You are on page 1of 11

K23 Steroid

CorticoSteroid Lipid yang ditandai dengan rangka karbon dengan empat cincin menyatu. Semua steroid berasal dari jalur biosintesis asetil KoA. Bisa Sistemik dan topikal

Eczema Treatment Emollients: ointments > creams > lotions Topical corticosteroids Topical Immunomodulators (TIMs): safe for short-term or intermittent long-term Pimecrolimus (elidel) Tacrolimus (protopic) Systemic corticosteroids Oral Antihistamines Sedating-AHis Non-sedating-AHis Oral Leukotriene receptor antagonists Monteleukast (Singulair) Topical corticosteroids (TCS) Pertama kali diperkenalkan pada 1950-an dan saat ini merupakan terapi utama resep untuk dermatitis atopik Aman dan efektif bila digunakan seperti yang direkomendasikan Steroid yang lemah yang akan membuat ekzema terkontrol harus digunakan Steroid kuat harus digunakan dalam waktu pendek, umumnya 2-3 minggu Mechanism of action of TCS Antiinflammantory Effects Antiproliferative Effects Atrophogenic Effects

By : JS

Skin absorption of topical steroids Steroid di absorbsi dengan kecepatan yang berbeda beda tergantung dari lokasi pemberian Steroid yang bekerja di wajah berbeda dengan yang bekerja di telapak tangan. Steroid yang potent menimbulkan efek samping di daerah wajah, seperti : Forearm absorbs 1% Armpit absorbs 4% Face absorbs 7% Eyelids and genitals absorb 30% Palm absorbs 0.1% Sole absorbs 0.05% Guidelines for Topical Steroids Penetration differs at different sites: High: axilla, groin, face, scalp, scrotum Medium: limbs, trunk Low: palm, sole, elbow, knee Occlusive dressing enhance absorption (10 fold) Absorption is greater in infants & Children Absorption depends on nature of lesion: High: atopic & exfoliative dermatitis Low: hyperkeratinized & plaque forming lesions More than 3 applications a day is not needed Choice of vehicle is important Lotions & creams: for exudative lesions Sprays & gels: for hairy regions Ointments: for chronic scaly lesions Topical Treatments Wet Dermatitis -> Wet Treatment Dry Dermatitis -> Dry Treatment

Faktor yang perlu dipertimbangkan ketika meresepkan kortikosteroid topikal Jenis persiapan (sediaan dan potensi) - sediaan dapat berupa salep, krim, emulsi, gel atau lotion Potensi diklasifikasikan dari kelompok I (paling kuat) sampai VII (paling lemah) Akut atau kronis eksim By : JS

Usia anak Daerah pengobatan Tingkat ekzema Metode aplikasi

Local side effects of TCS Epidermal Atrophy Kulit berkerut dengan penonjolan pembuluh darah, pseudoscar, striae atau purpura Steroid ketergantungan / Rebound Glaukoma / katarak Peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri, jamur dan virus

Systemic Effects of TCS Jika TCS diserap perkutan dalam jumlah yang signifikan, dapat menyebabkan efek samping sistemik yang merugikan mirip dengan kortikosteroid yang di berikan secara sistemik Risk factors for systemic adverse effects Young age (infants and children) Liver and renal disease Amount of TCS applied Extent of skin disease treated Frequency of application Length of treatment Potency of drug Use of occlusion It is not established whether catch up growth in children will occur when TCS are discontinued. Adverse reactions Can result from : the drug substance, or the vehicle which can potentiate problems Metabolic toxicity: Iatrogenic Cushings syndrome Hyperglycaemia, glycosuria, diabetes Myopathy (negative nitrogen balance) Osteoporosis (vertebral compression fracture) Retardation of growth (children) Hypertension, edema, CCF Avascular necrosis of femur HPA axis suppression Behavioral toxicity: Euphoria, psychomotor reactions, suicidal tendency Ocular toxicity: steroid induced glaucoma, posterior subcapsular cataract. Others: Superinfections Delayed wound healing

By : JS

Steroid arthropathy Peptic ulcer Live vaccines are dangerous

Topical steroids are combined with antimicrobial agents for Impetigo Furunculosis Secondary infected dermatoses Napkin rash Otitis externa Intertriginous eruptions Therapeutic principles Dose selection by trial & error; Needs frequent evaluation Single dose: No harm Few days therapy unlikely to be harmful Incidence of side effects related to duration of therapy Use is only palliative (except replacement therapy) Inter-current illness: Dose is doubled Abrupt cessation of prolonged high dose leads to adrenal insufficiency (contraindicated) Dosage schedule Goal of therapy: Untuk mengurangi rasa sakit atau gejala (misalnya rheumatoid arthritis):mulai dengan dosis rendah Untuk mengobati kondisi yang mengancam kehidupan (misalnya pemfigus) : dosis awal harus tinggi

