You are on page 1of 18

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Naskah Publikasi

diajukan oleh Brigida Arie Minartiningtyas 08.51.0040

kepada SEKOLAH PASCASARJANA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

THE SUCCESS MODEL OF THE APPLICATION OF ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) AT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF BALI

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
1 2 3

Brigida Arie Minartiningtyas , M. Suyanto , M. Rudyanto Arief , Program Studi Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

ABSTRACT

This research aims to discover the factors that influence the success of the implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and McLean information systems. The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN (Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295 count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and SAP information quality positively influences each other significantly with the path coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and significantly with the path coefficient of 0.92. Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved. Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone and McLean model

1 2

Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta 3 Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi kesuksesan bisnis suatu perusahaan. Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam sekumpulan sistem yang terdiri atas sistem informasi dan infrastruktur

pendukungnya. Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar. Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di perusahaannya. Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib, dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China, berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan. Pada tahun 2005 PT PLN (Persero) me-rollout aplikasi ERP yang diterapkan di tiga proses bisnis, yaitu: Keuangan (Financial Management), Sumber Daya Manusia (Human Resource) dan Pergudangan (Material Management). PT PLN (Persero)

Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang dilakukan PT PLN (Persero). Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero) memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP. Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang membantu pekerjaan penerapan sistem. Setelah sistem SAP diterapkan,

manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP (dalam hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali? 2. Bagaimana model kesuksesan penerapan ERP yang sesuai dengan penerapan di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model sukses penerapan ERP yang sesuai.

2.

Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Sari (2008) melakukan penelitian terhadap penerapan ERP di perusahaan PT Chevron Pasific Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa user memberikan suatu bentuk acceptance terhadap sistem ERP, model penelitian mengacu dan berpatokan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Produk ERP yang digunakan adalah JD.Edward EnterpriseOne 8.11 version.

Ramadhanny (2005) melakukan penelitian pada industri cor logam di Klaten (PT Sinar Semesta). Tujuan utama penelitian tersebut adalah melakukan pengkajian penerapan sistem ERP pada perusahaan dan proses bisnis serta sistem informasi pada perusahaan cor logam. Hasilnya adalah berupa perancangan sistem informasi terintegrasi dengan menggunakan ERP. Muddasir (2008) melakukan penelitian terhadap pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Menteng Tiga yang menggunakan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam menjalankan tugas sehari-hari. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang menunjang kesuksesan penerapan SIDJP. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) yang dimodifikasi dengan menambahkan konstruk kualitas pelayanan (service quality) serta menghilangkan konstruk penggunaan (use) dan dampak organisasi

(organizational impact) dari model. Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP dalam hal ini penerapan SAP. Model sukses penerapan SAP dalam penelitian ini mengadopsi model DeLone dan McLean (2003). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak Analysis of Moment Structures (AMOS). Adapun perusahaan yang akan menjadi objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) System Definisi Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.

SAP SAP terdiri atas beberapa modul yang saling terintegrasi. Produknya utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi aplikasi ERP, dan SAP Bussiness Suite, yang merupakan paket solusi aplikasi e-bisnis dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya. Untuk pasar ERP, SAP merupakan pemimpin pasar di seluruh dunia dengan penguasaan pasar lebih dari 65%.

2.2.2 Model Dasar Kesuksesan Teknologi Informasi DeLone dan McLean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni (model yang lengkap tetapi sederhana) yang mereka sebut dengan nama Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model). Dari kontribusi beberapa penelitian sebelumnya dan akibat perubahan peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang DeLone dan Mclean (2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M Diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Model yang diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut. 1. Kualitas Sistem (System Quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri. 2. Kualitas Informasi (Information Quality) mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. 3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) awalnya digunakan di penelitian pemasaran (marketing). Penelitian-penelitian sistem informasi yang

memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) ke dalam model D&M meminjamnya dari penelitian pemasaran. 4. Penggunaan Informasi (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima. 5. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi. 6. Manfaat Bersih (Net Benefits) merupakan penggabungan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Dampak individual (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai. Sedangkan dampak organisasi (organizational impact) merupakan impak dari informasi terhadap kinerja organisasi.

