You are on page 1of 36

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I CHE104P

Editor: Ketua Laboratorium Kimia Analisa dan Instrumen

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN INSTRUMEN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2011

I. KEGIATAN SEBELUM PRAKTIKUM 1. Masing-masing Praktikan wajib membuat jurnal dan mengikuti tes jurnal. Tes jurnal wajib dilakukan 1 (satu) minggu sebelum praktikum diselenggarakan atau didasarkan perjanjian dengan Asisten; 2. Jurnal ditulis pada buku tulis dan bukan pada kertas loose leaf, ditulis dengan ballpoint warna hitam atau biru. Jurnal berisi: a. Judul percobaan; b. Kompetensi percobaan; c. Tujuan percobaan; d. Bahan dan Alat; e. Prosedur percobaan dalam bentuk skema kerja; f. Pembuatan larutan; g. Form pengamatan; h. Perkiraan hasil percobaan, dipersiapkan dalam bentuk tabel, gambar dan lain-lainnya; i. Cara pengolahan data percobaan j. Daftar pustaka yang digunakan untuk penyusunan jurnal. 3. Tes jurnal dilakukan secara berkelompok dan penilaian dilakukan secara mandiri untuk masing-masing Praktikan dalam kelompok tersebut; 4. Penilaian tes jurnal oleh Asisten didasarkan atas kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal-soal dan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Asisten; 5. Apabila kelompok Praktikan yang telah mengikuti tes jurnal dinilai oleh Asisten belum layak dan pantas untuk melaksanakan praktikum, maka kelompok tersebut diperkenankan untuk mengikuti tes jurnal ulang. Tes jurnal ulang dilaksanakan maksimal 2 (dua) kali. 6. Beberapa peralatan penunjang wajib disediakan oleh Praktikan antara lain: kain lap, sabun cair, pipet tetes, korek api, sikat tabung reaksi, dan kertas label atau stiker. Peralatan tersebut wajib dibawa setiap hendak pratikum. II. KEGIATAN SELAMA PRAKTIKUM 1. Praktikan yang terlambat lebih daripada 15 menit dari jadwal praktikum tidak diperkenankan untuk melaksanakan praktikum dan tidak ada praktikum susulan; 2. Praktikan wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan; 3. Praktikan wajib mengenakan jas praktikum lengan panjang dan warna putih. Praktikan yang tidak membawa jas praktikum tidak diperkenankan melaksanakan praktikum; 4. Praktikan wajib mengenakan sepatu tertutup dan Praktikan yang berambut panjang wajib mengikatnya; 5. Sebelum mulai bekerja, Praktikan harus mencocokkan alat-alat yang telah disediakan dengan daftar alat yang ada pada dinding lemari. Jika ada ketidakcocokan alat atau ada alat yang rusak, Praktikan wajib segera melaporkannya kepada laboran untuk diganti dengan alat yang baik. Praktikan yang melaporkan kerusakan alat saat praktikum berlangsung dianggap telah merusakkan alat tersebut dan wajib menggantinya dengan alat yang baik; 6. Praktikan tidak diperkenankan untuk makan, minum dan merokok di dalam laboratorium; 7. Praktikan tidak diperkenankan untuk meninggalkan laboratorium selama pelaksanaan praktikum berlangsung tanpa seijin Asisten; 8. Praktikan wajib menunjukkan hasil percobaannya kepada Asisten yang telah ditentukan; 9. Praktikan wajib menyerahkan laporan sementara rangkap 2 (dua) kepada Asisten untuk mendapatkan persetujuan (acceptance). Satu kopi laporan sementara dibawa oleh Praktikan dan satu kopi lainnya diserahkan kepada Asisten sebagai arsip. Tanpa laporan

sementara yang disetujui oleh Asisten, nilai laporan kelompok praktikum tersebut adalah nol. 10. Di akhir jam praktikum, Praktikan wajib mencuci alat-alat yang telah digunakan dan membersihkan meja praktikum; 11. Kriteria penilaian praktikum adalah kejujuran, kerjasama, keaktifan dalam kelompok, kepedulian, reflektif dan hasil percobaan yang didapatkan. III. KEGIATAN SETELAH PRAKTIKUM 1. Praktikan wajib memeriksa kembali semua peralatan yang telah digunakan dan menjaga kebersihan laboratorium. Apabila terdapat kerusakan alat, Praktikan wajib melapor kepada Laboran/Asisten segera. Perbaikan/penggantian alat yang rusak wajib dilakukan oleh Praktikan paling lambat 1 (satu) minggu setelah praktikum berlangsung, supaya kontinyuitas penyelenggaraan praktikum terjaga; 2. Praktikan wajib menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah melakukan praktikum dan laporan praktikum tersebut diserahkan pada saat sebelum melaksanakan praktikum berikutnya. Apabila hal ini tidak dilakukan, Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya. 3. Laporan praktikum dibuat satu eksemplar untuk satu kelompok dan ditulis pada kertas HVS putih kuarto/A4 dengan ukuran 12 pt, Times New Roman, 1,5 spasi; batas kiri dan atas: 3,0 cm; batas kanan dan bawah: 2,5 cm. Sistematika penulisan laporan praktikum sebagai berikut: a. Lembar Judul b. Lembar Cheklist Isi Laporan c. Lembar Umpan-balik d. Lembar Pengesahan e. Intisari (memuat ringkasan kompetensi, tujuan, metode percobaan dan hasil) f. Daftar Isi g. Bab I. Pendahuluan I.1. Kompetensi Percobaan I.2. Tujuan Percobaan I.3. Tinjauan Pustaka h. Bab II. Metode Percobaan II.1. Bahan dan Alat II.2. Prosedur Percobaan II.3. Prosedur Pembuatan Larutan 1. Bab III. Hasil Percobaan dan Pembahasan III.1. Hasil Percobaan III.2. Pengolahan Data/Perhitungan III.3. Pembahasan Khusus untuk Percobaan 1. Identifikasi Kation-Anion, hasil percobaan dan pembahasan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Hasil Percobaan 1. Indentifikasi Kation-Anion No Skema kerja

Reaksi

Pengamatan

Kesimpulan

1 dst.

a. b. a. b.

