You are on page 1of 8

YAUMIL AKHIR 10/296698/TK/36195 TUGAS II PAAL A (PENGOLAHAN AIR DAN AIR LIMBAH)

1.Pengolahan Air PT.Pertamina(Persero) UP VI ,Balongan Jawa Barat Untuk kebutuhan Air Umpan Boiler
Air untuk keperluan steam boiler, air pendingin , serta utilitas lainnya disuplai dari waduk Salamdarma, Rejasari 65 km dari balongan. Pengangkutannya dengan pipa =24 inci dengan kecepatan operasi 1100 1200 m /jam. Cougulant Aid Waduk
Air Sungai
Salamdarma

Sedimentation Tank Endapan Flogulator

Endapan Endapan
Tangki Klorinasi

Kation Exchange Demineralize Plant Sand Filter

Proses Dekarbonisasi

Raw Water Sistem

Activited Carbon Filter

Anion Exchange

Proses Kondesat

Dearator

Air Umpan Boiler Boiler

Boiler Unit ini bertugas untuk menyediakan steam tekanan tinggi pada 43 kg/cm dengan suhu 385C . Selain menyediakan steam , boiler juga mengolah air umpan boiler. Air umpan boiler harus di treat terlebih dahulu dengan alasan yaitu: mengurangi pembentukan deposit di dinding tube, mengurangi korosi pada logam, mencegah terjadinya carry over boiler water. Tabel dibawah ini akan menunjukkkan spesifikasi BFW (Boiling Feed Water). Tabel 1. Spesifikasi BFW No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. BFW pH Konduktivitas Kandungan SiO Kandunga ion Fe+ Kesadahan O terlarut Kandungan Lemak Kandungan NH Kandunga Cl Kandungan Cu Operating Condition 8,5 9,5 < 10mikroS/cm < 0,2 ppm < 0,2 ppm 0 <0,03 ppm 0 >0,06 ppm <17 ppm <0,05 ppm

Air yang akan diproses didalam kilang Balongan berasal dari sungai Tarum Timur dan Cipunegara. Kapasitas yang terpasang 1.100 ton/jam yang dialirkan dengan pipa =24 inci. Air dari sungai dialirkan melalui sebuah kanal agar partikel padat ada yang mengendap . Kemudian air dialirkan ke dalam bak penampung setelah melewati saringan microstrainer yang berguna untuk menyaring partikel padat yang belum terendapkan di kanal . Air dalam bak penampung telah cukup jernih dan memenuhi syarat sebagai air proses . Sehingga air ini dibagi menjadi dua aliran ,aliran pertama menuju pabrik sebagai air proses dan aliran kedua akan menjalani pemrosesan lebih lanjut menjadi air minum.Air untuk pemrosesan lebih lanjut , dipompa dari bak penampung menuju mixing chamber. Pada mixing chamber dilakukan penambahan coagulant aid dan Chlorine. Coagulant aid berfungsi sebagai flokulator yang membuat partikel tersuspensi menjadi gumpalan yang mengendap. Chlorine berguna sebagai desifektan yaitu sebagai pembunuh bakteri. Air dialirkan ke floculation chamber dan dilanjutkan kesedimentation tank sehingga terjadi pengendapan hampir sempurna. Air dari sedimentation tank dipompa ke tangki sand filter menghasilkan air jernih bebas bakteri. Air yang telah diolah oleh clarifier dan filter dialirkan ke activited carbon filter untuk memisahkan clorin, padatan terlarut serta zat organik. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya organic fouling pada dan serta resin anion yang dapat meningkatkan kelicinan resin. Selanjutnya air akan masuk ke raw water sistem , unit ini hanya berupa dua tangki penampung air dengan kapasitas 66.000 ton per unit. Dari unit inilah air dari Salamdarma didistribusikan keseluruh pabrik. Selanjutnya air akan melewati demineralize plant sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dalam pemrosesan sehingga disebut air proses. Mineral mineral yang terlarut ,anion, kation perlu dihilangkan terlebih dahulu. Demint plant terdiri dari dua train dengan kapasitas 4.200 ton/sirkulasi dan 230 ton/sirkulasi.

