dengan masyarakat
industri teralokasi dalam empat RW
yang ada, dimana RW 01 dan 02
didiami oleh masyarakat nelayan sebagai mayoritasnya, sedangkan RW 02 dan 03
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri. Infrastruktur yang ada di
Kamal Muara menjadi semakin lengkap dengan dibangunnya Stadion Kamal pada
tahun 2006 dan Balai Nelayan setahun kemudian. Lengkapnya bisa dilihat pada
Lampiran1.

Kamal Muara Kini


Kamal Muara adalah satu diantara
lima kelurahan yang terdapat di
kecamatan Penjaringan Kota
Jakarta Utara. Kamal Muara
berbatasan dengan Laut Jawa di
sebelah utaranya, Kelurahan Tegal
Alur di sebelah selatannya, Muara
Dadap di sebelah baratnya dan
Muara Kapuk di sebelah timurnya.
Luas wilayah Kamal Muara
mencapai 100,3 hektar.
Data terkini menunjukkan bahwa
jumlah penduduk Kamal Muara sebanyak 5.992 jiwa, terdiri atas 2.907 perempuan
dan 3.085 laki-laki. Penduduk sebanyak itu terbagi dalam 1.614 kepala keluarga
(KK). Berdasarkan asal sukunya, penduduk Kamal Muara terdiri atas suku Bugis, Jawa,
Sunda, dan Betawi dengan suku Bugis sebagai mayoritas.

PESISIR T E R S I S I R | 13
14 | P E S I S I R
Dari empat RW yang ada di Kamal Muara, masyarakat pesisir terkonsentrasi di RW 01
dan 04 karena memang lokasi kedua RW tersebut yang berbatasan dengan pantai.
Sebagian besar masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan dengan sebagian kecil
TERSISIR

yang lain berprofesi sebagai pedagang ikan dan pembudidaya. Satu-satunya


budidaya yang dikembangkan di Kamal Muara adalah budidaya kerang hijau.
Maraknya budidaya kerang hijau dahulu dapat dilihat dari aktivitas perebusan kerang
yang dilakukan di setiap sore di hampir setiap rumah. Saat ini, pemandangan tersebut
tidak lagi dijumpai semenjak digusurnya area budidaya. Ditambah lagi dengan
kunjungan rutin limbah yang menyebabkan kerang hijau sulit untuk hidup dan
berkembang. Hanya tampak satu-dua yang masih bertahan dengan sedikit kerang
hijaunya.
Ada enam jenis alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan Kamal Muara yaitu (i)
bagang, baik bagang tradisional, apung, maupun tancap, (ii) jaring, (iii) pancing, (iv)
bubu, (v) serok, dan (vi) tembak. Tetapi kini, apapun alat tangkapnya, untuk
mendapatkan ikan tetap harus lebih jauh lagi melaut ke tengah. Tentu saja, sebagai
konsekuensinya, biaya bahan bakar menjadi semakin tinggi.
Profesi nelayan yang ada lantas
menciptakan profesi-profesi lain
sebagai turunannya seperti palele
(atau pengepul ikan) dan pengasin
ikan. Palele Kamal Muara tidak
perlu jauh-jauh melemparkan
dagangan ikannya ke daerah lain
semenjak beroperasinya Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) di sana.
Pengasin adalah profesi pengolah
ikan hingga ikan yang didapatkan
diolah menjadi ikan asin.
Pengasinan adalah satu-satunya
yang bisa dijumpai di Kamal
Muara dalam hal pengolahan hasil laut. Dahulu sempat ada pelatihan pengolahan
ikan menjadi kerupuk ikan, tetapi pelatihan ini rupanya tak ada bekas hasilnya.
Menggunakan indikator kesejahteraan keluarga versi Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), dari 1.614 KK yang ada, 1.053 diantaranya atau 65%
berada pada tingkat pra-sejahtera dan sejahtera 1. Artinya, sebagian besar keluarga
yang ada di Kamal Muara belum atau baru dapat memenuhi kebutuhannya yang
sangat mendasar, meliputi agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.

14 | P E S I S I R TERSISIR
Pelajaran Terpetik
Pernah ada suatu masa dimana
lautnya masih begitu asli dan
bersih hingga ikan tak perlu
ditangkap jauh ke tengah laut,
cukup di pesisir saja. Ada juga
masa ketika hutan bakaunya masih
begitu asri hingga ikan pun
berjumlah melimpah.
Jika Anda melihat sungainya
Kamal Muara yang sekarang,
mungkin Anda merasa ngeri
bahkan sekedar untuk
mencelupkan kaki di dalamnya,
tapi pernah ada suatu masa dimana sungainya begitu menyegarkan ketika digunakan
untuk mandi.
Tekanan dari jumlah penduduk yang semakin besar, diikuti dengan tekanan dari
intensitas pembangunan yang semakin meningkat dengan segala pernak-pernik
industrinya, menyebabkan masa-masa lestarinya alam itu kini lewat sudah. Memang,
jumlah penduduk dan intensitas pembangunan adalah suatu hal yang alamiah terjadi,
tetapi pertanyaannya adalah: haruskah pembangunan di satu sektor dilakukan dengan
mengorbankan sektor yang lain? Masing-masing, baik sumber daya alam dan sumber
daya buatan, memberi manfaat bagi manusia. Mungkinkah kita menjaga
keseimbangan pembangunan antara kedua sektor tersebut, sehingga manfaat dan
fungsinya dapat tetap lestari?
Jika ingin menjawab pertanyaan dan sekaligus tantangan ini, maka satu aktor
terpenting dan utamanya adalah: masyarakat pesisir Kamal Muara. Melihat sejarah,
masyarakat Kamal Muara tebukti dan teruji memiliki ketahanan dan keswadayaan.
Satu pembuktiannya adalah bagaimana sebuah kampung baru terbentuk dan akhirnya
diakui oleh pemerintah hingga struktur pemerintahan dan pembangunan infrastruktur
pun masuk di sana. Inilah satu bukti ketahanan dan keswadayaan masyarakat dalam
mengurus dirinya sendiri.
Bisa jadi, inilah modal paling berharga dalam menjawab tantangan: menjaga
keseimbangan antara pembangunan sumber daya buatan dengan kelestarian sumber
daya alam. Dan masyarakatlah memang yang akan menjadi penerima manfaat utama
dari keseimbangan itu, atau bisa jadi penerima mudharat utama dari
ketidakseimbangan.

PESISIR T E R S I S I R | 15
16 | P E S I S I R
TERSISIR

16 | P E S I S I R TERSISIR
Pemicu gerak
Sekilas Permasalahan
Meskipun Anda belum pernah berkunjung ke Kamal Muara sebelumnya, dengan
sekali datang dan melihat sekilas
akan nampak bahwa satu
permasalahan di sana adalah:
kualitas lingkungan yang
memprihatinkan dan terus merosot.
Bagi masyarakat pesisir, laut
adalah sumber penghidupan.
Tetapi kini laut Kamal Muara tidak
dapat lagi diandalkan untuk itu.
Nelayan Kamal Muara harus
melaut hingga jauh ke tengah jika
ingin pulang dengan membawa
hasil tangkapan.
Pertama-tama sebabnya adalah hutan mangrove yang kini hampir tak bersisa lagi.
Dari yang awalnya seluas 20 hektar, kini hutan mangrove-nya tinggal tersisa dua
hektar saja, atau merosot 90%. Tak ada lagi tempat bagi ikan untuk tumbuh dan
berkembang. Sebab keduanya adalah laut sebagai habitat ikan justru kini menjadi
racun bagi si ikan, bahkan jenis sekelas kerang hijau. Perlu diketahui, kerang hijau
adalah jenis hewan laut penyerap
polutan, seperti timbal (dengan
singkatan kimianya Pb). Jika jenis
sekelas kerang hijau saja sudah
tidak mampu bertahan, dapat
dibayangkan betapa beratnya
polusi yang terjadi.
Sekali lagi, cara pandang sungai
sebagai tempat pembuangan akhir
adalah penyebabnya. Dan rupa-
rupanya, banyak industri dan
rumah tangga yang menganut cara
pandang ini. Akhirnya, segala

