You are on page 1of 3

Hikmah Ibadah dan Muamalah oleh Fahri Ali Imran 1106015831 Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama

Di dalam Agama Islam, terdapat istilah ibadah dan muamalah, namun apa arti kedua istilah tersebut? Apa hukumnya dalam Agama Islam dan apakah yang bias kita dapatkan, sebagai penganut Agama Islam, apabila kita melakukan kegiatan yang terkategorikan ke dalam Ibadah dan Muamalah? Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para RasulNya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. [Adz-Dzaariyaat : 56-58] Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah mubtadi (pelaku bidah). Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah). Kemudian, apakah yang dimaksud dengan muamalah? Muamalah adalah hal-hal yg termasuk urusan kemasyarakatan (pergaulan, perdata, dsb). Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk social yang berinteraksi dengan sesamanya dan berhubungan satu sama lain. Maka dari itu, terciptalah suatu bentuk kemasyarakatan yang digunakan untuk memperjelas batas dan aturan dalam lingkup sosial tersebut. Hukum muamalat Islam mempunyai prinsip yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukanlain oleh Al quran dan sunah Rasul. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsurunsur paksaan. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat danmenghindari madharat dalam hidup masyarakat. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindariunsur-unsur penganiayaan unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.

Dari penjelasan kedua istilah tersebut (ibadah dan muamalah), terlihat jelas perbedaan ruang lingkup antara ibadah dan muamalah, karena memang pada dasarnya kedua istilah tersebut merupakan istilah untuk dua ruang lingkup yang berbeda. Namun, kedua istilah tersebut memiliki hikmah apabila kita melaksanakannya sesuai dengan aturan Islam yang telah ada.

Hikmah beribadah tentu saja yang paling utama adalah mendapatkan pahala dari Allah SWT. Selain itu, dengan beribadah, sesungguhnya membuat kita jauh dari perbuatan keji dan mungkar. Beribadah juga melatih hawa nafsu kita, untuk senantiasa menyadari bahwa kita sebagai manusia tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan Allah SWT. Beribadah disini tidak hanya beribadah dalam hal shalat, membaca Al-Quran, ataupun bersedekah saja. Pada dasarnya ,segala sesuatu yang baik dan berguna, apabila dijalani atas nama Allah SWT merupakan ibadah juga. Dari hal ini kemudian bias kita kaitkan kepada muamalah. Dalam hal bersyerikat dan bersosialisasi, tentu saja akan terdapat perbedaan pendapat dan terjadi tegangan. Namun, apabila semua dijalankan dengan kepala dingin dan tidak berdasarkan hawa nafsu saja, setelah dilatih oleh ibadah, tentu proses muamalah akan semakin afdol dan mengarah menuju kebaikan. Sikap jujur, tawaddu, ramah, pemaaf, dan pemikiran yang rasional sudah sepatutnya menjadi tolak ukur kita dalam mengamalkan nilai-nilai muamalah kedalam kehidupan sosial kita sehari-hari. Dengan muamalah yang saling tenggang rasa, saling menghargai, dan saling membantu satu sama lain, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan ibadah karena kita melaksanakan sesuatu yang baik, dan berdasarkan nama Allah SWT. Namun perlu diingat bahwa ibadah wajib tetap wajib hukumnya dilaksanakan. Karena dengan menegakkan tiang agama dengan menunaikan shalat, bertilawah Al-Quran, menunaikan zakat dan bersedekah, sesungguhnya hikmah utama yang kita akan raih adalah hati yang bersih dan jauh dari perbuatan keji dan mungkar.

You might also like