You are on page 1of 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat, Ibu Hesty selaku guru Bahasa Indonesia serta teman-teman yang saya cintai. Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tak lupa solawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan mengenai globalisasi bagi budaya bangsa Indonesia. Era sekarang ini dapat dikatakan sebagai era globalisasi. Mengapa dikatakan sebagai era globalisasi, karena dunia seolah-olah tanpa batas. Batas-batas negara-negara di dunia semakin kabur. Perkembangan teknologi, komunikasi, dan informasi yang begitu cepat sampai menembus batas-batas dunia yang membuat dunia seolah-olah menjadi satu menunjukkan bahwa globalisasi telah merambah ke berbagai negara di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Kita semua tahu perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. Berbagai informasi dapat diakses dengan mudah, misalnya melalui internet. Hal tersebut mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan kita. Kehidupan politik, ekonomi, serta sosial budaya mengalami perubahan oleh adanya pengaruh globalisasi. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik menyebabkan perubahan sistem pemerintahan termasuk ideologi. Pengaruh terhadap bidang ekonomi menyebabkan beruabahnya sistem perekonomian dan kemajuan dalam bidang ekonomi dalam bentuk alat-alat yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi, dan banyak lagi contoh lainnya. Sedangkan globalisasi dalam pengaruhnya terhadap aspek sosial budaya berkaitan dengan kebudayaan. Hal inilah yang seharusnya mendapat perhatian lebih, karena gejala yang ditimbulkan kadang bersifat laten atau tidak terlihat namun dampaknya sangat besar terhadap perubahan moral bangsa Indonesia serta terhadap keberadaan budaya asli Indonesia. Kita tahu Indonesia memiliki begitu banyak budaya yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Namun, banyak yang mempertanyakan apakah budaya-budaya Indonesia akan selamanya ada atau suatu hari akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu? Pertanyaan itu hanya dapat dijawab oleh kita para generasi muda. Sejauh mana kita berusaha dan sekeras apa kita berjuang untuk mempertahankan kebudayaan Indonesia dapat dijadikan ukuran sejauh mana pertanyaan itu akan terjawab. Namun demikian, sepertinya kita sendiri bisa mengukur jawaban tersebut dengan melihat kenyataan yang ada saat ini. Sebagai contoh, saat ini para remaja lebih senang mendengarkan musik luar negeri seperti musik Amerika atau Korea daripada musik Indonesia. Kecintaan mereka pada musik luar negeri bahkan membuat mereka mengorbankan berjuta-juta rupiah hanya untuk melihat artis idola mereka yang mengadakan konser di Indonesia. Seperti yang kita tahu beberapa minggu yang lalu

seorang penyanyi Amerika, Katy Perry mengadakan konser di Indonesia. Harga tiket berkisar tujuh jutaan, namun tak sepi pengunjung. Begitu pula saat salah satu boyband asal Korea, 2PM yang berkunjung ke Indonesia untuk menghibur penggemarnya para remaja mengorbankan uang tabungannya demi melihat aksi idolanya. Tentu kita juga tidak lupa saat Justin Bieber mengadakan konser di Indonesia, hampir semua pembeli tiket adalah anak sekolah yang pada dasarnya belum memiliki pendapatan sendiri. Sekitar satu juta rupiah mereka ambil dari uang saku mereka selama berbulan-bulan hanya untuk menyaksikan Justin beraksi untuk beberapa jam saja. Namun, di saat para musisi senior Indonesia misalnya mengadakan konser tak begitu antusias para remaja menyambutnya. Penontonnya mungkin hanya sebagian orang dewasa atau orang-orang tua yang ingin melihat idolanya saat muda dulu. Atau saat ada suatu pertunjukan tari tradisional Indonesia, hanya kalngan tertentu yang menyaksikannya meski harga tiket mungkin tak mencapai nilai jutaan. Hal ini cukup memberi bukti bahwa globalisasi sangat mempengaruhi perkembangan para remaja dan budaya Indonesia. Dari contoh tadi dapat kita ketahui dampak negatif dari adanya globalisasi terhadap budaya Indonesia. Diantaranya masyarakat khususnya kalangan remaja lebih cenderung kepada kebudayaan yang bersifat populis atau hanya mengikuti trend walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan kepribadian dan budaya Indonesia. Selain itu, globalisasi juga menyebabkan sikap individualistis dalam masyarakat yang dapat membahayakan kultur asli masyarakat Indonesia. Masyarakat mulai meninggalkan budaya asli Indonesia dan mulai mengikuti trend jaman sekarang. Hal tersebut karena adanya tuntutan dari masyarakat dengan adanya istilah ketinggalan jaman bagi orang-orang yang tidak mengikuti trend terbaru. Sifat konsumtif juga merupakan dampak negatif dari adanya globalisasi. Dengan banyaknya budaya luar negeri yang masuk ke Indonesia juga menimbulkan suatu gaya hidup baru dalam masyarakat. Misalnya adanya sikap imitasi yang ingin meniru gaya idolanya mendorong penggemarnya untuk membeli baju dari merk yang dipakai oleh idolanya. Hal tersebut juga berkaitan dengan masalah pornografi dan pornoaksi. Perbedaan antara budaya barat dan budaya timur sangatlah tajam, khususnya dalam hal pakaian dan gaya hidup. Budaya barat mengutamakan penampilan yang seksi dan fashionable. Bagitu juga gaya hidup yang sangat bebas misalnya masalah obat-obatan terlarang, kehidupan malam maupun seks bebas. Sementara budaya timur lebih mengutamakan kesopanan dalam berpakaian dan gaya hidup yang sesuai dengan norma-norma sosial dan agama. Dengan adanya globalisasi, gaya hidup masyarakat barat mulai mewarnai kehidupan masyarakat tak terkecuali para remaja. Misalnya di perkotaan sudah tak asing lagi budaya klabing atau kegiatan mengahabiskan malam di klub atau di diskotik bahkan sampai pada seks bebas. Begitu banyak dampak negatif dari adanya globalisasi yang patut diwaspadai agar karakter atau jati diri bangsa dan budaya Indonesia tidak terkikis oleh budaya lain.

