You are on page 1of 20

ELEKTROKIMIA Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan

kerja. Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai dari pemanfaatan baterei untuk menjalankan hampir semua alat elektronik hingga pelapisan logam pada permukaan logam lain. Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya. Ada 2 jenis sel elektrokimia: (1) Sel yang melakukan kerja dengan melepaskan energi dari reaksi spontan dan (2) sel yang melakukan kerja dengan menyerap energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan. Setengah Reaksi dan Sel Elektrokimia Sel elektrokimia baik yang melepas atau menyerap energi selalu melibatkan perpindahan elektron-elektron dari satu senyawa ke senyawa yang lain dalam suatu reaksi oksidasi reduksi. Oksidasi adalah hilangnya elektron sedangkan reduksi diperolehnya elektron Zat pengoksidasi adalah spesies yang melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat yang teroksidasi. Zat pereduksi adalah spesies yang melakukan reduksi memberikan elektron kepada zat yang tereduksi. Setelah reaksi zat teroksidasi memiliki bilangan oksidasi lebih tinggi sedangkan zat tereduksi memiliki bilangan oksidasi lebih rendah. Terminologi Redoks

Menyeimbangkan Persamaan Redoks

Bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi masing-masing yang mengalami oksidasi dan reduksi. Seimbangkan atom dan muatan pada masing-masing reaksi - Mula-mula atom selain O dan H, kemudian O lalu terakhir H - Muatan diseimbangkan dengan menambah elektron (e) disebelah kiri untuk setengah reaksi reduksi dan disebelah kanan untuk setengah reaksi oksidasi Kalikan masing2 setengah reaksi dengan bilangan bulat untuk menyeimbangkan jumlah e yang diperoleh reduksi sama dengan elektron yang dilepas oksidasi Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut Periksa apakah atom dan muatan sudah seimbang Reaksi Redoks suasana asam Cr2O72-(aq) + I-(aq) -> Cr3+(aq) + I2(s) (lar asam) Mula-mula bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi reduksi dan oksidasi Seimbangkan atom dan muatan dimasing-masing setengah reaksi - Seimbangkan jumlah atom Cr - Seimbangkan O dengan menambahkan H2O - Seimbangkan H dengan menambahkan ion H+ - Seimbangkan muatan dengan menambah elektron - Begitupun dengan setengah reaksi oksidasi Kalikan masing-masing setengah reaksi agar jumlah e sama Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut menjadi overall Periksa jumlah atom dan muatan Untuk reaksi suasana basa setelah langkah ke4 tambahkan ion OH- dengan jumlah sama dengan ion H+ Sel Elektrokimia Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (G <> 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem. Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan Sel Volta dan Sel Elektrolisa

Sel Volta Dapat anda lihat pada tautan berikut .. Potensial Sel (Esel) Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf) Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh sel Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid) Potensial Elektroda Standar (Eosetengah-sel)

Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda) Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi Bentuk teroksidasi + ne -> bentuk tereduksi Eo1/2 sel Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya Eosel = Eokatoda Eoanoda

Percobaan Elektrokimia (Sel Elektrolisis)


Dasar Teori Elektrolisis adalah peristiwa peruraian elektrolit oleh arus listrik searah. Pada sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi reaksi kimia. Elektrolisis merupakan beberapa larutan elektrolit yang dapat menghasilkan gas atau endapan. Proses elektrolisis banyak digunakan untuk penyepuhan, pembuatan logam tertentu, pemurnian logam, dan pembuatan gas H2, O2, dan Cl2. Anoda adalah elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus positif ( + ). Katoda adalah elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik negatif ( - ).

Reaksi di anoda, tergantung pada jenis anoda dan anion. Reaksi di katoda, tergantung pada jenis kation.

Tujuan Mengetahui reaksi yang akan terjadi jika dilakukan lektrolisis terhadap larutan Na2SO4, CuSO4, dan KI jika digunakan elektode inert (karbon), dsb.

Alat dan Bahan : Alat Tabung U Kabel Sumber arus listrik searah 6 Volt Lempengan seng, aluminium, dan tembaga Pipe tetes Plat tetes Statip Gunting

Bahan Larutan CuSO4 0,5 M Larutan KI 0,5 M Larutan Na2SO4 0,5 M

Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan terutama rangkaian seri dengan besar sumber listriknya 6 volt. 2. Masukkan larutan KI ke dalam tabung U sampai 1,5 cm dari mulut tabung.

3.

