5.

Dampak kekurangan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral pada anak/bayi
1. Kekurangan karbohidrat Kekurangan karbohidrat menyebabkan anak kekurangan gizi, kekurangan gizi yang parah akan menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi terganggu. Pertumbuhan lambat, berat badan kurang dan gangguan pada perkembangan otak dan psikologis. 2. Kekurangan protein a. Marasmus. Pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama) karena terlambat diberi makanan tambahan. Gejalanya pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melamah. b. Kwashiorkor. Lebih banyak terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun yang terlambat menyapih, gejalanya : pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan (moon face) dan gangguan psikomotor. c. Marasmic kwashiorkor. Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor

mempunyai gejala gabungan dari marasmus dan kwashiorkor. Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein. d. Gangguan susunan saraf pusat http://www.surabaya-ehealth.org/artikel/marasmus-dan-kwashiorkor-sebagai-efekdari-kep. diakses pada 31 maret 2012 3. Kekurangan lemak a. Kekurangan Asam lemak esensial : menyebabkan gangguan pada kulit, ginjal dan hati. b. Kekurangan Asam linoleat : menyebabkan kulit mengalami dermatitis dan eczema, pertumbuhan terhambat, reproduksi terganggu, degenerasi atau kerusakan pada banyak organ tubuh, dan kerentanan terhadap infeksi meningkat.

4. Kekurangan vitamin
a.

Kekurangan Vitamin A : anak yang kekurangan vitamin A akan mengalami penurunan berbagai fungsi yakni pertahanan epitel, pertahanan sekresi, imun, penglihatan(buta senja), meningkatkan derajat infeksi dan meningkatkan resiko kematian. (Entos Zainal,2011).

b.

Kekurangan Vitamin D : kelainan pada tulang yang dinamakan Riketsia. Terjadi jika pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tualng panjang membesar(lutut dan pergelangan) tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala karna penutupan Fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan rusak.

c.

Kekurangan Vitamin E : menyebabkan hemolisis eritrosit, syndroma neurologic, sehingga terjadi fungsui tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Tanda-tanda syndrome neurologic: kehilangan koordinasi dan reflek otot serta gangguan penglihatan dan berbicara.

d. e.

Kekurangan Vitamin K : menyebabkan gangguan penggumpalan darah. Kekurangan Vitamin C : menyebabkan skorbut. Tanda-tanda awal : leleh, lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang otot dan persendian sakit, kurang nafsu makan , kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan dibawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longer. Mulut dan mata kering, serta rambut rontok.

f.

Kekurangan Vitamin B1 : menyebabkan penyakit beri-beri. Beri-beri dibagi menjadi 2 : beri-beri basah dan beri-beri kering.

g.

Kekurangan Vitamin B2 : mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala ini berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang) stomatitis angular( sudut mulut pecah) glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata. Dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.

h.

Kekurangan Niasin : menyebabkan kelemahan otot, anoreksia, gangguan opencernaan dan kulit memerah.

i.

Kekurangan Biotin : menyebabkan dermatitis sebore dan alopesia (pada bayi dibawah 6 bulan)

j.

Kekurangan Asam Pantotenat : akibat kekurangan menyebabkan ras tidak enak pada saluran cerna , kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah,diare yang timbuk sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.

k.

Kekurangan Vitamin B6 : gangguan metabolisme protein, gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan anti bodi, peradangan lidah serta luka pada nbibir, sudut-sudut mulut dan kulit, kekurangan vit b6 berat menimbulkan kerusakan pada sistem syarat pusat.

l.

Kekurangan Folat : gangguan metabolisme DNA, menghambat pertumbuhan, anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah(glositis) dan gangguan saluran cerna.

m. Kekurangan Vitamin B12 : menimbulkan dua jenis sindroma yaitu gangguan sintesis

DNA, serta gangguan syaraf yang menunjukkan degenerasi otak , syaraf mata, syaraf tulang belakang, dan syaraf perifer.

5. Kekuranan mineral
a. Kekurangan natrium : gangguan jantung dan ginjal, kejang otot, kehilangan nafsu

makan.
b. Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernafasan dan denyut jantung. c. Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, pertumbuhan tulang dan gigi lambat,

kejang otot, rakhitis. (Tarmidzi, 2010)

d. Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang nafsu makan, lesu. e. Kekurangan magnesium : gangguan mental, emosi, kerusakan jantung dan ginjal. f.

Kekurangan klor : rambut dan gigi rapuh dan rontok, gangguan pencernaan. Kekurangan zat besi : anemia, lesu, pusing dan pucat pada kulit. Anak yang kekurangan zat besi cenderung mengalami gangguan tumbuh kembang, gangguan kognitif (belajar), penurunan fungsi otot, penurunan aktivitas fisik dan penurunan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan resiko infeksi. (Entos Zainal, 2011)

g. Kekurangan yodium : penyakit gondok, terjadi kemunduran fisik dan mental pada

anak.
h. Kekurangan seng : pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka lambat, indra kurang

tajam terhadap bau dan rasa, kerdil, anemia.

i. j.

Kekurangan fluor : kerusakan gigi yang berlebihan. Kekurangan tembaga : gangguan syaraf dan tulang, kerusakan pembuluh darah arteri.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier Sumita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama http://www.surabaya-ehealth.org/artikel/marasmus-dan-kwashiorkor-sebagai-efek-dari-kep. diakses pada 31 maret 2012