Globalisasi tidak hanya memberi dampak negatif pada perkembangan budaya dan masyarakat Indonesia. Ada beberapa dampak positif dari adanya globalisasi diantaranya sikap hidup yang toleran dan terbuka, dimana sikap ini sangat cocok terhadap perkembangan mental masyarakat Indonesia yang harus menghadapi sifat multikulturalisme bangsa Indonesia. Globalisasi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan Indonesia. Dengan adanya globalisasi membantu siswa meningkatkan pengetahuan mereka tentang dunia yang dapat melancarkan proses belajar mengajar. Selain itu, globalisasi juga dapat meningkatkan wawasan dan cara berpikir manusia dalam menghadapi kenyataan hidupnya. Hal ini berkaitan dengan sikap dan mental masyarakat yang mungkin bisa mecontoh mental masyarakat luar negeri yang terbukti lebih baik. Misalnya saja dalam hal bekerja, masyarakat Indonesia dapat meniru mental kerja orang Jepang dengan semangat tinggi sehingga meningkatkan produksi. Dengan mengetahui dampak positif tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mengetahui sejauh mana dampak globalisasi dapat ditangani. Lalu bagaimana cara kita menghadapi pengaruh globalisasi ini agar kita tidak terjerumus pada pengaruh globalisasi yang bersifat negatif ? Jawabannya adalah dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa Indonesia dalam diri kita. Bagaimana caranya? Ada beberapa cara mengatasi pudarnya jati diri bangsa. Diantaranya adalah dengan meningkatkan pemahaman Bhinneka Tunggal Ika, sehingga rasa kebangsaan akan terus terjaga. Kemudian dengan menggunakan Pancasila sebagai filter atas budaya asing dan kemajuan Iptek. Kita dapat mengambil atau meniru nilai-nilai yang sesuai kandungan pancasila dan menolak nilai-nilai yang yang bertentangan dengan nilai pancasila. Selain itu bagi kita para remaja yaitu dengan meningkatkan prestasi atau dengan mengahargai prestasi-prestasi putra dan putri Indonesia, sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa. Terakhir, yaitu dengan mengetahui dampak negatif maupun positif dari globalisasi dapat membantu kita mencari solusi mengahadapinya. Dengan hal ini kita tahu bahwa peran kita sebagai generasi muda dan sebagai bagian dari bangsa Indonesia sangatlah penting dalam mempertahankan karakter dan budaya bangsa. Oleh sebab itu marilah kita para generasi muda memulai upaya ini mulai dari sekarang. Mari kita memulainya dari diri sendiri untuk mencintai budaya Indonesia dalam rangka mempertahankannya agar tidak terjadi lagi pencurian kebudayaan kita oleh bangsa lain. Demikian pidato dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada salah dalam perkataan saya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

You might also like