Gantungkan tabung U pada statip. Kemudian, Celupkan kedua elektroda karbon ke dalam masing-masing kaki tabung u dan hubungkan elektroda itu dengan sumber arus searah 6 v.

4. Lakukan kegiatan 2, namun elektroda di rubah menjadi : a. Lempeng seng

b. Lempeng aluminium c. Lempeng tembaga

5. Lakukan kegitan 2, 3, dan 4 pada larutan lainnya yaitu Na2SO4 dan CuSO4. 6. Catat perubahan yang terjadi pada tiap-tiap elektroda

Hasil Pengamatan

No.

Rangkaian Sel

Pengamatan Reaksi

Elektolisis larutan Na2SO4 1. dengan elektroda grafit

a. Anode : 2H2O(l) O2(g) + 4H+(aq) + 4e-

(Seng, aluminium, tembaga, Katode : b. karbon) 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)

c. Reaksi sel : 6H2O(l) 2 H2(g) + O2(g) + 4H+(aq) + 4OH(aq)

Elektroda seng : Katode terjadi : gelembung gas sangant banyak awalnya hanya di sekitar elektrode namun semakin lama semakin menyeluruh (merata ke seluruh bagian larutan) bahkan muncul asap seperti mendidih. Anode terjadi : tidak bergelembung (tidak ada perubahan) Elektrode tembaga : Katode terjadi : gelembung gas banyak di sekitar elektrode hingga tampak berasap atau mendidih. Anode terjadi : (a). gelembung sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada di sekitar elektrode. (b). Pada ujung alumiun muncur warna kuning yang sedikit menyebar disekitar elektrode. Reaksi a. Anode : 2 I- + 2e- I2 b. Katode : 2 H2O + 2 e- 2 OH- + H2 c. Reaksi sel : 2 H2O I2 + 2 OH- + H2 Elektroda seng : Katode terjadi : gelembung gas sangat banyak awalnya hanya di sekitar elektrode namun semakin lama semakin menyeluruh (merata ke seluruh bagian larutan)

Elektrolisis larutan KI dengan elektroda grafit 2.

bahkan muncul asap seperti mendidih. Anode terjadi : perubahan warna pada seng terlihat sedikit kehitaman dan terbentuk endapat putih yang menyebar pada larutan KI. Elektrode karbon : Katode terjadi : gelembung sangat sedikit disekitar elketroda. Anode terjadi : (a). gelembung sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada di sekitar elketrode. (b). Pada ujung tembaga berwarna hitam. Elektroda aluminium : Katode terjadi : gelembung banyak disekitar elektroda, berasap seperti mendidih, dan warna berubah menjadi hitam. Anode terjadi : perubahan warna menjadi kuning. Reaksi Elektolisis larutan CuSO4 a. Katode: 2Cu2+ + 2e- Cu2 dengan elektroda grafit + (Seng, aluminium, tembaga,b. Anode: 2 H2O 4H + O2 + 4 e karbon) c. Reaksi sel : 2Cu 2+ + 2H2O 4H+ + 2Cu + O2 3. Elektroda seng :

Katode terjadi : gelembung gas banyak disekitar eletrode dan pada lengkungan tabung U terjadi endapan berwarna cokelat kemerah-merahan hampir ke hitam pada ujung elektrode. Anode terjadi : gelembung gas lebih banyak dari di katode pada ujung lektrode dan lengkungan tabung U dan terdapat endapan berwarna cokelat kemerahmerahan hampir ke hitam pada ujung elektrode yang lebih banyak

daripada di katode. Elektrode karbon : Katode terjadi : gelembung sedikit pada ujung elektrode dan lengkungan tabung U dan tidak ada endapan. Anode terjadi : (a). gelembung banyak pada ujung elektrode dan lengkungan tabung U dan tiadk terbentuk endapan. Elektroda aluminium : Katode terjadi : gelembung tidak terlalu banyak (sedang) dan terbentuk endapan sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada. Anode terjadi : gelembung banyak pada ujung elektrode dan terbentuk endapan yang sangat sedikit. Elektrode tembaga : Katode terjadi : terdapat banyak gelembung dan perubahan warna yang lebih lambat dariapada dianaode. Anode terjadi : perubahan warna lebih ceoat daripada dikatode dan gelung gas hanya sedikit. Kesimpulan 1. Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda (reduksi) dan reaksi anoda (oksidasi). 2. Sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu elektrolisis larutan elektrolit dan elektrolisis leburan elektrolit. 3. Elektroda dalam sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu elektroda inert dan elektroda selain inert.