Proses kation exchange dan regenerasi : Proses ini memakai resin asam kuat yang syarat dengan kation H. Hal ini akan memaksa garam yang mengandung ion H MENJADI ASAM. Setelah digunakan , resin perlu diregenerasi untuk memulihkan kondisi kemampuan resin tersebut. Caranya dengan mengalirkan larutan yang kaya ion H melalui resin kation. Proses dekarbonisasi : Air yang telah bebas kation (banyak mengandung asam) mengalirkan ke dalam packing tower sedangkan dari bawah, udara dialirkan lewat bagian bawah. Ketikan air dan udara kontak maka diharapkan CO akan terlepas. Kemudian air yang bebas CO dipompa ke intervessel anion exchanger unit. Proses anion exchange dan regenerasi: Proses ini sama dengan kation exchange namun yang akan kita tukar adalah OH dengan menukarkannya denga resin yang banyak mengandung OH. Asam yang terkandung , akan terlepas sedangkan organic foulant harus juga lepas. Resin anion diregenerasi setelah digunakan dengan menggunakan caustic soda encer panas. Setelah melalui proses pelunakan air atau demint plant maka aliran air terbagi dua , sebagian digunakan sebagai air untuk proses sebagaimana dijelaskan diatas dan sebagian lain digunakan sebagai air untuk umpan boiler.Air umpan boiler mengalami masuk kedalam dearator .Deaerator adalah peralatan yang digunakan untuk mengurangi kandungan gas terutama untuk membatasi kandungan oksigen dalam air selama proses pembuatan uap dan pembangkitan listrik. Hal ini dilakukan agar tidak menyebabkan terjadinya proses karat (korosi) dalam pipa-pipa baik pada heat exchanger maupun boiler. Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai pemanas yang pada umumnya dengan cara kontak langsung dan fungsi penyimpanan air umpan boiler. Setelah keluar dari dearator air mengalami proses kondensasi dalam tangki kodensat dimana terjadi pemanasan sehingga air berubah menjadi uap sebelum masuk ke dalam boiler .Uap dalam boiler menghasilkan energi yang dapat menghasilkan kerja sehingga mengambilnya dari energi panas uap .Air keluar boiler dalam bentuk dua fase yaitu fase padat dan fase cair . Air umpan boiler di dingin kan dengan kondenser dan diolah lagi menjadi uap untuk di recycle kembali ke dalam boiler sebagai air umpan boiler.

2. Pengolahan Air PT.Pupuk Kujang (Persero) ,Cikampek Jawa Barat Untuk kebutuhan Air Umpan Boiler
Bahan baku air yang digunakan diperoleh dari tiga sumber yakni: Sungai Parungkadali yang bergerak 10 km dari pabrik. Sungai Cikao yang berjarak kurang lebih 20 km dari pabrik. Kolam emergency. Coagulant Aid

Pretreatment

Premix tank

clarifier

Clear well

Endapan

Sand filter

Filtered Water Storage Tank

degassifier

Cation exchanger

Demineralisasi

Carbon filter

Anion exchanger

Mixed bed polisher

Demineralized water storage

deaerator

Air umpan boiler

Boiler

Unit Pengolahan Air


Unit pengolahan ait terdiri dari dua sub unit yakni sub unit Pretreatment dan Demineralisasi. Pretreatment Unit ini mengolah air baku menjadi air bersih ; yaitu untuk menghilangkan kotoran halus yang tidak larut dalam air (Suspended Solid) dengan cara / proses : Coagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, dan Filtrasi sehingga menghasilkan air bersih yang mempunyai PH 6,5 7,5 dan kekeruhan maximal < 2,0 Ntu. Mula mula air baku diumpankan ke premix tank dengan debit 900 m/jam , kemudian diaduk dengan putaran tinggi sambil diinjeksikan bahan bahan kimia berikut : 1. 2. 3. Alum (AlSO) antara 30 sampai 40 ppm , yang berfungsi sebagai bahan kimia positif yang dipakai untuk menetralkan muatan partikel partikel koloid dalam proses koagulasi. Kostik adalah untuk menaikan Ph. Gas Khlorine untuk membunuh bakteri , lumut, sebagai desinfektan.

