You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II Acara Praktikum : Peranan Unsur Hara Tujuan : 1.

Menyatakan gejala-gejala yang timbul pada tumbuhan karena kekurangan unsur hara tertentu. 2. Menyimpulkan peranan unsur hara makro bagi pertumbuhan tanaman. 3. Menyimpulkan peranan unsur hara mikro bagi pertumbuhan tanaman. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Tabel 1. Pengamatan keadaan tanaman dalam berbagai larutan hara pada hari ke 0 setelah perlakuan.
Nilai pH I Hara Lengkap Ca S Mg K N P Fe Hara Mikro 4 4 3 4 3 3 3 5 5 I I 4 4 3 4 3 3 3 5 5 Panjang Batang I 16.5 7.5 19.5 7.5 6 9 8.3 II 13.5 10.5 10.5 7.5 7 11 9.8 Jumla h I I I 5 4 5 2 6 9 3 4 6 6 7 7 5 4 Akar Panjang I 3.47 6.9* 7 7.5 4.08 12.5 18 II 4.25 6.2 8.3 5 6.2 15.5 12.6 Jumla h I II 4 3 5 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 Daun Panjang Nekrosis I 16.7 15.3 12.5 15 18 16.6 18.9 6.45 17.2 II 23.4 21.6 17.2 23.9 18 19.5 20.5 20.1 16 I II Klorosis I II -

Larutan

Tabel 2. Pengamatan keadaan tanaman dalam berbagai larutan hara pada hari ke 8 setelah perlakuan.
Akar Panjang I 5.6 7.2 6.12 5.16 4.3 II 4.9 7.1 Daun Nekrosis I 2 II 3 2 3 1 2 2 1 4 1 2 3 2

Larutan Hara Lengkap Ca S Mg K N P Fe Hara Mikro

Nilai pH I 4 4 3 4 3 3 3 5 5 I I 4 4 3 4 3 3 3 5 5

Panjang Batang I 17 8 9 7 11.2 II 14 11 11 9.8 6 9.3 7.3

Jumlah I 5 6 II 4 6

Jumla h I II 2 2 4 2 3 1 2 4 4 4 1 1

Panjang I 32.5 7 9.8 17.5 13.5 II

Klorosis I II

28.5 13.5 11 15.4 18

8 7

6 3

6.8 8.3

3.5

6.1

23

222.5

Tabel 3. Pengamatan keadaan tanaman dalam berbagai larutan hara pada hari ke 16 setelah perlakuan
Nilai pH I Hara Lengkap Ca S Mg K N P Fe Hara Mikro 4 4 3 4 3 3 3 5 5 II 4 4 3 4 3 3 3 5 5 Panjang Batang I 11 II 9 8 Jumlah I 1 II 1 3 Akar Panjang I 5.5 II 8 9.6 Jumla h I II 2 1 3 Daun Panjang Nekrosi s I II I II 21.5 20 21 3 3 1 Klorosis I II

Larutan

11 10

4 9

8 5

4.25 10.7

5.3 13 4.5

3 4 6

4 4 6

15.3 21.5

19.4 22.5 27.8

2 2 1 4

B. Pembahasan Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa pada pemupukan terhadap tanaman yang kekurangan unsur makro menunjukkan gejala nekrosis dan klorosis. Namun, ternyata defisiensi hara mikro juga menampakkan gejala klorosis dan nekrosis yang cukup signifikan. Hal ini sesuai pernyataan Dwijdoseputro (1980) bahwa tanaman yang kekurangan unsur-unsur hara esensial (makro maupun mikro) akan menimbulkan gejala kematian tanaman dengan tanda-tanda yang tidak jelas. Lakitan (1993) juga menyatakan gejala defisiensi hara dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. N sebagai penyusun protein dan Mg sebagai penyusun klorofil, sehingga defisiensinya dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan klorosis. Tjitrosomo (1985) menyatakan defisiensi salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman akan menyebabkan terganggunya metabolisme sehingga menghambat pertumbuhan. Tanaman yang kekurangan unsur K menunjukan gejala klorosis, disamping tepi daun mengering akibat rendahnya kandungan air dalam daun. Fungsi K dalam metabolisme tumbuhan adalah sebagai katalisator dan memegang peranan penting dalam sintesis protein dari asam-asam amino dan metabolisme hidrat arang (Prawiranata, 1989). Tjitrosomo (1985) menambahkan bahwa defisiensi Kalium menyebabkan nekrosis pada ujung batang dan menimbulkan daerah kuning pada daun yang kemudian menyebabkan warna coklat disertai kematian pada tanaman. Kekurangan unsur kalsium (Ca) pada tanaman akan menampakan gejala klorosis ditandai daun yang menguning dan akhirnya mati. Menurut Prawiranata (1989), Ca diperlukan untuk pertumbuhan meristem dan menjamin pertumbuhan serta berfungsinya ujung-ujung akar yang wajar. Unsur Ca sebagian besar ditemukan pada daun terutama daun-daun tua. Kekurangan Ca akan mempengaruhi kekuatan tumbuhan. Apabila kebutuhan unsur Ca tidak terpenuhi dengan baik, akan mengakibatkan tumbuhan menjadi cenderung lemah serta pertumbuhan akarnya kurang baik (tidak subur). Defisiensi sulfur (S) akan menimbulkan klorosis pada daun muda dan menghambat pertumbuhan tanaman (Tjitrosomo, 1985). Unsur S (sulfur) digunakan sebagai penyusun asam amino, vitamin dan koenzim A yang berperan dalam