PESISIR T E R S I S I R | 17
18 | P E S I S I R
sampah dan limbah pun mengalir melalui sungai dan menumpuk tak ada habisnya di
laut sebagai tempat bermuara.
Kekumuhan perkampungan adalah kesimpulan sekilas kedua yang dapat Anda ambil
TERSISIR

melalui kunjungan singkat. Bukan tanah benar-benar tanah tempat masyarakat


mendirikan rumah dan kampung mereka, melainkan urugan limbah dan kulit kerang
hijau, khususnya di wilayah RW 04. Tidak ada satupun tanaman yang dapat hidup di
lingkungan sekeras itu.
Kekumuhan sangat intim
hubungannya dengan kemiskinan.
Bukan barang baru jika
masyarakat pesisir identik dengan
masyarakat miskin. Tetapi
sebenarnya kemiskinan bukanlah
hal yang membelit Kamal Muara
semenjak dahulu. Masyarakat di
sana sempat mengalami masa-
masa kejayaan ketika budidaya
kerang hijau berkembang begitu
pesatnya. Apalagi, di masa-masa
kejayaan itu, laut Kamal Muara
memang cocok sebagai tempat
hidup kerang hijau, dan hal ini tidak dimiliki oleh wilayah laut lain. Jadi,
mengidentikkan Kamal Muara sebagai sentra produksi kerang hijau bukanlah hal
yang berlebihan. Identitas yang kini telah meredup.
Pandangan sekilas mengenai kemiskinan yang terjadi di sana didukung juga oleh data
BKKBN yang menyebutkan bahwa sebagian besar KK berada pada tingkatan pra-
sejahtera dan sejahtera 1. Tingkatan pra-sejahtera dan sejahtera 1 memang belum
tergolong miskin tetapi mudah sekali untuk jatuh menjadi miskin.
Masalah selanjutnya yang mengemuka di Kamal Muara bukanlah masalah kasat mata
yang dapat Anda simpulkan dengan melihat sekilas, tetapi dibutuhkan obrolan
panjang terlebih dahulu dengan masyarakat. Masalah itu adalah: kepastian lahan.
Sudah menjadi nasib yang melekat pada diri warga tergusur bahwa lokasi baru tempat
mereka bermukim juga masih terombang-ambing untuk urusan kepastian lahannya.
Tidak ada kejelasan akan status kepemilikannya, tidak ada informasi tentang apa yang
akan dilakukan oleh Pemerintah dengan lahan yang saat ini didiami itu dalam waktu-
waktu mendatang. Yang ada hanyalah isu-isu yang menerpa, entah isu bahwa mereka
akan digusur kembali, dan entah isu-isu yang lainnya. Jadi, masyarakat pesisir Kamal
Muara membangun penunjang dari kebutuhan hidup mereka di atas ketidakpastian.
Itulah masalah yang tak nampak, tetapi jelas terasa dan mengganggu.
Permasalahan ekonomi dan krisis ekologi, itulah masalah yang benar-benar nampak
di Kamal Muara. Masalah yang akan semakin parah jika apapun tidak dilakukan
untuk mengatasinya.

18 | P E S I S I R TERSISIR
Mulai Gerak Bersama
Masalah-masalah yang nampak bukanlah masalah kemarin sore yang baru disadari
oleh masyarakat pesisir. Justru
informasi lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang ada
datangnya dari masyarakat sendiri
sebagai informan kunci. Artinya,
kita tidak perlu bersusah payah
memberitahu masyarakat tentang
masalah-masalah apa yang
menimpa mereka, karena
masyarakat sadar sesadar-
sadarnya mengingat merekalah
penerima dampak dari masalah
yang ada.
Jika kesadaran telah dimiliki oleh masyarakat, maka pertanyaannya adalah: mengapa
masalah-masalah tersebut didiamkan saja, berlarut-larut, dan seakan-akan tanpa
apapun dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkannya? Padahal selain
masyarakat, tidak ada lagi yang lainnya sebagai penerima dampak negatif.
Jawaban dari pertanyaan itu hanyalah satu: belum terbangun pemikiran bersama
untuk aksi bersama. Kesadaran bersama akan masalah yang dihadapi mungkin telah
ada, tetapi hanyalah kesadaran semata tidak akan mengubah apapun. Karena itulah
perlu dilakukan sebuah proses untuk membangun pemikiran bersama (collective
thinking) antar warga masyarakat mengenai aksi bersama (collective action) untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada.
Melalui pemikiran bersama, informasi pun akan tergali secara lebih lengkap sehingga
pilihan solusi yang sebelumnya tidak terlihat bisa menjadi terang dan jelas. Melalui
aksi bersama, warga tidak lagi berupaya sendiri-sendiri melainkan berkerjasama dan
saling mendukung satu sama lain. Dan kesadaran yang ada pun pada akhirnya dapat
menjelma menjadi perubahan yang nyata.
Proses yang dilakukan untuk
membangun pemikiran dan aksi
bersama itu adalah perencanaan
strategis (renstra) yang diawali
dengan kegiatan outbond. Secara
umum, renstra adalah proses
terencana untuk merumuskan masa
depan macam apa yang
dikehendaki, dan apa saja yang
harus dilakukan agar masa depan
yang dikehendaki itu bisa terwujud.
Sedangkan outbond adalah proses
untuk membangun kekompakan

PESISIR T E R S I S I R | 19
20 | P E S I S I R
dan kebersamaan melalui
permainan-permainan fisik dan
strategi di lapangan. Jangan salah
TERSISIR

sangka, hidup bertetangga bukan


berarti dengan mudahnya dapat
bekerjasama. Dekat di mata bisa
jadi jauh di hati. Karena itulah
diperlukan proses membangun
kekompakan dan kebersamaan
melalui outbond.
Diikuti 43 orang peserta yang
terpilih sebagai kader pengelolaan
pesisir dan perikanan dan berasal
dari RW 01 dan 04 Kelurahan Kamal Muara, proses outbond dan renstra ini
dilangsungkan. Hasil dari renstra tersaji secara lengkap di dalam buku ini dan
diharapkan dapat menjadi panduan langkah bagi masyarakat pesisir Kamal Muara
untuk bergerak bersama.

20 | P E S I S I R TERSISIR
Ketersediaan Potensi
Proses Perencanaan Strategis (renstra) diawali dengan identifikasi sumber daya yang
dimiliki atau dapat diakses masyarakat pesisir Kamal Muara. Berikut ini adalah
uraiannya untuk tiap jenis sumber daya.

Sumber Daya Alam


Secara umum, sumber daya alam
di Kamal Muara mengalami
tekanan begitu beratnya. Sungai
dan laut begitu tercemar sehingga
warna biru tidak dapat lagi
diidentikkan dengan sungai dan
laut di sana. Sungai yang ada
membelah perkampungan dan
difungsikan sebagai tempat
berlabuh kapal-kapal kecil milik
nelayan. Masih ada 10% hutan
mangrove yang tersisa walaupun
dalam kondisi memprihatinkan.
Ikan yang dihasilkan cukup
beragam, mulai dari ikan teri hingga ikan kakap. Ada jenis kera yang masih bisa
dijumpai di hutan mangrove yang tersisa.
NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1. Laut Luas Tercemar RW 04-Rw 03 Tercemar
2. Sungai Panjang 2 Km Tercemar oleh Jembatan
Lebar 50 m limbah sampai muara
Kamal
3. Pinggir laut Panjang 5000 m Sering banjir Jembatan
lebar 50 m Banyak sampah sampai muara
Lumpur Kamal
4. Bakau/Mangrove Banyak Buruk Pinggir laut Mati
5. Burung (bangau, belibis) Datang dan pergi Mangrove Tercemar
6. Ikan (tongkol, teri, layur, Banyak Pinggiran Tercemar
kembung,tengkek,cumi-cumi, pantai
udang, ikan besek, biawas,
sembilang, kakap.
7. Biawak Sedikit Diburu
8. Ular Sedikit Diburu
9. Kerang ijo/kerang darah Sedikit Tercemar
Kera Sedikit
Cacing laut Banyak Tercemar Untuk umpan ikan

PESISIR T E R S I S I R | 21
22 | P E S I S I R

Sumber Daya Manusia


Jika nelayan digolongkan
TERSISIR

berdasarkan alat tangkapnya,


maka terbanyak adalah nelayan
bagang, dan utamanya adalah
bagang tancap. Selain bagang
tancap, ada pula bagang apung
dan bagang tradisional tetapi
hanya sedikit nelayan yang
menggunakannya.
Satu profesi di Kamal Muara yang
cukup unik penamaannya adalah
kucing lelang, yaitu orang-orang
yang membantu para pedagang
ikan di TPI, baik membantu mengangkat ataupun menata ikan dagangan. Imbalan
atas bantuan dari para kucing lelang ini adalah ikan, dan besar imbalan tidak
ditentukan melainkan atas dasar kesukarelaan pedagang ikan yang dibantu. Karena
kucing lelang mendapatkan imbalan setelah bekerja, maka inilah yang
membedakannya dengan kucing garong.
Peternak kerang hijau masih dapat dijumpai di Kamal Muara, meskipun jumlah orang
yang menggelutinya telah menurun drastis, demikian pula penghasilannya.
Penggusuran dan pencemaran laut adalah sebabnya.
Hasil tangkapan para nelayan ditampung oleh orang-orang yang menggeluti profesi
sebagai pengepul, baik pengepul ikan maupun pengepul kerang hijau. Sedikit
banyaknya hasil tangkapan nelayan
selain mempengaruhi pengepul,
juga mempengaruhi profesi-profesi
lain seperti pengasin dan pengolah
kerang hijau.
Ada profesi yang khas digeluti oleh
ibu rumah tangga, yaitu buruh
pengasin ikan, buruh pengupas
kerang hijau dan pembuatan
rebon. Tentunya ibu-ibu yang
bekerja ini dapat sedikit menopang
pemenuhan kebutuhan keluarga.
Jelas sudah bahwa profesi nelayan adalah profesi sentral dalam perputaran roda
ekonomi di Kamal Muara karena, selain digeluti oleh sekitar 75% penduduk RW 01
dan 04, juga banyak profesi lain sebagai turunannya yang sangat dipengaruhi oleh
hasil dari para nelayan. Jika profesi nelayan mati, maka profesi lain yang tergantung
darinya juga akan ikut mati.

