You are on page 1of 22

TB Paru Dewasa Presentasi Kasus

Disusun Oleh : Senoaji Yuniar S Yhang Lidi Tama Agustin Widyo P

Definisi

Penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi penyakit ini Angka Kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari Laporan WHO menyebutkankematian tertinggi terdapat di asia tenggara yaitu 625.000 orang dengan angka mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 penduduk Dicanangkan sebagai Global Emergency oleh WHO

Etiologi

Berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung Tidak berspora dan tidak berkapsul Berukuran lebar 0,3 0,6 m dan panjang 1-4 m Kuman tumbuh optimal pada suhu sekitar 37 C dengan tingkat keasaman optimal 6,4 7,0

Inhalasi Mycobacterium tuberculosis Fagositosis oleh

Kuman mati

makrofag alveolus paru


Kuman hidup berkembang biak Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen Kompleks primer Terbentuk imunitas seluler spesifik

Masa inkubasi (2-12 minggu)

Uji tuberkulin (+)

Sakit TB Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen Meninggal Imunitas turun Reaktivasi / reinfeksi Sembuh

Infeksi TB

Imunitas optimal

Sakit TB
4

Gambar 1. patogenesis tuberkulodid (dibuat berdasarkan beberapa sumber)

Cont
Perkembangan kompleks primer
Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad integrum) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus) Berkomplikasi dan menyebar : Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya Bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya Hematogen dan limfogen, berhubungan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman

Tuberculosis Post Primer


Muncul bertahun-tahun kemudian
Dimulai dengan sarang dini berbentuk sarang pneumoni kecil

Selamjutnya akan mengikuti jalan berikut


Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat Sarang tadi akan meluas tapi segera terjadi proses penyembuhan dengan terbentuk jaringan fibrosis Sarang pneumonik meluas membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa).

Klasifikasi ( TB Paru)
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA) Tuberkulosis paru BTA (+) Tuberkulosis paru BTA (-) Berdasarkan Tipe Pasien Kasus Baru Kasus Kambuh (relaps) Kasus defaulted atau drop out Kasus Gagal Kasus Kronik Kasus Bekas TB

Tuberkulosis paru BTA positif


Sekurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan sputum BTA positif. Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif.

Tuberkulosis paru BTA negatif


Tiga kali pemeriksaan sputum BTA negative, tetapi foto polos toraks serta gambaran klinis menunjukkan tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negative tetapi kultur M. tuberculosis positif.1

Klasifikasi TB Pasien
Kasus baru adalah pasien-pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan. Kasus kambuh mencakup pasien-pasien tuberkulosis yang sebelumnya mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatannya telah lengkap, lalu kembali lagi berobat dengan hasil sputum BTA positif atau kultur positif.

Lanjutan

Kasus drop out adalah pasien yang telah menjalani pengobatan lebih dari 1 bulan dan tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Kasus gagal adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (1 bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan. Kasus kronik adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA yang masih positif setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

Gambaran Klinis
Gejala respiratorik
Batuk 2 minggu Haemoptoe Dyspnea Nyeri dada

Gejala sistemik
Demam sub-febril keringat malam Malaise sakit kepala berat badan yang menurun anoreksia

Pemeriksaan Jasmani
Ditemukan suara napas bronkial
Amforik

Suara napas melemah

Ronki basah Tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum Pada Limfadenitis Tuberkulosis terlihat pembesaran kelenjar getah bening

Pemeriksaan Bakteriologis
Tujuan pemeriksaan bakteriologis antara lain untuk diagnostik dan cara penemuan kasus serta sebagai evaluasi pengobatan. Jika setelah terapi selama 6 bulan dan dalam sputumnya masih ditemukan BTA maka pengobatan dinyatakan gagal.

Cara pengambilan dahak adalah 3 kali (SPS), yaitu : Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan) Pagi (keesokan harinya) Sewaktu / spot (pada saat mengantarkan dahak pagi) Atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.

Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi WHO), sebagai berikut : Tidak ditemukan BTA dalam 100 LP (-) Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 LP tulis jumlah kuman ditemukan Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 LP (1+) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 LP (2+) Ditemukan >10 BTA dalam 1 LP (3+)

Gambaran radiologis
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Kavitas, terutama lebih dari satu yang dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular. Bayangan bercak milier. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau

Pengobatan TBC pada orang dewasa


Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paruparu) berat.

Lanjutan..

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3 Diberikan kepada:


Penderita kambuh. Penderita gagal terapi. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

Lanjutan..

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 Diberikan kepada:


Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Tabel 1.Obat antituberkulosis yang biasa dipakai dan dosisnya


Nama obat Dosis harian (mg/Kg BB/hari) 5 15* Dosis maksimal (mg per hari) 300 Efek samping

Isoniazid

Hepatiis, neurit is perifer, hipersensitivitas Gastrointestinal, hepatitis, peningkatan enzim hati, cairan tubuh oranye kemerahan Toksitas hati, artralgia, gastrointestinal Neuritis optik, ketajaman mata berkurang, buta warna merah hijau Ototoksik, nefrotoksik
22

Rifampisin**

10 20

600

Pirazinamid

15 30

2000

Etambutol

15 20

1250

Streptomisin

15 40

1000

**Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain, bioavailabilitas terganggu

You might also like