You are on page 1of 6

1. Analisis Melamin dalam Makanan U.S.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan sebuah metode untuk mendeteksi residu melamin dan asam sianurat secara bersamaan di dalam formula untuk bayi dengan menggunakan kolom kromatografi SeQuantTM ZIC-HILIC dari Merck. FDA mengatur, di antaranya, keamanan makanan di Amerika Serikat. Rekomendasi-rekomendasi dari FDA mendapat perhatian dari seluruh dunia dan seringkali diadopsi oleh otoritas nasional di berbagai negara. Metode yang disarankan ini merupakan variasi dari kromatografi cair (kromatografi cair hidrofilik, HILIC) dikombinasikan dengan spektrometri massa (LC-MS). Dengan menggunakan SeQuantTM ZIC-HILIC, bahkan sejumlah kecil melamin dan asam sianurat dapat dipisahkan dan dideteksi dengan tepat. Batasan-batasan perhitungan dan konfirmasi adalah sebesar 0,25 g/g untuk kedua analit tersebut. Dengan demikian, dengan menggunakan SeQuantTM ZIC-HILIC dari Merck, kualitas susu formula bayi dapat diuji dengan pasti. Deteksi simultan melamin dan sianurat Metode ZIC-HILIC yang diusulkan oleh FDA menawarkan keuntungan lebih besar dibandingkan metode pengukuran alternatif: Susu formula bayi yang terkontaminasi oleh melamin juga mungkin mengandung senyawa triazin beracun lainnya seperti asam sianurat, yang bila dikombinasikan dengan melamin dapat memperkuat efek negatif dari makanan yang terkontaminasi. Dengan menentukan dan mengkonfirmasi adanya kandungan melamin dan asam sianurat secara berkesinambungan di dalam susu bubuk untuk bayi, prosedur yang diusulkan akan meningkatkan keamanan pada makanan.

Produk-Produk untuk Penentuan Residu Melamin dan Asam Sianurat dalam Susu Formula Bayi menggunakan LC-MS/MS: Kolom HPLC

SeQuant ZIC-HILIC, 150 x 2,1 mm, 5 m, 200

Standar-Standar dan Reagen-Reagen

2,4,6 Triamino-1,3,5 triazine untuk sintesis (Melamin) Cyanuric acid Acetonitrile LiChrosolv untuk LC-MS Formic acid 100% GR untuk Analisis Water LiChrosolv