22 | P E S I S I R TERSISIR
NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1. Nelayan Pancing 15 Punya alat pancing tapi tidak Tidak mampu
punya perahu
2. Nelayan bagan tancap 20 Bagang tergusur karena PT Kurang BBM
3. Nelayan sero 15 Berkurang ada limbah Rubuh karena ombak
4. Nelayan bubu 15 Mempunyai alat untuk Tidak ada alat gak bisa
menangkap ikan dari kawat nangkap
5. Nelayan jaring 20 Punya jaring tapi perahu Jaring rusak atau hilang
numpang
6. Nelayan ternak kerang ijo 40 Tidak semua memiliki Pendapatan menurun
7. Pengepul ikan 10 Tangkapan ikan
menurun
8. Pengepul kerang 5 Busuk
9. Penembak ikan (kakap, Banyak
beronang)
10. Nelayan bagang apung 4
11 Pengolah kerang ijo 9
12 Nelayan bagang tradisional 4
13 Pengasinan 6 RW 1 dan
4
14 Kuli angkut 30
15 Kucing lelang 15
16 Buruh ikan asin 8
17 Pemilik bagang 30
18 Kuli bagang 40
19 Pemilik sero 20
20 Kuli sero 50
Keterangan : bila pendapatan nelayan pancing berkurang, pindah ke nelayan bagan jadi tidak menetap begitu juga
sebaliknya

Modal Sosial
Secara sederhana, modal sosial
bisa diartikan sebagai organisasi-
organisasi atau kegiatan-kegiatan
bersama yang ada dan hidup di
tengah masyarakat. Organisasi
dan kegiatan bersama adalah
modal sosial karena dapat
menyatukan kekuatan yang
awalnya adalah kekuatan individu
menjadi kekuatan bersama.
Seringkali biasa diibaratkan
dengan lidi dan sapu lidi.
Organisasi yang bisa
dikategorikan sebagai modal sosial adalah organisasi yang berkegiatan demi
kepentingan umum, bukan segelintir golongan atau kelompok. Jika organisasi itu
hanya mengurusi kepentingan kelompok, organisasi itu tetaplah modal, tetapi
hanyalah modal bagi kelompok tersebut.
Dan ternyata, belum ada organisasi yang khusus menaungi masyarakat pesisir di
Kamal Muara. Ada berbagai organisasi dan kegiatan yang hidup di tengah
masyarakat, mulai dari kerja bakti hingga radio komunitas, tetapi tidak khusus
beranggotakan dan menangani permasalahan masyarakat pesisir. Tetapi tetap,

PESISIR T E R S I S I R | 23
24 | P E S I S I R
organisasi dan kegiatan yang ada di Kamal Muara memiliki keterkaitan dengan
masyarakat pesisir. Sebagai contoh adalah Komisi Perempuan Indonesia (KPI) yang
memiliki keterkaitan dengan masyarakat pesisir dalam bentuk pemberian pelatihan
TERSISIR

keterampilan bagi ibu-ibu istri nelayan.


NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1 KPI (Komisi Kurang [tidak Kampung Baru
Perempuan ada kegiatan]
Indonesia)
2 Karang taruna 5 Baik Rw 04, RW 01 dan kelurahan
3 RK2N 1 Baik Meliput semua Kamal Muara Akan digalakan
RW 01 RT 10 tentang informasi
tapi belum
dilakukan
4 Kerja bakti Seluruh Kurang Semua RW seminggu sekali Memberikan
warga pendidikan untuk
anak-anak
nelayan putus
sekolah
5 LSM 2 Kurang Bentukan pemerintah
6 Pengajian Ibu-ibu dan Baik RW 04
bapak-bapak
7 PKK Kurang Ibu-ibu
membantu daur
ulang hasil
tangkapan

Infrastruktur
Terdapat beragam infrastruktur
yang ada di Kamal Muara yang
dapat mendukung kehidupan dan
kebutuhan masyarakat pesisir.
Sebagai contoh adalah
dibangunnya TPI di sana sehingga
Kamal Muara menjadi hidup
dengan aktivitas perdagangan
ikannya. Sayangnya, beroperasinya
satu infrastruktur ternyata dapat
juga menghambat penggunaan
infrastruktur lainnya. Sebagai
contoh adalah TPI tersebut.
Melubernya perdagangan ikan hingga ke jalan membuat jalan tidak lagi dapat
difungsikan sebagai sarana lalu lintas kendaraan, dan itu berlangsung mulai dari
tengah malam hingga paginya di setiap hari.
Kebanyakan infrastruktur yang ada dibangun melalui program pemerintah. Satu
infrastruktur terbaru yang dibangun adalah Balai Nelayan. Hanya, karena masih
barunya itu, Balai Nelayan masih belum difungsikan sesuai dengan namanya.
Selain infrastruktur buatan pemerintah, ada pula infrastruktur yang dibangun secara
swadaya. Contohnya adalah masjid yang ada di Kamal Muara. Hal ini menunjukkan
bahwa betapapun beratnya tekanan ekonomi yang didera masyarakat pesisir yang

24 | P E S I S I R TERSISIR
terpinggir, masih tersisa semangat berswadaya demi kualitas hidup bersama yang
lebih baik.
NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1. TPI 1 Bagus Perbatasan RW 01 Layak pakai
dan RW 04
2 Tempat riset Dinas Peternakan, 1 Bagus RW 01 Layak pakai
perikanan dan Kelautan
3 Dermaga 1 Bagus Rw 4
5. Mesjid 3 Bagus RW 01 + RW 04 Layak pakai
6. Kantor kelurahan 1 Bagus RW 01
7. Kantor RW 3 Memprihatinkan RW 01-03 Renovasi
8. Balai nelayan 1
9. Pendopo 1
10. Pasar ikan 1
Kantor koperasi 1 Bagus Rw 4
Toko kelontong 2 Bagus r
Sumur boor 10

Akses Finansial
Yang dimaksud dengan akses finansial adalah sumber-sumber pembiayaan yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir. Jenis-jenis profesi masyarakat pesisir,
seperti nelayan, adalah profesi yang memiliki karakteristik padat modal di awal. Sama
halnya seperti petani, di awal masa tanam yang ada hanyalah pengeluaran
sedangkan hasil baru dapat dinikmati pada masa panen. Dalam konteks nelayan,
kebutuhan modal di awal misalnya adalah bahan bakar dan kebutuhan rumah tangga
bagi keluarga yang ditinggalkan melaut, apalagi jarak melaut yang semakin jauh
menyebabkan keluarga bisa ditinggalkan berbulan-bulan lamanya.
Ada akses finansial yang disediakan oleh individu pribadi, ada yang disediakan
dengan berkoperasi, dan ada pula yang disediakan oleh korporasi/perusahaan
semacam BRI. Bunga besar yang ditetapkan oleh individu penyedia akses finansial,
seperti bank keliling, tidak menghalangi para nasabahnya untuk tetap meminjam uang
mengingat kebutuhan sehari-hari yang mesti dipenuhi.
NO. JENIS LOKASI PENERIMA SUMBER KETERANGAN
DANA
1. Komikas ( Koperasi RT 04 RW 08 Masyarakat Masyarakat Simpan pinjam berjalan
Mina Kamal Sejahtera)
2. KPI (Koperasi RT 03 RW 04 Masyarakat Masyarakat
Pelelangan Ikan)
3. Bank keliling Pribadi Masyarakat Berjalan dengan bunga besar
4. Inpres Desa tertinggal Kelurahan Pemerintah Masyarakat Tidak berjalan, sekarang diganti
(IDT) dengan PPMK
5. PPMK Kelurahan Pemerintah Masyarakat Setengah berjalan
6. KTNA (Kelompok Tani Pemerintah Masyarakat Masyarakat Setengah berjalan
Nelayan Andalan)
7. BRI BUMN Masyarakat Berjalan tapi lokasi di luar Kamal
80%
8 Tetangga atau teman Penghasilan setelah dijual maka
untuk menggantikan hutang tsb
9. Pengepul 5 Pribadi Masyarakat Penghasil ikan di jual ke pengepul
tersebut untuk menggantikan uang
yang dipinjam
10 Juragan kapal Pribadi masyarakat ABK (anak buah kapal)

