You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PATOGEN VIRUS

Kelompok : 3 Masaidah Cardi A34100027 Dosen : Nina Mariana, M. Sc

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................ i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. 1.2. Latar Belakang ......................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2 2.1. 2.2. 2.3. Gejala Serangan ........................................................................................ 2 Penyebab Timbul Gejala .......................................................................... 2 Infeksi Virus ............................................................................................. 2

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 4 3.1. 3.2. 3.3. Penularan Virus ........................................................................................ 4 Perpindahan Virus .................................................................................... 4 Gejala Serangan ........................................................................................ 5

BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................ 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa molekul DNA atau RNA, biasanya dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein selubung (coat protein) atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang (Matthews 1992). Virus dapat menginfeksi inangnya melalui luka kecil pada tanaman. Setelah virus ini bereplikasi dan memperbanyak diri, tampaklah gejala-gejala penyakit pada tanaman seperti daun menguning, pertumbuhan terganggu, timbul bercak-bercak pada daun dan lainnya. Penularan virus dapat dilakukan secara mekanis. Kebanyakan penyakit virus tanaman dapat menular bersifat sistematik dan virus yang menjadi penyebab terdapat diseluruh bagian tanaman. Gejala yang ditimbulkannya disebut gejala sistemik. Tetapi untuk virus tertentu dan pada tanaman tertentu, gejala serangnya bersifat lokal dengan timbulnya gejala nekrosa (kerusakan jaringan pada bagian tanaman tertentu) ditempat terjadinya infeksi oleh virus. 1.2.Tujuan Tujuan praktikum dan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut: Mempelajari dan melakukan prosedur penularan virus secara mekanis pada tanaman tembakau (Nicotiana sp.) dan Chenopodium amaranticolor, Mengamati gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus, baik gejala lesio lokal atau gejala sistemik, dan Membuktikan adanya gejala yang ditimbulkan dari penularan virus secara mekanis yang dilakukan dengan menginokulasikan virus dari sap pada tanaman yang sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gejala Serangan Tanaman yang terserang virus menunjukkan adanya perubahan bentuk atau morfologi tanaman dan nekrosis (kerusakan jaringan. Keadaan fisiologis tanaman juga terganggu seperti berkurangnya kegiatan fotosintesa, kecepatan respirasi bertambah, terjadinya akumulasi senyawa nitrogen seperti senyawa amida, dan penurunan akti-vitas zat pengatur pertumbuhan dan sebagainya. Gejala penyakit yang tampak terjadi pada daun, dengan berbagai tipe gejala penyakit tergantung dari macam virus yang menyerang dan tanaman inangnya. Gejala penyakit yang umum dari infeksi virus ialah terhambatnya pertumbuhan yang mengakibatkan menurunnya hasil dan tanaman lebih cepat mati. Gejala penyakit yang ditimbulkannya dapat sangat berat atau sangat ringan,biasanya terdapat pada daun yang masih muda sehingga tidak tampak jelas. Gejala yang paling jelas biasanya terdapat pada daun seperti timbulnya mozaik. Tetapi ada sejumlah virus yang dapat menimbulkan gejala penyakit pada batang, buah, akar dan sebagainya tapi tidak terlihat pada daun. 2.2.Penyebab Timbul Gejala Gejala yang timbul sangat dipengaruhi oleh suhu, penyinaran, umur tanaman, kultivar/varietas tanaman, serta strain virus. Secara umum gejala yang timbul dapat dikelompokkan : Gejala mosaik dan mottle pada daun (pada musim panas di rumah kaca) warna belang bercampur lebih dari satu warna. Mosaik pada daun biasanya berwarna pucat atau kekuning-kuningan yang menyebar berupa percikan-percikan. 2.3.Infeksi Virus Virus dapat menginfeksi inangnya melalui luka kecil pada tanaman. Setelah virus ini bereplikasi dan memperbanyak diri, tampaklah gejala-gejala penyakit pada tanaman seperti daun menguning, pertumbuhan terganggu, timbul bercak-bercak pada daun dan lainnya.