2. Uji Nyala (Flame Test) No Jenis lautan Hasil pengamatan 1 ... ... dst ... ... Masing-masing dari kedua hasil percobaan di atas kemudian diikuti dengan dengan pembahasan. h. Bab IV. Kesimpulan dan Saran (kalau ada) i. Daftar Pustaka dengan pedoman penulisan: (1). Buku: Nama akhir Pengarang, Tahun terbit, Judul buku, terbitan ke ..., halaman...-..., Nama Penerbit, Kota (2). Jurnal: Nama akhir Pengarang, Tahun terbit, Judul Artikel, Nama Jurnal, Volume ..., Nomor ..., halaman ....-.... (3). Website: Nama Akhir Pengarang, Judul Artikel, Nama Website, Tanggal akses. j. Lampiran: memuat misalnya Laporan Sementara. 4. Kriteria penilaian laporan praktikum adalah format laporan, ketepatan perhitungan, kedalaman pembahasan, dan kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan selama tes laporan. IV. SISTEM PENILAIAN Sistem penilaian yang dilakukan oleh Asisten bersifat obyektif. Penilaian dinyatakan dalam Nilai Akhir Semester (NAS) dengan komponen-komponen yang dinilai dan bobotnya adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 Komponen penilaian Tes Jurnal Praktikum Tes Laporan Ujian Akhir Semester (UAS) Jumlah Persentase, % 25 20 25 30 100%

Contoh Lembar Judul Laporan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I (Times New Roman, 18 pt, bold)

JUDUL PERCOBAAN (Times New Roman, 16 pt, bold)

Diajukan Oleh: Kelompok: - Nama / NRP : .............................. / 52030100.. Nama / NRP : .............................. / 52030100.. (Times New Roman, 14 pt)

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN INSTRUMEN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2011 (Times New Roman, 16 pt, bold)
Contoh Lembar Checklist Isi Laporan

LEMBAR CHEKLIST ISI LAPORAN (Times New Roman, 18 pt, bold)

JUDUL PERCOBAAN (Times New Roman, 16 pt, bold)


Hari, tanggal Praktikum: ......... (Times New Roman, 12 pt, bold) Diajukan Oleh: Kelompok: - Nama / NRP : .............................. / 52030100.. Nama / NRP : .............................. / 52030100.. (Times New Roman, 12 pt) Asisten: ........................................................ CHECKLIST ISI LAPORAN (Times New Roman, 12 pt, Bold) Lembar Judul (Times New Roman, 12 pt, demikian juga baris berikutnya) Lembar Cheklist Isi Laporan Lembar Umpan balik Lembar Pengesahan Intisari Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I. Pendahuluan I.1. Kompetensi Percobaan I.2. Tujuan Percobaan I.3. Tinjauan Pustaka Bab II. Metode Percobaan II.1. Bahan dan Alat II.2. Prosedur Percobaan II.3. Prosedur Pembuatan Larutan Bab III. Hasil Percobaan dan Pembahasan III.1. Hasil Percobaan III.2. Pengolahan Data/Perhitungan III.3. Pembahasan Bab IV. Kesimpulan dan Saran (kalau ada) Daftar Pustaka Lampiran Laporan Praktikum dinyatakan lengkap/tidak lengkap*) Paraf Asisten (..................Nama Asisten..................) * ): Coret yang tidak perlu Contoh Lembar Catatan Umpan Balik

LEMBAR CATATAN UMPAN BALIK

(Times New Roman, 18 pt, bold)


JUDUL PERCOBAAN (Times New Roman, 16 pt, bold)
Hari, tanggal Praktikum: ......... (Times New Roman, 12 pt, bold) Diajukan Oleh: Kelompok: -

Nama / NRP : .............................. / 52030100.. Nama / NRP : .............................. / 52030100.. (Times New Roman, 12 pt) Asisten: ........................................................

CATATAN UMPAN BALIK Tanggal Hal-hal yang perlu Pengumpulan diperbaiki

Tanggal pengembalian

Paraf Asisten

Contoh Lembar Catatan Umpan Balik

LEMBAR CATATAN UMPAN BALIK

(Times New Roman, 18 pt, bold)


JUDUL PERCOBAAN (Times New Roman, 16 pt, bold)
Hari, tanggal Praktikum: ......... (Times New Roman, 12 pt, bold) Diajukan Oleh: Kelompok: -

Nama / NRP : .............................. / 52030100.. Nama / NRP : .............................. / 52030100.. (Times New Roman, 12 pt) Asisten: ........................................................

CATATAN UMPAN BALIK Tanggal Hal-hal yang perlu Pengumpulan diperbaiki

Tanggal pengembalian

Paraf Asisten

Contoh Lembar Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

(Times New Roman, 18 pt, bold)

JUDUL PERCOBAAN (Times New Roman, 16 pt, bold)


Hari, tanggal Praktikum: ......... (Times New Roman, 12 pt, bold)

Diajukan Oleh: Kelompok: - Nama / NRP : .............................. / 52030100.. Nama / NRP : .............................. / 52030100.. (Times New Roman, 12 pt)

Asisten: ........................................................

Telah dilakukan usaha perbaikan sebanyak ... kali. Laporan dinyatakan sudah memenuhi persyaratan dan lanyak untuk disetujui. Surabaya, tanggal....bulan.... tahun.... Asisten: Tanda tangan Asisten (....................Nama Asisten.....................)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL (Times New Roman, 12 pt, demikian juga baris berikutnya) LEMBAR CHEKLIST ISI LAPORAN LEMBAR UMPAN BALIK LEMBAR PENGESAHAN INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN I.1. Kompetensi Percobaan I.2. Tujuan Percobaan I.3. Tinjauan Pustaka BAB II. METODE PERCOBAAN II.1. Bahan dan Alat II.2. Prosedur Percobaan II.3. Prosedur Pembuatan Larutan BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN III.1. Hasil Percobaan III.2. Pengolahan Data/Perhitungan III.3. Pembahasan Bab IV. KESIMPULAN DAN SARAN (kalau ada) DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

i ii iii iv v vi vii viii 1 1 dst

PROSEDUR PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I

Editor: Ketua Laboratorium Kimia Analisa dan Instrumen

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN INSTRUMEN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2011
1. REAKSI INDENTIFIKASI KATION DAN ANION