PESISIR T E R S I S I R | 25
26 | P E S I S I R
TERSISIR

26 | P E S I S I R TERSISIR
Permasalahan yang
dihadapi
Keberadaan sumber daya dibarengi juga dengan beragam permasalahan yang
terjadi. Melalui proses identifikasi, maka diketahuilah berbagai permasalahan yang
dialami oleh masyarakat pesisir Kamal Muara. Berdasarkan kesamaannya, kumpulan
permasalahan tersebut dapat digolongkan menjadi enam isu besar meliputi:

Lingkungan Semakin Rusak


Degradasi sumber daya alam begitu
deras terjadi. Limbah yang diantarkan
sungai-sungai yang bermuara di
pesisir Kamal Muara dan Teluk
Jakarta rutin berkunjung dengan
intensitas yang semakin sering.
Reklamasi pun dilakukan di sepanjang
pantai sekitar Kamal Muara. Dua hal
ini menjadi penyebab utama dari
semakin rusaknya sumber daya pesisir.
Tentu, penerima dampak pertama dan
utama adalah masyarakat yang
tinggal di sekitar sumber daya
tersebut. Kerang hijau sudah semakin sulit untuk dibudidayakan karena air laut yang
sudah begitu cemarnya. Ikan pun sudah sedemikian sulit didapatkan bahkan dengan
apapun alat tangkap yang digunakan. Tidak ada pilihan lain kecuali melaut lebih jauh
lagi. Akhirnya, biaya produksi bagi nelayan pun semakin membengkak.
Sungai pun kini hanya bisa difungsikan sebagai tempat kapal bersandar, lain tidak,
padahal sebelumnya warga masih bisa menggunakannya sebagai tempat untuk
mandi. Dan banjir yang rutin mengunjungi Kamal Muara adalah contoh lain betapa
alam sudah begitu rusak kesetimbangannya. Jika dipandang bahwa sumber dari
segala ketidakseimbangan ini adalah manusia (anthropogenic), maka dampak pun
dirasakan oleh tidak ada yang lain kecuali manusia.

PESISIR T E R S I S I R | 27
28 | P E S I S I R

Kurangnya Infrastruktur
Kecuali untuk daerah-daerah pariwisata, infrastruktur yang ada di wilayah pesisir rata-
TERSISIR

rata memang ada apa adanya. Apalagi jika lahan pesisir itu adalah lahan baru hasil
reklamasi yang dihuni oleh para warga tergusur, maka keberadaan dan keadaan
infrastruktur pun menjadi semakin tertinggal dibanding daerah lainnya.
Sebagaimana halnya yang dapat diamati di Kampung Baru Kamal Muara, yang
disebut dengan jalan kampung adalah tanah urukan limbah minyak yang dilapisi
dengan kulit kerang hijau. Tidak ada prasarana penampungan sampah sehingga
dimanapun sampah bisa dibuang sehingga memperparah kekumuhan. Akses
terhadap air bersih pun masih terbatas karena sumur bor yang ada kurang kapasitas
pelayanannya jika dibandingkan dengan kesemua pengguna yang membutuhkan.
Tetapi, masalahnya bukan hanya
ada pada minimnya infrastruktur.
Infrastruktur yang ada dan dalam
kondisi baik pun menjadi satu
permasalahan tersendiri karena
infrastruktur tersebut
dialihfungsikan. Pemerintah telah
menyediakan dengan sedemikian
baiknya jalan beraspal yang mulus
menuju ke Kamal Muara dan
berujung ke TPI Kamal Muara.
hanya, pada jam-jam tertentu jalan
yang mulus tersebut beralihfungsi
menjadi etalase bagi para pedagang menjajakan ikannya. fungsi jalan sebagai
prasarana transportasi pun terhenti pada jam-jam tersebut dan berlangsung pada
setiap harinya.

Terhimpitnya Ekonomi Nelayan


Masalah terhimpitnya ekonomi
nelayan memang bukan cerita
baru dan unik dari Kamal Muara,
melainkan menimpa sebagian
besar nelayan yang hidup di negeri
ini. Ikan semakin sedikit yang
didapat karena penangkapan
berlebih (overfishing) dan rusaknya
sumber daya laut, semakin jauhnya
jarak melaut menyebabkan
semakin bengkaknya biaya
perjalanan, tidak sepadannya
antara usaha nelayan untuk
menangkap ikan dengan harga ikan yang dibeli dari nelayan. Singkatnya, antara
biaya (cost) dengan manfaat (benefit) sudah tidak imbang lagi bagi nelayan. Akhirnya,

28 | P E S I S I R TERSISIR
pekerjaan sebagai nelayan ini dilakukan bukan untuk meningkatkan taraf hidup, tetapi
hanya untuk mempertahankan keberlangsungan hidup.
Satu cerita cukup berbeda dari nelayan Kamal Muara adalah pembudidayaan kerang
hijau. Karakteristik pesisir Kamal Muara yang sesuai sebagai lokasi pembudidayaan
kerang hijau menyebabkan taraf ekonomi masyarakat pesisir sempat terangkat dengan
aktivitas budidaya ini. Hasil seadanya dari menangkap ikan dapat terbantu dengan
hasil membudidayakan kerang hijau. Tetapi, semenjak digusurnya lahan budidaya
masyarakat untuk kepentingan lalu lintas kapal dan limbah yang semakin kerap
berkunjung menyebabkan hasil berbudidaya kurang dapat lagi untuk membantu
penghasilan. Maka semakin terhimpitlah ekonomi nelayan.

Kurangnya Kepedulian Pendidikan


Adanya penduduk buta huruf
masih dapat dijumpai di Kamal
Muara. Tetapi sebagian
diantaranya menganggap buta
huruf bukanlah suatu masalah
selama masih dapat melaut dan
menangkap ikan. Hal ini
menunjukkan rendahnya
kepedulian akan pentingnya
pendidikan.
Anak pun bukanlah dilihat sebagai
investasi masa depan, tetapi malah
sebagai faktor produksi di masa
kini. Sebagai faktor produksi, maka anak harus dapat menghasilkan dan membantu
ekonomi keluarga. Pandangan semacam ini menyebabkan banyak anak lebih memilih
untuk beraktivitas yang menghasilkan uang ketimbang belajar demi medapatkan ilmu.
Kondisi ini tercermin pada cukup tingginya angka putus sekolah di Kamal Muara.

Tidak Ada Kelembagaan Pesisir


Ada berbagai macam organisasi masyarakat yang ada di Kamal Muara seperti Karang
Taruna dan Forum Komunikasi Masyarakat Betawi, tetapi tidak ada organisasi yang
khusus mengurusi masyarakat pesisir, padahal masyarakat pesisir memiliki
permasalahan yang unik sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk
mengatasinya.
Akibatnya, adalah tidak tergalang berpikir dan bertindak bersama oleh masyarakat
pesisir untuk mencoba menyelesaikan permasalahan sendiri. Tanpa adanya
kebersamaan dalam pikir dan tindak, maka masyarakat menjadi kehilangan dayanya.
Tanpa daya masyarakat, maka permasalahan-permasalahan yang melingkupi
masyarakat pesisir, seperti lingkungan pesisir yang semakin rusak, ekonomi nelayan
yang semakin terhimpit, dan lain-lain permasalahan menjadi semakin sulit
dipecahkan. Akhirnya, masalah-masalah yang ada dianggap menjadi bagian dari

PESISIR T E R S I S I R | 29
30 | P E S I S I R
keseharian dan kehidupan, masalah-masalah yang kemudian berkembang menjadi
semakin berlarut-larut dan rumit.

Tidak Ada Kepastian Lahan


TERSISIR

Terdapat tiga kebutuhan primer


manusia dan salah satunya
adalah: papan atau rumah
hunian. Tentunya rumah hunian
didirikan di atas lahan dengan
status yang jelas, apakah hak
milik, hak pakai, ataukah hak
sewa. Jika lahan tempat hunian
didirikan tidak memiliki status yang
jelas, maka kebutuhan primer
manusia pun akan terganggu
pemenuhannya.
Demikian pula halnya yang terjadi
di Kamal Muara. Ketidakjelasan status lahan tersebut utamanya dikarenakan lahan
yang ditempati saat ini, yang bernama Kampung Baru, adalah lahan yang tercipta
hasil reklamasi. Warga yang mendiami Kampung Baru ini sebagian besarnya adalah
warga yang digusur dari huniannya di sepanjang bantaran Kali Kamal. Warga
mendiami lahan ini awalnya hanya dengan membuat patok saja tanpa bertransaksi
terlebih dahulu dengan pemilik sahnya, dan entah siapa pemilik sah tersebut.
Penghuni Kampung Baru masih rutin untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Tetapi bukan berarti kepastian lahan didapat dengan membayar pajak.
Kepastian lahan itu masih tidak jelas dan masyarakat selalu berada dalam situasi yang
penuh ketidakpastian mengenai nasib rumah mereka kelak. Apalagi, masyarakat
pesisir adalah masyarakat yang hidupnya digantungkan pada hasil laut sehingga
penentuan lahan hunian mempengaruhi penghidupan.