2.2.3 Structural Equation Modelling (SEM) Structural equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta model persamaan simultan (simultaneous equation modelling). Observed Variabel (Manifest) dan Unobserved Variabel (Latent) Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep abstrak yang langsung dapat diukur disebut observed variabel atau

manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau konstruk).

Latent Variabel Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen) dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel independen, dependen. sedangkan kosntruk endogen adalah semua variabel

3.

Metodologi Penelitian 3.1 Bahan Penelitian Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data primer dan data sekunder. a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber data pertama. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media massa dan situs internet (website).

3.2 Alat Penelitian Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sebagai alat untuk mengukur dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan Enterprise Resource Planning (dalam hal ini adalah penerapan SAP) di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali dengan mengadopsi model sukses sistem informasi DeLone dan Mclean dan pengukur-pengukur dari penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert.

3.3 Jalan Penelitian 3.3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Cluster Sampling. Anggota populasi yang dipilih menjadi sampel adalah manager dan staf yang menjadi pengguna SAP di PT PLN Distribusi Bali yang berjumlah 70 orang.

3.3.2 Analisis Dengan SEM 1. Model Berbasis Teori Model untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dibuat dengan mengadopsi teori model sukses sistem informasi DeLone dan Mclean (2003), namun kemudian disederhanakan agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1 Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali Adapun hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut. H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit. H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit. H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi. 2. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel dan indikator yang digunakan dalam mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dijabarkan sebagai berikut.

1) Kualitas Sistem Tabel 1 Kode KS1 KS2 KS3 Indikator Isi basis data Kemudahan dipelajari Keluwesan sistem Sumber Emery (1971) Belardo, Karwan, dan Wallace (1982) Bailey dan Pearson (1983)

2) Kualitas Informasi Tabel 2 Kode KI1 KI2 KI3 Indikator Kepahaman Akurasi Ketepatwaktuan Sumber King dan Epstein (1983) Bailey dan Pearson (1983) Mahmood (1987)

3) Net Benefit Tabel 3 Kode NB1 NB2 NB3 Indikator Peningkatan produktivitas individual Pengurangan biaya operasional Efektivitas organisasional Sumber Crawford (1982) Rivard dan Huff (1984) Irvine, Danziger (1977)

3. Identifikasi Model (Model Identification) Menurut Santosa (2007) estimasi dan penilaian model dapat dilakukan jika mempunyai nilai degree of freedom positif. Dengan demikian besaran degree of freedom (df) perlu diketahui karena menentukan apakah sebuah model layak diuji atau tidak. 4. Menguji Model (Model Testing & Model Estimation) Dari pengujian measurement model, diharapkan akan diperoleh keeratan hubungan antara indikator dengan konstruknya dan memperoleh sejumlah korelasi yang menunjukkan hubungan antar konstruk.

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1Hasil Penelitian 4.1.1 Diagram Alur Berdasarkan kajian teori, maka dibuat diagram alur hubungan kausalitas antar konstruk beserta indikatornya. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2

10

Gambar 2 Full model struktural Model yang baik sangat dipengaruhi oleh validitas indikator dan reliabilitas konstruk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas terhadap model tersebut. 1. Uji Validitas Validitas diuji melalui analisis faktor konfirmatori. Jika loading factor dari indikator > 0,50 indikator tersebut valid (Ghozali, 2007:135). Tabel 4 Standardized regression weights Estimate Net Benefit <--- Kualitas Sistem ,535 Net Benefit <--- Kualitas Informasi ,519 KS1 <--- Kualitas Sistem ,536 KS2 <--- Kualitas Sistem ,634 KI3 <--- Kualitas Informasi ,741 KI2 <--- Kualitas Informasi ,750 KI1 <--- Kualitas Informasi ,862 NB1 <--- Net Benefit ,505 NB2 <--- Net Benefit ,638 NB3 <--- Net Benefit ,627 KS3 <--- Kualitas Sistem ,705 Berdasarkan Tabel 4 di atas ternyata loading factor dari semua indikator tidak ada yang lebih kecil dari 0,50. Dengan demikian, maka semua indikator dinyatakan valid dan proses evaluasi model dapat dilanjutkan. 2. Uji Reliabilitas Instrumen yang dipakai akan dianggap reliabel apabila nilai Cronbachs Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1978). Tabel 5 berikut menunjukkan output hasil uji reliabilitas dari masing-masing konstruk. Tabel 5 Nilai reliabilitas setiap konstruk Variabel Nilai Cronbachs Alpha Keterangan Kualitas Sistem 0,647 Baik Kualitas Informasi 0,823 Baik Net Benefit 0,623 Baik

11

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur masing-masing konstruk penelitian dapat dinyatakan handal atau reliabel karena memiliki nilai Cronbachs Alpha di atas nilai kritis yakni 0,60.