1.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu melakukan uji kualitatif terhadap unsur-unsur tertentu dalam suatu sampel. 1.2. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu: - mereaksikan unsur-unsur tertentu; - mengamati perubahan-perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung. 1.3. Bahan dan Alat: 1. Bahan-bahan yang dibutuhkan: - Pb(NO3)2 - KI - AgNO3 - Hg(NO3)2 - CuSO4 - K4[Fe(CN)6] - Al2(SO4)3 - ZnSO4 - (NH4)2CO3 - Na2CO3 - BaCl2 - Na2S2O3 2. Alat-alat yang digunakan: - Tabung reaksi beserta raknya; - Penangas air - Kawat ose, - Pembakar spiritus - Pipet tetes 1.4. Prosedur Percobaan 1. Pb2+: digunakan larutan plumbo nitrat a. Satu (1) ml larutan Pb2+ diberi tetes larutan HCl encer sampai terbentuk endapan. Endapan tersebut akan larut pada pemanasan, kemudian didinginkan. Amati apa yang terjadi. b. 1 ml larutan Pb2+ diberi 1-2 tetes larutan KI sampai terbentuk encapan. Endapan dibagi menjadi dua bagian: - Sebagian dipanaskan sampai endapannya larut lalu didinginkan. Catat perubahan yang terjadi. - Sebagian lagi diambil sedikit dan diberi larutan KI berlebih, amati apa yang terjadi. 2. Ag+: digunakan larutan perak nitrat a. 1 ml larutan Ag+ diberi 1 tetes larutan HCl encer sampai terbentuk endapan. Endapan tersebut diberi 3 pipet larutan ammonia encer dan amati perubahan yang terjadi. Kemudian tambahkan 2 pipet larutan asam nitrat encer. Amati apa yang terjadi. b. 1 ml larutan Ag+ diberi sedikit larutan KI sampai terbentuk endapan. Endapan tersebut diberi larutan ammonia encer dan amati perubahan yang terjadi. 3. Hg2+: digunakan larutan merkuri nitrat.

-HCl encer - NH4OH - HNO3 -[Fe(NH4)2](SO4)2 - FeCl3 - KCNS - NaOH - CaCl2 - MgSO4 - Ca(OH)2 atau Ba(OH)2 - NaCl - Na2SO4

1 ml larutan Hg2+ diberi 1-2 tetes larutan KI encer sampai terbentuk encapan. Apakah yang terjadi jika reagen yang ditambahkan berlebih? 4. Cu2+: digunakan larutan cupri sulfat. a. 1 ml larutan Cu2+ diberi larutan ammonia encer sedikit demi sedikit sampai terbentuk encapan. Apakah yang terjadi jika reagen yang ditambahkan berlebih (3 pipet)? b. 1 ml larutan Cu2+ diberi 2 tetes larutan kalium fero sianida. Amati apa yang terjadi. 5. Fe2+: digunakan larutan fero sulfat. 1 ml larutan Fe2+ diberi larutan kalium fero sianida sedikit demi sedikit sampat terbentuk endapan. Biarkan sexta dan amati perubahan yang terjadi. 6. Fe3+: digunakan larutan feri florida a. 1 ml larutan Fe3+ diberi 1 tetes larutan kalium fero sianida dan terbentuk endapan. Amati endapan yang terbentuk. b. 1 ml larutan Fe3+ diberi 1 tetes larutan kalium tiosianat dan terbentuk endapan. Amati endapan tersebut. 3+ 7. Al : digunakan larutan aluminium sulfat. a. 1 ml larutan Al3+ diberi 2 tetes larutan amonia dan terbentuk endapan. Apabila ditambahkan reagen berlebih (4 pipet), amati perubahan yang terjadi. b. 1 ml larutan Al3 diberi sedikit larutan natrium hidroksida sampai terbentuk endapan. Apabila ditambahkan reagen berlebih, amati perubahan yang terjadi. 8. Zn2+: digunakan larutan seng sulfat 1 ml larutan Zn2+ diberi larutan natrium hidroksida sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan. Biarkan sesaat dan amati perubahan yang terjadi. Apabila ditambahkan reagen berlebih, amati perubahan yang terjadi. 9. Ca2+: digunakan larutan kalsium klorida. 1 ml larutan Ca2+ diberi larutan ammonium karbonat sampai terbentuk endapan. Diambil sedikit demi sedikit endapan dan ditambahkan reagen berlebih, amati perubahan yang terjadi. 10. Mg2+: digunakan larutan magnesium sulfat 1 ml larutan Mg2+ diberi larutan natrium karbonat sampai terbentuk endapan. Diambil sedikit endapan dan ditambahkan reagen berlebih, diamkan sesaat dan amati perubahan yang terjadi. 11. CO32-: digunakan larutan natrium karbonat a. 1 ml larutan CO32- diberi beberapa tetes larutan asam klorida dan terbentuk gas. Gas tersebut akan mengeruhkan larutan air barit (Ba(OH)2) atau air kapur (Ca(OH)2). Pipet tetes yang berisi larutan air barit atau air kapur dimasukkan ke dalam tabung reaksi (dijaga supaya tidak ada larutan yang menetes ke dalam tabung reaksi). Amati perubahan yang terjadi di dalam pipet tetes. b. 1 ml larutan CO32- diberi 1 ml larutan barium klorida. Amati apa yang terjasdi, kemudian ditambahkan larutan asam klorida sedikit demi sedikit, amati perubahan yang terjadi. 12. Cl : digunakan larutan khlorida. a. 1 ml larutan Cl- diberi beberapa tetes larutan perak nitrat sampai terbentuk endapan. Bagilah encapan tersebut menjadi 3 (tiga) bagian: -Sebagian ditambahkan larutan asam nitrat encer.Amati perubahan yang terjadi. -Sebagian ditambahkan larutan ammonia encer. Amati perubahan yang terjadi. -Sebagian ditambahkan larutan natrium tiosulfat encer. Amati apa yang terjadi. b. 1 ml larutan Cl- diberi larutan plumbo nitrat sampai terbentuk endapan. Panaskan hingga enxcapan larut lalu dinginkan. Amati perubahan yang terjadi.