30 | P E S I S I R TERSISIR
Mulai menata
Berbekal sumber daya yang dimiliki
dan melihat pada permasalahan
yang dihadapi maka dimulailah
penataan masa depan Kamal
Muara. Penataan masa depan ini
diawali dengan merumuskan visi.
Visi adalah kondisi ideal yang
dicita-citakan. Pernyataan visi
memang akan terdengar muluk,
karena cita-cita memang harus
digantungkan setinggi mungkin.
Melalui pernyataan visi ini, maka
menjadi ada acuan bagi
masyarakat untuk menyatukan
geraknya menuju satu tujuan. Seringkali menjadi tidak penting mengenai visi dapat
tercapai atau tidak karena visi lebih berperan sebagai pemandu langkah sehingga
apapun yang dilakukan oleh masyarakat pesisir hasilnya selalu semakin
mendekatkannya pada satu titik tujuan akhir. Meskipun pada akhirnya titik itu sendiri
tidak akan pernah tercapai, tetapi selalu menjadi semakin dekat. Itulah visi.
Setelah visi dirumuskan, maka selanjutnya adalah perumusan misi. Pernyataan misi
adalah pernyataan yang memberikan gambaran umum mengenai cara yang ditempuh
untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Kondisi ideal yang tersurat di dalam
pernyataan visi itu tentu tidak akan terjadi dengan sendirinya turun dari langit,
melainkan perlu diperjuangkan pencapaiannya. Pernyataan misi memberikan
gambaran umum mengenai jalur perjuangan yang diambil dalam upaya mewujudkan
visi.
Jika pernyataan misi adalah penggambaran secara umum, maka penggambaran
secara umum tersebut diperinci kembali dalam susunan rencana aksi sehingga
didapatkan panduan yang lebih jelas lagi bagi masyarakat untuk beraksi bersama.
Sebagai satu keterkaitan, maka susunan rencana aksi ini menginduk pada pernyataan
misi sebagaimana pernyataan misi menginduk pada pernyataan visi. Melalui
keterkaitan ini, maka setiap aksi kecil yang dilakukan berdasarkan rencana aksi yang
telah disusun akan menyumbangkan kontribusinya dalam bentuk semakin dekatnya
masyarakat pesisir Kamal Muara pada kondisi ideal yang dicita-citakan.

PESISIR T E R S I S I R | 31
32 | P E S I S I R
Berikut ini adalah uraian mengenai kondisi ideal yang dicita-citakan oleh masyarakat
pesisir Kamal Muara dan langkah-langkah untuk mencapainya:

Pernyataan Visi
TERSISIR

Pernyataan visi yang dirumuskan oleh masyarakat pesisir Kamal Muara adalah:
”Masyarakat pesisir Kamal Muara yang peduli lingkungan, aman, dan sejahtera”.
Kondisi semacam inilah yang diidealkan dan dicita-citakan oleh masyarakat pesisir.
Terdapat empat kata/kelompok kata kunci yang terdapat dalam pernyataan tersebut
yang arti dari masing-masingnya adalah sebagai berikut:
(i) Masyarakat pesisir Kamal Muara. Kamal Muara tidak hanya terdiri atas
wilayah pesisir saja tetapi juga terdapat wilayah industrinya.. Dari empat
RW yang ada hanya RW 01 dan RW 04 yang merupakan wilayah pesisir
dan dihuni oleh masyarakat pesisir dengan karakter aktivitas ekonominya
yang bergantung pada sumber daya alam. Dalam pernyataan visi ini jelas
tersurat bahwa kondisi yang diidealkan adalah kondisi khusus bagi wilayah
dan masyarakat pesisir mengingat visi ini dibangun dari, oleh, dan untuk
masyarakat pesisir
(ii) Peduli lingkungan. Dengan karakter aktivitas ekonomi yang berbasis
sumber daya alam, maka keselarasan dan keberimbangan antara aktivitas
ekonomi dengan pelestarian sumber daya lam menjadi mutlak artinya.
Tanpa keselarasan dan keberimbangan, maka penghidupan masyarakat
pesisir akan terganggu mengingat ketergantungannya terhadap sumber
daya alam. ”Peduli lingkungan” ini dimaksudkan sehingga masyarakat
pesisir dapat berperilaku dan menjaga keselarasan dan keberimbangan
tersebut.
(iii) Aman. Masyarakat pesisir umumnya selalu berada di pihak yang lemah,
lemah dalam arti tidak memiliki akses dan kontrol terhadap proses-proses
pengambilan keputusan, utamanya proses pengambilan keputusan
mengenai kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi hidup dan
penghidupan masyarakat pesisir. Pihak yang lemah di sini juga berarti
ketiadaan akses dan kontrol masyarakat pesisir terhadap pemanfaaatan
sumber daya.
Ketiadaan akses dan kontrol itu menyebabkan masyarakat pesisir berada
dalam kondisi penuh ketidakpastian. Sebagai contoh adalah
ketidakjelasan status lahan yang didiami hingga saat ini dan reklamasi
pantai yang begitu mengganggu mata pencaharian. Kondisi
ketidakpastian ini menyebabkan rasa tidak aman (insecure). ”Aman” yang
dimaksudkan di dalam visi ini adalah agar dalam tingkatan tertentu
masyarakat pesisir dapat memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya
dan proses-proses pengambilan keputusan sehingga ketidakpastian dapat
dikurangi.
(iv) Sejahtera. ”Sejahtera” di dalam pernyataan visi ini terkait dengan
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan. Tentunya yang

32 | P E S I S I R TERSISIR
dimaksud dengan keluarga adalah unit keluarga dalam masyarakat
pesisir. Meminjam definisi kesejahteraan versi BKKBN, sejahtera adalah
kemampuan untuk memenuhi beragam kebutuhan meliputi (i) kebutuhan
dasar minimum seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan, (ii)
kebutuhan sosial psikologis seperti pendidikan, (iii) kebutuhan
pengembangan seperti kemampuan untuk menabung dan berekreasi, dan
(v) secara teratur ikut menyumbang dalam kegiatan sosial dan aktif pula
mengikuti gerakan semacam itu dalam masyarakat.
Perlu diperhatikan bahwa peduli lingkungan, aman, dan sejahtera adalah satu
kesatuan kondisi ideal yang dicita-citakan. Jika peduli lingkungan adalah aspek
ekologis, aman adalah aspek sosial, dan sejahtera adalah aspek ekonomi, maka
ketiga aspek tersebut adalah satu kesatuaan bagi terwujudnya pembangunan
berkelanjutan. Inilah kondisi yang diidealkan dan berusaha diwujudkan. Matrik
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Pernyataan Misi
Mengacu pada visi tersebut, maka perlu dirumuskan misi-misi yang menyentuh aspek
ekologis, sosial, dan ekonomi. Misi-misi itu juga harus dapat menyentuh enam
permasalahan utama yang ada di wilayah pesisir Kamal Muara sebagaiamana telah
diuraikan sebelumnya. Maka didapatkanlah enam pernyataan misi yaitu:
Misi 1. Membentuk kelembagaan yang mengurusi pesisir;
Misi 2. Meningkatkan perekonomian nelayan;
Misi 3. Memperbaiki kondisi lingkungan dan mengembangkan wisata pesisir;
Misi 4. Meningkatan akses pendidikan untuk semua masyarakat;
Misi 5. Mendapatkan kejelasan kepastian lahan pemukiman;
Misi 6. Mendorong terbangunnya infrastruktur yang diperlukan;

Rencana Aksi
Setiap misi lantas diperinci kembali menjadi beberapa rencana aksi sehingga
mempermudah masyarakat pesisir dalam menyatukan gerak. Berikut ini adalah
rumusan rencana aksi untuk setiap misi:

Misi 1. Membentuk kelembagaan


yang mengurusi pesisir
1. Pertemuan pemuda di wilayah pesisir. Tidak adanya organisasi yang khusus
mengurusi masyarakat dan wilayah pesisir menyebabkan kaum muda Kamal
Muara berpikir untuk membuat organisasi sendiri yang tujuannya untuk
memajukan wilayah pesisir menjadi lebih baik.

PESISIR T E R S I S I R | 33
34 | P E S I S I R
2. Penguatan kelembagaan. Lembaga yang terbentuk biasanya terjebak hanya
pada sebuah nama tanpa memiliki kelengkapan sebagai sebuah lembaga
sehingga diperlukan rumusan yang jelas tentang program ke depannya serta
TERSISIR

aturan main yang dibuat bersama.