Prevention of HPA axis suppression: Dosis tunggal (pagi hari) Alternate dose therapy (short lived glucocorticoids) Pulse therapy (higher glucocorticoid therapy)

Contraindications Infections Hypertension with CCF Psychosis Peptic ulcer Diabetes mellitus Osteoporosis Glaucoma Pregnancy : (prednisolone preferred) Glucocorticoids antagonists Mitotane: structure similar to DDT, used in inoperable adrenal cancer Metyrapone: inhibit 11 -hydroxylase Aminoglutethamide: inhibit conversion of cholesterol to pregnolone, medical adrenelectomy Trilostane: inhibit conversion of pregnolone to progesterone; used in Cushings syndrome Ketoconazole: anti-fungal, inhibit CYP450 enzymes, inhibit steroid synthesis in ad.cortex and testis; used in Cushings syndrome & Ca.prostate

By : JS

Mifepristone: glucocorticoid receptor antagonist; anti-progesterone, used in Cushings syndrome

Prinsip penatalaksanaan dermatitis kontak Pengobatan dilakukan dengan cara menghilangkan atau menghindari zat-zat penyebab terjadinya dermatitis kontak. Untuk mencegah infeksi dan menghindari iritasi, daerah yang terkena harus dibersihkan secara teratur dengan air dan sabun yang lembut. Lepuhan tidak boleh dipecahkan. Verban kering juga bisa mencegah terjadinya infeksi. Corticosteroid topikal mengurangi gejala-gejala dermatitis kontak yang ringan. Corticosteroid sistemik digunakan pada kasus yang berat. Pada keadaan tertentu pemberian antihistamin oral untuk meringankan keluhan gatal.

By : JS

K24

Obat Topikal Pemakaian obat secara topikal artinya penggunaan sediaan epidermis, tujuan lokal. Penggunaan pada kulit yg rusak kemungkinan besar akan tertentu, hal ini sebenarnya tidak dikehendaki. Sec. klinis, zat aktif bila masuk kedlm organisme hidup perubahan sistem biologi yg di timbulkan oleh zat aktif tsb. Zat aktif untuk topikal, harus diberikan dlm bentuk sediaan berbagai BSO dari berbagai jenis zat aktif. Mekanisme penetrasi obat topikal, a.l: Epidermis, lapisan terluar disebut Superfisial epidermis. Dermis / dermal, kulit sebenarnya Subkutan adiposa, Endodermis/ diadermis Sistemis melalui kulit terutama superfisial terjadi efek sistemik untuk obat menimbulkan kerja biologis, tjd tertentu, oleh karena itu muncul

Rute Penetrasi Obat pada kulit melalui, yaitu: - Transeluler ( menyeberangi sel ) - Transdermal : 1. Intraseluler ( melalui sel ) 2. Interseluler ( antara sel ) 3. Transapendegeal ( melalui folikel rambut, kelenjar lemak & keringat ). Sediaan obat topikal berfungsi untuk menyempurnakan pengobatan bagian luar tubuh yang mengalami kerusakan atau infeksi, karena pengobatan dengan obat dalam yang sistemik sulit mencapai superfisial epidermis. Obat obat topikal Pemakaian pada topikal (superfisial epidermis, dermis dan diadermis/subkutis). 1. Antiseptik 2. Antibiotik 3. Anti-Jamur (fungisida)

By : JS

4. 5. 6. 7.

Antivirus Kortikosteroid-antiinflamasi Antipruritus (antigatal) Antiketombe

SEDIAAN OBAT TOPIKAL 1. Padat ( solid ) : -Pulvis pulvis adpersorius dan pulvis dentifricius -Kristal mentolum, kanfer, k-permanganas 2. Semisolid ( lembek = setengah padat ) a. Pasta b. Unguenta ( ointment, salap) C. Linimenta d. Cream ( cremores ) e. Gelatinous ( jelly ) f. Plaster ( transderma ) : untuk tujuan lokal dan sistemik 3. Cairan, terdiri dari : a. Solution b. Lotion c. Emulsion d. Epithema, pencuci luka PERTIMBANGAN PEMILIHAN BSO TOPIKAL Pertimbangan dalam pemilihan BSO topikal, a.l: 1. Jenis infeksi 2. Lokasi infeksi 3. Stadium infeksi 4. Luka baru dan kronis Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman, tepat, rasional dan efektif. Obat harus mempunyai Aktivitas intrinsik: Efek maksimum yg dapat dicapai Rute Penetrasi Obat pada kulit melalui, yaitu: Transeluler ( menyeberangi sel ) ransdermal : 1. Intraseluler ( melalui sel ) 2. Interseluler ( antara sel ) 3. Transapendegeal ( melalui folikel rambut, kelenjar lemak & keringat ). Sediaan obat topikal berfungsi untuk menyempurnakan pengobatan bagian luar tubuh yang mengalami kerusakan atau infeksi, karena pengo batan dengan obat dalam yang sistemik sulit mencapai superfisial epidermis.