13. SO42-: digunakan larutan natrium sulfat. a. 1 ml larutan SO42- diberi beberapa tetes larutan barium klorida sampai terbentuk endapan. Apa bila ditambahkan larutan asam nitrat encer panas, apa yang terjadi. b. 1 ml larutan SO42- diberi larutan kalsium klorida, ditunggu sesaat dan akan terbentuk endapan. Apabila ditambahkan larutan asam nitrat encer panas, apa yang terjadi. 14. Uji Nyala (Flame Test) Larutan A a. Diambil 1 ml larutan HCl dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan ini akan digunakan untuk membersihkan kawat ose yang akan dipapaki untui uji nyala. Unjung kawat ose dipanaskan kemudian dicelupkan ujung kawat yang sudah dipanaskan tadi ke dalam tabung reaksi. Kawat ose dikeluarkan dari tabung reaksi dan segera dipanaskan kembali. Ulangi langkah terakhir ini 2-3 kali untuk menghilangkan bahan kimia yang mungkin masih tertinggal pada kawat ose; b. Kawat ose yang sudah bersih dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan A. Ujung kawat ose segera dibakar/dipanasklan menggunakan pembakar spiritus; c. Diamati dan dicatat warna nyala yang terjadi. Ulangi langkah b sebanyak 2 kali. d. Kawat ose dibersihkan dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada prosedur a di atas. e. Satu (1) ml larutan A diberi 1 tetes larutan HCl encer sampai terbentuk endapan. Endapan tersebut akan larut pada pemanasan, kemudian didinginkan. Diamati apa yang terjadi. f. Satu (1) ml larutan A diberi 1-2 tetes larutan KI sampai terbentuk encapan. Endapan dibagi menjadi 2 bagian: - Sebagian dipanaskan sampai endapannya larut, kemudian didinginkan. Dicatat perubahan yang terjadi. - Sebagian lagi diambil sedikit dan diberi larutan KI berlebih, diamati apa yang terjadi. 15. Uji Nyala (Flame Test) Larutan B a. Prosedur uji nyala larutan B mengikuti prosedur sebelumnya (14 a-c); b. Satu (1) ml larutan B diberi larutan ammonia encer sedikit demi sedikit sampai terbentuk encapan. Diamati apa yang terjadi jika reagen yang ditambahkan berlebih (3 tetes) c. Satu (1) ml larutan B diberi 2 tetes larutan kalium fero sianida. Siamati apa yang terjadi 16. Uji Nyala (Flame Test) Larutan C a. Prosedur uji nyala larutan C mengikuti prosedur sebelumnyam (14 a-c) b. Satu (1) ml larutan C diberi larutan ammonium karbonat sampai terbentuk endapan. Endapan diambil sedikit dan ditambahkan reagen berlebih, diamati perubahan yang terjadi. 1.5. Tugas Amati perubahan yang terjadi dan hasil pengamatannya harus dituliskan secara bertahap. Tulis reaksi yang terjadi termasuk fase dari produk (misalnya: padatan, larutan atau gas).

LAPORAN SEMENTARA REAKSI IDENTIFIKASI KATION-ANION


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok : :

Nama/NRP Nama/NRP

: : Pengamatan Reaksi

1. Hasil Percobaan: No Skema kerja 1 a. b.

2. Uji Nyala (Flame Test) No Jenis lautan 1 ... dst ...

Larutan yang diuji ... ...

Pengamatan ... ...

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

2. ASIDIMETRI-ALKALIMETRI
2.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu: - Menentukan konsentrasi larutan basa dengan larutan standar asam dengan metode asidimetri;

- Menentukan konsentrasi larutan asam dengan larutan standar dengan metode alkalimetri. 2.2. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu: - Membuat larutan baku primer dan sekunder untuk titrasi asidimetri-alkalimetri; - Melakukan titrasi asidimetri-alkalimetri dan mengamati perubahan yang terjadi pada akhir titrasi; - Menggunakan kertas pH universal; - Menghitung konsentrasi larutan baku sekunder pada titik akhir. 2.3. Bahan dan Alat: 1. Bahan-bahan yang digunakan: H2C2O4.2H2O NaOH Indikator phenolphthalein (pp); C2H5OH Na2B4O7.10H2O Larutan HCl pekat Indikator metil merah (mm); pH universal. 2. Alat-alat yang digunakan: Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer Buret Statif dan klem Botol semprot 2.4. Prosedur Percobaan 2.4.1. Asidimetri 1. Dibuat larutan standar asam oksalat 0,1 N dengan teliti sebanyak 100 ml; 2. Dibuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml; 3. Dipipet 10 ml larutan standar asam oksalat dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 4. Diberi 2 tetes indikator phenolphtalein (pp); 5. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna; 6. Lakukan cara kerja no. 3-5 sebanyak dua kali; 7. Tentukan pH larutan pada akhir titrasi. 2.4.2. Alkalimetri 1. Dibuat larutan standar natrium boraks 0,1 N dengan titrasi sebanyak 100 ml; 2. Dibuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml; 3. Dipipet 10 ml larutan standar natrium boraks dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 4. Diberi 2 tetes indikator metil merah;

5. Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna; 6. Lakukan cara kerja no. 3-5 sebanyak 2 kali; 7. Tentukan pH larutan pada akhir titrasi. 2.5. Tugas 1. Hitunglah normalitas larutan NaOH; 2. Hitunglah normalitas larutan HCl.