2. Analisis Formalin dalam Makanan Identifikasi Fomalin Encerkan 1 ml dengan air secukupnya hingga 1000,0 ml.Pada 10 ml tambahkan 2 ml larutan segar fennilhidrazina hidroklorida P 1 % b/v, 1 ml larutan kalium heksasianoferat (III) P dan 5ml asam klorida P,Terjadi warna merah terang .Kemudian Uapkan diatas penanggas air ;tertinggal sisa amorf putih. Metode untuk praktikum : Pada praktik dilakukan dua kali proses pembuatan larutan, yaitu proses pembuatan larutan standar dan larutan uji. Sebelum memulai, terlebih dahuli dibuat larutan standar sebagai standar atau acuan perhitungan formalin pada sampel. Pertama-tama formalin atau formaldehida 37 % diambil sebanyak 0,0270 ml, kemudian ditambahkan dengan aquades sebanyak 500 ml atau 20 ppm, untuk selanjutnya dibuat delapan konsentrasi yaitu (0;0,05;0;0,1;0,5;0,75;1;1,5;2) ppm. Kemudian ditambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiap konsenrasi di dalam tabung reaksi. Setelah itu dipanaskan selama 30 menit, dan setelah itu terbentuklah larutan standar. Proses pembuatan larutan uji dimulai dengan sampel sebanyak 20 gram dihomogenkan dengan aquades, kemudian dipanaskan dan setelah mendidih disaring dengan kertas saring, diambil filtrat sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan juga asam kromatofat sebanyak 5 ml setelah itu dipanaskan selama 20 menit dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer. Nilai absorbansi yang telah diperoleh nantinya akan dihubungkan dengan metode regresi linear, terhadap nilai pada larutan standar pada tiap kosentrasi untuk mendapatkan nilai konsentrasi (ppm) pada sampel. Untuk lebih jelasnya mengenai metode kerja pembuatan larutan standar dan larutan uji dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Formaldehida dengan HPLC EPA telah menerbitkan metode menggunakan dinitrofenilhidrazin (DNPH) derivatization diikuti dengan kromatografi cair (LC). Baik metode GC dan LC dapat diterapkan ke aldehida lain, sedangkan metode-LC DNPH juga berlaku untuk keton juga. Metode EPA telah diterbitkan untuk air dan limbah ( Formaldehida, EPA 8315A ) dan udara (EPA KE-5 dan TO-11). California Air Resources Board 430 Metode dan EPA-5 menggunakan impingers ATAS untuk sampling udara, sedangkan KE-11 menggunakan gel silika dilapisi tube dengan DNPH. 3. Analisis Benzoat dalam Makanan Ruang Lingkup. Metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar benzoat dalam Sirup, Jam, Jeli Buah, Minuman Sari Buah, Saos Cabe/ Tomat dan Nata dalam kemasan. Prinsip. Analisis kuantitatif benzoate secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi setelah diekstraksi dari cuplikan. Pustaka. MA. PPOM. 26/MA/98 (dalam IK. Lab. PANGAN, 2007-2010). Peralatan Khusus: Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Prosedur: Larutan Uji. Cuplikan ditimbang seksama 5 g kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian diencerkan dengan metanol 60% sampai tanda, jika perlu disaring. Selanjutnya dipipet 5 mL larutan, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan metanol 60% sampai tanda. Kemudian disaring menggunakan penyaringan membran 0,45 m dan diawaudarakan (A). Larutan Baku: (1) Larutan Baku Induk. Baku garam benzoate atau baku asam ditimbang seksama lebih kurang 50 mg. Kemudian dilarutan dalam metanol 60% sampai 50,0 mL. (2) Larutan Baku Antara. Larutan baku induk yang telah dibuat kemudian dipipet 5 mL, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, diencerkan sampai tanda. (3) Larutan Baku Kerja. Larutan baku antara yang telah dibuat, kemudian 1 seri larutan baku tersebut dipipet berturut-turut 1; 2; 3; 4;

5; 6 mL ke dalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan metanol 60 % sampai tanda. (B1; B2; B3; B4; B5; B6). Cara Penetapan. a. Larutan A; B1; B2; B3; B4; B5 dan B6 masing-masing disuntikan ke dalam KCKT dengan kondisi sebagai berikut: Kolom : Oktadesilsilana Rp-18 Fase Gerak: Dikalium hidrogen fosfat 10 mMol: kalium dihidrogen fosfat 10 mMol: Metanol (47:47:6) disaring menggunakan penyaring membran 0,45 um dan diawaudarakan. Laju aliran : 1,5 mL per menit. Detektor : Cahaya UV dengan panjang gelombang 225 nm. Volume penyuntikan : 20 l. b. Kadar benzoat dalam cuplikan dihitung menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan garis lurus: y= ax + b. Rumus Perhitungan: Kadar asam benzoat=XBux50x505xPu100ppm Keterangan: X = Kadar contoh berdasarkan kurva baku (ppm) Bu = Berat contoh (g) Pu = Kemurnian Baku

ANALISA NATRIUM BENZOAT PADA PRODUK SOFT DRINK


Bahan pengawet benzoat banyak digunakan sebagai pengawet salah satunya digunakan pada minuman soft drink. Meski kandungan bahan pengawet tersebut umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan pengawet minuman adalah kanker, dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Bisa juga naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap pengawet benzoat pada minuman jenis soft drink.