LAPORAN ELEKTROKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA ELEKTROPLATING LEMPENG BESI (Fe) DENGAN PELAPIS TEMBAGA (Cu)
TUJUAN Mempelajari proses pelapisan besi dengan menggunakan logam pelapis tembaga. Menghitung berat, volume, dan juga tebal lapisan yang dihasilkan. II. DASAR TEORI 1.1. PRINSIP DASAR EKLEKTROPLATING
Elektroplating merupakan teknik pelapisan secara elektrodeposisi, yaitu proses pengendapan pelapis logam secara elektrokimia. Cara pelapisan ini memerlukan arus listrik searah (DC). Bila listrik mengalir antara anoda dan katoda, didalam larutan konduktor/larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi kimia pada permukaan logam tersebut. Pada sistem demikian, bila diberi tegangan atau beda potensial, ion-ion bergerak menuju elektroda. Kation bergerak menuju katoda dan anion menuju anoda. Masing-masing mempunyai laju yang khas (konduktivitas ion spesifik). Konduktivitas total larutan tertentu merupakan penjumlahan dan konduktivitas ion individu segenap ion yang dikandungnya.

I.

1.2.

ELEKTRODA Elektroda merupakan kutub atau lempeng pada suatu sel elektrolitik ketika arus listrik memasuki atau meninggalkan sel. Elektroda dimana proses reduksi berlangsung disebut sebagai katoda yang merupakan kutub negatif(penarik elektron), sedangkan elektron dimana proses oksidasi berlandsung disebut anoda yang merupakan kutub positif (pelepas ektron).
Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-elektron dari atom-atom logam netral untuk membentuk ion-ion bersangkutan. Berbagai anoda dipergunakan pada elektroplating. Ada anoda inert, ada anoda aktif (terkorosi). Anoda dapat merupakan logam murni, dapat pula sebagai alloy. Katoda biasanya tidak mengalami korosi, walaupun mungkin menderita kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Dalam larutan, ion-ion positif bergerak ke katoda dan ion-ion negatif bergerak ke anoda. Adapun logam yang biasa digunakan sebagai elektroda adalah logam yang tidak larut dalam larutan elektrolit yang digunakan sebagai pelapis.

1.3.

JENIS LARUTAN ELEKTROLIT Jenis larutan elektrolit yang dipakai dalam elektroplating ialah elektrolit asam, netral dan basa. Dinamakan larutan elektrolit sebab dapat menghantarkan arus listrik. Bak pelapisan pada umunya mengandung : Garam yang mengandung ion logam

Garam yang berfungsi menambah daya hantar larutan Larutan yang bertindak sebagai buffer untuk menjaga pH larutan yang dikehendaki Adition Agent untuk mempengaruhi jenis larutan yang dihasilkan
1.4.

VOLTASE, TAHANAN DAN HATARAN Aliran antara kutub positif dan negatif dari sumber arus lansung dilengkapi dengan suatu alat elektrolit, maka sejumlah arus listrik yang akan lewat sangat bergantung pada dua faktor, yaitu : Gaya gerak listrik (ggl) atau dinamakan electro motif force (e. m. f. ) atau voltase yang digunakan pada baterai atau sumber arus ion sebagai sumber arus yang melalui elektrolit. Tahanan listrik dari elektrolit yang berbanding terbalik dengan arus yang lewat. Jika tahanan diperbesar maka kuat arus yang ditimbulkan makin kecil, begitulah sebaliknya. Untuk memulai suatu elektrolisa harus melampaui GGL balik galvanik atau potensial penguraian Ed. Harga ini dinyatakan dengan Ed= EAnoda - EKatoda dapat dengan mudah dihitung. Persamaan untuk menentukan potensial yang diperlukan sebagai berikut :
Edigunakan = Ed + iR +
katoda

anoda

Dengan Ed = Eanoda - Ekatoda adalah potensial penguraian menurut Nernst. Faktor ini berbanding terbalik dengan tahanan, dimana jika daya hantarnya bertambah maka arus yang lewat besar. Berdasarkan Hukum Ohm:

I= Dimana, I = Arus (Ampere)

E= e.m.f (volt)
R= Tahanan (Ohm)

Berdasarkan penemuan dari Michael Faraday pada tahun 1883 yang dikenal sebagai hukum Faraday, menetapkan hubungan listik dan kimia dari elektrolit atau reaksi elektrokimia. Kedua hukum tersebut adalah: a. Berat logam yang diendapkan pada katoda selama elektrolisis adalah sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui larutan. b. Untuk sejumlah arus yang lewat selama elektrolisis, berat logam yang diendapkan sebanding dengan berat ekivalennya.