LAPORAN SEMENTARA ASIDIMETRI-ALKALIMETRI


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Asidimetri 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang asam oksalat sebanyak ........ g, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai ......... ml. Rumus kimia asam oksalat = ......... BM asam oksalat = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan......... Vol asam oksalat, Ml Rata-rata: B. Alkalimetri 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang natrium boraks sebanyak ............g, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai .........ml. Rumus kimia natrium boraks = ......... BM natrium boraks = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan......... Vol natrium boraks, Ml Rata-rata: Vol HCl, ml Perubahan warna pH pada titik akhir Vol NaOH, ml Perubahan warna pH pada titik akhir

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

3. PERMANGANOMETRI
3.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi ion fero (Fe2+) dalam larutan sampel dengan metode permanganometri. 3.2. Tujuan Percobaan

Mahasiswa mampu: - Membuat larutan baku primer dan sekunder untuk titrasi permangometri; - Melakukan titrasi permanganometri dan mengamati perubahan yang terjadi pada akhir titrasi; - Menghitung konsentrasi ion fero (Fe2+) dalam sampel. 3.3. Alat dan Bahan 1. Bahan-bahan yang digunakan: KMnO4 H2C2O4.2H2O Larutan H2SO4 pekat Sampel dolosit Glass wool. 2. Alat-alat yang digunakan: Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer Buret Statif dan klem Botol semprot Water bath Termometer 3.4. Prosedur Percobaan 3.4.1. Pembuatan larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat 1. Dibuat larutan KMnO4 0,1 N sebanyak 150 ml: - Ditimbang sejumlah KMnO4 dengan neraca kasar; - Dilarutkan dalam aquadest yang bebas CO2 sampai volume tertentu; - Dipanaskan selama 1 jam, didinginkan dan disimpan dalam tempat terteutup selama 24 jam; - Larutan disaring dan disimpan dalam botol coklat di tempat yang gelap. 2. Dibuat larutan asam oksalat 0,1 N dengan teliti sebanyak 100 ml; 3. Dibuat larutan H2SO4 2 N sebanyak 80 ml; 4. Dipipet 10 ml larutan asam oksalat dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 5. Ditambahkan 10 ml larutan H2SO4 2 N; 6. Larutan dipanaskan dengan water batch hingga 600C; 7. Larutan dititrasi dengan lerutan KMnO4 0,1 N; 8. Lakukan cara kerja no. 4-7 sebanyak dua kali. 3.4.2. Penentuan konsentrasi ion fero(Fe2+) dalam larutan sampel 1. Dipipet 10 ml larutan sampel dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 2. Ditambahkan 10 ml larutan H2SO4 2 N;

3. Ditetrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N; 4. Lakukan cara kerja no. 1-3 sebanyak dua kali. 3.5. Tugas 1. Hitunglah normalitas larutan KMnO4. 2. Hirunglah normalitas larutan Fe2+.

LAPORAN SEMENTARA PERMANGANOMETRI


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan larutan KMnO4 dengan larutan standar H2C2O4 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang asam oksalat sebanyak ........ g, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquadest sampai ......... ml. Rumus kimia asam oksalat = ......... BM asam oksalat = ......... 2. Hasil titrasi Vol asam oksalat, ml Vol. KMnO4, ml Perubahan warna

Rata-rata: B. Penentuan konsentrasi Fe2+ dalam larutan sampel 1. Hasil titrasi Vol. Sampel, ml Rata-rata: Vol. KMnO4, ml Perubahan warna

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

Sampai di sini editing sabtu, 22 Januari 2011, pk.12.35 WIB 4. PENENTUAN KADAR NATRIUM KLORIDA DALAM GARAM DAPUR
4.1. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu: - Membuat larutan baku primer dan sekunder untuk titrasi argentometri;

- Melakukan titrasi argentometri dan mengamati perubahan yang terjadi pada akhir titrasi; - Menghitung kadar garam dapur. 4.3. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan: Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer Buret Statif dan klem Botol semprot. 2. Bahan-bahan yang digunakan: NaCl AgNO3 I ndikator K2CrO4 NaHCO3 Garam dapur CaCO3. 4.4. Prosedur Percobaan 4.4.1. Pembakuan larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl 1. Dibuat larutan standar NaCl 0,05 N dengan teliti sebanyak 100 ml; 2. Dibuat alarutan AgNO3 0,05 N sebanyak 150 ml; 3. Dipipet 10 ml larutan standar NaCl dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 4. Diberi 2 tetes indikator K2CrO4 5 % dan 0,5 g NaHCO3; 5. Ditetrasi dengan larutan AgNO3 0,05 N; 6. Dicatat volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan (V1 ml); 7. Lakukan cara kerja no.3-6 sebanyak dua kali. 4.4.2. Titrasi Blangko 1. Dimasukkan aquadest dadi buret dengan volume kurang lebih sama dengan volume akhir titrasi ke dalam erlenmeyer ( 20 ml); 2. Diberi 2 tetes indikator K2CrO4 5%, 0,5 g NaHCO3 dan 0,5 g CaCO3. 3. Ditetrasi dengan alrutan AgNO3 0,05 N; 4. Dicatat volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan (V2 ml); 5. Lakukan cara kerja no. 1-4 sebanyak dua kali. 4.4.3. Penentuan kadar Cl- dalam garan dapur 1. Dirimbang 0,5 g garam dapur dengan teliti dan dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml; 2. Dipipet 10 ml larutan garam dapur dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 3. Diberi 2 tetes indikator K2CrO4 5% dan 0,5 g NaHCO3; 4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,05 N;

5. Catat volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan (V3 ml); 6. Lakukan cara kerja no. 1-4 sebanyak dua kali. 4.5. Tugas 1. Hitunglah normalitas larutan AgNO3. Volume larutan AgNO3 ayng dibutuhkan sebenarnya = (V1 V2) ml. 2. Hitunglah normalitas Cl- dalam larutan sampel. Volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan sebenarnya = (V3 V2) ml; 3. Hitunglah kadar Cl- dalam garam dapur.

