You are on page 1of 4

Sabtu, 07 May 2011 Bapepam Akui Sulit Buktikan Insider Trading Meski demikian, UU Pasar Modal sudah cukup

jadi dasar aturan. MVT Dibaca: 1174Tanggapan: 0


Share:

Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BapepamLK), Nurhaida, mengakui sulitnya pembuktian kejahatan insider trading di pasar modal. Padahal, peraturan pasar modal sudah cukup menjadi regulasi untuk menjeratnya. Insider trading itu memang transaksi yang dilarang. Namun, pembuktiannya sangat sulit, karena harus membuktikan apakah benar ada infomasi orang dalam yang dipakai pihak tertentu untuk melakukan transaksi yang kemudian merugikan pihak lain atau memberikan keuntungan berlebih, urainya ditemui di Kementerian Keuangan, Jumat (6/5). Menurut Nurhaida, kesulitan pembuktiannya karena informasi orang dalam yang dilarang bisa saja diberikan secara lisan. Walhasil, tidak ada bukti fisik yang menunjukkan terjadinya penerusan informasi dari orang dalam kepada pihak lain. Nurhaida mengakui, sejak UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal diundangkan, belum ada satupun kejahatan insider trading terungkap. Namun, ia berkilah bahwa persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Kesulitan itu (pembuktian insider trading) bukan hanya di Indonesia. Di negara lain termasuk AS atau Australia yang sudah maju sistem pasar modalnya, butuh waktu panjang untuk membuktikan dan juga jarang yang bisa terungkap, tandasnya.
Sebagaiman diberitakan, praktik insider trading menjadi sorotan terkait keberadaan UU Pasar modal. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Arman Nefi, mengatakan, meski sudah berusia 15 tahun, UU itu tidak pernah mampu menjadi dasar hukum untuk menjerat pelaku kejahatan insider trading. Nefi mencatat belum ada satu pun kasus insider trading yang dijerat dengan undangundang ini. Padahal dalam kurun waktu 1995-2010 Bapepam LK telah memeriksa sejumlah kasus yang ditengarai terdapat insider trading. Sayangnya pemeriksaan tersebut gagal diteruskan ke tingkat penyidikan dan memutuskan untuk memberikan sanksi administratif saja, ungkapnya. Arman menilai bahwa hal ini disebabkan karena locus dan tempus delicti untuk mengusut insider trading tidak sama dengan pidana konvensional. Selain itu, sifatnya