Berdasarkan kedua hukum tersebut diatas diperoleh:

Dimana, W = Berat endapan (gram) I = Kuat Arus (ampere) t = Waktu pelapisan (detik) A= Berat atom (garam/mol) Z = Valensi

1.5.

F = Konstanta Faraday (96500 Coloumb) TEBAL LAPISAN Tebal lapisan dapat ditentukan dari berat endapan yang diperoleh dengan hukum Faraday, dimana terlebih dahulu mencari volume lapisan.
Volume Lapisan = Sehingga:

Tebal Lapisan = 1.6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAPISAN Logam Dasar Digunakan untuk pembuatan elektroda (katoda) atau benda kerja harus berbentuk batang yang mempunyai penampang melintang bulat atau persegi (berbentuk pelat). Logam dasar harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran oksida yang dapat mempengaruhi pelekatan lapisan dan dapat menimbulkan korosi.
Rapat Arus

Pada proses ini jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau yang lenyap dari anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat terjadinya pengendapan namun hasilnya kasar.di samping itu rapat arus yang tinggi dapat menyebabkan pelarutan kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus yang rendah menyebabkan pelepaan ion lambat sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Konsentrasi Larutan Elektrolit

Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung lama dan kemungkinan tidak terjadilapisan. Sebaliknya pada larutan yang konsentrasinya tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat kuat tatapi kemungkinan lapisan yang terjadi kasar.
pH Larutan

larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi larutan yang bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yang terbentuk akan tercampur dengan lapisan garam basa atau hidroksida.pH yang terlalu rendah memudahkan terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen dan melarutnya kembali lapisan yang terjadi. Nilai potensial (E) untuk elektroda hidrogen bergantung pada konsentrasi ion hidrogennya. Misalnya di buat konsentrasi sel hidrogen yang satu dalam keadaan baku dan sel hidrogen yang lain tidak dalam keadaan baku. H+ + e H2 H+ + H2 (g)

Anoda : H2 (g) Katoda : H+ (baku) + eReaksi sel : H2 (g) + H+ (baku) Berdasarkan persamaan Nernst :

Eo = 0,0 Volt Eo = 0,0 Volt

Eo = 0,0 Volt

Jika tekanan gas = 1 atm, [H+]baku = 1 M, maka: Esel = 0,0 0,059/1 log [H+] Esel = 0,059 pH pH = Esel/0,059 III.
3.1

METODE

WAKTU DAN TEMPAT 3.1.1 WAKTU Praktikum ini dialkukan pada hari Kamis, 20 Mei 2010 jam 05.00 WIT dan hari Jumat, 21 Mei 2010 jam 09.00 WIT. 3.1.2 TEMPAT Pelaksanaan ini yaitu di Laboratosium jurusan Kimia Universitas Negeri Papua Manokwari. 3.2 ALAT DAN BAHAN 3.2.1 ALAT

Alat yang digunakan yaitu : gelas piala, pipet tetes, gelas ukur, statif, kabel, penjepit mulut buaya, gegep, pemanas, corong, timbangan, amplas, thermometer, tisu, allumunium foil, rectifier (sumber arus DC) 3.2.2 BAHAN Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: Lempengan Besi, H2SO4, NaOH, Na2CO3, CuSO4. 3.3 CARA KERJA 3.3.1 TAHAP PENGERJAAN AWAL 3.3.1.1 Pembersihan Secara Mekanik Amplas permukaan lempeng besi hingga halus dan hilang karat yang menempel pada besi. 3.3.1.2 Pembersihan Lemak dan Minyak Pembuatan larutan pencuci lemak dan minyak : campurkan 12,9 gram NaOH dan 25 gram
Na2CO3 kemudian larutkan dan tmabhakan air hingga volumenya 1 L. Cara Menghilangkan Lemak dan Minyak : celupkan lempeng besi yang telah diamplas dalam

larutan pencuci lemak dan minyak pada suhu 70oC selama 15 menit.
3.3.1.3

Pembersihan Karat Pembuatan larutan penghilang karat : campurkan 20 mL H2SO4 pekat dan larutkan dalam 80 mL
aquades.