respirasi. Sedang Kekurangan unsur nitrogen (N) menyebabkan tajuk daun berwarna hijau terang, daun tua menguning, kering dan berwarna coklat muda. Tanaman yang kekurangan N daunnya akan layu dan tampak kuning. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman karena merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat (Lakitan 1993). Unsur Besi (Fe) sangat penting dalam sintesis klorofil, karena merupakan unsur penting bagi tanaman. Salah satu senyawa yang mengandung Fe adalah sitokinin, senyawa ini memiliki peran penting dalam transfer hidrogen dari penerima ke molekul oksigen (Lakitan, 1993). Kekurangan unsur Fe menyebabkan klorosis pada daun, lembaran daun menjadi kuning tetapi tulang taun tetap hijau. Kekurangan unsur Magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun berwarna kekuningan atau klorosis. Hal ini terjadi karena Mg menyebabkan tanaman tidak mampu berfotosintesis dengan baik. Fungsi Mg adalah sebagai penyusun klorofil dan dapat bergabung dengan ATP dalam berbagai reaksi. Mg juga merupakan aktivator dari berbagai enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasi dan pembentuk DNA dan RNA (Tjitrosomo, 1985). Peranan Phospor (P) dalam tanaman penting untuk pembentukan phosphoipid dan nukleoprotein. Kekurangan phospor mengakibatkan pertumbuhan terhambat, daun berwarna hijau tua, akumulasi hidrat arang dan ikatan hidrogen. Kekurangan P pada tanaman adalah pada lembaran daun tampak bagian yang mati dan akhirnya rontok serta tanaman menjadi kerdil dan akar yang sedikit (Parawinata, 1989). Unsur mikro diperlukan dalam jumlah sedikit, namun ketiadaan unsur mikro dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Jadi unsur mikro merupakan kebutuhan dari tanaman untuk melangsungkan hidupnya dalam konsentrasi tertentu dan relatif sedikit (Poerwowidodo, 1992). Bonner dan Vanner (1965) menjelaskan peranan unsur hara mikro yakni Mangan (Mn) terlibat luas dalam proses katalitik tumbuhan, yaitu sebagai aktivator beberapa enzim respirasi dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase, sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan Mn memerlukan sumber N dalam bentuk NH4. Boron (Bo) pada metabolisme tanaman belum jelas meskipun dari hasil percobaan menunjukkan bahwa boron penting untuk pertumbuhan. Pada tumbuhan yang

kekurangan boron, translokasi dan penyerapan gula banyak berkurang. Sehingga diduga gula diangkut dalam bentuk kompleks borat. Tembaga (Cu) berperan katalitik khusus pada tumbuhan, merupakan bagian dari enzim-enzim penting seperti politenol oksidase dan asam askorbat oksidase. Defisiensi Cu menyababkan nekrosis pada ujung daun, daun layu dan berwarna gelap. Seng (Zn) terlibat dalam sintesis hormon IAA dan jika kekurangan dapat menyebabkan perubahan bentuk yang lebih pendek dan kerdil. Molibdenum (Mo) berperan dalam reduksi nitrat dan fiksasi nitrogen. Bila kekurangan Mo, daun menjadi layu pada daerah tepi. Klor (Cl) berperan dalam fotolisis air. Defisiensi klor meyebabkan tanaman layu dan akar pendek, pembentukan buah berkurang. Ion Cl mutlak diperlukan dalam fotosintesis. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan : 1. Gejala defisiensi unsur hara esensial antara lain pertumbuhan akar, batang, daun yang terhambat, klorosis dan nekrosis pada daun. 2. Peranan unsur hara makro antara lain sebagai penyusun asam amino, pengefektifan enzim, menjaga permebelitas sel dan menyusun klorofil. 3. Peranan unsur hara mikro secar umum adalah sebagai kofaktor enzim dan berperan pada proses-proses metabolisme. Daftar Pustaka Bonner, J and Vanner, J. E. 1965. Plant Biochemistry. Academic Press, New York Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta. Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Prawiranata, W. 1989. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan II. IPB, Bandung Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa, Bandung Tjitrosomo, S. S. 1985. Botani Umum 2. Angkasa, Bandung

You might also like