LAPORAN SEMENTARA PENENTUAN KADAR NATRIUM KLORIDA DALAM GARAM DAPUR


Hari, tanggal percobaan :

Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP

: : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl. 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang natrium klorida sebanyak.........g, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquadest sampai ......... ml. Rumus kimia asam oksalat = ......... BM asam oksalat = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan:......... Vol natrium klorida, ml Vol. AgNO3, ml Perubahan warna Rata-rata: B. Titrasi blangko Indikator yang digunakan......... Vol. aquades, ml Rata-rata: C. Pendentuan kadar Cl- dalam garam dapur 1. Larutan sampel dibuat dengan cara menimbang garam dapur sebanyak .........g, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai ......... ml. 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan: ......... Vol. sampel, ml Vol. AgNO3, ml Perubahan warna Rata-rata: Surabaya, Asisten, Vol. AgNO3, ml Perubahan warna

(...............................................................)

5. PENENTUAN KESADAHAN AIR


5.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu menentukan kesadahan total, kesadahan permanen dan kesadahan temporer dari air dengan metode kompleksometri. 5.2. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu: - Mambuat larutan baku primer dan sekunder untuk tetrasi kompleksometri;

- Melakukan titrasi kompleksometri dan mengamati perubahan yang terjadi pada akhir titrasi; - Menghitung kesadahan total, kesadahan permanen dan kesadahan temporer dari air. 5.3. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan: Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer Buret Statif dan klem Botol semprot. 2. Bahan-bahan yang dibutuhkan: ZnSO4 EDTA NH4Cl NH4OH Indikator EBT NaCl Kertas saring Sampel air 5.4. Prosedur Percobaan 5.4.1. Pembakuan larutan EDTA dengan larutan standar ZnSO4 1. Dibuat larutan standar ZnSO4 0,01 M dengan teliti sebanyak 100 ml; 2. Dibuat larutan EDTA 0,01 M sebanyak 150 ml; 3. Dipipet 10 ml larutan ZnSO4 dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 4. Ditambahkan 30 ml aquades, 5 ml larutan buffer salmiak dan sedikit serbuk indikator EBT (EBT:NaCl = 1:200); 5. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna. 6. Lakukan cara kerja no. 3-5 sebanyak dua kali. 5.4.2. Penentuan kesadahan permanen air 1. Diambil 250 ml sampel air, dimasukkan ke dalam beaker glass dan didihkan; 2. Didinginkan, dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml sambil disaring (kertas saring jangan dicuci), tambahkan aquades sampai garis tanda, dan dikocok sampai homogen; 3. Diambil 50 ml air tersebut menggunakan buret, dimasukkan dalam erlenmeyer, ditambahkan 1 ml larutan buffer salmiak dan sedikit indikator EBT; 4. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna; 5. Lakukan cara kerja no. 3-4 sebanyak dua kali. 5.4.3. Penentuan kesadahan total dari air 1 Diambil 50 ml sampel air menggunakan buret dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 2. Ditambahkan 1 ml larutan buffer salmiak dan sedikit serbuk indikator EBT;

3. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna; 4. Lakukan cara kerja no. 1-3 sebanyak dua kali. 5.4.4. Penentuan kesadahan temporer air Kesadahan temporer = kesadahan total kesadahan permanen 5.5. Tugas 1. Hitunglah molaritas larutan EDTA; 2. Hitunglah kesadahan total dari air (dalam ppm CaCO3); 3. Hitunglah kesadahan permanen dari air (dalam ppm CaCO3); 4. Hitunglah kesadahan temporer dari air (dalam ppm CaCO3).

LAPORAN SEMENTARA PENENTUAN KESADAHAN AIR


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan larutan EDTA dengan larutan standar ZnSO4 1. Larutan standar dibuat dengan cara seng sulfat sebanyak ......... g; kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aquadest sampai ......... ml. Rumus kimia seng sulfat = ......... BM seng sulfat = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan:......... Vol. ZnSO4, ml Vol. EDTA, ml Perubahan warna Rata-rata: B. Penentuan kesadahan permanen air Indikator yang digunakan......... Vol. air, ml Rata-rata: C. Penentuan kesadahan total dari air: Indikator yang digunakan: ......... Vol. air, ml Vol. EDTA, ml Rata-rata: Vol. EDTA, ml Perubahan warna

Perubahan warna

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

6. PENENTUAN KADAR VITAMIN C DALAM MINUMAN


6.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu menentukan kadar vitamin C dalam sampel minuman dengan metode iodometri. 6.2. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu:

- Membuat larutan baku primer dan sekunder untuk titrasi iodometri; - Melakukan titrasi argentometri dan mengamati perubahan yang terjadi selama titrasi; - Menggunakan piknometer untuk menentukan densitas larutan; -Menghitung kadar vitamin C dalam minuman. 6.3. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan: Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer tertutup Buret Statif dan klem Botol semprot Piknometer Termometer 2. Bahan-bahan yang digunakan: KIO3 Na2S2O3 Amylum Larutan H2SO4 pekat KI I2 Sampel minuman. 6.4. Prosedur Percobaan 6.4.1. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan standar KIO3 1. Dibuat larutan standar KIO3 0,01 N dengan teliti sebanyak 100 ml; 2. Dibuat larutan Na2S2O3 0,01 N sebanyak 150 ml; 3. Dibuat larutan amylum 1% sebanyak 150 ml; 4. Dibuat larutan H2SO4 2 N sebanyak 30 ml; 5. Dibuat larutan KI 10% sebanyak 30 ml; 6. Dipipet 10 ml larutan KIO3 0,01 N dan dimasukkan ke dalam iodine flask; 7. Diberi 2 ml larutan H2SO4 2 N dan 8 ml larutan KI 10%; 8. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai warnanya kuning muda. 9. Ditambahkan 3 ml larutan amylum dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru tua tepat hilang. 10. Lakukan cara kerja no. 6-9 sebanyak dua kali. 6.4.2. Pembakuan larutan I2 dengan larutan Na2S2O3 1. Dibuat larutan I2 0,01 N sebanyak 100 ml (carilah prosedur pembuatan larutan I2); 2. Dipipet 10 ml larutan I2 dan dimasukkan ke dalam iodine flask; 3. 4. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai warnanya kuning muda;