Penghilangan Karat : Celupkan lempeng besi dalam larutan pencuci karat selama lima belas menit pada suhu 40oC-60oC. 3.3.1.4 Pembilasan dan Penimbangan Setelah dicuci dengan pencuci alkali dan pencuci karat, bilas dalam aquades sehingga lempeng bersih dari karat maupun lemak dan minyak. Selanjutnya keringkan lalu timbang berat awalnya. 3.3.2 TAHAP PELAPISAN 3.3.2.1 Pembuatan Larutan Elektrolit Campurkan 200 gram CuSO4 dan 30 gram H2SO4 kemudian larutkan hingga volumenya 1 L. pH larutan terukur 1. 3.3.2.2 Proses Elektroplating Hubungkan anoda dengan kutub positif pada rectifier, dan katoda pada kutub negative. Anoda yang digunakan adalah logam tembaga dan katodanya adalah lempeng besi (bahan Kerja) Celupkan anoda dan katoda pada larutan elektrolit dan alirkan arus 1Ampere selama 5 menit. Putuskan arus dan angkat logam kerja, keringkan kemudian timbang. Susunan alat electroplating

ANODA

IV.

HASIL DAN PEMBAHAS AN 4.1 HASIL PENGAMAT AN Berat lempeng besi awal = 109,1004 gram
Berat lempeng besi setelah pelapisan = 109,6974 gram

Ukuran lapisan pada lempeng besi : Panjang = 5,9 cm Lebar = 5,1 cm Tinggi = 0,2 cm 4.2 PERHITUNGAN

Catatan : luas penampang dari logam yang dilapisi membentuk balok tanpa tutup. Karena hanya setengah dari lempeng yang terlapisi. Sementara salah satu sisinya tidak terlapisi.

4.3 PEMBAHASAN
Electroplating merupakan salah satu cara yang biasa digunakan dalam proses pelapisan suatu logam dengan logam lain yang lebih tahan terhadap korosi. Selain itu, teknik ini juga dimanfaatkan untuk memperindah suatu logam. Pada praktikum ini, logam yang kita lapisi yaitu lempeng besi dengan logam pelapis tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah mengalami korosi ketika kontak dengan udara. Oleh karena itu perlu adanya pelapisan dengan logam lain agar besi tidak mudah mengalami korosi. Sifat besi yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka sebelum dilakukan electroplating perlu adanya pembersihan permukaan lempeng tersebut. Proses pembersihan lempeng besi dilakukan dalam tiga tahap yaitu pembersihan secara mekanik, pembersihan lemak dan minyak, serta pembersihan karat. Proses pembersihan karat dilakukan dengan menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini pengamplasan bertujuan untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus permukaan lempeng. Penghalusan lempeng bertujuan agar hasil pelapisan bias rata dan juga halus sehingga bias tampak lebih indah. Penghilangan karat pada tahap ini hanya sebagian saja yang bias dihilangkan. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya akan dibersihkan lagi.

Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan lempeng yang telah halus kedalam larutan alkali.yang terdiri dari campuran NaOH dan Na2CO3. NaOH pada tahap ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan minyak yang menempel pada lempeng besi. Ketika lipid telah tersabunkan maka secara otomatis akan terlepas dari lempeng dan terlarut dalam larutan pencuci. Pada proses ini terlihat adanya lapisan-lapisan tipis lemak dan minyak yang terapung di permukaan larutan. Lemak dan minyak ini dihilangkan dengan tujuan agar tidak mengurangi daya hantar listrik dan juga permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapis.
Larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan karat yaitu terdiri dari 20% H2SO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat sehingga mampu meutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada tahap ini peristiwa yang bias diamati adalah terjadinya gelembung-gelembung dalam larutan dan juga larutan menajdi warna keruh akibat karat besi yang terlepas dari lempeng besi.

Penghilangan karat ini bertujuan agar lapisan yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah mengelupas.