Misi 2. Meningkatkan perekonomian


nelayan
1. Membuat koperasi alat tangkap ikan. Ketatnya persaingan dalam mencari
ikan, dipengaruhi oleh alat yang dipergunakan. Semakin tradisional alat yang
dipakai, maka semakin sedikit tangkapan yang dihasilkan. Sedangkan banyak
nelayan yang tidak mampu untuk membeli alat yang lebih modern.
2. Membentuk lembaga ekonomi simpan pinjam. Susahnya mencari pinjaman
untuk modal awal dikarenakan harus melalui persyaratan yang rumit.
Persyaratan seperti adanya jaminan dan bunga yang tinggi membuat nelayan
tidak berani meminjam uang. Akhirnya di pesisir Kamal Muara banyak
ditemukan lembaga ekonomi ’informal’ yang tujuannya tidak untuk
memberdayakan masyarakat tetapi semakin menjerat masyarakat dengan
hutang.
3. Mengadakan pelatihan koperasi. Sebelum koperasi itu berjalan, diperlukan
pelatihan koperasi untuk pengurus, sehingga pengurus paham akan tugas dan
kewajibannya. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang pentingnya koperasi dan menciptakan iklim yang saling berbagi serta
bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan.
4. Mengembangkan usaha ekonomi lokal. Susahnya mencari pekerjaan karena
pendidikan yang rendah serta tingkat ekonomi nelayan yang rendah
menyebabkan banyak anak-anak nelayan yang menganggur. Oleh sebab itu
perlu dikembangkan usaha ekonomi lokal yang ada dengan biaya
permodalan yang murah dan disesuaikan dengan potensi setempat.
5. Pengembangan dan pemasaran produk. Pengembangan produksi lokal yang
ada selama ini kurang diolah dengan baik, untuk itu diperlukan pelatihan
pengembangan usaha lokal yang dipadukan dengan pemasarannya.

Misi 3. Memperbaiki kondisi


lingkungan dan mengembangkan
wisata pesisir
1. Mendorong terjaganya kebersihan lingkungan melalui:
a. Kegiatan kerja bakti yang diadakan satu minggu sekali. Ajang kerja
bakti ini sekaligus sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sehingga
tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman untuk ditempati.

34 | P E S I S I R TERSISIR
b. Mendorong adanya kelembagaan pengelolaan sampah. Tempat
pembuangan sampah yang tidak ada membuat masyarakat
membuang sampah sembarangan, akibatnya laut dan lingkungan
menjadi kotor dan bau. Hal itu terjadi karena tidak adanya lembaga
pengelola sampah yang bertanggung jawab.
2. Mengembangkan Wisata Pesisir
a. Mendorong pemerintah untuk melakukan pelatihan budidaya bakau.
Seringkali program penanaman bakau menjadi gagal salah satunya
dikarenakan pengetahuan mengenai pembudidayaan bakau sendiri
masih sangatlah kurang di kalangan masyarakat, padahal masyarakat
setempat sendirilah yang diharapkan dapat menjaga keberlanjutan
dari pohon bakau yang ditanama. Oleh sebab itu dibutuhkan
pelatihan terlebih dahulu sehingga pengetahuan mengenai
pembudidayaan dan pemeliharaan bakau dapat dikuasai oleh
masyarakat pesisir.
b. Mendorong adanya tempat taman rekreasi pesisir. Lahan-lahan yang
mempunyai fungsi sebagai ekosistem laut seperti hutan mangrove tidak
boleh ditebangi, penanaman pohon pada lahan-lahan yang kosong
dan di bantaran sungai sebagai pelindung pesisir sehingga wilayah
pesisir Kamal Muara juga memiliki nilai keindahan.

Misi 4. Meningkatan akses


pendidikan untuk semua masyarakat
1. Memberikan kesadaran kepada orang tua. Kurangnya pengertian tentang
pentingnya pendidikan pada orang tua, dan minimnya pihak luar yang
memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan adalah faktor yang
menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan anak-anak.. Untuk itu, mengajak
pihak luar untuk memberikan pemahaman tentang pendidikan sangatlah
dibutuhkan.
2. Mendorong adanya kerjasama antara orang tua dan guru. Untuk
meningkatkan pendidikan karena banyaknya anak yang putus sekolah akibat
tidak adanya biaya maka diperlukan kerjasama antara orang tua dengan
pihak sekolah.
3. Mendorong adanya taman bacaan. Ketertinggalan pendidikan terutama di
anak-anak nelayan dapat diminimalkan dengan disediakannya taman bacaan.
4. Mendorong adanya pelatihan khusus untuk membrantas buta huruf.
Pendidikan masyarakat pesisir sangat memprihatinkan terutama dengan
melihat para nelayan, yang banyak masih tidak bisa membaca dan menulis.
Diperlukan adanya pelatihan berantas buta huruf bekerjasama dengan
pemerintah.

PESISIR T E R S I S I R | 35
36 | P E S I S I R
5. Diadakannya program kejar paket A, B, dan C. Dengan adanya program ini,
diharapkan bisa menyelesaikan masalah ketertinggalan dalam bidang
pendidikan di masyarakat pesisir Kamal Muara.
TERSISIR

Misi 5. Mendapatkan kejelasan


kepastian lahan pemukiman
1. Melakukan pendataan lahan. Ketidakpastian lahan yang saat ini dihuni oleh
masyarakat pesisir Kamal Muara memerlukan pendataan tentang status tanah,
baik yang dimiliki maupun yang hanya berstatus bayar pajak.
2. Melakukan kompromi dengan pemerintah. Selama ini warga merasa cemas
dengan adanya kemungkinan penggusuran pemukiman yang saat ini
ditempati sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada pemerintah.
3. Kerjasama dengan pihak kelurahan. Pihak kelurahan memfasilitasi pertemuan
dengan para pihak terkait sehingga bisa menghasilkan kepastian hukum
tentang kepemilikan lahan.

Misi 6. Mendorong terbangunnya


infrastruktur yang diperlukan
1. Penambahan MCK dan sumur bor. Keberadaan sumur bor sangat diperlukan
karena kondisi air yang jelek dan dengan debit yang sangat terbatas sehingga
untuk keperluan rumah tangga air harus dibeli. MCK perlu ditaambah
sehingga sanitasi yang bersih dapat diakses oleh warga.
2. Dibangunnya tempat pembuangan sampah akhir. Selama ini masyarakat
membuang sampah rumah tangga begitu saja dan kadang dibuang ke laut
karena jauhnya jarak tempat pembuangan akhir sampah yang ada.
3. Perbaikan pembangunan jalan. Kondisi jalan yang rusak dan becek
diakibatkan air laut yang meluap, mengharuskan pemerintah dan masyarakat
agar lebih memperhatikan dan merawat jalan.
4. Mengadakan lokasi parkir di TPI. Tempat pelelangan ikan yang ada di pesisir
Kamal Muara tidak diatur dengan baik karena lahan yang seharusnya untuk
parkir dialihfungsikan menjadi tempat untuk berdagang.
5. Pembuatan saluran air. Pemukiman pesisir Kamal Muara yang tidak tertata
rapih, terutama dengan tidak adanya saluran air di sekitar rumah, menambah
kotor dan kumuhnya pemukiman.
6. Adanya dermaga umum. Dermaga yang selama ini digunakan nelayan
sebagai tempat bersandar perahu kecil ternyata tidak mencukupi, apalagi
untuk nelayan luar yang ingin menjual hasil tangkapannya. Banyak perahu
nelayan yang kandas ketika akan masuk ke muara sungai, karena itu para
nelayan harus bersusah payah mendorong perahunya agar bisa mencapai
dermaga.

36 | P E S I S I R TERSISIR
Program Prioritas
Dengan tersusunnya visi hingga rencana aksi, maka mulai dari mimpi besar hingga
kegiatan detil sudah tersedia secara lengkap sebagai acuan bagi masyarakat pesisir
untuk mulai bergerak bersama. Hanya saja, gerak bersama itu senantiasa diliputi oleh
keterbatasan sumber daya pendukung. Oleh karena itu, perlu dipilah aksi-aksi mana
yang menjadi prioritas pertama untuk dilakukan hingga aksi-aksi yang menjadi
prioritas terakhir. Melalui pemilahan berdasarkan skala prioritas tersebut, maka
sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan secara terfokus hingga apa yang
awalnya tidak mungkin dikerjakan, maka dengan pemusatan sumber daya dapat
menjadi mungkin.
Penentuan prioritas pun didasarkan atas empat kriteria meliputi (i) biaya yang
dibutuhkan, (ii) manfaat yang dihasilkan, (iii) tingkat kesulitan dalam pengerjaan, dan
(iv) waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan. Semakin murah biaya yang dibutuhkan,
semakin besar manfaat yang dihasilkan, semakin rendah tingkat kesulitannya, dan
semakin cepat waktu pengerjaannnya, maka program semacam itu akan semakin
didahulukan prioritas pengerjaannnya. Demikian pula sebaliknya, jika biaya yang
dibutuhkan semakin mahal, manfaat yang dihasilkan semakin kecil, tingkat kesulitan
semakin tinggi, dan waktu pengerjaan yang semakin lama menyebabkan program
semacam itu dijadikan program yang diprioritaskan terakhir pengerjaannya.
Melalui keempat kriteria tersebut, maka urutan prioritas dari program masyarakat
pesisir Kamal Muara adalah sebagai berikut. Matrik lengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3:

Prioritas 1. Kelembagaan dan


pendidikan
Kelembagaan dan pendidikan berada di urutan pertama, karena dari segi manfaat
sangat besar, dengan biaya yang murah, waktu yang lebih cepat dan pengerjaan yang
lebih mudah.