PERMASALAHAN OBAT TOPIKAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BSO. Kulit harus dibersihkan terlebih dahulu Sebagian zat aktif obat terjadi efek sistemik, terutama pada kulit yg rusak. Ada obat tidak tercampurkan dan diprediksi akan terjadi Interaksi obat Umumnya Obat mempunyai ES, Kontra Indikasi dan advers effect Harga obat tdk terjangkau, obat ditarik dari peredaran.

By : JS

PEMBAHASAN DAN SOLUSI 1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BSO. Oleh karena itu harus mengenal berbagai BSO dari berbagai jenis obat. Misal: Unguenta, cream, solution, pulvis dll. 2. Ada obat tidak tercampurkan & diprediksi akan terjadi Interaksi obat -OTT diluar tubuh (secara fisika-kimia dan farmaseutikal) -OTT di dalam tubuh (secara farmakologi). 3. Interaksi: terjadi kontak satu obat dg zat lain, dapat mempengaruhi efektivitas obat, memperkuat atau memperlemah (sinergisme, summasi, potensiasi dan antagonisme). 4. Umumnya obat memp efek samping. Efek farmakologi obat utama biasanya merupakan tujuanpengobatan, tetapi efek yang lain penyerta bisa diterima atau tidak diinginkan bahkan mengganggu. Hal ini dapat diatasi dg memberikan obat kombinasi atau momentum waktu pemberian menjadi perhatian. 5. Harga obat tdk terjangkau, obat kosong dipasaran / ditarik dari peredaran. Obat generik merupakan alternatif yg baik, atau obat merek lain yg sama komposisinya merupakan obat lisensi. KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. Zat aktif diberikan harus dlm bentuk sediaan tertentu Ada obat yg tdk tercampurkan, baik secara farmaseutikal maupun farmakologi. Polifarmasi memungkinkan terjadi interaksi obat Untuk mengatasi efek samping dan kontra indikasi dapat dilakukan kombinasi atau mengatur momentum pemberian. 5. Tingginya harga obat, obat generik merupakan alternatif. 6. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi dan kebutuhan medik 7. Waspadai, penggunaan obat bisa salah atau disalahgunakan

By : JS

K25

SKIN MANIFESTATIONS of NUTRITIONAL DISORDERS Konsumsi Makanan ~ kesehatan, kondisi kulit Defisiensi nutrisi perubahan dalam fotoproteksi, fungsi kekebalan dan homeostasis Perubahan Mucocutaneous manifestasi paling sering dari kekurangan gizi

Protein-energy malnutrition Kekurangan dalam kuantitatif dan kualitatif dalam mengkonsumsi / atau pemanfaatan nutrisi Berat badan yang tidak memadai perubahan terhadap Perkembangan dan fisiologis

Classification Marasmus - Kegagalan dalam peningkatan berat badan, yang menyebabkan kekurusan - Kulit kering, tipis, pucat longgar & keriput - Lemak subkutan menghilang - Otot kehilangan yang cukup besar dalam volume - Metabolisme basal berkurang - Suhu tubuh rendah Kwashiorkor - wet malnutrition - Edema, gagal tumbuh - Hilangnya massa otot Cutaneous manifestations Marasmus - Kulit tipis, kendur atau berkerut, bersisik & hiperpigmentasi - Kelebihan lanugo - Hilangnya bantalan lemak bukal wajah monyet, penampilan terlihat tua - Rambut rapuh - Kuku tipis & pecah - pecah - Angular cheilitis, lidah pucat & atropik Kwashiorkor - hyperpigmentation & occasional fissuring in areas subject to pressure - Eritema, deskuamasi, menipis,, ecchymosis dan purpura - shiny varnished-like skin (64%), dark erythemateous pigmented macules (48%), xerotic crazy-paving skin (28%), residual hypochromia (21%), large-scale desquamation (18%) Superimposed bacterial & mycotic (candida) Hair sparse, thin & depigmented Periodic episodes flag sign Penatalaksaan Multidisciplinary approach Skin lesions regress as soon as receives adequate dietary intake Acute phase lubricating ointments Bacterial infections AB Candida infection topical agents