4.1.2 Identifikasi Model Identifikasi berkaitan dengan apakah tersedia cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan struktural. 1. Degree of Freedom (Df) Dari hasil pengujian menggunakan AMOS didapat nilai Df sebesar 24 yang berarti bahwa df mempunyai nilai positif, sehingga pengujian pada model dapat dilakukan. 2. Uji Normalitas Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka cr skweness atau cr kurtosis ada di antara -2,58 atau di atas +2,58. Variable KS3 NB3 NB2 NB1 KI1 KI2 KI3 KS2 KS1 Multivariate Tabel 6 Assesment of normality min max skew c.r. kurtosis 2,000 4,000 ,058 ,198 ,675 2,000 4,000 ,092 ,314 ,468 2,000 4,000 -,006 -,022 -,082 2,000 4,000 ,010 ,033 -,096 2,000 4,000 ,113 ,387 ,271 2,000 4,000 ,163 ,555 ,217 2,000 4,000 -,006 -,021 -,082 2,000 4,000 -,014 -,047 -,198 2,000 4,000 ,036 ,124 ,169 ,035 c.r. 1,152 ,800 -,140 -,164 ,462 ,371 -,141 -,338 ,289 ,010

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6, ternyata nilai critical ratio skewness dari semua indikator berada di dalam rentang 2,58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari semua indikator berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan. 3. Uji Outlier a) Univariate Outlier Menurut Hair (1998) dalam Ghozali (2006 : 40) untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai e 2,5 dinyatakan outlier. Dari hasil pengujian tidak ada nilai z-score yang diatas 2,5, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah univariate outlier pada penelitian ini.

12

b) Multivariate outlier Dalam penelitian ini digunakan 9 indikator, oleh karena itu semua kasus yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari
2

(9,

0,001) = 27,877 adalah outlier multivariate. Dari hasil pengujian didapat nilai mahalonobis yang tertinggi adalah 18,616. Nilai tersebut masih di bawah 27,877, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multivariate outlier.

4.1.3 Uji Keseuaian Model (Goodness of Fit) Uji kesesuaian model menunjukkan model ini dapat diterima atau ditolak. Tabel 7 Indeks kesesuaian (goodness of fit indices) Keterangan Goodness of Fit Cut off Value Hasil Model Dearajad bebas, Df 24 Chi-square Dengan Df 24, chiDiharapkan 30,295 square hitung kecil (lebih kecil dari chinilainya relatif kecil square tabel) (lebih kecil dari chisquare tabel sebesar 36,4150285) Significance probability 0,05 0,175 Baik GFI 0,90 0,919 Baik CMIN/DF 2,00 1,262 Baik RMSEA 0,05 0,08 0,062 Baik CFI 0,95 0,967 Baik TLI 0,95 0,950 Baik AGFI 0,90 0,848 Marginal Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kriteria pengujian menunjukkan hasil yang baik. Dengan demikian maka model tersebut dapat diterima.

4.1.4 Uji Kausalitas (Regression Weights) Dari pengolahan AMOS yang diperoleh, seperti ditunjukkan pada Tabel 8, terlihat bahwa nilai C.R. yang identik dengan uji-t dalam regresi secara signifikan tidak sama dengan nol, hal ini menunjukkan bahwa hubungan kausalitas yang disajikan dalam model itu dapat diterima.

