You are on page 1of 7

MAHRAM

Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah Dosen Pengampu : : Fiqih III Agus Khumaidi. M. Ag.

Kelas RE IV C Disusun oleh:

Muhammad Zulqornein

(2021210091)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN TAHUN 2012

PENDAHULUAN

Ada beberapa pertanyaan yang masuk seputar permasalahan muhrim, demikian para sahabat kaum muslim menyebutnya, padahal yang mereka maksud adalah mahram. Perlu diluruskan bahwa muhrim dalam bahasa Arab adalah muhrimun, mimnya di-dhammah yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Sedangkan mahram bahasa Arabnya adalah mahramun, mimnya di-fathah. Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar (perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.

PEMBAHASAN

1. Pengertian mahram Imam Ibnu Qudamah rahimahullah memberikan definisi : Mahram adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena seba nasab, persusuan dan pernikahan. (Al-Mughni 6/555) Sedangkan Imam Ibnu Atsir rahimahullah berkata , Mahram adalah orang-orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman, dan lainlain. ( An-Nihayah 1/373) definisi diatas adalah mahram dalam pengertian umum. Sedangkan mahram dimasyarakat lebih dikenal dengan istilah khusus yaitu : haram dinikahi karena masih termasuk keluarga dan dalam mazhab Syafii dengan tambahan tidak membatalkan wudhu bila disentuh. 2. Wanita yang Haram Dinikahi Selamanya Sebab-sebab tahrim muaqqad (pengharaman selamanya) ada tiga: pertama karena nasab, kedua haram mushaharah (ikatan perkawinan) dan ketiga karena penyusuan. Pertama: perempuan-perempuan yang haram dinikahi karena nasab adalah : 1. Ibu 2. Anak perempuan 3. Saudara perempuan 4. Bibi dari pihak ayah (saudara perempuan ayah) 5. Bibi dari pihak ibu (saudara perempuan ibu) 6. Anak perempuan saudara laki-laki (keponakan) 7. Anak perempuan saudara perempuan).

Kedua: perempuan-perempuan yang haram diwakin karena mushaharah adalah : 1. Ibu istri (ibu mertua), dan tidak dipersyaratkan tahrim ini suami harus dukhul bercampur lebih dahulu. Meskipun hanya sekedar akad nikah dengan puterinya, maka sang ibu menjadi haram atau menantu tersebut. 2. Anak perempuan dari isteri yang sudah didukhul (dikumpul), oleh karena itu, manakala akad nikah dengan ibunya sudah dilangsungkan namun belum sempat (mengumpulinya), maka anak perempuan termasuk halal bagi mantan suami ibunya itu. Hal ini didasarkan pada firman Allah, Tetapi kalian belum bercampur dengan isteri kalian itu (dan sudah kalian campur), maka tidak berdosa kalian menikahinya. (An-Nisaa:23). 3. Isteri anak (menantu perempuan), ia menjadi haram dikawini hanya sekedar dilangsungkannya akad nikah. 4. Isteri bapak (ibu tiri) diharamkan ats anak menikahi isteri bapak dengan sebab hanya sekedar terjadinya akad nikah dengannya. Ketiga: perempuan-perempuan yang haram dikawini karena sepersusuan. Allah SWT berfirman yang artinya, Ibu-ibu kalian yang pernah menyusui kalian; saudara perempuan sepersusuan. (an-Nisaa:23). Nabi saw. bersabda, Persusuan menjadikan haram sebagaimana yang menjadi haram karena kelahiran. (Muttafaqun alaih: Fathul Bari IX:139 no:5099, Muslim II:1068 no:1444, Tirmidzi II:307 no:1157, Aunul Mabud VI:53 no:2041 dan Nasai VI:99). Oleh karena itu, ibu sepersusuan menempati kedudukan ibu kandung, dan semua orang yang haram dikawini oleh anak laki-laki dari jalur ibu kandung, haram pula dinikahi bapak sepersusuan, sehingga anak yang menyusui kepada orang lain haram kawin dengan: 1. Ibu susu (nenek) 2. Ibu Ibu susu (nenek dari pihak Ibu susu) 3. Ibu Bapak susu (kakek)

4. saudara perempuan ibu susu (bibi dari pihak ibu susu) 5. Saudara perempuan bapak susu 6. cucu perempuan dari Ibu susu 7. Saudara perempuan sepersusuan Menurut Ulama Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa banyak maupun sedikit tetap mengharamkan nikah.

PENUTUP

A. Kesimpulan Mahram adalah orang-orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman, dan lain-lain. Wanita yang haram dinikahi selamanya yaitu: Ibu, Anak perempuan, Saudara perempuan, Bibi dari pihak ayah (saudara perempuan ayah), Bibi dari pihak ibu (saudara perempuan ibu) , Anak perempuan saudara laki-laki (keponakan), Anak perempuan saudara perempuan, Ibu istri (ibu mertua), Anak perempuan dari isteri yang sudah didukhul (dikumpul), menantu perempuan,ibu tiri,saudara sepersusuan.

DAFTAR PUSTAKA

Cholil Nafis, M, Dkk, 2010, Keluarga Maslahah (Terapan Fiqih Sosial Kiai Sahal), Jakarta, Mitra Abadi Press. Rifai Moh,1998. Drs, H, Mutiara Fiqih, Semarang, CV. Wicaksana. Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, 2010, Ensiklopedi Islam AlKamil, Jakarta, Darus Sunnah.

You might also like