By : JS

Fatty acid deficiency Rendah lemak diet, malabsorpsi berat, nutrisi parenteral jangka panjang, berkaitan dengan PEM Kulit kering, bersisik, eritema, intertriginous erosions, alopecia Treatment : EFA replacement Vitamin A deficiency Follicular papules with a central keratotic plug, primary on the extensor extremities kulit kering, bersisik Rambut Jarang & Rapuh Hypervitaminosis A Sebagian besar kasus disebabkan terapi oral Eritema, kulit kerapuhan, deskuamasi, kekeringan mukosa, diffuse Alopecia Carotenoderma - pigmentasi kulit kuning-jeruk akibat asupan tinggi -karoten - Hilang bila kebiasaan makan diatur Vit B2 (riboflavin) deficiency Cheilitis, depapillated glossitis, pruritus, seborrhoeic-like desquamation, scrotal dermatitis Keratitis, conjunctivitis, photophobia, tearing Mild cases 3 10 mg /d/o Severe cases parenteral Vitamin B3 deficiency Pellagra classic clinical menifestation dermatitis, diarrhoea, dementia Berhubungan dengan: - Kekurangan gizi - Diet jagung kaya - Alkoholisme - Gangguan penyerapan triptofan - Penyakit GI, gangguan kejiwaan Cutaneous manifestation : eritema simetris pada area yang terkena cahaya (tangan, leher, wajah) merah, hiperpigmentasi, desquamating, berkulit [tebal] Mucosal cheilitis, red, atrophic glossitis, perianal & vaginal inflmmation, pain Prolonged patients neurological manifestations Treatment : - 300 mg / o niacin - 100 mg / iv - adequate well-balanced diet Vitamin B6 (pyridoxine) Skin lesions : - cheilosis - glossitis - conjunctivitis - periorificial seborrhoeic-like dermatitis Treatment : - 20 100 mg /d/o

By : JS

- 100 mg / im in cases of convulsions Vitamin B12 (cyanocobalamin) Jarang terdapat perubahan Mucocutaneous hiperpigmentasi daerah lentur, telapak tangan, telapak kaki, kuku, rongga mulut Th/ : 1 mg vit B12 once/month/im Biotin (vitamin H) o kekurangan Biotin mungkin genetik atau didapat o Menelan putih telur mentah (avidine) dan malabsorpsi Penyebab utama o Periorificial erythematous, scaling dermatitis, pallor, atrophic papilla of the tongue, diffuse alopecia with hypopigmented hair o Defisiensi biotin didapat : eczema, Alopecia, conjunctivitis, parasthesiae, muscle pain o Th/: 10 30 mg biotin /o/d Vitamin C (Ascorbic acid) Manifestasi klinis : scurvy irritability, pseudoparalysis of the legs (frog position), osseous alterations, haemorrhage, anemia kebiruan-ungu dan menyakitkan pembengkakan pada gusi, hiperkeratosis folikuler, pendarahan dalam kisaran kulit dari ptechia untuk ekimosis Th/ : 150 mg/d of ascorbic acid Selenium Hipopigmentasi dari rambut, kulit & kuku (kuku putih). Selenium supplementation 2 mg/kg/d Se sulphide shampoo used in pityriasis capitis, pityriasis vesicolor, seborrhoeic dermatitis Penyerapan berlebihan melalui kulit yang rusak dapat menyebabkan tremor dankehilangan nafsu makan Zinc Factors in the pathogenesis of deficiency : - low zinc content in the diet - consumption of substances that interfere with zinc bioavailability (phytate) - homeostatic incapacity of the individual to retain zinc - increased need for zinc (pregnancy) Acrodermatitis enteropathica classic condition due to Zn deficiency triad of dermatitis, diarrhoea and alopecia Cutaneous lesion : periorificial erythematous, scaling plaques, erosion Frequently complicated by candidiasis Anorexia nervosa / bulimia Kulit kering, hiperpigmentasi, kekasaran kulit, umum-seperti rambut lanugo, alopesia difus, rambut & kuku rapuh Ecchymoses karena kekurangan vitamin K Advanced cases penyakit kudis & pellagra Obesity perubahan Cutaneous terkait dengan gesekan, kelembaban yg berlebihan, terlalu panas, terlalu berkeringat di lipatan kulit lemak Gesekan antara permukaan kulit menyebabkan hiperpigmentasi

By : JS

You might also like