Professional Documents
Culture Documents
3/26/12
kelamin
Alamat
Tanggal
3/26/12
hari sebelum masuk rumah sakit, pasien kejang sebanyak 2 kali pada pukul 21.45 dan 03.00 WIB dengan lama kejang < 5menit. Kejang didahului oleh demam dan terjadi di tubuh bagian atas, dengan mata melotot ke atas dan mulut menggegat. Pasien
3/26/12
Demam
satu hari, tinggi (+), menggigil (-), naik turun (-), menetap (-), turun setelah dikompres (+). hari sebelum masuk rumah sakit BABC (+) sebanyak 2 kali. Ampas (+), lendir (-), darah (-), busa (-), seperti cucian beras (-). Ibu memiliki keluhan sama (+). normal. Nyeri perut (+), nyeri telinga (-), nyeri telan (-), nyeri
Satu
BAK
3/26/12
Penyakit Dahulu
alergi disangkal.
menderita penyakit yang sama disangkal. opname (+) dengan keluhan trauma kepala disangkal. cacar (+) usia 3 bulan. kejang disangkal. demam.
3/26/12
Penyakit Keluarga
kejang (+) pada ibu. epilepsy disangkal. keluhan yang sama (+) pada
Menderita
ibu.
Riwayat Riwayat Riwayat
3/26/12
Suntik
Riwayat Bayi:
3/26/12
Imunisasi Dasar
(BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, MMR) Pertumbuhan, Perkembangan, Psikomotor gigi 6 bulan ( 5-9 bulan)
Pertumbuhan Psikomotor
3/26/12
Riwayat
dekat dengan tempat pembuangan sampah. dekat dengan sungai. tinggal di daerah endemis.
3/26/12
PEMERIKSAAN Keadaan
FISIK
Umum : lemah,kejang (-),panas (+), pilek (+) : Compos Mentis (CM) : 37,8C : 120 x/menit
3/26/12
Pemeriksaan Kepala
: mesocephal, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut : simetris, conjungtiva anemis (-/-) pupil isokor (+/+) reflek cahaya (+/ +)
Mata
sclera ikterik (-/-) mata cekung (-/-) edema palpebra (-/-)air mata (+)
3/26/12
Hidung
: simetris, deviasi septum (-) nafas cuping hidung (-) secret (+) bening : kering (-) cyanosis (-) lidah kotor (-) mukosa hiperemis (-) faring hiperemis (-) trismus (-) : simetris (+) nyeri tragus (-) sekret (-) membrane timpani intak (+)
Mulut
Telinga
3/26/12
Thorax
Inspeksi : betuk dada normal, simetris (+) ketinggalan gerak (-) retraksi (-) Perkusi : sonor (+) Palpasi (-) : vocal fremitus DBN, massa
Auskultasi : paru vesikuler (+) wheezing (-) ronkhi (-) Cor regular (+)
3/26/12
Abdomen
Inspeksi : flat (+) scapoid (-) distended (-) massa (-) Auskultasi : BU (+) DBN Perkusi : timpani Palpasi : supel (+) nyeri tekan (-) hepato/splenomegali (-) turgor DBN
Ekstremitas
3/26/12
Status
gizi: : 10 kg : 79 cm sign:
BB TB
3/26/12
Hasil
AL AE Hb Ht MCV MCH MCHC AT 10,9 x 103/L 4,28 x !06/L 11,0 g/dL 33,0% 77,1 fL 25,7 pg 33,3g/dL 402x102/L
Normal
4,5-11 x 103/L 2,5-5,5 x !06/L L 14-18 P 12-16 L 40-54 P 38-47 85-100 fL 28-31 pg 30-35 g/dL 150-450x102/L
LED I LED II
36 68
3/26/12
Hasil HITUNG LEUKOSIT Eosinofil Basofil Batang Segmen Limfosit Monosit 0% 0% 0% 59 % 32 % 9% JENIS
Normal
3/26/12
DIAGNOSIS
Diagnosis Diagnosis
kerja : observasi kejang demam, DATD banding: Kejang Demam Komplek Kejang Demam Sederhana
Kejang dengan demam et causa gangguan elektrolit Kejang dengan demam et causa infeksi
3/26/12
TERAPI
Infuse Asering 16 tpm Injeksi: ceftriaxon 2 x 250 mg Injeksi dexametason 2x 0,3 mg Per Oral : Puyer: Paracetamol 12,5 mg Luminal 7,5 mg Neurodex tab
3/26/12
DEFINISI Kejang
demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. 1 Sebagian besar kejang terjadi pada hari pertama anak demam. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat
3/26/12
ETIOLOGI
Kejang
demam dapat timbul oleh berbagai sebab, terutama infeksi. Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas (tonsilitis, faringitis), otitis media akut, gastroenteritis, pneumonia, bronkhitis, morbili, dan
3/26/12
KLASIFIKASI Kejang
Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat dan umumnya berhenti sendiri Kejang bersifat umum (tonik/klonik) Tanpa gerakan fokal atau tidak berulang dalam 24 jam
3/26/12
Kejang
demam kompleks, adalah kejang demam dengan diagnosis salah satu dari berikut :
Kejang lama, berlangsung lebih dari 15 menit Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam
3/26/12
Kejang
lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar.