13

Net Benefit Net Benefit KS1 KS2 KI3 KI2 KI1 NB1 NB2 NB3 KS3

<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---

Tabel 8 Regression weights Estimate S.E. Kualitas Sistem ,517 ,260 Kualitas Informasi ,347 ,155 Kualitas Sistem 1,000 Kualitas Sistem 1,274 ,370 Kualitas Informasi 1,000 Kualitas Informasi ,916 ,156 Kualitas Informasi 1,069 ,165 Net Benefit 1,000 Net Benefit 1,296 ,363 Net Benefit 1,153 ,326 Kualitas Sistem 1,233 ,343

C.R. 1,989 2,230 3,439 5,857 6,473 3,568 3,536 3,592

P ,047 ,026 *** *** *** *** *** ***

Label par_7 par_8 par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_9

4.1.5 Interpretasi dan Modifikasi Model Jika nilai standardized residual covariance matrix lebih kecil dari 2,58, maka model tersebut dapat diterima. Dari hasil pengolahan AMOS ternyata tidak ada nilai residual standar yang lebih besar dari 2,58 maka model pada Gambar 2 dapat diterima atau model tersebut tidak perlu dimodifikasi

4.2Pembahasan 4.2.1 Analisis Hubungan Konstruk Eksogen dan Endogen Hasil output pada program AMOS dapat dilihat pada Tabel 8 yang sudah ditampilkan sebelumnya. Dua baris pertama (pada kolom P) dari output menjelaskan hubungan antar konstruk. Nilai tersebut sudah dibawah 0,05 dengan demikian memang ada hubungan yang nyata antara konstruk kualitas sistem dengan konstruk net benefit demikian pula antara konstruk kualitas informasi dengan konstruk net benefit. Menurut Santosa (2007) angka korelasi cut off (standar) pada prakteknya tidak ada pedoman yang pasti. Namun angka di atas 0,5 pada umumnya dijadikan acuan adanya keeratan antara dua variabel. Jika dilihat pada Tabel 4 yang telah ditampilkan sebelumnya terlihat bahwa dua angka korelasi pada dua baris pertama sudah di atas 0,5. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang erat di antara konstruk kualitas sistem dan kualitas informasi dengan net benefit.

4.2.2 Analisis Hubungan Antar Konstruk Eksogen Sama dengan pengujian hubungan variabel eksogen dengan endogen yakni berdasar angka P, dengan cut off sebesar 0,05. Gambar 3 berikut adalah analisis yang dilakukan berdasarkan output estimates pada bagian covariance dan correlation.

14

Gambar 3 Estimasi covariances dan correlations Pada model hanya ada satu kovarians, yaitu hubungan dua variabel eksogen kualitas sistem dengan kualitas informasi. Hubungan tersebut mempunyai angka P sebesar 0,005 yang berarti ada hubungan yang nyata antara kualitas sistem dengan kualitas informasi. Angka korelasi yang ditunjukkan pada Gambar 3 sebesar 0,658

menunjukkan hubungan tersebut cukup erat. Sedangkan arah hubungan adalah positif, karena tidak adanya tanda negatif (tanda-) pada angka 0,658. Dengan demikian, hubungan keduanya adalah searah, yang berarti semakin tinggi kualitas sistem SAP akan semakin tinggi pula kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP tersebut.

4.2.3 Analisis Hipotesis Hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antar variabel ditunjukkan secara lengkap dalam Tabel 9. Hipotesis H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi Berdasarkan hasil Tabel 9 Hasil uji hipotesis Variabel Variabel Independen Dependen Net Benefit Kualitas Sistem Kualitas Informasi - Kualitas Sistem - Kualitas Informasi pengujian hipotesis koefisien Net Benefit Koefisien Jalur 0,53 P Value (P) 0,047 Keputusan Signifikan

0,52

0,026

Signifikan

0,66

0,005

Signifikan

jalur

seperti

yang

ditunjukkan pada Tabel 9 Hasil analisis jalur dengan (path coefficient) secara langsung dengan koefisien path standardized membuktikan bahwa: 1. Kualitas sistem SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,53 dan p-value = 0,047

15

2. Kualitas informasi SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,52 dan p-value = 0,026 3. Kedua variabel independen yakni kualitas sistem dan kualitas informasi SAP saling mempengaruhi secara positif signifikan dengan koefisien jalur adalah 0,66 dan p-value = 0,005. Sedangkan berdasarkan hasil estimasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 Nilai z1 sebesar 0,92 menunjukkan bahwa secara agregat kualitas sistem dan kualitas informasi secara bersama-sama mempengaruhi net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

5.