Dalam premix tank dilakukan pengadukan agar terjadi pencampuran yang sempurna antara zat-zat yang ditambahkan tersebut dengan air. Keluar dari premix tank , air dimasukkan kedalam clarifier, dimana flok flok yang terbentuk diendapkan secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah. Untuk membantu terjadinya proses tersebut , sebelum masuk ke clarifier , air ditambah dahulu dengan koagulan aid dengan konsentrasi antara 0,1 sampai 0,2 ppm. Tujuannya adalah untuk membantu menggabungkan partikel partikel besar sehingga dapat diendapkan dengan mudah. Lumpur hasil pengendapan diblow-down (dibuang dari bawah), sedangkan air keluar dari bagian atas. Air keluar dari clarifier ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. 2. 3. pH antara 6,5 sampai 6,8 Kekeruhan kurang dari 1 ppm Kadar Cl antara 0,5 sampai 1 ppm

Untuk memenuhi syarat sebagai air kebutuhan pabrik, pH air harus dinaikkan antara 7,0 sampai dengan 7,5 dengan menambahkan NaOH , lalu dialirkan ke clear well sebagai tempat penampungan sementara. Selanjutnya air diumpankan ke sand filter. Di sand filter ini air dari clear well yang kemungkinan masih mengandung partikel partikel kotoran yang halus disaring, kemudian ditampung kedalam filtered water storage tank yang berfungsi untuk menampung air yang digunakan untuk keperluan demineralisasi water make up , cooling water up, fire water, service water, backwash pressurizer sand filter, backwash activated carbon filter. Demineralisasi Kebutuhan air umpan ketel adalah 180 m dalam setiap jam . Air tersaring dari filtered water storage tank belum memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai air umpan ketel. Untuk itu harus dilakukan pengelolahan dalam demin plant agar diperoleh syarat syarat sebagai air umpan ketel. Demineralisasi diperlukan karena BFW harus memenuhi syarat syarat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar:

Tidak menimbulkan kerak pada kondisi uap yang dikehendaki maupun pada tube heat exchanger, jika uap digunakan sebagai pemanas. Hal ini akan mengakibatkan turunnya effisiensi operasi, bahkan bisa mengakibatkan tidak beroperasi sama sekali. Bebas dari gas gas yang mengakibatkan terjadinya korosi terutama gas oksigen dan karbondioksida.

Jadi pengolahan yang harus dilakukan adalah penghilang mineral mineral yang terkandung didalam air, seperti Ca, Mg, Na, HCO, SO, Cl , dan lain lain, dengan menggunakan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang akan diproses lebih lanjut menjadi air umpan ketel (Boiler Feed Water / BFW). Air dari filtered water storage diumpankan ke carbon filter vertikal yang berfungsi untuk menghilangkan gas klorin, warna, bau dan zat-zat organik lainnya. Air yang keluar dari karbon filter diharapkan mempunyai pH sekitar 6,5 sampai dengan 8. Selanjutnya air tersebut diumpankan kedalam cation exchanger untuk mengikat kation kation mineralnya seperti Mg , Ca , K, Na dan menukarnya dengan ion H. Cation exchanger merupakan suatu silinder baja tegakyang berisi resin R H , yaitu polimer dengan rantai karbon R ynag mengikat ion H. Reaksi yang terjadi: L + XR-H (kation ) (resin) L H

(resin kation) H sehingga air yang dihasilkan bersifat asam

Ion L dalam operasi akan diganti oleh ion H dari resin dengan Ph sekitar 3 sampai 4,5.

Ragenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang kereaktifannya (jenuh) , biasanya dilakukan pada selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air yang telah dilewati unit ini. Regenerasi ini dilakukan dengan asam sulfat dan dilakukan dalam tujuh tahap , antara lain: Sub surface wash untuk mengeluarkan kotoran kotoran yang mengendap diatas resin. Pre Injection untuk mengatur flow delution dan down flow untuk persiapan inject. Inject acid 2% untuk menghilangkan ion magnesium yang melekat pada lapisan resin. Inject acid 4 % untuk menghilangkan ion natrium yang melekat pada lapisan resin. Acid Rinse untuk membersihkan atau membilas sisa-sisa asam yang tertingga dalam sistim. Final Rinse untuk pembilasan resin untuk pencampuran. Backwash yang dilakukan setelah regenerasi 20 cycle.

Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah kebalikan dari reaksi operasi, yaitu: L + XHSO 2XR-H (resin) + L(SO

(resin jenuh) (asam sulfat)

Air yang keluar dari kation exchanger kemudian diumpankan ke degassifier. Degassifier berfungsi untuk melepaskan CO dan mengurangi alkalinity karena tidak terproses dalam cation exchanger. Kemudian dari degassifier, air masuk ke anion exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah HCO ,CO , Cl , NO dan SiO. Seperti pada cation exchanger , anion exchanger ini juga berupa tiga buah bejana tekan yang berisi resin. Resin yang terdapat pada anion exchanger dapat dituliskan dengan simbol R OH. Reaksi yang terjadi pada unit ini adalah sebagai berikut :

NL (anion)

-OH (resin)

NL

OH

(resin anion )

Pada saat operasi , reaksi akan berlangsung ke kanan , sehingga ion negati NL akan diganti oleh ion OH dari resin R-OH. Air yang keluar dari anion exchanger diharapkan mempunyai pH sekitar 8 sampai 9,8. Regenerasidilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 4% dengan suhu 49 C sebagai regenerant. Reaksi berlangsung hingga resin jenuh akan kembali menjadi R-OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: NL naOH -OH (resin) Na NL

(resin jenuh) (natrium hidroksida)

Untuk menyempurnakan kerja kedua unit penukar ion diatas, maka air dari anion exchanger selanjutnya dialirkan ke unit mixed bed polisher untuk menjaga kemungkinan sisa-sisa kation dan anion yang masih lolos. Unit ini berupa vessel dengan isis resin penukar ion negatif dan positif yang telah dicampur. Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH sekitar 6 sampai 7 dan selanjutnya dikirim ke unit demineralized water storage sebagai penyimpanan sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai BFW. Air yang sudah mengalami demineralisasi masih mengandung gas-gas terlarut terutama oksigen dan karbondioksida. Gas gas tersebut dihilangkan dari air karena dapat menimbulkan korosi. Gas gas tersebut dihilangkan dalam suatu deaerator dengan di stripping menggunakan uap bertekanan rendah (0,6 kg/cm) dan suhu sekitar 150C.Diharapkan kadar oksigen yang ada dalam air setelah keluar dari unit deaerasi bisa turun sampai kurang dari 0,007ppm.

Unit Pembangkit Uap


Kebutuhan uap di PT. PUPUK KUJANG dipenuhi oleh unit utilitas dan unit amonia. Unit ini terdiri dari dua buah boiler, yaitu: a) Satu buah waste heat boiler (WHB) Boiler ini dapat memenuhi 45% dari kebutuhan steam di pabrik . WHB ketel ini tipe pipa air dengan luas permukaan panas: Economizer = 3417,15 M Boiler tube = 3680,07 M Super Heater = 523 M Kapasitas boiler ini 30 ton/jam , dan beroperasi pada temperatur 400C dan tekanan 42 kg/cm. Untuk media pemanas digunakan panas dari exhaust gas turbin dan dipanaskan lagi dalam pembakaran gas alam. b) Satu buah package boiler Boiler ini dapat menghasilkan uap sebanyak 55% dari kebutuhan. Packge boiler merupakan ketel tipe pipa air dengan kapasitasnya mencapai 100 ton/jam dan beroperasi pada temperatur 400C dan tekana 42 kg/cm. Bahan bakar menggunakan gas alam. Pemakaian uap untuk proses keseluruhan pabrik meliputi: Uap tekanan tinggi (high pressure steam)

Uap ini dibuat dengan memanfaatkan panas dari secondary reformer yang bersuhu 1000C . Kapasitasnya mencapai 300 ton /jam. Uap bertekana menengah (middle pressure steam). Uap ini didapat dengan 3 cara, yaitu: Uap bertekanan tinggi yang diekspansikan melalui turbin sehingga mempunyai tekanan 42 kg/cm. 2. Uap yang berada di blow down yang berasal dari steam drum dan mud drum pada boiler. 3. Uap yang berasal dari reduksi uap bertekanan menengah melalui valve. Uap bertekanan rendah (low pressure steam). Uap ini dihasilkan sengan tiga cara, yaitu: 1. Hasil ekspansi uap bertekanan menengah yang keluar dari turbin. 2. Flashing dan blow down dari steam drum dan mud drum boiler. 3. Menurunkan tekanan uap bertekanan menengah melalui valve. 1.

You might also like