Prioritas 2. Infrastruktur dan


Kepastian Lahan
Kebutuhan akan infrastruktur di pesisir Kamal Muara sangat penting, namun
prioritasnya ada di nomor kedua karena dilihat dari faktor biaya dan pengerjaannya
yang tidak mudah. Tetapi dari segi manfaat dan waktu sangat penting dan cepat.
Kepastian lahan menjadi prioritas kedua karena pendekatan kepada pemerintah untuk
mendapatkan kejelasan status lahan tentu tidaklah mudah, meskipun dari sisi biaya,
manfaat, dan waktu itu sangat murah, bermanfaat, dan cepat.

PESISIR T E R S I S I R | 37
38 | P E S I S I R
Prioritas 3. Meningkatkan
perekonomian
Prioritas meningkatkan ekonomi msyarakat pesisir berada di urutan ketiga, karena dari
TERSISIR

segi waktu yang dibutuhkan sedang, biaya yang mahal dan pengerjaannya yang sulit.
Tetapi manfaat yang dirasakan akan sangat besar bagi masyarakat.

Prioritas 4. Lingkungan hidup dan


potensi wisata
Urutan yang terakhir adalah lingkungan hidup dan potensi wisata, karena dilihat dari
waktunya yang sedang dan tingkat kesulitan pengerjaannya yang sedang dan biaya
yang mahal walau sangat bermanfaat.
Berikut ini adalah tabulasi hasil skoring penentuang prioritas:
ISU STRATEGIS WAKTU PENGERJAAN BIAYA MANFAAT JUMLAH PRIORITAS
1. Lingkungan hidup dan 2 2 1 3 8 4
potensi wisata
2. Pendidikan 3 3 3 3 12 1
3. Kepastian lahan 2 2 3 3 10 2
4. Infrastruktur 3 2 2 3 10 2
5. Perekonomian 2 3 1 3 9 3
6. Kelembagaan 3 3 3 3 12 1

Para Inisiator
Tentu semua orang berkehendak agar hasil perencanaan strategis masyarakat pesisir
ini tidak berhenti hanya di dokumen dalam bentuk buku dan film semata , tetapi
benar-benar dapat berbuah dan dipetik manfaatnya pada kehidupan nyata
masyarakat pesisir. Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang berperan sebagai
inisiator yang menggerakkan sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
program yang telah disusun dengan segala kesusahpayahan ini. Para inisiator inilah
yang menjaga keberlanjutan dari proses perencanaan. Berikut ini adalah nama-nama
para inisiator yang telah bersedia dan disepakati oleh peserta perencanaan untuk
mengemban amanat ini:
ISU STRATEGIS NAMA
1. Lingkungan hidup dan potensi wisata Ali, Yunus
2. Pendidikan Hayati, Sahide, Ida
3. Kepastian lahan Datuk S, Saudi
4. Infrastruktur Abdul Fatah, Ilham
5. Perekonomian Ritna, Ratna, Samsul
6. Kelembagaan Safrudin, Suhaeni
7. Pendokumentasian (Film, buku,dan foto) Solihin, Agus, Fitri, Riki, Budi

38 | P E S I S I R TERSISIR
Perubahan Setelah
Perencanaan
Terbentuknya Organisasi KUSIR
Berselang satu minggu setelah perencanaan, melalui
serangkaian pertemuan yang digagas oleh para peserta
perencanaan sebelumnya, dibentuklah satu organisasi
bernama Komunitas Ujung Pesisir, disingkat KUSIR. Hal ini
sesuai dengan prioritas program yang telah ditetapkan
dimana pembentukan kelembagaan adalah program yang
menjadi prioritas pertama bersama dengan pendidikan.
Hadirnya KUSIR menjadi satu jawaban atas permasalahan
tidak adanya lembaga yang khusus mengurusi masyarakat dan wilayah pesisir. Agar
organisasi baru ini tidak hanya sekedar mengibarkan nama kemudian menghilang
begitu saja, maka dilakukanlah proses penguatan kelembagaan bagi KUSIR.
Proses penguatan kelembagaan ini menghasilkan identitas organisasi, mandat
organisasi, nilai-nilai yang dianut, strategi untuk menangani isu pesisir, rencana aksi,
struktur organisasi dan identifikasi pihak terkait (stakeholders). Diharapkan melalui
proses penguatan ini maka organisasi KUSIR benar-benar dapat menyatukan
pemikiran bersama bagi gerak bersama dari, oleh, dan untuk masyarakat pesisir.
Sebagaimana dirumuskan pada saat penguatan kelembagaan baru ini, KUSIR
didefinisikan sebagai organisasi independen masyarakat pesisir Kamal Muara yang
melakukan perbaikan wilayah di segala bidang untuk mencapai Kamal Muara yang
lebih baik lagi. Sedangkan salah satu keunikan KUSIR adalah menjadi satu-satunya
organisasi di Kamal Muara yang mengkhususkan diri pada pembangunan masyarakat
dan wilayah pesisir.
Rumusan lainnya mengenai keunikan KUSIR adalah terbentuk tanpa adanya anggaran
khusus. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pesisir tidak selamanya berada pada
pihak yang menengadahkaan tangan tetapi juga dapat menjadi pihak yang mampu
menggalang keswadayaan.
Selengkapnya mengenai rencana aksi KUSIR dapat dilihat pada Lampiran ?????.

PESISIR T E R S I S I R | 39
40 | P E S I S I R

Tersedianya Taman Baca untuk Umum


Selain pembentukan kelembagaan, meningkatkan akses pendidikan untuk semua
TERSISIR

masyarakat juga menjadi prioritas pertama. Salah satu aksi yang dirumuskan untuk
meningkatkan akses pendidikan ini adalah mendorong adanya taman bacaan. Taman
Bacaan itu kini telah terwujud dan menjadi bagian dari kegiatan KUSIR.
Meskipun masih banyak keterbatasan dari sisi koleksi buku dan prasarana penunjang,
tetapi tersedianya Taman Bacaan ini adalah wujud nyata dari kerja bersama
masyarakat pesisir. Buku-buku yang kini dikoleksi digalang pengumpulannya dan
berasal dari masyarakat pesisir sendiri.

Inisiasi Koperasi Simpan Pinjam


Inisiasi koperasi simpan pinjam
adalah wujud nyata dari misi
masyarakat pesisir Kamal Muara
untuk meningkatkan
perekonomian nelayan melalui
pembentukan lembaga ekonomi
simpan pinjam. Aktivitas simpan
pinjam ini dilakukan dengan
metode ekonomi syariah.
Inisiasi ini diawali dengan
sosialisasi awal hingga sekitar
seratus ibu-ibu rumah tangga yang
berminat untuk mengakses fasilitas
simpan pinjam ini berkumpul. Mengingat keterbatasan sumber daya dan kriteria yang
digunakan, maka untuk awalnya hanya sekitar 50 ibu-ibu rumah tangga saja yang
nantinya dapat mengakses fasilitas simpan pinjam ini.
Selanjutnya para ibu-ibu tersebut diberikan pelatihan sehingga menjadi dapat terbiasa
dengan mekanisme syariah yang digunakan. Beberapa ciri pembeda dibanding
metode ekonomi konvensional adalah (i) akad peminjaman, utamanya mengenai
lama pengangsuran dan besar bagi hasil, didasarkan atas kesepakatan bersama, dan
(ii) digunakannya mekanisme tanggung renteng melalui peminjaman secara
berkelompok.
Beberapa pertimbangan sehingga ibu-ibu rumah tangga menjadi penerima layanan
adalah (i) ibu-ibu adalah orang yang paling tahu kondisi keuangan rumah tangga, (ii)
ibu-ibu mudah untuk berkumpul, dan (iii) ibu-ibu memiliki waktu lebih luang yang
dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas ekonomi pendukung.