Komposisi dari soft drink adalah 1. Air: komponen utama soft drink. 2. CO2 : sama dengan gas buang pernafasan kita. Berguna untuk memperbaiki flavor minuman. Menghasilkan rasa masam yang enak dan rasa krenyes-krenyes dan menggelitik di kerongkongan. 3. Gula / pemanis : - Soft drink reguler : sukrosa (gula tebu), sirup fruktosa atau HFCS : high fructose corn syrup. - Soft drink diet : pemanis sintetis aspartam, sakarin atau siklamat. Di Amerika Serikat menggunakan pemanis sintetis mutakhir : sucralose dan acesulfame-K. 4. Kafein (terutama pada jenis cola dan coffee cream) : kadarnya cukup tinggi, membantu seseorang tetap terjaga atau tidak mengantuk, jantung dapat berdegub kencang, sehingga tidak direkomendasikan bagi mereka yang hipertensi, berpotensi serangan jantung koroner atau stroke. 5. Zat pengawet : Umumnya soft drink diawetkan dengan sodium benzoat atau natrium benzoat, suatu bahan pengawet sintetis. Aman untuk bahan pangan namun ada batas maksimal yang harus diperhatikan. 6. Zat pewarna : Ditemukan pada beberapa jenis soft drink, tidak terdapat pada softdrink jernih. Ada zat pewarna alamiah seperti karamel (pada soft drink cola) tetapi yang banyak digunakan adalah zat pewarna sintetis seperti : karmoisin dan tartrazin. 7. Flavor buatan : seperti rasa jeruk, rasa strawberry, rasa nanas dan sebagainya, merupakan flavor sintetik, bukan hasil ekstraksi buah-buahan, jadi jangan harapkan mengandung vitamin dan mineral seperti yang ada pada buah-buahan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan benzoat pada minuman soft drink.

Bahan dan Metoda Bahan Bahan yang digunakan adalah minuman soft drink merk FANTA rasa Strawberry dan AW rasa Sasaparila yang mengandung Na-benzoat yang diperoleh dari mini market di kawasan Semarang. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan methanol 60%, akuades. Alat Piranti yang digunakan adalah berbagai piranti gelas, neraca analitis, kertas saring filter eluen dan sampel 0,45 dan 0,2 m, dan HPLC-Shimadzu LC-10.

Metoda Larutan standar Menimbang Na-benzoat/asam benzoate sebanyak 100 mg dilarutkan dengan methanol 60% ke labu ukur 100 ml (Lar.A). Membuat seri konsentrasi dari larutan.A dengan konsentrasi 100, 200, 1000 ppm. Kemudian diinjeksikan kedalam HPLC.

Larutan sampel Menyaring sampel dengan kertas saring Cellulose Nitrate Membrane filter dengan ukuran 0.2m. Menimbang 5ml sampel yang dilarutkan dengan methanol 60% kedalam labu ukur 50ml. kemudian larutan siap diinjeksikan kedalam HPLC.

Sifat Fisik HPLC Kolom : C18 Eluen : - 5mM KH2PO4 + 5mM K2HPO4 (92) dan Methanol (8) - KH2PO4 5mM dan K2HPO4 5mM (0,68gr KH2PO4 dan 0,87gr K2HPO4 diencerkan dengan akuabides sampai 1lt) Dektektor : SPD-10AVP 225nM Flow rate : 0,3 ml/menit A press : 0 kgf/cm2 T. flow : 0,3mL/min

Analisa data Untuk mengukur kadar benzoat dalam soft drink

HASIL Hasil dari grafik didapatkan larutan standart dengan konsentrasi 100 ppm memiliki nilai puncak yang tertinggi dibandingan dengan konsentrasi 200 dan 1000 ppm sehingga larutan standart 100 ppm digunakan sebagai perbandingan dalam menghitung kadar benzoatnya dalam sampel. Dari perhitungan kadar benzoat dalam sampel diperoleh konsentrasi pada sampel AW 19,8 ppm dan untuk sampel Fanta 19,2 ppm dan 19,8 ppm.

You might also like