Gejala penyakit virus merupakan dampak infeksi virus yang dapat diamati pada tanaman terinfeksi, yakni mengalami gangguan fisiologi. Infeksi virus yang terjadi di dalam sel aka memengaruhi sintesis protein dan asam nulleat pada tanaman. Selain itu juga memengaruhi jumlah dan bentuk sel serta organel, misalnya kloroplas dan mitokondria. Secara umum juga akan menimbulkan gangguan metabolisme sel. Selanjutnya perubahan metabolisme sel ini menimbulkan pertumbuhan tanaman yang berbeda dengan tanaman sehat. Kelainan yang bersifat makroskopi pada daun dan organ tanaman lain disebut gejala luar atau eksternal, sedangkan untuk yang mikroskopik disebut gejala internal. Selain itu kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit akibat virus secara ekonomi cukup besar. Hal ini disebabkan oleh penurunan kualitas dan kuantitas hasil.

BAB III PEMBAHASAN 3.1.Penularan Virus Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan secara mekanik dengan menggosokkan cairan daun sakit ke daun tanaman yang diuji dengan efektivitas penularan 22,5 - 100 %. Penularan secara mekanik melalui kontak gesekan daun atau akar tanaman sangat kecil kemungkinannya terjadi. Pada infeksi sistemik, umur tanaman mempengaruhi penyebaran virus dalam tanaman inang. Tanaman tembakau (nicotiana) yang terkena TMV akan memiliki reaksi sebagai berikut :Tahan, apabila tanaman hanya mengalami sedikit infeksi atau infeksi yang terbatas; Hipersensitif, apabila tanaman menunjukkan gejala bercak lokal nekrosis pada situs infeksi dan virus tidak tersebar ke bagian lain tanaman; Rentan, apabila tanaman menunjukkan gejala yang parah dan diikuti dengan penurunan hasil yang tinggi Virus TMV menimbulkan gejala sistemik yaitu secara penularan mekanis. Virus masuk ke dalam sitoplasma melalui pelukaan secara mekanis. Setelah berada dalam sel inang, virus melepaskan genom virus (DNA atau RNA) dari virion. Selanjutnya, asam nukleat virus bergabung dengan perangkap metabolisme inang untuk translasi protein virus. Replikasi genom virus ditujukan untuk sintesis baru (DNA atau RNA ). Setelah terbentuk virus baru, terjadi perpindahan virus ke sel sekitarnya melalui plasmodesmata. 3.2.Perpindahan Virus Virus berpindah dari luar ke daun yang diinokulasi ke bagian lain tanaman melalui system pembuluh. Infeksi ini disebut infeksi sistemik. Kebanyakan virus berpindah memerlukan waktu 2-5 hari setelah diinokulasi. Setelah masuk ke pembuluh, virus bergerak cepat menuju tempat yang sedang tumbuh. Timbulnya gejala bercak local telah dijadikan petunjuk bahwa ada pembatasan virus dalam daerah nekrotis. Pada infeksi sistemik, beberapa virus yang dipindahkan melalui pembuluh agaknya terbatas hanya pada jaringan saja dan beberapa sel parenkim yang berdekatan. Penyebaran yang sistemik terdapat di semua sel tumbuhan yang hidup.
4

3.3.Gejala Serangan Gejala Serangan virus mosaik yakni daun tanaman yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil. Pada kondisi intensitas rendah dan suhu rendah terjadi gejala kerdil dan malformasi daun (fern-leaf) dimana adanya perubahan bentuk menjadi tidak sempurna atau tidak normal pada daun dan buah; Gejala klorosis berupa warna pucat, baik pucat yang menyeluruh maupun hanya berupa bercak saja; Gejala vein-clearing: warna pucat pada urat daun sehingga urat daun kelihatan transparan dan berkilau diantara warna daun yang hijau; Gejala nekrotik : kematian jaringan, biasanya terjadi pada urat daun, batang berupa garis-garis coklat, bercak pada daun atau bercak cekung nekrotik pada buah, dan kematian pada titik tumbuh. (Mat Akin H, 2006 ). Selain gejala sistemik, juga ditemukan gejala yang hanya berada pada salah satu bagian tumbuhan saja, dan reaksi penyakitnya tidak menyerang bagaian tumbuhan yang baru muncul atau hanya di terjadi infeksi di tempat yang ditularkan saja. Gejala ini disebuut lesio lokal. Sebagai salah satu gejala luar pada tanaman yang terinfeksi virus, gejala lesio lokal dapat terlihat pada daun yang diinokulasi. Gejala ini khususnya dapat diamati pada daun tanaman yang mudah rentan terutama ketika tanaman tersebut telah berkembang menjadi dewasa, seperti pada tanaman Chenopodium amaranticolor. Gejala lesio lokal terjadi akibat adanya perlakuan berupa penularan mekanis dengan cara pengolesan cairan perasan tanaman yang mengandung virus dan infeksi tersebut akan menyebar ke bagian lainnya. Mekanisme ini terjadi sebagai upaya untuk membuktikan penyebaran virus terhadap tanaman yang di injeksi dari tanaman yang terinfeksi. Tampaknya proporsi kejadian penyakit atau tingkat serangan virus ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya cara bercocok tanam dan tanaman inang yaitu varietas krisan yang rentan. Teknik bercocok tanam krisan sangat