5. Ditambahkan 3 ml larutan amylum dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru tua tepat hilang; 6. Lakukan cara kerja no. 2-5 sebanyak dua kali. 6.4.3. Penetapan kadar vitamin C dalam sampel minuman 1. Ditentukan densitas sampel dengan menggunakan piknometer; 2. Dipipet 10 ml sampel dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer; 3. Ditambahkan 5 ml larutan amylum; 4. Dititrasi dengan larutan I2 sampai terjadi perubahan warna; 5. Lakukan cara kerja no. 2-4 sebanyak dua kali. 6.4.4. Penentuan densitas sampel 1. Piknometer beserta tutupnya dibersihkan, ditimbang dan dicatat massanya (m1); 2. Piknometer diisi aquades sampai penuh dan tidak ada gelembung udara di dalamnya. Piknometer ditutup dan cairan yang adan di bagian luar piknometer dikeringkan. Piknometer beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya (m2); 3. Aquades di dalam piknometer di atas dibuang dan diganti dengan sampel mnimuman yang digunakan. Piknometer beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya (m3). 4. Diukur dan dicatat temperatur aquades. 6.5. Tugas 1. Hitunglah normalitas larutan Na2S2O3; 2. Hitunglah normalitas larutan I2; 3. Hitunglah densitas minuman dengan persamaan: m m1 sampel = 3 m m aquades 2 1 4. Hitunglah kadar vitamin C dalam minuman berdasarkan data hasil titrasi; 5. Hitunglah ralat hasil percobaan (dibandingkan dengan data kadar vitamin C di label minuman).

LAPORAN SEMENTARA PENENTUAN KADAR VITAMIN C DALAM MINUMAN


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan standar KIO3 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang kalium iodat sebanyak .........g, dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai ......... ml. Rumus kimia kalium iodat = ......... BM kalium iodat = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan:......... Vol. KIO3 , ml Vol. Na2S2O3, ml Perubahan warna Rata-rata: B. Pembakuan larutan I2 dengan larutan Na2S2O3 1. Larutan I2 dibuat dengan cara menimbang iodium sebanyak g, ditambahkan g kalium podida, dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai ml. Rumus iodium = ......... BM iodium = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan Vol. I2 , ml Vol. Na2S2O3, ml Perubahan warna Rata-rata: C. Penentuan kadar vitamin C dalam sampel minuman. Sampel yang digunakan ......... Indikator yang digunakan: ......... Vol. sampel, ml Vol. Na2S2O3, ml Perubahan warna Rata-rata: D. Penentuan densitas sampel minuman. Temperatur aquades Volume piknometer = .........ml Massa piknometer = .........g Massa piknometer + aquades = .........g Massa piknometer + sampel = .........g Surabaya, Asisten, (...............................................................)

7. SPEKTROFOTOMETRI
7.1. Kompetensi Mahasiswa mampu menentukan kadar Fe3+ dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV/VIS. 7.2. Tujuan

Mahasiswa mampu: - Menggunakan spektrofotometer UV/VIS; - Membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi; - Membuat kurva baku untuk menentukan konsentrasi sampel; - Menghitung kadar Fe3+ dalam sampel. 7.3. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan Botol timbang Beaker glass Batang pengaduk Corong Labu ukur Gelas ukur Kaca arloji Pipet volume berskala Botol semprot Spektrofotometer Hot plate 2. Bahan-bahan yang dibutuhkan: (NH4)2Fe(SO4)2.H2O Larutan H2SO4 pekat KMnO4 KCNS Larutan HNO3 pekat Larutan HCl pekat Sampel dolosit Etanol + botol samprot. 7.4. Prosedur 7.4.1. Pembuatan larutan induk besi (III) 1. Ditimbang 0,7 g (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dengan teliti, dilarutkan dengan 100 ml aquades; 2. Ditambahkan 5 ml larutan H2SO4 (1:5), ditambahkan larutan KMnO4 setetes demi setetes sampai warna merah muda bertahan setelah diaduk dengan baik; 3. Larutan dituang ke dalam labu ukur 1 l dan diencerkan dengan aquades sampai batas tanda. 7.4.2. Pembuatan larutan standar besi (III) 1. Dipipet larutan inruk sebanyak 1; 1,5; 2; 2,5; 3 dan 4 ml dengan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. 2. Ditambahkan 5 ml larutan kalium tiosianat (20 g kalium tiosianat dalam 100 ml aquades) dan 3 ml larutan asam nitrat 4 M; 3. Ditambahkan aquades sampai tanda batas dan dikocok. Konsentrasi larutan induk adalah 2, 3, 4, 5, 6 dan 8 g/ml. 7.4.3. Pembuatan kurva baku larutan standar 1. Disiapkan larutan induk dengan konsentrasi 6 ppm; 2. Diukur absorbansi larutan standar tersebut pada panjang gelombang () 470-520 nm dan ditentukan panjang gelombang maksimumnya; 3. Diukur absorbansi larutan standar lainnya pada panjang gelombang maksimum; 4. Dibuat kurva baku larutan standarnya.

7.4.4. Penentuan kadar Fe total (sebagai Fe3+) dalam sampel 1. Ditimbang sampel dolosit sebanyak 1,8 g dengan teliti. Sampel dilarutkan dengan larutan HCl pekat dan dipanaskan di atas hot plate sampai kering. Sampel diencerkan dengan aquades dan diperoleh larutan berwarna kuning; 2. Ditambahkan larutan KMnO4 setetes demi setetes sampai warna merah muda bertahan setelah diaduk dengan baik; 3. Larutan dituang ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 5 ml larutan kalium tiosianat dan 3 ml larutan asam nitrat 4 M. 4. Ditambahkan aquades sampai tanda batas dan dikocok; 5. Diukur absorbansi larutan sampel pada panjang gelombang maksimum; 6. Dihitung kadar Fe total (sebagai Fe3+) dalam sampel dolosit. 7.5. Tugas 1. Membuat kurva baku larutan standar; 2. Menghitung konsentrasi Fe3+ dalam larutan sampel menggunakan kurva; 3. Menghitung kadar Fe3+ dalam sampel dolosit.