40 | P E S I S I R TERSISIR
Penutup
Perencanaan seringkali berhenti pada dokumen semata. Perencanaan juga seringkali
dipahami hanya sebatas ritual yang harus dilalui sebelum memulai kerja nyata.
Padahal semestinya dipahami bahwa perencanaan dan kerja nyata adalah dua sisi
yang berbeda pada uang logam yang sama. Apa yang dikerjakan haruslah
direncanakan, dan apa yang direncanakan haruslah dikerjakan.
Inilah yang diharapkan dari proses perencanaan strategis masyarakat pesisir Kamal
Muara. Berbekal informasi dan pengetahuan akan situasi setempat, maka masyarakat
pesisir memulai untuk mencoba merencanakan dan menata masa depannya.
Beberapa hasil sudah terwujudkan berdasarkan perencanaan tersebut. Adanya
kelembagaan masyarakat pesisir, adanya Taman Bacaan, dan mulai diinisiasinya
koperasi simpan pinjam adalah hasil-hasil itu. Masih banyak rencana aksi yang belum
dilakukan, tetapi hasil di awal ini dapat menjadi semacam kemenangan kecil untuk
memotivasi masyarakat berkarya lebih besar lagi.
Sekali lagi, buku kecil ini dimaksudkan sebagai pengingat bahwa masyarakat pesisir
memiliki mimpi besar yang dicita-citakan dan memiliki agenda untuk mewujudkannya.
Semoga buku kecil ini benar dapat menjaga keberlanjutan dari proses yang telah
diinisiasi sebelumnya dengan segala korbanan dan jerih payah.
Buku kecil ini juga dimaksudkan bagi pihak di luar masyarakat pesisir Kamal Muara
yang mempunyai mimpi serupa dan sumber daya untuk bekerja bersama mewujudkan
mimpi tersebut. Semoga buku kecil ini benar dapat mengenalkan lebih dekat tentang
Kamal Muara dan menginisiasi kerja bersama antara para pihak dengan masyarakat
pesisir.
Sekian.

PESISIR T E R S I S I R | 41
42 | P E S I S I R
TERSISIR

Lampiran
Lampiran 1 . Sejarah Pesisir Kamal Muara

Keterangan 1965 1970 1972 1975 1978 1980 1989 1990 2000 2004 2005 2006 2007
Administrasi Masuk tegal Masuk tegal alur, Jakarta Kelurahan sendiri (Kamal Bertambah menjadi 3 Rw 4 Rw
alur, Jakarta barat dan 2 Rw, 6 Rt Muara) dan masuk Jakarta
barat dan utara
satu Rw
Hutan mangrove Mangrove masih baik Mulai berkurang Mulai habis Menjadi Habis tinggal sedikit untuk perumahan dan industri
masih empang
banyak
Laut Laut masih sangat bagus Bagus Kurang bagus Mulai Tercemar Semakin tercemar
tercemar
Ikan Banyak ikan , ikan teri Ikan masih banyak Ikan berkurang Ikan susah didapat dan banyak yang hilang
sampai di pesisir
Sungai Sungai Masih bisa digunakan untuk MCK Mulai Mulai Semakin tercemar dan dangkal Dangkal
bersih, tawar dangkal dangkal dan
bisa tempat untuk
digunakan pembuangan
untuk MCK kotoran
Pendatang Haji latif dari Bertambah Bertambah Mulai Banyak
Sulawesi dan dari bone, berdatangan
mengenalkan wajo,
bagan palopo
Keterangan 1965 1970 1972 1975 1978 1980 1989 1990 2000 2004 2005 2006 2007
Penduduk Penduduk Bertambah Bertambah, Bertambah, Penggusuran Semakin banyak Dari berbagai suku
sedikit, abrasi dan mulai Kampung
rumah banjir Siwa di
jarang, bugis bantaran
dan betawi sungai
dipindah ke
tepi pantai
atau rawa2,
menjadi
kampung
baru
Nelayan Mencari ikan cukup di pesisir dan menggunakan kapal tradisional yang Semakin susah mencari ikan Nelayan susah Kerang Ikan
menggunakan mesin tempel ditepi pantai, mulai ke mencari ikan hijau susah
tengah digusur didapat
dan
kerang
semakin
sulit
untuk
Status Belum jelas Kepemilikan Tidak jelas
lahan batas
sampai
gang rojali
Bangunan Dermaga tradisional Dermaga Dermaga tadisional Balai riset, Tempat Smp Gor Balai
tradisional PT Olimpic pelelangan 120 dibangun nelayan
SD mulai dan tesco dibangun dibangun
dibangun
tahun 1976
Pabrik Tidak ada pabrik Mulai ada Bertambah
Sampah Jarang Sedikit Mulai Banyak Semakin banyak dan menyebar kemana-mana
banyak
PESISIR
T E R S I S I R | 43
44 | P E S I S I R
TERSISIR

Lampiran 2. Kerangka Program


Visi : Masyarakat pesisir Kamal Muara yang prduli lingkungan, aman, dan sejahtera
NO MISI PROGRAM
1 Membentuk kelembagaan yang mengurusi pesisir Pertemuan pemuda di wilayah pesisir
Penguatan kelembagaan
2 Meningkatkan perekonomian nelayan Membuat koperasi alat tangkap ikan dan lembaga ekonomi
Membentuk lembaga ekonomi simpan pinjam
Mengadakan pelatihan koperasi
Mengembangkan usaha ekonomi lokal
Pengembangan dan pemasaran produk
3 Memperbaiki kondisi lingkungan dan mengembangkan wisata pesisir Mendorong adanya kebersihan lingkungan
Mengembangkan adanya tempat taman rekreasi pesisir
4 Meningkatan akses pendidikan untuk semua masyarakat Memberikan kesadaran kepada orang tua
Mendorong adanya kerjasama antara orang tua dan guru
Mendorong adanya taman bacaan
Mendorong adanya pelatihan khusus untuk membrantas buta huruf
Diadakannya program kejar paket A, B, dan C
5 Mendapatkan kejelasan kepastian lahan pemukiman Melakukan pendataan lahan
Melakukan kompromi dengan pemerintah
Kerjasama dengan pihak kelurahan
6 Mendorong terbangunnya infrastruktur yang diperlukan Penambahan MCK dan sumur bor
Dibangunnya tempat pembuangan sampah akhir
Perbaikan pembangunan jalan
Mengadakan lokasi parkir di TPI
Pembuatan saluran air
Adanya dermaga umum
Lampiran 3. Rencana Aksi Prioritas
PROGRAM TANGGUNGJAWAB
NO MISI TINDAKAN MITRA KERJA
PRIORITAS MITRA
1 Membentuk Pembuatan koran Mengumpulkan orang-orang yang ahli dan membuat Kalam [Komunitas Peduli Kampung Hingga tim bisa mengisi
kelembagaan yang tim Halaman] dan mendesain koran
mengurusi pesisir Pelatihan tim Hingga desain bentuk
Desain bentuk Koran koran jadi
Memproduksi koran dengan menyewa komputer
Memasarkan kepada masyarakat secara gratis
sebagai awal dan selanjutnya dijual
2 Meningkatkan Lembaga ekonomi Pembuatan sistem yang berlandaskan hukum dan Koperasi Mencarikan pinjaman
perekonomian simpan pinjam manajemen yang transparan SALAM
nelayan Penanaman modal dari anggota
Penanaman modal dari pihak luar
Membiayai usaha-usaha yang dijalankan oleh
anggota Kusir
Menggaet anggota baru melalui sosialisasi kepada
masyarakat
3 Memperbaiki kondisi penghijauan Pemberian pot-pot kepada masyarakat beserta pohon Kebun Bibit Pemda, Pak Wawan
lingkungan dan minimal dua di setiap rumah Pak Wawan menghubungkan dengan
mengembangkan Monitoring perawatan pohon yang telah diberikan, Swadaya masyarakat pihak yang berkompeten
wisata pesisir utamanya mengenai pemupukan dan penyiraman
Lomba penghijauan antar RW
4 Meningkatan akses Taman bacaan Mengumpulkan buku-buku bekas yang layak baca SALAM Mencarikan donator
pendidikan untuk dari setiap rumah dan donatur Swadaya masyarakat
semua masyarakat Mencari lokasi yang cocok
Mengrekrut anggota masyarakat yang mengajar
Mendata masyarakat yang masih buta huruf
Mengajar baca tulis masyarakat yang buta huruf
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan
PESISIR

taman baca
Bekerjasama dengan sekolah-sekolah
5 Mendapatkan Pendataan lahan Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Dinas Peternakan, Perikanan dan Menghubungkan dengan
kejelasan kepastian pendataan lahan Kelautan Jakarta Badan Pertanahan
lahan pemukiman Mendata mata pencaharian dan status lahan yang Nasional dan Bappeda
T E R S I S I R | 45

ditempati masyarakat Kamal


Menggali informasi dari Badan Pertanahan Nasional
dan Bappeda mengenai kejelasan lahan dan rencana
penggunaannya
46 | P E S I S I R
TERSISIR

PROGRAM TANGGUNGJAWAB
NO MISI TINDAKAN MITRA KERJA
PRIORITAS MITRA
6 Mendorong Perbaikan Mendokumentasikan kondisi-kondisi jalan-jalan yang Kelurahan Pak Wawan
terbangunnya pembangunan jalan perlu diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum menghubungkan ke Dinas
infrastruktur yang RW 04 swadaya Mengadakan rapat bersama masyarakat untuk Pak Wawan Pekerjaan Umum
diperlukan membahas langkah yang akan ditempuh
Membuat dan mengajukan proposal kepada Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) dengan sepengetahuan Lurah

You might also like