Professional Documents
Culture Documents
GENDER..?
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
Seks
adalah
perbedaan
jenis
kelamin
yang
ditentukan secara biologis. Seks melekat Secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal.
GENDER
Bisa berubah
Dapat dipertukarkan Tergantung musim
Tergantung budaya
masing2 Bukan kodrat (buatan
masyarakat)
hamil, melahirkan,
menyus
ASPEK
Sifat Fungsi Ruang lingkup Tanggung jawab
LAKI-LAKI
Maskulin Produksi Publik Nafkah utama
PEREMPUAN
Feminim Reproduksi Domestik Nafkah tambahan
Konstruksi biologis
Berbeda ciri fisik, perempuan dan laki-laki, serta tidak dapat dipertukarkan karena produk alamiah (hormon)
Konstruksi sosial
Konstruksi agama
Berbeda peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki, dan dapat dipertukarkan karena produk budaya (tata nilai)
Berbeda posisi perempuan dan laki-laki, dan tidak dapat dipertukarkan karena ajaran agama (dogmatis)
Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian/konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan.
Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan hak dan kewajiban antara
Peka/Sensitif Gender (gender sensitive) yaitu kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (disesuaikan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan).
Mawas Gender (gender perspective), yaitu kemampuan seseorang memandang suatu keadaan berdasarkan perspektif gender.
Peduli/Responsif
Gender
(gender
concern/responcive),
yaitu
kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin.
(64,5%)
mereka yang berusia 10 tahun ke atas hanya tamat SD, tidak tamat SD, dan tidak bersekolah sama sekali, bahkan 43,9 % diantaranya buta huruf, dimana 79,6 % buta huruf adalah perempuan.
3. Rendahnya partisipasi politik perempuan. Hanya ada 11% perempuan duduk di DPR-RI (61 orang dari 550) dan 19,5% perempuan duduk di DPD (25 orang dari 128) perolehan Pemilu 2004
Budaya Patriarki
Sistem Ekonomi
Sistem kepercayaan/ penafsiran agama Adat Sistem Politik Sistem pendidikan Dan lain-lain
Pembedaan perempuan dan laki-laki merupakan hal yang dibentuk secara sosial yang dipengaruhi oleh agama, budaya, sosial, politik, hukum, pendidikan, dan lain-lain, yang bisa berubah sesuai dengan konteks waktu, tempat dan budaya
3.
5. Realitas yang menggambarkan perempuan sebagai korban utama antara lain dapat dilihat dari angka kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, seksual maupun psikologis. Bahkan negara telah melanggengkan kekerasan tersebut melalui instrumen-intrumen kebijakannya.
Bahwa
ketidakadilan
gender
disebabkan
dan
7.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
dan
melestarikan
ketidakadilan gender antara lain: SISTEM EKONOMI YANG TIDAK ADIL, SISTEM KEPERCAYAAN (AGAMA), BUDAYA PATRIARKHI, HUKUM, SISTEM PEMERINTAHAN, dan SISTEM PENDIDIKAN.