membantu penyebaran virus yang bersifat lesion lokal. Pembibitan dengan stek pucuk, pemangkasan pucuk pada saat pembibitan, pembuangan mata, penyiangan dan penularan secara langsung merupakan kegiatan yang sering mengakibatkan berpindahnya virus dari satu tanaman ke tanaman lain. Beberapa teori menyatakan bahwa praktek bertani melalui perbanyakan dengan stek dan umbi menyebabkan virus yang sistemik mudah ditularkan dan disebarkan ke tempat lain yang jauh, berbeda halnya dengan gejala lesio lokal yang terjadi pada tanaman yang sama. (Hull, 2002). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama dua minggu terhadap tanaman tembakau (Nicotina tabacum) serta tanaman Cenopodium amaranticolor diperoleh bahwa gejala yang diitmbulkan pada tanaman yang diinveksikan virus TMV pada kelompok kami adalah gejala sistemik. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang muncul lama-lama tidak hanya terdapat pada bagian daun yang dilukai saja, tetapi juga terdapat di seluruh daun pada tanaman itu. Gejala yang muncul bertahap, mulai dari timbulnya bercak hijau sampai muncul bercak kuning (pada tembakau). Daun yang telah terinveksi virus mengalami perubahan permukaan menjadi bergelombang dan lama kelamaan menjadi layu. Pada tanaman Cenopodium amaranticolor gejala yang ditimbulkan pada akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman, yang di mulai dengan patahnya terlebih dahulu kedua daun yang diinveksikan virus. Sedangkan pada tanaman tembakau inveksi oleh TMV tersebut tidak sampai mematikan tanaman bahkan tanaman tidak tampak layu. Secara umum Tobacco mosaic virus (TMV) akan menimbulkan gejala sistemik. Waktu yang diperlukan untuk menginkubasi tanaman oleh TMV biasanya sekitar 3-5 hari. Namun, pada tanaman tembakau gejala dapat timbul dengan masa inkubasi yang lebih lama lagi (sekitar 8 hari). Apabila gejala yang muncul tidak sistemik melainkan lesio lokal, kemungkinan bisa terjadi kesalahan dalam melakukan pelukaan (pemberian bubuk carborundum yang terlalu sedikit atau tidak merata) serta dalam pemilihan daun yang digunakan untuk menginveksikan virus tidak tepat (daun yang dipilih yang tidak terlalu menunjukkan gejala sakit oleh TMV, sehingga virus yang terkandung sedikit).

BAB IV KESIMPULAN Penularan secara mekanis adalah penularan yang dilakukan

menginfeksikan sap tanaman yang sakit ke tanaman yang seha t dengan cara melukai terlebih dahulu bagian tanaman sehat tempat sap virus akan didinfeksikan. Dari penularan yang dilakukan akan timbul gejala. Gejala yang ditimbulkan baik pada tembakau ataupun Cenopodium amaranticolor yang diperoleh adalah gejala sistemik. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang muncul lama-lama tidak hanya terdapat pada bagian daun yang dilukai saja, tetapi juga terdapat di seluruh daun pada tanaman itu. Waktu yang diperlukan untuk

menginkubasi tanaman oleh TMV biasanya sekitar 3-5 hari. Namun, pada tanaman tembakau gejala dapat timbul dengan masa inkubasi yang lebih lama lagi (sekitar 8 hari). Apabila gejala yang muncul tidak sistemik melainkan lesio lokal, kemungkinan bisa terjadi kesalahan dalam melakukan pelukaan (pemberian bubuk carborundum yang terlalu sedikit atau tidak merata) serta dalam pemilihan daun yang digunakan untuk menginveksikan virus tidak tepat (daun yang dipilih yang tidak terlalu menunjukkan gejala sakit oleh TMV, sehingga virus yang terkandung sedikit).

You might also like