3/26/12
PATOFISIOLOGI
Perubahan Konsentrasi ion di ruang ekstra selular. 2Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis kimiawi, aliran listrik dari sekitarnya. 3Perubahan patofisiologis dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
3/26/12
3/26/12
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium3 Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah. Pungsi Lumbal3 Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6-6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu, pungsi lumbal dianjurkan pada : 1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan.
3/26/12
Elektroensefalografi3 Pemeriksaan
elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh karenanya, tidak direkomendasikan. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya kejang demam
3/26/12
penatalaksanaan
3/26/12
Saat -
Demam
Anti piretik
Pemberian
obat saat demam dpaat menggunakan antipiretik dan antikonvulsan. Antipiretik sangat dianjurkan walaupun tidak ada bukti bahwa penggunaannya dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam. Dapat diberikan Asetaminofen 10-15mg/kg/kali, diberikan 3 kali sehari
3/26/12
Pemberian Pengobatan
obat rumatan
rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan cirri sebagai berikut (salah satu): lama >15 menit kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, msalnya hemiparesis Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
Kejang
Adanya
3/26/12
diskusi
Pasien
datang dengan keluhan kejang sebanyak 2 kali dalam 24 jam. Masingmasing kejang berdurasi < 5 menit dan berjarak lebih dari 30 menit disertai fase sadar diantara kejang. Kejang didahului oleh demam dan belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga pada pasien ini didiagnosis kejang demam karena: didahului riwayat demam
Kejang
3/26/12
Kejang
demam ini tidak di diagnosa infeksi intra cranial seperti : karena pada pemeriksaan neurologis tidak tampak tanda rangsang meningeal. tidak terdapat gejala penurunan kesadaran, pada pemeriksaanneurologis, tidak ada paresis. otak tidak ada keluhan nyeri
meningitis
ensefalitis
abses
3/26/12
Pada
pasien ini di tidak diagnosa diare cair akut karena hanya terjadi sebanyak 2 kali, sedangkan definisi diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu6. pasien ini tidak dilakukan lumbal
Pada
3/26/12
Pada
pemeriksaan darah rutin, terlihat Laju Endap Darah yang meningkat. Hal ini menandakan bahwa ada proses inflamasi yang sedang terjadi dan didukung dengan meningkatnya angka leukosit yang mencapai batas atas (AL: 10,9), dan hasil Hitung Jenis Leukosit menunjukkan kadar PMN mencapai 59%, Limfosit 32%, Monosit 9%, walaupun masih di dalam rentang normal, akan tetapi hasil hampir
3/26/12
Untuk
mengetahui apakah kejang disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa (hiper/hipoglikemik), perlu dilakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, mengingat bahwa pada riwayat kehamilan ibu pasien pernah menderita Diabetes Gestasional dan pasien lahir dengan berat lebih, sehingga kemungkinan adanya produksi insulin yang berlebihan perlu dikonfirmasi