Kesimpulan dan Saran 5.1Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan 70 responden pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali, didapat kesimpulan sebagai berikut. 1. Model sukses penerapan ERP (dalam hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali yang diusulkan dipengaruhi tiga konstruk, yaitu: kualitas sistem, kualitas informasi dan net benefit. 2. Net benefit (manfaat) penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali

dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas informasi. 3. Kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP saling mempengaruhi. 4. Secara agregat kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP secara bersama-sama mempengaruhi net benefit yang dapat diperoleh PT PLN (Persero) Distribusi Bali atas penerapan ERP dengan koefisien jalur sebesar 0,92. 5. Semua indikator yang dipilih, dapat menjelaskan semua variabel yang ada, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Kualitas dari sistem SAP menurut pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dapat dijelaskan oleh isi basis data (dengan bobot point 0,54), kemudahan dipelajari (dengan bobot point 0,63) dan keluwesan sistem (dengan bobot poin 0,70). b. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dipengaruhi oleh kepahaman (dengan bobot poin 0,86), akurasi (dengan bobot poin 0,75) dan ketepatan waktu dari informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP tersebut (dengan bobot poin 0,74).

16

c. Penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dapat memberi net benefit (manfaat), hal ini dapat dijelaskan dengan indikator peningkatan produktivitas individual (dengan bobot poin 0,51), pengurangan biaya operasional (dengan bobot poin 0,64) dan efektivitas organisasional (dengan bobot poin 0,63).

5.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Model kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali ini bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan ERP (dalam hal ini adalah SAP) untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan. 2. Agar mendapatkan manfaat yang lebih dari penerapan SAP, kualitas informasi yang dihasilkan sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali perlu ditingkatkan terutama dengan meningkatkan akurasi data dan ketepatan waktu dari informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP. Demikian pula untuk kualitas sistem walaupun nilai estimasi terhadap manfaat penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali sudah cukup baik dan lebih besar dibandingkan kualitas informasi, namun unsur isi basis data dan kemudahan dipelajari masih tetap harus ditingkatkan guna memperoleh manfaat yang lebih maksimal lagi. 3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperluas cakupan di seluruh area PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia bukan hanya di Distribusi Bali saja. Dengan jumlah responden yang semakin besar diharapkan akan diperoleh data dan model yang semakin valid untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero).

DAFTAR PUSTAKA Anggrainingsih, Rini. 2008. Model Kesuksesan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) Pada Perusahaan PT Apac Inti Corpora Untuk Pabrik Spinning II di Bawean. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Arbuckle, James L. 2007. Amos 16.0 Users Guide. United States of America: Amos Development Corporation. DeLone, W; & McLean, E. 1992. Information System Success: The Quest for the Dependent Variable. The Institute of Management Science. _____________________. 2002. Information System Success Revisited. Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on System Science. IEEE Computer Society. Dhewanto, Wawan; & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning) Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis (Dilengkapi dengan

17

Ulasan Fitur Berbagai Software ERP Terkemuka). Bandung: Informatika Bandung. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. ____________. 2007. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jogiyanto, H.M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Muddasir, Ahmad. 2008. Analisis Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Menteng Tiga). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Nugraha, Didin. 2003. Mengenal Sistem Teknologi Informasi. http:// www.ilmukomputer.com diakses tanggal 5 Januari 2010, pukul 10.30 WIB. Radityo, Dody; & Zulaikha. Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X. Rawasti, Gustini. 2007. Evaluasi Keberhasilan Penerapan SAP R/3 di Lingkungan PT. Pertamina (Persero). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Santosa, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sari, Rika Perdana. 2008. Model Kesuksesan Penerapan Enterprise Resource Planning di Perusahaan CPI Dengan Pendekatan Model UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyanto, M; Rosidi, A; & Rudyanto Arief, M. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Tesis dan Tesis Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta. Yogyakarta: MTI STMIK Amikom Yogyakarta http://www.pln.co.id/Portals/0/dokumen/e%2020BOOK%20SUCCESS%20%20DIRECTORY.pdf. Desember 2009, pukul 13.15 WIB

Diakses

tanggal

29

http://ugnews.gunadarma.ac.id/2009/04/05/seminar-%E2%80%9Ca-future-withsap%E2%80%9D/. Diakses tanggal 3 Januari 2010, pukul 10.15 WIB

18

You might also like