yang paperless dan wireless menyebabkan sulitnya pembuktian di pengadilan. Ditambah lagi dengan mudahnya para pelaku menyembunyikan barang bukti. Dia menilai sanksi yang diatur dalam Pasal 104 UU Pasar Modal juga relatif ringan, yaitu pidana penjara 10 tahun dan denda Rp15 miliar. Sanksi ini belum memadai untuk menjerat pelaku mengingat keuntungan yang diperoleh dalam insider trading jauh lebih besar. Denda maksimal belum seberapa dibanding dengan keuntungan yang diperoleh pelaku, tegasnya. Pasalnya, dalam sehari, nilai transaksi di bursa bisa mencapai empat sampai lima triliun rupiah. Sehingga, sanksi itu jauh lebih ringan dibanding dengan keuntungan yang diperoleh. Ketinggalan jaman Pendapat tersebut diamini Indra Safitri, Konsultan Hukum Pasar Modal. Indra menyatakan bahwa pembuktian mengenai insider trading sangat sulit. Hal ini dikarenakan modus operandi yang dijalankan oleh para pelaku sudah sangat canggih. Sedangkan, UU Pasar Modal tidak mengatur mengenai sistem pengawasan dan sanksi yang berat. UU Pasar Modal saat ini sudah jauh tertinggal. Hal ini wajar saja, karena undangundang itu kan dibentuk ketika pasar modal di Indonesia masih sederhana. Sekarang, pasar modal sudah sangat canggih. UU Pasar Modal tidak bisa mengakomodir kebutuhan industri saat ini, ujarnya. Indra mencontohkan modus operandi yang baru dalam insider trading yang belum diatur dalam UU Pasar Modal adalah misleading information, insider trading dalam Initial Public Offering (IPO). Adapun hal lain yang melemahkan penegakan hukum insider trading adalah adanya pengaruh politik dalam perdagangan saham sehingga real market yang diinginkan tidak ada. Sebagai contohnya dalam kasus Krakatau Steel dan Garuda Indonesia dalam melakukan IPO. Dia mencontohkan, dalam kasus IPO Krakatau Steel dengan harga jual per lembar saham terlalu murah, memicu IPO Garuda Indonesia dipatok terlalu tinggi. Alasan dari pemerintah, karena tidak mau bernasib sama dengan Krakatau Steel. Meskipun pihak underwriter sudah memperingatkan Garuda, tetapi tetap saja peringatannya tidak digubris. Akibatnya, bisa dilihat sendiri kan, jelasnya. Oleh sebab itu, keduanya menyarankan untuk memperbesar nilai denda yang menjadi sanksi. Kemudian, UU Pasar Modal mengadaptasi UU No 11 Tahun 2009 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Namun, Nurhaida tidak melihat perubahan UU Pasar modal maupun peraturan Bapepam-LK sebagai solusi pengungkapan insider trading. Menurutnya, yang penting adalah mendorong kemampuan pembuktian petugas berwenang. UU Pasar Modal saya rasa sudah mengatur dengan baik. Di peraturan pasar modal lain juga sudah lebih dirinci, apa yang dimaksud insider trading, transaksi apa yang dipebolehkan dan tidak diperbolehkan. Peraturan itu saya rasa sudah cukup. Terpenting, kita tetap melakukan proses pembuktian sesuai peraturan yang ada sebab perbaikan bukan pada regulasi tapi lebih ke upaya pembuktiannya, kata dia. http://hukumonline.com/berita/baca/lt4dc46f2e0b77c/bapepam-akui-sulit-buktikan-insidertrading

Nurhaida : Insider Trading Tak Pernah Terungkap


Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
Sabtu, 7 Mei 2011 16:42 wib

3 Email

Nurhaida. Foto: Ade/Okezone

JAKARTA Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengungkapkan sejak berlakunya Undang Undang Pasar Modal 1995, belum ada satupun kasus insider trading yang terungkap. Di Indonesia sendiri, bahkan belum ada yang kasus insider trading yang terungkap sejak berlakunya UU pasar modal di 1995, ungkap Kepala Bapepam-LK Nurhaida, di Kantor Kementerian Keuangan, jalan Wahidin Raya, Jakarta, malam tadi.

Dia menjelaskan, bahkan negara sekelas Amerika Serikat saja mengalami kesulitan dalam mengungkap kasus insider trading ini. Negara lain termasuk AS yang sudah maju sistem pasar modalnya butuh waktu 3-4 tahun untuk membuktikan dan juga jarang yang terungkap, paparnya.

Menurut Nurhaida pembuktian adanya insider trading ini sangatlah sulit, pasalnya, untuk mengetahu adanya transaksi tersebut maka harus ada orang dalam yang bersedia membeberkan hal tersebut.

Harus ada informasi orang dalam, (siapa) yang dipakai pihak tertentu untuk melakukan transaksi, dan itu kemudian merugikan pihak lain atau memeberikan keuntungan lebih, jelas dia.

Namun demikian Nurhaida mengatakan bukan berarti Bapepam-LK kemudian lepas tangan. Menurut dia, Bapepam-LK sudah melakukan sesuai ketentuan yang ada.

"UU pasar modal saya rasa sudah diatur dengan baik, apalagi di peraturan pasar modal juga sudah lebih dirinci, apa yang dimaksud inseder trading, transaksi apa yang dipebolehkan dan tidak diperbolehkan, dan peraturan itu saya rasa sudah cukup," tutur Nurhaida.

"Tapi pembuktiannya yang memang sulit, butuh bukti yang jelas, sebelum bisa dijerat sebagi insider trading, ya kita harus kerja lebih ekstra lagi untuk buktikan ada atau tidaknya insider trading," tutupnya. (ade)

http://economy.okezone.com/read/2011/05/07/278/454434/nurhaida-insider-trading-tak-pernahterungkap

You might also like