LAPORAN SEMENTARA PENENTUAN KADAR ION FERRI DALAM SAMPEL


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan kurva baku 1. Larutan induk dibuat dengan cara melarutkan .........g (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, dilarutkan dan diencerkan sampai ......... ml. Konsentrasi larutan induk ......... mg/l. 2. Penentuan panjang gelombang maksimum Absorbansi (A) Absorbansi (A) (nm) (nm)

3. Pembuatan kurva baku larutan standar No Vol larutan induk yang dipipet (ml)

Absorbansi (A)

B. Penentuan kadar ion feri (Fe3+) dalam sampel. 1. Sampel ditimbang sebanyak .........g, dilarutkan dan diencerkan sampai .........ml. 2. Diukur absorbansi larutan sampel.

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

8. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT DALAM AIR


8.1. Kompetensi Percobaan Mahasiswa mampu menentukan kadar oksigen dalam sampel air. 8.2. Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu: - Menentukan densitas sampel dengan menggunakan piknometer;

- Menghitung kadar oksigen dalam sampel air. 8.3. Alat dan Bahan 1. Alat-alat ayng digunakan: Botol timbang Beaker glass Corong Labu ukur Kaca arloji Gelas ukur Pipet volume Erlenmeyer bertutup Buret Statif dan klem Botol semprot Piknometer Termometer Pipet tetes 2. Bahan-bahan yang dibutuhkan: KIO3 Na2S2O3 Amylum Larutan H2SO4 pekat KI NaN3 MnSO4 KOH Sampel air Aquades 8.4. Prosedur Percobaan 8.4.1. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan standar KIO3 1. Dibuat larutan standar KIO3 0,025 N dengan teliti sebanyak 100 ml; 2. Dibuat larutan Na2S2O3 0,025 N sebanyak 150 ml; 3. Dibuat larutan amylum 1% sebanyak 150 ml; 4. Dibuat larutan H2SO4 2 N sebanyak 30 ml; 5. Dibuat larutan KI 10% sebanyak 30 ml; 6. Dipipet 10 ml larutan KIO3 0,025 N dan dimasukkan ke dalam iodine flask; 7. Diberi 2 ml larutan H2SO4 2 N dan 8 ml larutan KI 10%; 8. Ditetrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025 N sampai warnanya kuning muda; 9. Ditambahkan 3 ml larutan amylum dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru tua tepat hilang; 10. Lakukan cara kerja no. 6-9 sebanyak dua kali. 8.4.2. Penentuan kadar oksigen dalam air 1. Masukkan 250 ml sampel air (diukur dengan tepat) ke dalam iodine flask, kemudian tambahkan 2 ml larutan MnSO4 2,15 M; 2. Tambahkan 2 ml larutan Alkali-Iodine-Azide. Tutup kembali iodine flask dengan hatihati untuk mencegah terperangkapnya udara dari luar, kemudian dikocok;

3. Biarkan sampai gumpalan mengendap. Bila proses pengendapan sudah sempurna, maka bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari iodine flask dan ditampung dalam iodine flask lain; 4. Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat, alirkan melalui dinding bagian dalam iodine flask, kemudian iodine flask segera ditutup kembali; 5. Goyangkan iodine flask dengan hati-hati sampai semua endapan larut; 6. Iodium yang dihasilkan dari reaksi tersebut kemudian ditetrasi dengabn larutan natrium tiosulfat 0,025 N (yang sudah didbakukan) sampai warnanya berubah menjadi coklat muda; 7. Tambahkan 1 ml indikator amylum 0,5% (timbul warna biru), kemudian titrasi dengan larutan natrium tiosulfat dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang; 8. Bagian larutan jernih yang dikeluarkan dari iodine flask pada langkah 3 ditambah dengan beberapa tetes H2SO4 pekat dan dititrasi juga dengan larutan natrium tiosulfat 0,025 N. Volume larutan natrium tiosulfat yang dibutuhkan dijumlahkan dengan volume yang dibutuhkan pada langkah 7; 9. Hitunglah kadar oksigen terlarut dengan persamaan: ( mL N ) na tiosulfat 8000 DO( mg / L ) = mL sampel air Catatan: Pembuatan larutan Alkali-Iodida-Azide: larutkan 35 g KOH dan 7,5 g KI dalam 50 ml aquades, kemudian tambahkan 0,5 g NaN3 yang telah dilarutkan terlebih dahulu dengan 2 ml aquades. 8.4.3. Penetuan densitas sampel 1. Piknometer beserta tutupnya dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan dicatat massanya (m1); 2. Piknometer diisi aquades sampai penuh dan tidak ada gelembung udara di dalamnya. Piknometer ditutup dan cairan yang ada di bagian luar piknometer dikeringkan. Piknometer beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya (m2); 3. Aquades di dalam piknometer di atas dibuang dan diganti dengan sampel minuman yang digunakan. Piknometer beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya (m3); 4. Diukur dan dicatat temperatur aquades. 8.5. Tugas 1. Hitunglah normalitas larutan Na2S2O3; m3 m1 2. Hitunglah densitas sampel air dengan persamaan: sampel = m m aquades ; 2 1 3. Hitunglah kadar oksigen dalam sampel air berdasarkan data hasil titrasi.

LAPORAN SEMENTARA PENENTUAN KADAR OKSIGEN DALAM AIR


Hari, tanggal percobaan Kelas/Kelompok Nama/NRP Nama/NRP : : : :

Hasil Percobaan: A. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan standar KIO3 1. Larutan standar dibuat dengan cara menimbang kalium iodat sebanyak .........g, dilarutkan dan diencerkan dengan aquades sampai .........ml. Rumus kimia kalium iodat = ......... BM kalium iodat = ......... 2. Hasil titrasi Indikator yang digunakan Vol. KIO3, ml Vol. Na2S2O3, ml Perubahan warna Rata-rata: B. Penentuan kadar oksigen dalam sampel air Sampel yang digunakan ......... Indikator yang digunakan: ......... Vol. sampel, ml Vol. Na2S2O3, ml Rata-rata: C. Penentuan densitas sampel air Temperatur aquades: Volume piknometer : .........ml Massa piknometer : .........g Massa piknometer + aquades : .........g Massa piknometer + sampel : .........g

Perubahan warna

Surabaya, Asisten,

(...............................................................)

You might also like