Setelah dilakukan tahap persiapan, maka kita telah mendapatkan lempeng besi yang telah siap untuk dilapisi dengan tembaga. Pada tahap pelapisan, lempeng besi yang ditempatkan pada posisi katoda dan tembaga pada posisi anoda menyebabkan terbentuknya lapisan pada bagian katoda (bahan kerja). Pada praktikum ini kita menggunakan larutan elektrolit asam yang terdiri dari CuSO4 dan H2SO4. pH yang terukur pada larutan ini adalah 0. Pada saat arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam system, yang mana ion postif dalam larutan akan bergerak mendekati kutub negative (katoda) dan ion negative akan bergerak mendekati kutub positif (anoda). Rekasi reduksi terjadi dikatoda dan reaksi oksidasi terjadi di anoda. Dalam hal ini, tembaga yang kita gunakan sebagai anoda akan mengalami oksidasi sehingga melepaskan elektronnya. Sementara lempeng besi akan mengalami reduksi sehingga akan menerima electron.
Hasil pelapisan yang kita lakukan memiliki permukaan yang kasar dan mudah sekali terlepas. Warna yang tebentuk adalah warna tembaga karena pelapisnya yang kita gunakan adalah tembaga. Sementara itu, hasil yang kita peroleh sangatergantung pada beberapa factor yaitu Arus yang mengalir, pH, dan konsentrasi larutan, serta logam dasar itu sendiri. Pada percobaan ini, kita tidak melakukan optimasi factor-faktor electroplating yang penting, yaitu pH, konsentrasi, arus, dan waktu kontak. Dalam percobaan ini arus dibuat dalam 1 Ampere, pH = 0, waktu = 5 menit. Seharusnya kondisi tersebut dibuat dalam kondisi optimum. Kondisi optimum itu sendiri bisa ditentukan dengan eksperimen. Akan tetapi karena jumlah bahan yang sedikit maka kita tidak bisa melakukan penentuan tersebut.

Permukaan lapisan yang kasar disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut tidak sesuai. Dimana rapat arus yang tinggi akan mempercepat pembentukan lapisan akan tetapi hasilnya kasar, selain itu juga kemungkinan disebabkan karena konsentrasi larutan yang terlalu tinggi sehingga berdampak pada lapisan hasil yang kasar. Akan tetapi jika dikarenakan konsentrasi yang tinggi maka lapisan yang didaptkan sangat kuat. Sementara pada percobaan ini lpisan sangat rapuh dan mudah terkelupas. Hal ini menunjukan bahwa yang lebih utama menyebabkan hasil yang kasar adalah rapat arus yang tinggi. Selain itu juga permukaan logam yang kurang halus menambah resiko munculnya hasil yang kasar.

Lapisan logam yang mudah terlepas bisa disebabkan karena penampang logam yang dilapisi masih banyak mengandung kotoran seperti lemak dan minyak, ataupun masih banyak mengandung karat. Karena besi sangat rentan terserang korosi ketika sedikit kontak dengan udara. Selain itu satu hal penting yang perlu kita perhatikan adalah arus yang engalir. Ketika rectifier belum dihubungkan dengan larutan, arus yang terbaca memang 1 A. tetapi ketika logam kerja dicelupkan, ternyata arus yang terbaca menurun tidak mencapai 1 Ampere. Padahal dalam system terdapat larutan dan elektroda yang sebenarnya memiliki nilai hambatan. Sehingga perlu diperhitungkan ketika kita ingin mendapatkan arus yang sesuai dengan keinginan.

V.

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan praktikum ini dan dilakukan analisis dapat disimpulkan beberapa hal:

Lapisan yang dihasilkan kasar dan mudah terlepas akibat ketidaksesuainnya kondisi-kondisi system. Lapisan yang diperoleh memiliki ketebalan 1,1 x 10-3 cm yang terdistribusi pada permukaan seluas 62,38 cm3 dengan berat 0,597 gram.

DAFTAR PUSTAKA Langsa, markus H. 2010. Penuntun praktikum elektrokimia. Jurusan Kimia. Manokwari. Atkins, PW. 1983. Kimia Fisika jilid II. Erlangga. Jakarta. Anonym. 2010. Tembaga. http://www.wikipwdia.org/tembaga.html download at 1 Juni 2010 09:23 pm. Rahayu, Setyo w. 2009. Proses electroplating tembaga, nikel, dan krom. http://www.chem-istry.org/proses-elektroplating-tembaga-nikel-khrom/ download at: 25 Mei 2010 08:32 pm Rahayu, Setyo w. 2009. Dasar teori electroplating. http://www.chem-is-try.org/dasar-teorielektroplating/ download at 25 Mei 2010 08:36 pm

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA

ELEKTROPLATING LEMPENG BESI (Fe) DENGAN LOGAM TEMBAGA (Cu)

OLEH MUHAMMAD DAILAMI


200739010

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA


UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI

2010

You might also like